Anda di halaman 1dari 92

KULIAH BANK DARAH DAN KEDOKTERAN TRANSFUSI

TAHAP KLINIS

DISKREPANSI GOLONGAN DARAH ABO 1

RACHMAWATI MUHIDDIN
PENDAHULUAN 2

Golongan darah merupakan karakteristik atau substansi khusus pada


permukaan eritrosit yang berbeda pada setiap individu

700 antigen eritrosit telah ditemukan

33 sistem penggolongan darah

PALING
IMUNOGENIK
Tabel 1. Antigen dan antibodi pada GOLDA ABO 3

Golongan Antigen Antibodi


Darah
A B Anti-A Anti-B
A + - - +
B - + + -
AB + + - -
O - - + +
4

Gambar 1. Struktur Kimiawi antigen A, B, dan H


(Sumber : Diskrepansi Golongan Darah ABO, 2014)
Tabel 2. Fenotipe dan genotipe golongan
darah ABO 5

FENOTIPE KEMUNGKINAN GENOTIPE

A1 A1A1
A1A2
A1O
A2 A2A2
A2O
B BB
BO
A1B A1B
A2B A2B
O OO
6
FORWARD/CELL
GROUPING
VS REVERSE/SERUM
GROUPING 7

DISKREPANSI
GOLONGAN DARAH
ABO

Ketidaksesuaian hasil pemeriksaan golongan darah ABO antara forward / cell


grouping dan reverse / serum grouping
8
9
10
ETIOLOGI 11

KESALAHAN TEKNIS

DISFUNGSI KESALAHAN
KESALAHAN KLERIKAL
REAGENSIA PROSEDUR
12
13
KLASIFIKASI DAN RESOLUSI 14

DISKREPANSI

MASALAH
MASALAH REVERSE
FORWARD
GROUPING
GROUPING

LEMAH ATAU
LEMAH/HILANGNYA ADANYA ANTIGEN ADANYA ANTIBODI
MIXED FIELD HILANGNYA
ANTIGEN TAMBAHAN TAMBAHAN
ANTIBODI
15
Penyebab diskrepansi golongan darah ABO
16
MASALAH PADA CELL GROUPING MASALAH PADA SERUM GROUPING
Adanya antigen ekstra/tambahan Adanya antibodi ekstra/tambahan
Golongan darah A dengan antigen B dapatan Sub golongan darahA dengan anti-A1
Golongan darah B(A) Alloantibodi tipe dingin
Poliaglutinasi Autoantibodi tipe dingin
Rouleaux Rouleaux
Transplantasi sel progenitor hematopoietik Intravenous imunoglobulin
Hilangnya atau lemahnya antigen Hilangnya atau lemahnya antibodi
Sub golongan darah ABO Bayi baru lahir
Penyebab patologis (leukimia, penyakit Hodgkin) Usia lanjut
Transplantasi Penyebab patologis (imunonodefisiensi, dlll)
Transplantasi dengan terapi imunosupresif
Reaksi campuran
Transfusi golongan darah O terhadap golongan darah A,B, atau AB
Transplantasi sel progenitor hematopoietik
Golongan darah A3

Sumber : Basic and Applied Concepts of Blood Banking and Transfusion, 2013)
17
LEMAH ATAU HILANGNYA ANTIGEN 18

SUB GOLONGAN DARAH ABO

LEUKIMIA

PENYAKIT HODGKIN

TRANSPLANTASI
19
SUB GOLONGAN DARAH ABO
20

Sub golongan darah B menunjukkan kejadian yang lebih jarang terjadi

dibandingkan pada golongan darah A. Subgrup golongan darah ini memiliki

letak antigen yang lebih sedikit dipermukaan eritrosit, sehingga

menunjukkan reaksi yang lemah atau hilangnya reaksi ketika diperiksakan

menggunakan reagen antisera komersial


21
22
23
SUB GOLONGAN DARAH ABO

24

(Sumber : Basic and Applied Concepts of Blood Banking


and Transfusion, 2013)

Golongan darah A memiliki 2 subgrup besar yakni A1 dan A2. Subgrup A1 (80%) >>> Subgrup A2
(20%). Pada pemeriksaan rutin golongan darah baik subgrup A1 dan A2 akan bereaksi terhadap
reagen Anti-A.
25
26
LEUKIMIA/PENYAKIT HODGKIN 27

Ekspresi antigen dari golongan darah yang melemah karena


kekurangan/kehilangan enzim transferase (N-acetyl-D-galactosaminyl
transferase) dapat ditemukan pada leukemia dan penyakit Hodgkin.
Enzim transferase ini berfungsi untuk melekatkan GALNac ke antigen H

(Sumber : Basic and Applied Concepts of Blood Banking and Transfusion, 2013)
28
29
30
RESOLUSI 31

• Periksa diagnosis dan riwayat transfusi pasien


• Lemahnya reaksi antigen dengan masing-masing antisera dapat
ditingkatkan dengan menginkubasi campuran pada suhu ruangan
selama 30 menit untuk meningkatkan ikatan antara antibodi dan
antigen.
• Jika tidak terjadi perubahan setelah inkubasi, lakukan inkubasi
lagi pada suhu 40C selama 15-30 menit.
• Lakukan pemeriksaan dengan menggunakan poliklonal Anti-A, B,
atau monoklonal anti-A,B.
32
33
34
35

INTERPRETASI HASIL
PEMERIKSAAN ULANG

AGLUTINASI (+) AGLUTINASI (-)

STUDI ADSORBSI-ELUSI
SUB GOLONGAN DARAH A DENGAN ANTI-A UNTUK
MELIHAT ADANYA ANTIGEN A
ANTIGEN EKSTRA/TAMBAHAN 36

GOLONGAN DARAH A DENGAN ANTIGEN B


DAPATAN

GOLONGAN DARAH B (A)

POLIAGLUTINASI

ROULEAUX

TRANSPLANTASI SEL PROGENITOR


HEMATOPOIETIK
GOLONGAN DARAH A DENGAN ANTIGEN B DAPATAN 37

Kondisi in vivo. Kondisi terjadi pada pasien dengan infeksi bakteri dan pada pasien kanker kolon
atau rektum. Bakteri dapat memproduksi enzim deasetilase yang secara kimiawi dapat mengubah
terminal gugus oligosakarida antigen A (N-Acetyl-D-galactosamine) menjadi D-galactosamin 
B-like D-galactosamine antigen
38
39
40
GOLONGAN DARAH B (A)
41

Gen B menunjukkan sejumlah kecil gugus glukosa dominan pada antigen A

(N-asetilgalaktosamin) dan gugus glukosa dominan pada golongan darah B

(D-galaktose) terhadap akseptor molekul antigen-H. Sejumlah kecil

antigen A dideteksi oleh klon tertentu pada reagen antibodi monoklonal


42
ROULEAUX 43

Agregasi nonspesifik dari eritrosit yang tersuspensi serum karena adanya

konsentrasi protein serum yang abnormal dapat membentuk Rouleaux 

Aglutinasi Palsu
44
45
46
47
MIXED FIELD 48

Bila terdapat dua populasi sel yang


berbeda, yakni terdapat campuran area
aglutinasi dan area yang tidak mengalami
aglutinasi.

Transfusi golongan darah O terhadap


golongan darah A, B, atau AB

Transplantasi sel progenitor


hematopoietik

Golongan darah A3 (Sumber : Basic and Applied Concepts of Blood Banking


and Transfusion, 2013)
49
50
51
LEMAH ATAU HILANGNYA ANTIBODI 52

Pembentukan antibodi pada bayi di bawah usia 6


BAYI
bulan belum sempurna

Pada usia lanjut di atas 65 tahun menunjukkan


USIA LANJUT penurunan kadar antibodi

PENYEBAB PATOLOGIS Immunodefisiensi, hipogammmaglobulinemia, dll

TRANSPLANTASI DENGAN
TERAPI IMUNOSUPRESI
53
54
55
56
57
58
59
60
61
ADANYA ANTIBODI TAMBAHAN 62

ALLOANTIBODI TIPE DINGIN

AUTOANTIBODI TIPE DINGIN

SUB GOLONGAN DARAH DENGAN ANTI-A1

ROULEAUX
63
SUB GOLONGAN DARAH DENGAN ANTI-A1 64

Golongan darah A2 atau A2B juga dapat memiliki anti-A1. Anti-A1 bereaksi terhadap
sel A1 dan tidak bereaksi terhadap sel A2. Untuk membedakannya digunakan reagen
Dolichos biflorus lectin atau Anti-A1 lektin.
65
66
ALLOANTIBODI TIPE DINGIN
67

Anti-P1, anti-M, anti-N, dan Anti-Le


BEREAKSI PADA SUHU DINGIN

AUTOANTIBODI TIPE DINGIN

anti-I atau anti-IH


BEREAKSI PADA SUHU DINGIN
68
ROULEAUX 69

Rouleaux dapat menunjukkan adanya antigen ekstra dan antibodi


ekstra, sehingga tampak sebagai false aglutinasi. Hal ini terjadi oleh
karena peningkatan serum globulin.

