Anda di halaman 1dari 28

ADI CANDRA, MT

Teknik Geologi UNSOED


adi.candra@unsoed.ac.id
0852 2019 5050
Pengertian media pembawa airtanah
(Bernoulli, kekekalan massa/energi,perpindahan
energi)

Hukum-hukum dasar aliran fluida bergerak (1)

Airtanah dan alirannya


Media Geologi Pembawa Airtanah
Akuifer merupakan media geologi (litologi) yang
dapat menyimpan dan mengalirkan air tanah
dalam jumlah yang cukup berarti (produktivitas
yang cukup baik).

Secara kuantitatif, tergantung :


permeabilitas
Storativitas
Porositas efektif Sifat dari akuifer
Specific Yield
Media Geologi Pembawa Airtanah
1. Media Berpori (Porous media)
2. Media Rekahan (Fractured media)
Aliran Airtanah
• Mengikuti hukum kekekalan massa (energi)
• Dipengaruhi gaya gravitasi
• Mengalir dengan kecepatan laminar dan lambat
• Berkebalikan dengan arah gradien hidraulik
• Alirannya mengikuti kontur energi (head) dari head
tinggi ke yang rendah
Aliran Airtanah
H = p/ + z + V2/2g

Total Energi/ Head


Pressure Head

Elevation Head

Velocity Head

Mengalir jika ada beda H


Aliran Airtanah
Airtanah mengalir dari potensial head yang lebih
tinggi ke potensial head yang lebih rendah
(berlawanan dengan arah gradien hidraulik).
Kecepatan fluks aliran airtanah selain ditentukan
oleh kelulusan media geologi tempat air berada
(Konduktivitas hidraulik) juga ditentukan oleh
besar gradien hidrauliknya (i). Hal ini dapat
digambarkan pada Gambar 1.
 Perhitungan Kecepatan Aliran Airtanah
Kecepatan aliran adalah suatu besaran vektor yang
menggambarkan kecepatan aliran airtanah. Pada
media berpori Fluks (q) dihitung dengan
menggunakan persamaan Darcy 1856

Dimana,
q : fluks kecepatan aliran air (LT-1)
K : Konduktivitas hidraulik (LT-1)
dH dH : Beda Head (L)
q  K dL : Jarak antar titik amat (L)
tanda (-) menunjukan arah aliran
dL berlawanan dengan arah gradien
hidraulik.
H1 Arah aliran airtanah

dH = H1 – H2
H2

dL

Datum,
contoh: sea level 0 mdpl

gradien hidrauilik (i) = dH


i
dL

Gambar Gradien hidraulik dan aliran airtanah.


Contoh :
Pada suatu pengamatan dibaca Head di titik A adalah 25
m dpl, sedangkan di titik B dibaca 37,5 m dpl. Posisi titik
A berada di sebelah utara dan titik B di sebelah selatan,
jarak antara kedua titik amat adalah 1 km. Kedua titik
berada dalam satu sistem aquifer yang sama yaitu
didominasi pasir lempungan dengan Konduktivitas
hidraulik (K) 10-4 cm/detik. Tentukan arah dan besar
fluks kecepatan aliran airtanah tersebut!
Flow Net

 Flow net, merupakan jaringan yang menggambarkan aliran airtanah,


yang terdiri dari garis-garis equipotential lines dan streamlines
(arah aliran).

 Equipotential lines merupakan garis khayal yang mengubungkan titik-


titik yang memiliki potesial hidraulik yang sama, dimana data nilai
potensial hidraulik (biasa disebut muka airtanah) ini diukur dari
piezometer.

