Anda di halaman 1dari 23

Referat Ginjal Hipertensi

INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ANAK


Dahvia Nursriyanti

Pembimbing I : Dr. dr. Yuyun Widaningsih, M.Kes, Sp.PK (K)


Pembimbing II : dr. Fitriani Mangarengi, Sp.PK (K)

PROGRAM STUDI ILMU PATOLOGI KLINIK


PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN/RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Kemih → Penyakit yang ditandai dengan kondisi


dimana kuman atau mikroba tumbuh, berkembang biak dan menginvasi
dalam saluran kemih dengan jumlah yang bermakna sehingga dapat
menimbulkan infeksi.

Bakteri gram negatif Escherichia coli (E.coli) → TERSERING.


Pertumbuhan bakteri yang mencapai >100.000 CFU/mL urin segar
pancar tengah (midstream urine), digunakan sebagai batasan diagnosis
ISK.

Depkes RI 2016 : jmlh penderita ISK di Indonesia → 90 -100 kasus per


100.000 penduduk/thn atau sekitar 180.000/thn (kasus baru).

1
PENDAHULUAN

ISK → penyebab ke 2 demam setelah ISPA. Demam dengan


sebab yang tidak jelas pada anak berusia 2 bulan - 2 tahun 5%
disebabkan oleh ISK dan prevalensi ISK anak perempuan >
anak laki – laki.

Anak berusia 2 bulan - 2 tahun → gejala klinis yang tidak khas,


cara mendapatkan sampel urin yang invasif, dan mempunyai
risiko terbesar untuk terjadinya kerusakan ginjal (perlu
perhatian khusus)

2
PENDAHULUAN

Underdiagnosis → penyakit berlanjut ke arah kerusakan ginjal


karena tidak diterapi. Sebaliknya overdiagnosis → anak akan
menjalani pemeriksaan dan pengobatan yang tidak perlu
(kesalahan dalam penegakan diagnosis)

Penegakkan diagnosis → gejala klinis dan pemeriksaan


laboratorium dan pencitraan.
Gejala klinis → perubahan frekuensi, disuria, urgensi, dan ada
atau tidaknya vaginal discharge.

3
EPIDEMIOLOGI

Insidens tertinggi adalah pada satu tahun


pertama kehidupan yaitu sekitar 1%, kemudian
menurun terutama pada anak laki-laki.

usia, jenis kelamin, sampel


populasi, metode
pengumpulan urin, kriteria
diagnosis dan kultur.
Dalam suatu penelitian, insiden ISK pada 6
tahun pertama kehidupan adalah sekitar 6,6%
anak perempuan dan 1,8% anak laki-laki.
Sedangkan pada 3 bulan pertama postnatal,
ISK paling sering terjadi pada anak laki-laki
terutama yang belum disirkumsisi.

4
KLASIFIKASI

Berdasarkan gejala klinis → ISK dibedakan


menjadi ISK asimtomatik dan simtomatik.

Berdasarkan lokasi infeksi → ISK atas


(pielonefritis) dan ISK bawah (sistitis dan
uretritis).

Berdasarkan kelainan saluran kemih → ISK


dibagi menjadi ISK simpleks dan ISK
kompleks (complicated UTI)
5
ETIOLOGI

Escherichia coli (E.coli) → penyebab tersering


(80%) dan organisme enterik garam-negatif lainnya.
M.o umumnya berasal dari flora usus dan hidup
secara komensal dalam introitus vagina, preposium, Gambar 1. Escherichia coli (E. coli)

penis, kulit perinium, dan sekitar anus.

6
FAKTOR RESIKO
a. Jenis kelamin perempuan f. Infestasi cacing kremi
b. Laki-laki yang tidak disirkumsisi atau g. Malnutrisi
adanya phimosis. h. Cara membersihkan anus dari belakang
c. Kelainan anatomi saluran kemih ke depan pada anak perempuan
(kongenital atau yang didapat) : RVU, RIR, i. Konstipasi.
divertikulum kandung kemih, obstruksi j. Dysfunctional elimination syndrome
saluran kemih, ureterokel, dan adhesi
labia.
d. Batu saluran kemih
e. Pemakaian kateter pada saluran kemih

7
PATOGENESIS

Davis NF, Flood HD. The Pathogenesis of Urinary Tract Infections.


Limerick; Dooradoyle Co; 2017. P.101-114 8
DIAGNOSIS

Anamnesis, pemeriksaan fisik,


pemeriksaan laboratorium yang
American Academy of Pediatrics (AAP)
dipastikan dengan biakan urin.
→ anak usia 2 bln-24 bulan dengan
demam tidak khas → ISK.

Genitalia eksterna diperiksa National Institute for Health and


untuk melihat kelainan fimosis, Clinical Excellence (NICE)→ anak usia ≥
hipospadia, epispadia pada laki- 36 bulan dengan demam yang khas /
laki atau sinekie vagina pada tidak khas → ISK.
perempuan.

9
MANIFESTASI KLINIS

Neonatus
tidak spesifik dapat berupa apati, muntah,
diare, demam, hipotermia, tidak mau
minum, oliguria, dan distensi abdomen.
BERVARIASI → ditentukan
oleh intensitas reaksi
peradangan, letak infeksi (ISK
atas atau ISK bawah), dan
umur pasien.
Bayi sampai usia satu tahun
demam, penurunan berat badan, nafsu
makan berkurang, cengeng, kolik, muntah,
diare, dan distensi abdomen.