Ditemukan pada pasien multiple mieloma, waldernstrom’s


macroglobulinemia, dan penggunaan makromolekul intravena seperti
dextran, Hydroxyethyl starch (HES).
70
71
72
73
74
CONTOH KASUS
CONTOH KASUS 1 DISKREPANSI 75

FORWARD/CELL GROUPING REVERSE/SERUM GRUPING


Eritrosit pasien Serum pasien
+ +
Reagen antisera Reagen eritrosit
Anti-A Anti-B Sel A Sel B
0 0 0 +3

Keterangan : 0 = tidak aglutinasi, + = aglutinasi

Cell grouping : Golongan darah O


Serum grouping : Golongan darah A
Kesan : Pada pasien didapatkan adanya sub golongan antigen A yang
melemah.
CONTOH KASUS 2 76

Forward/cell grouping Reverse/serum gruping


Eritrosit pasien Serum pasien
+ +
Reagen antisera Reagen eritrosit
Anti-A Anti-B Sel A Sel B
+4 +1 0 +4

Keterangan : 0 = tidak aglutinasi, + = aglutinasi

Cell grouping : golongan darah AB


Serum grouping : Golongan darah A
Kesan : Pasien memiliki golongan darah A dan ekstra antigen B.
Resolusi kasus 2 diskrepansi 77

• Tentukan diagnosis, riwayat penyakit, dan riwayat transfusi pasien

• Lakukan pemeriksaan serum pasien terhadap eritrosit autolog pasien. Anti-B pada
serum tidak akan menyebabkan agglutinasi terhadap eritrosit autolog dengan ekstra
antigen B.

• Lakukan pemeriksaan ulang menggunakan reagen anti-B monoklonal dari pabrik yang
berbeda atau reagen anti-B poliklonal dari manusia
CONTOH KASUS 3 78

Forward/cell grouping Reverse/serum gruping


Eritrosit pasien Serum pasien
+ +
Reagen antisera Reagen eritrosit
Anti-A Anti-B Sel A Sel B
+1 +4 +4 0

Keterangan : 0 = tidak aglutinasi, + = aglutinasi

Cell grouping : golongan darah B(A)

Serum grouping : Golongan darah B


Kesan : Pada pasien memiliki golongan darah A dan ekstra antigen B.
Resolusi contoh kasus 3 diskrepansi 79

• Tentukan diagnosis, dan riwayat transfusi pasien

• Lakukan pemeriksaan forward grouping dengan menggunakan

reagen anti-A dari pabrik yang berbeda atau dari anti-A poliklonal

manusia
CONTOH KASUS 4 80

Forward/cell grouping Reverse/serum gruping


Eritrosit pasien Serum pasien
+ +
Reagen antisera Reagen eritrosit
Anti-A Anti-B Sel A Sel B
0 +2mf +4 0

Keterangan : 0 = tidak aglutinasi, + = aglutinasi

Cell grouping : golongan darah B Mixed Field

Serum grouping : Golongan darah B


Kesan : Pada pasien memiliki golongan darah B yang mungkin telah

ditransfusi eritrosit golongan darah O.


Resolusi contoh kasus 4 diskrepansi yaitu 81

• Tentukan diagnosis, riwayat transfusi pasien, atau riwayat


transplantasi sel progenitor.

• Bila memungkinkan telusuri riwayat pemeriksaan pretransfusi


CONTOH KASUS 5 82

Forward/cell grouping Reverse/serum gruping


Eritrosit pasien Serum pasien
+ +
Reagen antisera Reagen eritrosit
Anti-A Anti-B Sel A Sel B
0 0 0 0
Keterangan : 0 = tidak aglutinasi, + = aglutinasi

Cell grouping : golongan darah O

Serum grouping : Golongan darah AB


Kesan : Golongan darah O dengan hilangnya reaksi serum terhadap

sel A1 atau sel B .