 Streamlines (garis aliran airtanah) merupakan garis yang tegak lurus


terhadap equipotential lines yang menggambarkan arah aliran
airtanah, dimana aliran berarah dari potential lines yang lebih tinggi ke
potential lines yang lebih rendah. Contoh flow net dapat dilihat pada
Gambar 2.
Streamlines
H3 = 10

H2 = 20

H1 = 30

Gambar Contoh Flow net sederhana


PARAMETER HIDROLIK BATUAN
1. POROSITAS
2. PERMEABILITAS
3. TRANSMISSIVITAS (T) DAN KONDUKTIVITAS
HIDROLIKA(K)
4. STORATIVITAS (S)
POROSITAS
 Perbandingan antara volume ruang antar butir
terhadap volume total batuan.
 Porositas tergantung pada kebundaran, sorting dan
kompaksi. Batuan dengan butir yang semakin
membundar dan sorting yang baik menyebabkan
porositas yang besar, sedang kompaksi akan
memperkecil porositas.

n = Vv/Vt
n = 1 – BD/PD
Porositas Primer Porositas Sekunder

Antar Butiran Rekahan Pelarutan


PERMEABILITAS
 Kemampuan material batuan untuk mengalirkan
fluida (air).
 Batuan dengan porositas yang besar, mampu
menyimpan air, tapi belum tentu mampu mengalirkan
air (permeabel), contohnya batu lempung. Tapi
sebaliknya batuan yang permeabel tentu mempunyai
porositas.
 Permeabilitas tergantung pada sifat cairan pori
(viskositas), rasio ruang antar butir, bentuk dan
susunan pori batuan atau struktur tanah.
PERMEABILITAS
Parameter Permeabilitas ada dua :
 Konduktivitas Hidrolik (K), satuan cm/s atau m/s.
Nilai K tidak konstan, tergantung pada media dan
fluida (viskositas dan densitas fluida yang tergantung
pada tekanan dan temperatur)
 Permeabilitas Intrinsik (k), satuannya cm2 atau m2.
Nilai k hanya tergantung pada sifat fisik batuan/tanah.
PERMEABILITAS
 Hubungan antara Konduktivitas Hidrolik (K)
dengan Permeabilitas Intrinsik (k) adalah :

k .
K

Dimana :
K = Konduktivitas Hidrolik (L/t)
k = Permeabilitas Intrinsik (L2)
 = Berat unit cairan (m/L3)
 = Viskositas (m/L2)
TRANSMISSIVITAS (T)
 Nilai permeabilitas tiap satu meter akifer,
menggambarkan kemampuan akifer untuk membawa
air secara kuantitatif.

T=K.d
dimana :
T = Transmissivitas
K = Konduktivitas Hidrolik
d = Tebal akifer
STORATIVITAS (S)
 Spesifik Lapangan (Sy) untuk unconfined aquifer atau
volume air yang dapat dikeluarkan dari akifer bebas.
 Dengan kata lain, Storativitas merupakan volume air
yang dapat dikeluarkan dari akifer per unit kemiringan
permukaan potensial muka airtanah per satu satuan
luas akifer.
STORATIVITAS (S)
 Akifer Tertekan, S : 0,001 – 0,00001
Akifer Bebas, S : 0,3 - 0,01
 Rendahnya nilai S untuk akifer tertekan
menggambarkan bahwa akifer tersebut mempunyai
kemiringan permukaan potensial airtanah yang cukup
terjal sekalipun akibat sedikit saja menurunnya muka
airtanah.
piezometer

Porous media
Darcy (1856)

vh Q = L3T-1
A = L2
v 1
Q l
v h
V = LT-1

A v  K l =L
l h =L
dh
v = specific discharge = debit spesifik? v  K K = LT-1
= Darcy velocity = Darcy flux dl
• V dalam hal ini disebut sebagai spesific discharge bukan velocity  karena media
tempat yang mengalirkan adalah media porous, di mana air tidak dapat bergerak
normal layaknya di saluran air.

Air tidak bergerak bebas Air bergerak bebas

•V sebagai velocity kecepatannya tentunya lebih besar dari spesifik discharge


tersebut.

* Tanda negatif pada persamaan spesific discharge hanya menunjukkan bahwa arah
aliran dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah
H1 Arah aliran airtanah

dH = H1 – H2
H2

dL

Datum,
contoh: sea level 0 mdpl

gradien hidrauilik (i) = dH


i
dL

Gambar Gradien hidraulik dan aliran airtanah.

Anda mungkin juga menyukai