Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR

ILMU KIMIA ORGANIK

MUNAWAR RAHARJA, S.Si


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
BANJARBARU
Kompetensi Dasar:

 Pada Akhir Perkuliahan Mhs memahami


konsep dasar Ilmu Kimia Organik.dan
hub.nya dengan upaya kesehatan
Pendahuluan
 Sampai tahun 1928
KIMIA ORGANIK ialah ilmu yang mempelajari senyawa-
senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup (manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme).

 Tahun 1928, Friedrich Wohler dan Kolbe dapat membuat


senyawa organik dari senyawa anorganik.

 Sekarang
KIMIA ORGANIK adalah ilmu yang mempelajari tentang
susunan atom carbon dan ikatannya yang sangat banyak
macam dan jumlahnya.

 Senyawa organik tersusun dari unsur : C, H, O, N, S, P dan


halida.
 Sumber senyawa organik : tumbuhan, hewan,
mikroorganisme dan hasil tambang.
Perbedaan senyawa organik dan anorganik :
Uraian ORGANIK ANORGANIK

Titik lebur Kurang dari 400 0C Lebih dari 400 0C

Susunan unsur Sedikit (C, H, O) Banyak

Kelarutan dalam air Sukar Mudah

Kelarutan dalam Mudah Sukar


Pel. Organik
Isomer Ada Tidak ada

Golongan Banyak Sedikit(asam, basa, garam)

Reaksi Kompleks Sederhana

Terbentuk Gabungan atom C Jarang dari atom yang sama


Kegunaan Senyawa Organik
 Bahan Pangan (pengawet, karbohidrat, protein
dll)
 Bahan Sandang (tekstil, zat warna, dll)
 Bahan bakar (minyak tanah, solar, dll)
 Bahan industri (plastik/PVC, bahan pembuat
cat, tinta, obat-obatan, sebagai pelarut)
Pembagian Senyawa Organik

Hidrokarbon jenuh

Senyawa Alifatis

Hidrocarbon tak jenuh

Senyawa
Organik
Aromatis

Homosiklis

Alisiklis
Senyawa Siklis

Heterosiklis
SENYAWA ALIFATIS
 Terdiri atas rantai carbon ikatan terbuka/rantai
carbon lurus.
 Disebut Hidrokarbon :
mengandung unsur C dan H

Terdiri dari :
1. Hidrokabon jenuh Alkana (CnH2n+2)
2. Hidrokarbon tak jenuh Alkena (CnH2n)
Alkuna (CnH2n-2)
ALKANA
 Struktur ALKANA : CnH2n+2
 Hidrokarbon jenuh
 Disebut juga golongan parafin
 C1 – C4 : pada t dan p nomal adalah gas
 C4 – C17 : pada t dan p normal adalah cair
 > C18 : pada t dan p normal adalah padat
 Titik didih makin tinggi : terhadap penambahan unsur C
 Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah
 Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
 BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C
 Sumber utama gas alam dan petrolium
 PEMBUATAN ALKANA :
1. Hidrogenasi senyawa Alkena
2. Reduksi Alkil Halida
3. Reduksi metal dan asam

 PENGGUNAAN ALKANA :
 Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black
(tinta, cat, semir, ban)
 Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG
(Liquified Petrolium Gases)
 Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut
pada sintesis zat
TD (0C) Jumlah C Nama Penggunaan

< 30 1–4 Fraksi gas Bahan bakar gas

30 – 180 5 – 10 Bensin Bahan bakar mobil

180 – 230 11 – 12 Minyak tanah Bahan bakar


memasak
230 – 305 13 – 17 Minyak gas Bahan bakar diesel
ringan
305 – 405 18 – 25 Minyak gas Bahan bakar
berat pemanas
ALKENA
 STRUKTUR ALKENA : CnH2n
 Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
 Alkena = olefin (pembentuk minyak)
 Sifat fisiologis lebih aktif
(sebagai obat tidur) : 2-metil-2-butena
 Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
 PEMBUATAN ALKENA :
 Dehidrohalogenasi alkil halida
 Dehidrasi alkohol
 Dehalogenasi dihalida
 Reduksi alkuna
Contoh : ETENA = ETILENA = CH2 = CH2
 Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang
khas, eksplosif dalam udara (pada konsentrasi 3 –
34%)
 Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses
“cracking”
 Pembuatan : pengawahidratan etanaol

PENGGUNAAN ETENA :
 Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
 Untuk memasakkan buah-buahan
 Sintesis zat lain (gas alam, minyak bumi, etanol)
ALKUNA
 STRUKTUR ALKUNA : CnH2n-2
 CH  CH (etuna/asetilen)
 Hidrokarbon tak jenuh mempunyai ikatan rangkap
tiga
 Sifat-sifatnya menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif

 ETUNA = ASETILEN  CH  CH
 Pembuatan : CaC2 + H2O  C2H2 + Ca(OH)2
 Sifat-sifat :
 Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
 Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
Penggunaan etuna :
 Pada pengelasan : dibakar dengan O2
memberi suhu yang tinggi ( 30000C),
dipakai untuk mengelas besi dan baja
 Untuk penerangan
 Untuk sintesis senyawa lain

PEMBUATAN ALKUNA
 Dehidrohalogenasi alkil halida
 Reaksi metal asetilida dengan alkil halida
primer
SENYAWA AROMATIK
 Permulaan abad ke-19 ditemukan senyawa-senyawa
organik yang mempunyai bau (aroma) yang karakteristik
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (damar benzoin,
cumarin, asam sinamat dll)

 BENZEN = C6H6
 Senyawa aromatis yang paling sederhana
 Berasal dari batu bara dan minyak bumi
 Sifat fisika : cairan, td. 800C, tak berwarna, tak larut dalam
air, larut dalam kebanyakan pelarut organik, mudah
terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna
(karena kadar C tinggi)
 Penggunaan Benzen :
Dahulu sebagai bahan bakar motor
Pelarut untuk banyak zat
ALKIL HALIDA
 Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon
baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya
atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl, I)
 Struktur Alkil Halida : R-X (X = Br, Cl, I)
 PENGGUNAAN ALKIL HALIDA :
 Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi
etanol, disimpan dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
 Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk
lemak, alat pemadam kebakaran (pyrene, TD rendah 770C,
uapnya berat.
 Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin
lemari es, alat “air conditioner”, sebagai propellant (penyebar)
kosmetik, insektisida, dsb.
ALKOHOL
• Struktur Alkohol : R – OH
• Alkohol : tersusun dari unsur C, H, dan O
• PENGGUNAAN ALKOHOL :
– Metanol : pelarut, antifreeze radiator mobil,
sintesis formaldehid, metilamina, metilklorida,
metilsalisilat, dll.
– Etanol : minuman beralkohol, larutan 70 %
sebagai antiseptik, sebagai pengawet, dan
sintesis eter, koloroform, dll.
FENOL
• Fenol : mengandung gugus benzen dan
hidroksi
• Mempunyai sifat asam
• Mudah dioksidasi
• Mempunyai sifat antiseptik
• Penggunaan sebagai antiseptikum dan
sintesis
ETER
• Eter : isomer atau turunan dari alkohol (unsur H
pada OH diganti oleh alkil atau aril)
• Eter : mengandung unsur C, H, dan O
• Struktur eter : R – O – R
• PENGGUNAAN ETER :
• Dietil eter : sebagai obat bius umum, pelarut dari
minyak, dsb.
• Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu
kedokteran gigi dan ilmu kebidanan.
ALDEHID
• Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung
gugus karbonil (C = O) yang terikat pada sebuah
atau dua buah unsur hidrogen.
• FORMALDEHID = METANAL = H – CHO
Sifat-sifat : satu-satunya aldehid yang berbentuk
gas pada suhu kamar, tak berwarna, baunya tajam,
larutannya dalam H2O dari 40 % disebut formalin.
Penggunaan : sebagai desinfektans, mengeraskan
protein (mengawetkan contoh-contoh biologik),
membuat damar buatan.
ASAM KARBOKSILAT
 Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil
(R – COOH) maupun gugus aril (Ar – COOH).

ASAM FORMAT = HCOOH


 Sifat fisika : cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau
tajam, laut dalam H2O dengan sempurna.
 Penggunaan : untuk koagulasi lateks, penyamakkan kulit,
industri tekstil dan fungisida.

ASAM ASETAT = CH3 – COOH


 Sifat : cair TL 170C, TD 1180C, larut dalam H2O dengan
sempurna.
 Penggunaan : sintesis anhidrat asam asetat, ester, garam, zat
warna, zat wangi, bahan farmasi, plastik, serat buatan, selulosa
dan sebagai penambah makanan.
TATA NAMA ALKANA, ALKIL HALIDA DAN ALKOHOL
MENURUT IUPAC

 Penanaman untuk senyawa organik yang


biasa bisa disebut dengan penanaam biasa
atau penamaan trivial. Setelah beberapa
lama, penamaan yang kita gunakan itu
disebut dengan penamaan berdasarkan
IUPAC (Internasional Union of Pure and
Applied Chemistry)
Gugus-gugus alkana
JUMLAH
NAMA STRUKTUR NAMA JUMLAH ATOM C STRUKTUR
ATOM C

Metana 1 CH4 Heptdekana 17 CH3(CH2)15CH3

Etana 2 CH3CH3 Oktadekana 18 CH3(CH2)16CH3

Propana 3 CH3CH2CH3 Nonadekana 19 CH3(CH2)17CH3

Butana 4 CH3(CH2)2CH3 Eicosana 20 CH3(CH2)18CH3

Pentana 5 CH3(CH2)3CH3 Heneicosana 21 CH3(CH2)19CH3

Heksana 6 CH3(CH2)4CH3 Decosana 22 CH3(CH2)20CH3

Heptana 7 CH3(CH2)5CH3 Tricosana 23 CH3(CH2)21CH3

Oktana 8 CH3(CH2)6CH3 Triacontana 30 CH3(CH2)28CH3

Nonana 9 CH3(CH2)7CH3 Hentriacontana 31 CH3(CH2)29CH3

Dekana 10 CH3(CH2)8CH3 Tetracontana 40 CH3(CH2)38CH3

Undekana 11 CH3(CH2)9CH3 Pentacontana 50 CH3(CH2)48CH3

Dodekana 12 CH3(CH2)10CH3 Heksacontana 60 CH3(CH2)58CH3

Tridekana 13 CH3(CH2)11CH3 Heptacontana 70 CH3(CH2)68CH3

Tetradekana 14 CH3(CH2)12CH3 Oktacontana 80 CH3(CH2)78CH3

Pentadekana 15 CH3(CH2)13CH3 Nonacontana 90 CH3(CH2)88CH3

Heksadekana 16 CH3(CH2)14CH3 Hectana 100 CH3(CH2)98CH3


Tata Nama Golongan Gugus Alkil

Alkana Golongan Alkil Singkatan

CH3-H (Metana) menjadi CH3- (Metil) Me-

CH3CH2-H (Etana) menjadi CH3CH2- (Etil) Et-

CH3CH2CH2-H (Propana) menjadi CH3CH2CH2- (Propil) Pr-

CH3CH2CH2CH2-H (Butana) menjadi CH3CH2CH2CH2- (Butana) Bu-

Anda mungkin juga menyukai