Resolusi contoh kasus 5 diskrepansi yaitu 83

• Tentukan umur, diagnosis, dan kadar imunoglobulin (jika ada


• Inkubasi serum selama 15-30 menit di suhu kamar untuk meningkatkan reaksi
antibodi.

• Jika tidak terjadi perubahan setelah inkubasi, letakkan serum pada suhu 40C
dengan kontrol autolog.

Interpretasi hasil test lanjutan

4o C Sel A1 Sel B Sel Autolog Kesimpulan

Serum pasien Positif Positif Negatif Golongan darah O

Serum pasien Positif Positif Positif Autoantibodi tipe dingin


Contoh kasus 6 diskrepansi 84

Forward/cell grouping Reverse/serum gruping


Eritrosit pasien Serum pasien
+ +
Reagen antisera Reagen eritrosit
Anti-A Anti-B Sel A Sel B
+4 0 +2 +4
Keterangan : 0 = tidak aglutinasi, + = aglutinasi

Cell grouping : golongan darah A


Serum grouping : Golongan darah O
Kesan : golongan darah A dengan ekstra antibodi (Anti-A) .
Resolusi kasus 6 diskrepansi 85

• Tentukan diagnosis dan riwayat transfusi pasien


• Lakukan forward grouping menggunakan Anti-A1 lektin untuk
memastikan adanya sub golongan darah A
• Lakukan serum typing menggunakan 3 contoh sel eritrosit, yaitu
Sel A1 dan sel A2 untuk melihat adanya antibodi Anti-A1

Interpretasi hasil
Eritrosit pasien + Kesimpulan
Anti-A1 lektin
0 Sub Golongan darah A; curiga adanya
antibodi anti-A1
86

• Lakukan serum typing menggunakan 3 contoh sel eritrosit, yaitu


Sel A1 dan sel A2 untuk melihat adanya antibodi Anti-A1

Interpretasi Hasil
Serum pasien
Sel A1 Sel A1 Sel A1 Sel A2 Sel A2 Sel A2
+2 +2 +2 0 0 0
Contoh kasus 7 diskrepansi 87
Forward/cell grouping Reverse/serum gruping
Eritrosit pasien Serum pasien
+ +
Reagen antisera Reagen eritrosit
Anti-A Anti-B Sel A Sel B
+4 +4 0 +1
Keterangan : 0 = tidak aglutinasi, + = aglutinasi

Cell grouping : golongan darah AB


Serum grouping : Golongan darah A
Kesan : golongan darah A dengan ekstra antibodi (Anti-A) .
Resolusi kasus 7 diskrepansi 88

• Tentukan diagnosis dan riwayat transfusi pasien


• Lakukan reverse grouping menggunakan reagen eritrosit dan
autokontrol pada suhu ruangan.

Interpretasi hasil
Eritrosit Eritrosit Kesimpulan
Screening Autolog
Serum pasien Positif Negatif Alloantibodi tipe
dingin
Serum pasien Positif Positif Autoantibodi tipe
dingin
89

• Bila pada reverse grouping didapatkan adanya alloantibodi tipe


dingin, maka dapat dilakukan pemeriksaan identifikasi antibodi.

• Bila pada reverse grouping didapatkan adanya autoantibodi tipe


dingin, maka dapat dilakukan teknik khusus untuk deteksi
autoantibodi tipe dingin seperti mini cold panel dan teknik
prewarming.
Contoh kasus 8 diskrepansi 90

Forward/cell grouping Reverse/serum gruping


Eritrosit pasien Serum pasien
+ +
Reagen antisera Reagen eritrosit
Anti-A Anti-B Sel A Sel B
+4 +4 +2 +2
Keterangan : 0 = tidak aglutinasi, + = aglutinasi

Cell grouping : golongan darah AB


Serum grouping : Golongan darah O
Kesan : golongan darah AB dengan ekstra antibodi (Anti-A) .
91

• Tentukan diagnosis dan riwayat transfusi pasien

• Ulangi pemeriksaan golongan darah denga menggunakan


suspensi eritrosit yang dicuci.

• Lakukan pemeriksaan dengan teknik saline replacement untuk


membedakan true agglutinasi dan rouleaux
92

SPECIAL THANKS TO : ANDI MUNAWIRAH, RAEHANA SAMAD


MY LECTURER : USI SUKORINI

Anda mungkin juga menyukai