Pardede, Sudung O, dkk. Konsensus Infeksi Saluran Kemih Pada Anak. Edisi ketiga. Jakarta : Badan
10
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015. H.2-22
MANIFESTASI KLINIS

Anak besar atau >4 thn


Anak usia lebih tinggi yaitu sampai (usia mulai sekolah)
4 tahun
Demam yang tinggi hingga Umumnya gejala berkurang dan
menyebabkan kejang, muntah dan lebih ringan, mulai tampak gejala
diare bahkan dapat timbul klinis lokal saluran kemih berupa
dehidrasi. disuria, urgency, frequency,
ngompol

Pardede, Sudung O, dkk. Konsensus Infeksi Saluran Kemih Pada Anak. Edisi ketiga. Jakarta : Badan
11
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015. H.2-22
TES LABORATORIUM DAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah
• Leukositosis

Urinalisis
• Makroskopis
• Kimia : urin dipstik → leukosit esterase, nitrit dan blood
• Mikroskopis

Kultur / Biakan Urin (Gold standart)

Pemeriksaan pencitraan
12
TES LABORATORIUM

Sudiono H, Iskandar IG, Halim SL dkk. Patologi Klinik Urinalisis.


Jakarta: FK UKRIDA; 2016. H.24-77
Gambar 3. Tes urin dipstik dan interpretasi 13
DIAGNOSIS BANDING
Sistitis Pielonefritis Sindrom Uretra Akut
Definisi Peradangan kandung kemih yang Proses inflamasi Peradangan Akut pada
disebabkan oleh infeksi bakteri parenkim ginjal uretra
Etiologi E.coli, Enterococci, Proteus, E.coli, Klebsiella, Penggunaan produk yang
Staphylococcus aureus Proteus, Pseudomonas, mengiritasi uretra (sabun) /
Lactobacillus akibat trauma

Gejala Klinis Disuria, urgensi, frekuensi, Demam tinggi, nyeri Disuria, urgensi, frekuensi
nocturia, polakisuria, stranguria, CVA, sering didahului (gejala mirip sistitis)
nyeri suprapubik dengan gejala sistitis

Pem. a. Makroskopis : urin keruh, a. Urinalisis : leukosit a. Kultur urin negative


Laboratorium berbau esterase (+), nitrit (jumlah bakteriuri ≤102 )
b. Urinalisis : leukosit esterase (+), (+), hematuria (+),
nitrit (+), hematuria (+), proteinuria (+), dan
bacteriuria (+) bacteriuria (+)
c. Kultur urin > 105 b. Kultur urin > 105

14
PENATALAKSANAAN

Tata laksana ISK didasarkan pada


beberapa faktor seperti umur pasien,
lokasi infeksi, gejala klinis, dan ada
tidaknya kelainan yang menyertai ISK.

Deteksi dan
Eradikasi Deteksi dan tata laksana mencegah
infeksi akut kelainan anatomi dan infeksi
fungsional pada ginjal dan berulang
saluran kemih

15
PENATALAKSANAAN

FARMAKOLOGI

16
KOMPLIKASI

Keterlambatan
pemberian antibiotik Jangka panjang
dalam tata laksana Gagal ginjal akut, adalah parut ginjal,
ISK, infeksi berulang, bakteremia, sepsis, hipertensi, dan gagal
RVU, dan obstruksi dan meningitis ginjal (15% anak
saluran kemih pernah ISK)

17
PENCEGAHAN

• Asupan cairan yang memenuhi


• Meningkatkan keadaan dan tidak menahan BAK
umum pasien • jangan menunda mengganti
• memperbaiki status gizi, diapers anak yang sudah kotor,
edukasi tentang pola • mengajari anak perempuan untuk Sirkumsisi untuk
hidup sehat dan membersihkan setelah buang air
kebersihan pada anak laki-laki
kecil dari arah depan ke belakang
• menghilangkan atau • tidak menggunakan sabun yang
mengatasi faktor risiko. terlalu wangi atau mengandung
bahan-bahan yang dapat
membuat iritasi.

18
PROGNOSIS

Prognosis ISK umumnya baik jika


segera diberikan manajemen terapi
antibiotika yang tepat dan adekuat
serta pemenuhan intake cairan.

19
RINGKASAN
❑ Infeksi saluran kemih merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak
serta sering merupakan tanda kelainan ginjal dan saluran kemih.
❑ Manifestasi klinis pada anak sangat bervariasi tergantung dengan usia anak.
❑ Penyakit ISK pada anak memiliki potensi menyebabkan parut ginjal yang
berlanjut menjadi gagal ginjal terminal.
❑ Diagnosis dini dan terapi adekuat sangat penting dilakukan agar penyakit tidak
berlanjut menjadi serius sehingga menimbulkan komplikasi.
❑ Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah, urinalisis, serta kultur
urin sangat penting untuk menegakkan diagnosis ISK pada anak.
20
ALGORITMA

Pardede, Sudung O, dkk. Konsensus Infeksi Saluran Kemih Pada Anak. Edisi ketiga.
Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015. H.2-22

Zorc JJ, Kiddoo DA, Shaw KN. Diagnosis and management of pediatric urinary tract.
21
Clinical Microbiology Reviews. 2018;18(2): 417-22
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai