Anda di halaman 1dari 31

Adithya Tri

Buana Y
171411702

PERUBAHAN TATA RUANG RUMAH,


BENTUK BANGUNAN DAN
ORNAMEN RUMAH ETNIS
TIONGHOA, ARAB, DAN MELAYU
AKIBAT DOMINASI ETNIS TIONGHOA
DI KOTA MAKASSAR
BAB 4 KAJIAN LOKASI
PENELITIAN PERMUKIMAN ETNIS
TIONGHOA, ARAB, DAN MELAYU
PADA MASA KOLONIAL
KARAKTERISTIK TATA RUANG RUMAH
ETNIS TIONGHOA, ARAB, DAN MELAYU DI
MAKASSAR
Karakteristik TATA RUANG RUMAH etnis Tionghoa, Arab, dan
Melayu di Makassar Jenis dan jumlah Ruang:
Etnis Tionghoa • Memiliki teras, toko yang biasa juga digunakan sebagai
Keterangan: tempat menerima tamu, tempat sembahyang berupa
1. Teras ; area publik meja abu, kamar tidur, courtyard, kamar mandi, dapur
2. Toko/Ruang Tamu pada lantai 1 dan ruang keluarga yang juga digunakan
3. Kamar tidur untuk beristirahat bagi laki-laki, dan gudang pada lantai 2.
4. Courtyard Organisasi ruang:
5. Kamar mandi • Terdapat 3 organisasi ruang pada tata ruang rumah ini
6. Dapur
yaitu ruang publik (teras dan toko), ruang privat (kamar
7. Meja abu
8. Tangga. tidur pada lantai 1 dan ruang keluarga pada lantai 2)
9. Ruang keluarga ruang servis (kamar mandi, courtyard, dan tangga
10.gudang pada lantai 1 dan gudang pada lantai 2).
Orientasi ruang:
• Orientasi atau posisi yang tidak turun langsung menuju ke
kamar mandi dan segaris lurus dan menuju ke pintu
utama.
• Letak dapur tidak boleh berada di bawah tangga dan
bersebelahan dengan kamar tidur. Posisi dapur berada di
sebelah kiri (dilihat dari luar rumah).
• Posisi kamar mandi menghadap ke utara. Tidak
berhadap dengan dapur dan kamar tidur.
Pola sirkulasi:
• Pola sirkulasi pada rumah dulu (masa kolonial) diawali
dengan ruang publik, terus ruang privat, dan terakhir
ruang servis. Pencapaian menuju ke ruang interior tidak
diawali pada ruang servis.
Karakteristik TATA RUANG RUMAH etnis Tionghoa, Arab, dan
Melayu di Makassar
Etnis Arab
Keterangan:
Jenis dan jumlah Ruang:
1. Pekarangan/teras • Terdapat 8 jenis ruang yaitu teras/pekarangan, ruang
2. Ruang Tamu tamu, 3 kamar tidur, dapur, ruang keluarga, courtyard, dan
3. Kamar tidur tamu. kamar mandi.
4. Kamar tidur
5. Kamar tidur. Organisasi ruang:
6. Dapur • Terdapat 3 organisasi ruang pada tata ruang rumah ini yaitu
7. Ruang keluarga. ruang publik (teras dan ruang tamu), ruang privat (kamar
8. Taman/Courtyard
9. Kamar mandi
tidur) ruang servis (kamar mandi, courtyard.
Orientasi ruang:
• Orientasi kamar tidur tamu yang menghadap ke ruang
tamu. Kamar tidur yang berada di sisi kiri dan kanan
berorientasi ke arah barat dan arah timur. Orientasi dapur
dan kamar mandi yang tidak terlihat dari depan.
Pola sirkulasi:
• Pola sirkulasi pada rumah dulu (masa kolonial) diawali
dengan ruang publik, ruang privat, dan terakhir ruang
servis. Pencapaian menuju ke ruang interior tidak
diawali pada ruang servis.
Karakteristik TATA RUANG RUMAH etnis Tionghoa, Arab, dan
Melayu di Makassar Jenis dan jumlah Ruang:
Etnis Terdapat 7 jenis ruang pada tata ruang rumah etnis Arab yaitu
Melayu pekarangan yang cukup luas, ruang untuk menerima tamu,
Keterangan: ruang keluarga, kamar untuk tidur, kamar mandi, dapur, dan
1. Pekarangan teras.
2. Ruang tamu Organisasi ruang:
3. Ruang keluarga Terdapat 3 bagian pada tata ruang rumah etnis Melayu yaitu
4. Ruang tidur
5. Kamar mandi ruang publik (pekarangan, teras, dan ruang tamu) ruang
6. Dapur privat (kamar tidur dan ruang keluarga), dan ruang servis
(dapur dan kamar mandi).
Orientasi ruang:
Orientasi ruang pada tata ruang rumah etnis Melayu berawal
dari arah pintu utama (ruang tamu) yang menghadap ke jalan
depan rumah. Setelah itu terdapat kamar tidur yang
menghadap ke ruang keluarga (baik menghadap ke timur
maupun menghadap ke barat tergantung letak dari ruang
keluarga).
Pola sirkulasi:
Pola sirkulasi pada rumah etnis Melayu berawal dari ruang
publik (pekarangan, teras, ruang tamu), kemudian ruang
privat (ruang keluarga dan kamar tidur) dan yang paling
belakang adalah ruang servis (dapur dan kamar mandi).
KARAKTERISTIK BENTUK BANGUNAN
ETNIS TIONGHOA, ARAB, DAN MELAYU DI
MAKASSAR
Karakteristik BENTUK BANGUNAN etnis
Tionghoa
• Rumah-rumah di kawasan Pecinan, kebanyakan memiliki atap
yang sederhana yang berbentuk pelana dengan bubungan atap
melengkung pada sisi kiri kanan serta diberi warna merah untuk
simbol kebahagiaan (model atap ngang shan) yang ditopang
oleh dinding pada tepinya

Warna mengandung makna dan simbolisasi dari rumah etnis


Tionghoa di Makassar. Warna merah (kebahagiaan), hijau
(kedamaian & keabadian), Putih (kedamaian & duka cita), warna
keemasan ( lambang Kerajaan, kekukuhan, & kekayaan).

Penggunaan material pada rumah etnis Tionghoa, material


dinding (batu bata pada tingkat pertama dan material kayu pada
tingkat kedua). Material lantai (ubin pada lantai satu & papan
pada lantai dua). Sistem struktur (sistem struktur beton).

Bentuk pintu pada rumah etnis Tionghoa terbagi atas dua yaitu
pintu utama dengan dua daun pintu (double dor swing) dan satu
daun pintu (single dor swing). Sedangkan bentukan jendela yang
terdiri dari dua daun jendela dengan penutup terali besi.
Karakteristik BENTUK BANGUNAN
etnis Arab

• Tidak membawa bentuk-bentuk arsitektur Arab, menyesuaikan diri dengan


keadaan alam Indonesia yang beriklim tropis.
• Bentuk atap model pelana dengan material genteng. Susunan massa yang
terbentuk, terlihat pada susunan atap yang makin meninggi ke belakang. Hal ini
dimaksudkan semakin tinggi bangunan semakin tinggi artinya dan berfungsi
sebagai bangunan utama
• Bentuk pintu utama terdiri dari 4 buah daun pintu (pintu rangkap/dua lapis) dan
bentuk pada jendela menggunakan jenis jendela rangkap.
• Material dinding menggunakan batu bata dan lantai menggunakan material ubin.
• Sistem struktur menggunakan sistem struktur beton.
• Identitas warna dengan mengadopsi dari Islam yaitu putih (kesucian) dan hijau
(ketenteraman dan kesejukan)
Karakteristik BENTUK BANGUNAN
etnis Melayu

• Rumah panggung dengan bentuk atap berbentuk limas yang terpotong atau
biasa disebut dengan atap limas potong.
• Sisi depan rumah Melayu terdapat balkon/teras setinggi 1 – 1,5 meter dari
permukaan tanah yang dihubungkan dengan tangga.
• Dinding rumah dibuat dari susunan papan warna cokelat, sementara atapnya
berupa seng warna merah. Kusen pintu, jendela, dan pilar anjungan depan
rumah dicat minyak warna putih.
• (Daeng Patunru (1993)
KARAKTERISTIK ORNAMEN
ETNIS TIONGHOA, ARAB, DAN MELAYU DI
MAKASSAR
KARAKTERISTIK ORNAMEN ETNIS TIONGHOA
Gunungan atap rumah etnis Tionghoa dibuat lebih
tinggi, melebihi lengkungan atap, dan memiliki
ornamen yang penuh baik berupa lukisan ataupun
ukiran yang biasa disebut matou qiang atau dinding
kepala kuda. Ornamen gunungan yang paling sering
ditemui adalah motif geometris atau bunga.

KARAKTERISTIK ORNAMEN ETNIS ARAB


• Islam mengharamkan patung karena sangat tegas
memberantas segala kemusyrikan orang-orang
Arab dan lain- lain pada masa itu. Sebagian besar
berhala adalah patung- patung.
• Pada rumah Arab di Makassar, menurut Sukawi
(2010), banyak menggunakan motif corak
geometris tidak figuratif dan corak flora.

KARAKTERISTIK ORNAMEN ETNIS MELAYU


• Corak yang bersumber dari bentuk-bentuk
geometri seperti wajik (belah ketupat), lingkaran,
kubus, segi tiga, segi empat, dan lain-lain.
• Hiasan pada pintu dan jendela pada bagian atas
pintu dan jendela terdapat hiasan yang disebut
dengan ”lambai-lambai”, yang melambangkan
BAB 5 PERUBAHAN TATA RUANG
Arsitektur RUMAH, BENTUK BANGUNAN, DAN
ORNAMEN RUMAH ETNIS
TIONGHOA, ARAB, DAN MELAYU
AKIBAT DOMINASI ETNIS TIONGHOA
Tata Ruang Bentuk Bangunan Ornamen
Rumah • Wujud:
• Jenis dan jumlah  Atap
ruang  Dinding
• Organisasi ruang  Lantai
• Orientasi ruang  Bentuk pintu dan
• Pola sirkulasi Jendela
 Struktur
• Warna
ANALISA PERUBAHAN TATA RUANG
RUMAH
ETNIS TIONGHOA, ARAB, DAN MELAYU DI
MAKASSAR
Perubahan Tata Ruang Rumah ETNIS
Kondisi masa
TIONGHOA
kolonial
Sampel 1 (rumah memiliki balkon) Sampel 2 (tidak
memiliki balkon)

Membanding
kan masa
sekarang
Etnis Tionghoa
Tinjauan
Sampel 1 Sampel 2
Jenis dan Berubah (Pada lantai 1, terjadi pengurangan kamar Berubah (Pada lantai 1, terjadi pengurangan yaitu
tidur dan
jumlah kamar tidur dan courtyard dan pada lantai 2 ada
couryard dan pada lantai 2 ada penambahan 2 ruang penambahan 2 kamar tidur)
ruang yaitu kamar tidur dan balkon dan 1 pengurangan
ruang yaitu gudang)
Berubah (Perubahan pengurangan organisasi ruang
Organis Berubah (Perubahan pengurangan organisasi ruang pada lantai
pada lantai 1 yaitu tidak ada lagi ruang privat (kamar 1 yaitu ruang privat (kamar tidur) yang dihilangkan.
asi tidur). sedangkan lantai 2, ruang servis (gudang) diubah Sedangkan pada lantai 2, perubahan penambahan
ruang menjadi ruang privat (kamar tidur). ruang privat (kamar tidur pada bagian depan dan
belakang) dan ruang servis (gudang) sudah tidak
ada lagi.
Orienta Berubah (Perubahan orientasi kamar mandi yang Berubah (Perubahan orientasi pada kamar mandi
menghadap ke yang
si
arah dapur. Orientasi kamar tidur, tangga, dan menghadap ke arah dapur dan kamar tidur yang
ruang dapur tidak mengalami perubahan (tetap) menghadap ke jalan depan rumah. Selain itu tidak
mengalami perubahan.)
Berubah (Pola sirkulasi mengalami perubahan. Berubah (Perubahan pola sirkulasi yang diawali dari
Pola Perubahan yang ruang
sirkulasi terjadi berawal dari ruang publik (toko) dan langsung ke publik (toko) dan langsung ke ruang servis (tangga,
ruang servis (dapur, kamar mandi, dan tangga). dapur, dan kamar mandi)
Perubahan Tata Ruang Rumah
Kondisi masa
ETNIS ARAB
kolonial
Sampel 1 Sampel 2

Membanding
kan masa
sekarang
Etnis Arab
Tinjauan
Sampel 1 Sampel 2
Berubah (penambahan 2 lantai menjadikan penambahan fungsi.
Pada lantai 1, perubahan pengurangan ruang keluarga dan
Jenis dan Berubah (Perubahan terjadi pada penambahan courtyard. Penambahan fungsi dengan adanya penambahan lantai 2
gudang dan ruang untuk sembahyang (meja abu) dan
jumlah pengurangan pada ruang kamar tidur untuk tamu)
dan 3. Pada lantai 2, bertambah 2 jenis ruang yaitu ruang untuk
sembahyang (meja abu), balkon, dan ruang keluarga. Lantai 3,
ruang penambahan 1 jenis ruang yaitu gudang)
Berubah (Perubahan organisasi mengalami sedikit Berubah (Perubahan organisasi ruang privat yang berada di
Organis perubahan ruang. Berawal dari ruang publik terdapat
sebelah kanan dan di bagian tengah sudah tidak ada lagi ruang
ruang servis dari ruang publik yaitu gudang. Setelah
asi itu ruang privat yang terbagi yaitu di bagian depan,
privat yang dipindahkan ke lantai dua sebagai bentuk pemenuhan
kebutuhan)
ruang atas, dan kiri dan ruang servis)

Orienta Berubah (Perubahan orientasi kamar tidur yang Berubah (Perubahan orientasi kamar tidur ke arah barat dan arah
menghadap ke utara dan menghadap ke selatan. Selain utara (lantai 1). Pada lantai 2 dan 3 merupakan penambahan fungsi
si itu, tidak mengalami perubahan orientasi ruang) ruang baru)
ruang
Tidak berubah (Pola sirkulasi cenderung Berubah (Perubahan pola sirkulasi yang terjadi pada ruang
Pola publik
tidak berubah).
sirkulasi (ruang tamu) yang bersebelahan dengan ruang servis (dapur). Selain
itu tidak mengalami perubahan)
Perubahan Tata Ruang Rumah ETNIS
Kondisi masa
MELAYU
kolonial
Sampel 1 Sampel
2

Membanding
kan masa
sekarang
Etnis Melayu
Tinjauan
Sampel 1 Sampel 2
Berubah (Terjadi penambahan 1 lantai pada rumah tersebut. Pada lantai 1,
terjadi pengurangan dan penambahan jenis ruang. Pengurangan ruang Berubah (Perubahan yang terjadi pada
Jenis dan keluarga yang dipindahkan ke lantai 2. Perubahan penambahan ruang untuk tata ruang rumah ini tidak banyak
jumlah sembahyang (meja abu) karena penghuni rumah adalah orang dari Tionghoa. mengalami perubahan. Hanya terjadi
penambahan gudang. Lantai 2 merupakan penambahan fungsi baru terdiri penambahan 1 gudang yang berada pada
ruang dari 2 kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi, meja abu, dan balkon). sisi kanan rumah)
Organisasi Berubah (Terjadi perubahan organisasi ruang pada kelompok ruang Tidak Berubah (Kondisi masa
ruang publik (ruang tamu). sekarang cenderung tidak mengalami
perubahan)
Orientasi Berubah (Perubahan orientasi ruang terjadi pada dapur yang Tidak Berubah (Orientasi ruang
ruang dibuat terbuka) cenderung tidak mengalami perubahan)

Pola Berubah (Perubahan pola sirkulasi terjadi pada ruang publik dan Tidak Berubah (Pola sirkulasi
ruang servis tanpa ada ruang privat sebagai perantara) cenderung tidak mengalami perubahan)
sirkulasi
ANALISA PERUBAHAN BENTUK
BANGUNAN
ETNIS TIONGHOA, ARAB, DAN MELAYU DI
MAKASSAR
Perubahan Bentuk Bangunan ETNIS
Kondisi masa
TIONGHOA
kolonial
Sampel 1 (rumah memiliki balkon) Sampel 2 (tidak
memiliki balkon)

Membanding
kan masa
sekarang

Etnis Tionghoa
Teori
Sampel 1 Sampel 2
Atap Berubah (Bentuk atap pelana tanpa bubungan atap Berubah (Bentuk atap pelana tanpa bubungan
melengkung dan tidak ditopang dinding pada tepinya) atap melengkung dan tidak ditopang dinding pada
tepinya)

Dinding Berubah (material dinding kayu diganti material batu Tidak Berubah
bata pada lantai 2)
Lantai Berubah (ubin diganti material keramik) Tidak Berubah
Struktur Tidak Berubah Tidak Berubah
Pintu Berubah (jenis pintu double dor swing diganti menjadi Tidak Berubah (tetap menggunakan pintu
double dor folding) double dor swings)

Jendela Berubah (jendela pada lantai 1 telah dihilangkan menjadi Tidak Berubah
bukaan
pintu).
Warna Berubah (hanya warna merah dan putih) Berubah (hanya warna hijau dan putih)
Kondisi masa Perubahan Bentuk Bangunan
kolonial ETNIS ARAB

Sampel 1 Sampel 2
Membanding
kan masa
sekarang

Etnis Arab
Teori
Sampel 1 Sampel 2
Berubah (Bentuk atap limasan yang telah berbeda dengan Tidak Berubah (Bentuk atap pelana dengan susunan
Atap kondisi awalnya yaitu bentuk atap pelana dengan susunan massa massa yang terbentuk yang berarti berfungsi sebagai
yang terbentuk) bangunan utama)
Dinding Tidak Berubah (material dinding batu bata) Tidak Berubah (material dinding batu bata)
Lantai Berubah (ubin diganti material keramik) Berubah (ubin diganti material keramik)
Struktur Tidak Berubah (tetap struktur beton) Tidak Berubah (tetap struktur beton)
Pintu Berubah (Bentuk pintu utama terdiri dari 4 buah daun Tidak Berubah (Bentuk pintu utama terdiri dari 4
pintu (pintu rangkap/dua lapis) diganti menjadi single dor buah daun pintu (pintu rangkap/dua lapis)
swing)
Berubah (Sebelumnya bentuk jendela yang digunakan adalah
Jendela jendela rangkap dan telah diganti menjadi satu daun jendela Tidak Berubah (tetap menggunakan jenis jendela
dengan penutup reling besi). rangkap)
Warna Berubah (warna hijau dan putih tidak digunakan lagi) Tidak Berubah (tetap mengacu warna hijau
dan putih)
Etnis Melayu
Teori
Sampel 1 Sampel 2
Atap Berubah (Bentuk atap limasan yang telah berbeda Berubah (Bentuk atap pelana yang telah berbeda
dengan kondisi awalnya yaitu bentuk atap limasan potong) dengan kondisi awalnya yaitu bentuk atap limasan
potong)

Dinding Berubah (material dinding menggunakan dinding batu bata Tidak Berubah (Dinding rumah masih
yang sebelumnya merupakan dinding dari susunan papan) menggunakan dinding papan sama dengan kondisi
sebelumnya)
Tidak Berubah (lantai material papan
Lantai Berubah (lantai papan diganti material keramik)
diganti material ubin)
Struktur Berubah (struktur kayu diganti menjadi struktur beton) Tidak Berubah (struktur kayu)
Berubah (bentuk pintu utama menggunakan jenis pintu Berubah (Bentuk pintu utama menggunakan jenis
rangkap/dua lapis. Pintu toko (sisi kanan rumah) dengan 6 daun
Pintu pintu besi (lantai 1). Pintu lantai 2 dengan jenis pintu rangkap/dua
pintu dua bukaan dan dua daun pintu (double dor swing)
tanpa kisi-kisi)
lapis dari kayu).
Berubah (Jenis jendela kaca yang memiliki 1 dan 2 daun Berubah (Jenis jendela yang digunakan adalah
Jendela jendela baik pada lantai 1 maupun pada lantai 2. Jendela pada
jendela dengan satu daun jendela tanpa kisi-
lantai 1 dan 2 sudahh tidak memilki kisi-kisi/lambai-lambai)
kisi/lambai-lambai)
Warna Berubah (hanya warna atap (merah) yang masih sesuai dengan Berubah (tidak ada lagi warna yang
dipertahankan)
ANALISA PERUBAHAN ORNAMEN
ETNIS TIONGHOA, ARAB, DAN MELAYU DI
MAKASSAR
Kondisi masa Perubahan Ornamen ETNIS
kolonial TIONGHOA

Membanding
kan masa
sekarang

Ornamen pada rumah etnis Tionghoa


terletak pada atapnya. Gunungan atap
rumah etnis Tionghoa pada umumnya
dibuat lebih tinggi, melebihi lengkungan
atap, dan memiliki ornamen. Ornamen
gunungan yang paling sering ditemui
adalah motif geometris atau bunga.(Gih
Djin Su, 1964).

Etnis Tionghoa
Tinjauan
Sampel 1 Sampel 2
Ornamen Berubah (gunungan atap yang tidak memiliki motif Berubah (gunungan atap yang tidak memiliki motif
ornamen) ornamen)
Kondisi masa Perubahan Ornamen ETNIS
kolonial ARAB

Membanding
kan masa
sekarang

Menurut Sukawi (2010), rumah etnis Arab


banyak menggunakan motif corak geometris
tidak figuratif dan corak flora. Bentuk
geometris adalah garis, bidang, lengkung
segi tiga hingga segi banyak dan lain-lain
ada dalam ilmu ukur, bagian-bagiannya
termasuk sudut dan luasnya dapat diukur.
Sedangkan corak flora adalah ragam hias
bermotif tumbuh-tumbuhan baik
diabstraksikan total, sebagian ataupun dalam
bentuk nyata menjadi pola lengkung-
lengkung dari tanaman batang, daun
Etnis Arab
Tinjauan
Sampel 1 Sampel 2
Berubah (Tidak ada ornamen yang tampak pada Tidak Berubah (ornamen geometri yang nampak
Ornamen pada rumah tersebut pada ornemen berbentuk
rumah tersebut)
persegi, lengkung, dll.)
Perubahan Ornamen ETNIS
Kondisi masa
MELAYU
kolonial

Membanding
kan masa
sekarang

corak yang bersumber dari bentuk-


bentuk tertentu yakni wajik (belah
ketupat), lingkaran, kubus, segi tiga,
segi empat, dan lain-lain.
Pengembangan corak-corak dasar itu,
di satu sisi memperkaya bentuk hiasan

Etnis Arab
Tinjauan
Sampel 1 Sampel 2
Tidak Berubah
• Ornamen dengan corak wajik (belah ketupat) yang nampak
pada pintu dengan material dari besi.
• Penambahan garis-garis sehingga membentuk sebuah persegi
Ornamen Berubah Sampel 1 mengalami perubahan (tidak ada empat pada jendela merupakan salah satu bentuk ekspresi
lagi ornamen baik bentuk geometri maupun bentuk
terhadap ornamen rumah tersebut.
flora).
• Pada reling balkon di lantai dua terlihat bentuk atau corak hewan
(fauna) ikan dan anjing laut sebagai bentuk dari ornamen rumah
tersebut
Perubahan tata ruang rumah KESIMPULAN
• Unsur-unsur tata ruang rumah yang paling berubah terjadi pada jenis dan jumlah
ruang dan diikuti oleh organisasi ruang, orientasi ruang, dan pola sirkulasi. Dalam
hal orientasi ruang, meskipun pada beberapa ruang terjadi perubahan, namun hasil
temuan di lapangan menunjukkan bahwa orientasi ruang tamu, baik pada rumah
etnis Tionghoa sebagai etnis yang mendominasi maupun rumah etnis Arab dan
Melayu sebagai etnis yang terdominasi tidak mengalami perubahan

Perubahan bentuk bangunan


• Unsur-unsur bentuk bangunan yang berubah pada rumah etnis Tionghoa sebagai
etnis yang mendominasi terjadi pada atap dan warna, yang tidak mengalami
perubahan adalah pada struktur, dan pada dinding, lantai, jendela, pintu, dan warna
yang paling sedikit mengalami perubahan. Pada rumah etnis Arab, yang paling
banyak berubah adalah pada lantai, dan yang tidak mengalami perubahan adalah
pada dinding dan struktur. Unsur-unsur bentuk bangunan pada rumah etnis Melayu
yang tidak mengalami perubahan ada pada atap, pintu, jendela, dan warna dan
yang paling sedikit mengalami perubahan ada pada dinding, lantai, dan struktur.
Perubahan ornamen
• Perubahan yang terjadi pada ornamen baik pada sampel rumah etnis Tionghoa,
Arab, maupun Melayu semuanya mengalami perubahan kecuali ada satu sampel
yang tidak mengalami perubahan yaitu pada sampel 2 rumah etnis Arab.
Banyaknya bentuk ornamen yang tidak ada lagi pada ketiga rumah etnis tersebut
baik ornamen geometrik, flora, maupun fauna
DAFTAR
Akil, Arifudin. (2002). Perubahan Tata Ruang Rumah Pada Perumahan. Jurusan Arsitektur. Fakultas
Akil.
Teknik.
Arifuddin.
Unhas.(2011).
Makassar. PUSTAKA
Peranan Nilai-Nilai sosiokultural Dalam Pembentukan Kota Dengan Referensi Masyarakat Bugis Kota Makassar. Disertasi Doktor. Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Altman, Irwin. (1980). “Culture and Environment”. Monterey. Ca. Brooks/Cole
Altman. I., Chemers, M. (1984). Culture and Environment. Brooks/Cole Publisher Company, First Published by
Canbridge University Press. Amiuza, C. 2006. Tipologi Rumah Tinggal Administratur P.G. Kebon Agung di
Kabupaten Malang. Jurnal RUAS. IV (1): 1-22
Ariestadi, Dian. (1995). Kajian Pola Spasial Dan Arsitektural Kampung Arab, Gresik. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. (2012). Makassar dalam Angka Tahun 2012. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2012
dari http:\\www.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. (2012). Kecamatan Makassar dalam Angka 2012. Diakses
pada tanggal 10 Juli 2012 dari http:\\www.bps.go.id. Baidlowi, H.E. Daniyanto. (2003). Arsitektur Permukaan.
Surabaya: Karya Harapan
Broadbent, Geoffrey, (1980), “The Depp Structures of Architecture”, dalam Sign,
Symbols, and Architecture, eds. Broadbent, G., Bunt, R. dan Llorens, T, John
Wiley & Sons Ltd. Ching, DK, Francis, (2000), “ Arsitektur Bentuk Ruang dan
Tatanan, edisi ke-2”,
Erlangga, Jakarta.
Creswell, J. W. (1998). Qualitative inquiry and research design : choosing among five tradition. Sage Publication. London.
Daeng, H.J. (2008). Manusia, Kebudayaan, dan Lingkungan. Tinjauan Antropologis. Pustaka Belajar. Tinjauan Antropologi.
Pustaka Belajar. Yogyakarta. Daeng Patunru, Abdurrazak. (1993). Bingkisan patunru. Sejarah Lokal Sulawesi Selatan.
Ininnawa .Makassar.
Gartiwa, Marcus. (2011). Morfologi Bangunan dalam Konteks Kebudayaan. Muara
Indah. Bandung. Gih Djin Su, 1964, Chinese Architecture Post and Contemporary,
boekhandel Ho Kim Yoe, Semarang.
Habraken, NJ. (1978), The Systematic Design of Support, Lab of Arch and Planning at
MIT, Cambridge Mass. Habraken, NJ, (1982), Transformation Of The Site, Cambridge,
Massachusetts Summer. Van Nostrand Reinhold Company.
Idrus, Rinawati. (2005). Budaya etnis Tionghoa di Makassar (studi kasus Ornamentasi pada kelenteng ibu agung Newbahari).
York Inninawa. Makassar.
Karsono, Danarti. (1996). Kajian Perubahan Bentuk Tata Ruang Lingkungan Permukiman Di Kauman Surakarta.Tesis M.T.
Universitas Diponegoro. Semarang. Khol, David G. (1984), Chinese Architecture in The Straits Settlements and Western Malaya:
Temples Kongsis and Houses, Heineman Asia, Kuala Lumpur.
Koentjaraningrat. (1971). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Penerbit Djambatan. Lang, John, (1987), Creating Architectural Theory, Van
Nostrand Reinhold Company, New York.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai