Anda di halaman 1dari 50

PERUSAHAAN DALAM

KESULITAN KEUANGAN
Disebabkan oleh :
Kerugian yang terus-menerus
Kredit pelanggan yang mengalami
kemunduran pembayaran
Pengelolaan modal kerja yang tidak baik
Penjualan yang tidak memuaskan
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kesulitan Keuangan perusahaan

1. Tindakan Non Yudisial


2. Tindakan Yudisial
TINDAKAN NONYUDISIAL
• RESTRUKTURISASI
Merupakan : Perjanjian antara perusahaan
debitor dengan satu atau lebih kreditor untuk
sementara waktu dengan mengajukan beberapa
permohonan diantaranya adalah :
1. Perpanjangan waktu jatuh tempo utang
2. Penurunan suku bunga utang
3. Meminta modifikasi persyaratan dalam
kontrak utang
4. Perjanjian komposisi
Manajemen Kreditor
• Kreditor meyetujui untuk membantu pihak debitor dalam
mengelola pembayaran yang paling efisien terhadap klaim
kreditor
• Memberikan nasihat dan pedoman kepada pihak kreditor,
karena kreditor tidak ingin menanggung tambahan kewajiban
dan masalah operasional aktual pihak debitor
• Diawali dengan rencana penyelesaian yang diajukan oleh
pihak debitor, berisi skedul pembayaran yang menyebutkan
utang khusus dan prakiraan pembayaran
• Dalam beberapa kasus yang ekstreem, pihak kreditor dapat
mengambil alih kendali operasi perusahaan debitor
• Keuntungan bagi kreditor dalam kasus yang ekstrem ini
adalah kreditor memiliki kendali operasional terhadap debitor
dan menerima laporan utuh mengenai kondisi keuangan
debitor
Kerugian bagi Kreditor
• Ketika mengambil alih kendali operasional adalah
menghadapi risiko yang lebih besar jika debitor mengalami
kepailitan, karena kreditor dapat dianggap sebagai salah
satu pihak yang paling bertanggung jawab
• Keuntungan Bagi Debitor adalah bahwa manejemen
kreditor berusaha untuk membantu debitor dalam mengatasi
kesulitan keuangan dan masih mungkin untuk mengambil
alih kendali operasional jika masalah keuangan telah
diselesaikan, tanpa harus melalui tindakan hukum
Pengalihan Aset
• PSAK 54 menetapkan bahwa pengalihan aset
keuangan dianggap sebagai penjualan hanya jika
pihak yang melakukan pengalihan (debitor) telah
menyerahkan kendali atas aset yang dialihkan
tersebut
ILUSTRASI RESTRUKTURISASI
• Akuntansi Kreditor Untuk Pinjaman yang Diturunkan Nilainya
 PSAK 54 menunjukkan standar akuntansi apabila pinjaman
hendak diturunkan nilainya jika terdapat kemungkinan bahwa
pihak kreditor tidak akan mampu memperoleh seluruh nilai utang
yang jatuh tempo berdasarkan perjanjian pinjaman
 Utang yang diturunkan nilainya diukur berdasarkan nilai
sekarang dan ekspektasi arus kas dimasa depan, yang
didiskontokan berdasarkan tingkat suku bunga efektif pinjaman
pada saat permulaan pinjaman
 Jika pinjaman tersebut bergantung pada jaminan, maka pihak
kreditor akan menentukan mungkin adanya pengecualian ,
sehingga nilai pinjaman diukur dengan menggunakan nilai wajar
jaminan
 Ayat jurnal untuk mencatat pengurangan nilai pinjaman yang
diturunkan nilainya adalah debit terhadap Beban Piutang Tak
Tertagih atau Penyisihan Piutang Tak Tertagih
• Pada tanggal 31 Desember 20X5, PT Kreditor memiliki
piutang pinjaman lancar yang tidak dijamin sebesar
Rp.30.000.000 dari PT Induk yang jatuh tempo pada
tanggal 31 Desember 20X6. Pinjaman tersebut
didokumentasikan dengan wesel bayar yang memiliki
suku bunga 10 persen per tahun, Bunga yang saat ini
belum dibayarkan sebesar Rp.3.000.000 untuk tahun
20X5
• Selama siklus penelaahan pinjaman secara berkala, PT
Kreditur menentukan bahwa per tanggal 31 Desember
20X5 terdapat kemungkinan bahwa pinjaman dari PT
Induk tidak dapat ditagih secara penuh. Estimasi terbaik
jumlah yang dapat diperoleh pada tanggal 31 Desember
20X6 adalah sebesar Rp.23.000.000
Buatlah skedul penyelesaian utangnya dan jurnalnya!
Nilai pinjaman yang tercatat:
Pokok Rp.30.000.000
Bunga Akrual Rp. 3.000.000
------------------------------
Nilai yang tercatat Rp.33.000.000

Nilai sekarang total Arus kas Masa Depan:


Estimasi total kas masa depan Rp.23.000.000
Faktor nilai sekarang untuk 10 %, 1tahun X 0,90909
----------------------
Niali sekarang arus kas masa depan Rp.20.909.070
-----------------------
Kerugian kreditor atas penurunan nilai pinjaman Rp.12.090.930
Jurnal yang dibuat oleh PT Kreditur
• Mengakui penurunan piutang pinjaman oleh PT Induk
• 31 Desember 20X5
Beban piutang tak tertagih 12.090.900
Penyisihan Penilaian Pinjaman yang diturunkan nilainya 12.090.900

Wesel Tagih Yang diturunkan Nilainya 30.000.000


Wesel Tagih 30.000.000
 31 Desember 20X6
Piutang Bunga yang Diakru 3.000.000
Penyisihan Penilaian untuk Penurunan Nilai Pinjaman 909.093
Pendapatan Bunga (Rp.20.909.070 PV x 0,10) 2.090.907
Kas 23.000.000
Penyisihan Penilaian untuk Penurunan Nilai Pinjaman 13.000.000
Wesel tagih yang diturunkan nilainya 30.000.000
Piutang Bunga yang diakru 6.000.000
RESTRUKTURISASI UTANG BERMASALAH
• Untuk Debitor
 Membandingkan nilai tercatat utang dengan jumlah arus
kas masa depan yang terkait dengan utang tersebut
dengan nilai wajar jumlah yang dipertukarkan dalam
pelunasan tersebut
 Selisih restrukturisasi (debitor) CV≤TFCF ; Tidak ada
keuntungan atau kerugian; terdapat beban bunga masa
depan
 CV> TFCF; Debitor untung: tidak ada beban bunga masa
depan
 CV = Nilai tercatat utang
 TFCF = Nilai Arus Kas Masa Depan
 FV = Nilai Wajar Pos-pos Non Kas
Untuk Kreditor
• Harus menentukan nilai sekarang estimasi total arus kas masa
depan untuk dibandingkan dengan nilai tercatat pinjaman yang
diperlihatkan sebagai berikut:
• Selisih restrukturisasi (kreditor)= CV-PV (TFCF) atau CV-FV
• Dimana: CV= Nilai tercatat utang,termasuk pokok utang dan
bunga yang masih harus dibayar, PV (TFCF) = Nilai sekarang
arus kas masa depan, FV = Nilai wajar aset tetap
• Pihak kreditor umumnya menyediakan penyisihan piutang tak
tertagih, dan kerugian kreditor untuk penurunan nilai
dibebankan terhadap penyisihan tersebut.
• Jika kreditor belum mengantisipasi piutang tak tertagih secara
memadai, maka kerugian penurunan nilai diakui sebagai
peningkatan beban piutang tak tertagih untuk periode berjalan
Ilustrasi berikut menunjukkan akuntansi dengan berbagai
bentuk untuk restrukturisasi utang bermasalah

• PT Induk mengalami tekanan keuangan dan sedang melakukan


evaluasi terhadap berbagai alternatif proses restrukturisasi
yang ada.
• Berikut ini adalah hasil pengamatan terhadap PT Induk
1. Pada tanggal 31 Dember 20X6 perusahaan memiliki
kewajiban lancar yang tidak dijamin sebesar Rp.30.000.000
kepada PT Kreditur, dimana terdapat beban bunga yang telah
diakru tetapi belum dibayarkan sebesar Rp.3.000.000
2. PT Induk telah melakukan negosiasi dengan PT Kreditur
untuk melakukan restrukturisasi utang lancar sebesar
Rp.33.000.000 (30.000.000 +3.000.000). Terdapat Tiga
alternatif yang disajikan sebagai berikut:
Alternatif I: Transfer Kas untuk Penyelesaian Utang Secara Penuh

• Transfer sebesar Rp.27.000.000 yang segera dilakukan untuk


penyelesaian penuh nilai tercatat utang.
• Selisih restrukturisasi antara nilai tercatat utang dan total arus kas
perjanjian restrukturisasi dihitung sebagai berikut:
---------------------------------------------------------------
Nilai tercatat pinjaman:
Pokok Rp.30.000.000
Bunga akrual (10% untu 1 tahun) 3.000.000
-------------------Rp.33.000.000
Arus kas ( 27.000.000)
-----------------
Selisih restrukturisasi (debitor=kreditor) Rp. 6.000.000
-----------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Jika pihak kreditor menyetujui restrukturisasi, maka
debitor mengakui timbulnya keuntungan restrukturisasi
sebesar Rp.6.000.000, dan pihak kreditor mengakui
adanya kerugian restrukturisasi dengan jumlah yang
sama
• Ayat jurnal yang dicatat oleh PT Induk, perusahaan debitor
adalah sebagai berikut:
• 31 Deember 20X6
(1) Wesel Bayar 30.000.000
Utang bunga yang diakru 3.000.000
Kas 27.000.000
Keuntungan restrukturisasi utang 6.000.000
Keuntungan restrukturisasi utang berdasarkan PSAK 54 dilaporkan
sebagai kejadian Luar Biasa dalam laporan Laba rugi DEbitor
Ayat Jurnal untuk Kreditor adalah sebagai berikut:

• 31 Desember 20X6
(2) Kas 27.000.000
Penyisihan piutang tak tertagih 6.000.000
Wesel tagih 30.000.000
Piutang bunga yang diakru 3.000.000
Alternatif 2: Transfer Aset Non Kas untuk Penyelesaian Utang
• PT Induk sepakat untuk mengalihkan persediaan dengan nilai buku
sebesar Rp.45.000.000 dan nilai wajar sebesar Rp.26.000.000
kepada PT Kreditur untuk penyelesaian penuh utang yang bernilai
Rp.33.000.000
• Selisih restrukturisasi dihitung sebagai berikut:
----------------------------------------------------------------
Nilai tercatat pinjaman
Pokok Rp.30.000.000
Bunga akrual 3.000.000
------------------ Rp.33.000.000
Nilai wajar aset yang ditransfer (26.000.000)
-------------------
Selisih restrukturisasi (debitor=kreditor) Rp.7.000.000
-------------------------------------------------------------------------------------
Ayat Jurnal yang dibuat oleh PT Induk:
• 31 Desember 20X6
(1) Wesel Bayar 30.000.000
Utang bunga yang diakru 3.000.000
Kerugian penghapusan Persediaan 19.000.000
Persediaan 45.000.000
Keuntungan restrukturisasi utang 7.000.000
Ayat Jurnal pada Kreditor
• 31 Desember 20X6
(1) Persediaan 26.000.000
Penyisihan piutang tak Tertagih 7.000.000
Wesel Tagih 30.000.000
Piutang Bunga yang diakru 3.000.000
Alternatif 3: Modifikasi Persyaratan

• Beberapa persyaratan kontrak utang yang awal.


Modifikasi Persyaratan dapat berupa:
1. Pengurangan suku bunga tercatat untuk sisa utang
awal
2. Perpanjangan tanggal jatuh tempo utang awal
dengan suku bunga yang lebih rendah
3. Pengurangan bagian nilai tercatat utang awal
4. Pengurangan bunga yang diakru
Akuntansi Debitor untuk modifikasi persyaratan utang diatur
dalam PSAK 54. Selisih restrukturisasi dihitung sebagai
perbedaan antara nilai tercatat utang dan total estimasi arus kas
masa depan berdasarkan persyaratan yang terbaru.

• Jika nilai utang tercatat lebih besar daripada total


estimasi arus kas masa depan, maka pihak
debitor mengakui keuntungan atas selisih
restrukturisasi.
• Jika nilai utang lebih rendah daripada total arus
kas masa depan, maka tidak ada keuntungan atau
kerugian yang diakui dan tingkat suku bunga
ditentukan berdasarkan jumlah selisih
restrukturisasi
Kasus A. Nilai Tercatat Utang Lebih Besar daripada
Modifikasi Total Arus Kas Masa Depan
• PT Induk,pihak debitor, berutang dengan nilai pokok
Rp.30.000.000 ditambah suku bunga yang diakru sebesar
Rp.3.000.000 kepada PT Kreditor. Pada tanggal 31 Desember
20X6, kedua belah pihak menyepakati modifikasi persyaratan
kontrak utang sebagai berikut:
1. Menghapuskan bunga yang diakru sebesar Rp.3.000.000
2. Mengurangi tingkat suku bunga dari 10 % menjadi 5 %
3. Memperpanjang masa jatuh tempo selama 1 tahun tambahan,
menjadi tanggal 31 Desember 20X7
Bagaimanakah Debitor mengakui selisih restrukturisasi
tersebut...?
Selisih Restrukturisasi per tanggal modifikasi persyaratan adalah
sebagai berikut:
Debitor Kreditor
Nilai tercatat pinjaman
Pokok Rp.30.000.000

Bunga akrual 3.000.000

Niali tercatat Rp.33.000.000 33.000.000 33.000.000

Total estimasi arus kas masa depan


Total pokok utang Rp.30.000.000
Total bunga kontraktual masa depan Rp. 1.500.000
(Rp.30.000.000 X 0,05 X 1 Tahun)
Total estimasi arus kas masa depan Rp.31.500.000 (31.500.000)
Faktor nilai tunai, 10%, 1 Tahun x 0,90909
Rp.28.636.335 (28.636.335)
Selisih restrukturisasi 1.500.000 Rp.4.636.335)
Jurnal PT Induk
• 31 Desember 20X6
(1) Utang bunga yang diakru 3.000.000
Wesel Bayar (10%) 30.000.000
Utang pinjaman yang direstrukturisasi (5%) 31.500.000
Keuntungan restrukturisasi 1.500.000

Pada saat PT Induk membayar kembali utang pada tanggal 31 Des 20X7:
(2) Utang Pinjaman yang Direstruktisasi (5%) 31.500.000
Kas 31.500.000
Jurnal untuk Kreditor
• 31 Desember 20X6
(3) Penyisihan piutang tak tertagih 4.363.665
Piutang bunga yang diakru 3.000.000
Penyisihan penilaian pinjaman
yg diturunkan nilainya 1.363.665
(4) Wesel tagih yang diturunkan nilainya (5%) 30.000.000
Wesel Tagih (10%) 30.000.000
Ayat jurnal 31 Desember 20X7
(1) Kas 1.500.000
Penyisihan Penilaian pinjaman
yang diturunkan nilainya 1.363.335
Pendapatan bunga 2.863.335

(2) Kas 30.000.000


Wesel tagih yang diturunkan nilainya 30.000.000
Akuntansi debitor untuk
restruktukturisasi utang bermasalah
diatur dalam PSAK 54
Akuntansi bagi kreditor untuk
penurunan nilai utang wesel dan
pinjaman juga disajikan dalam
PSAK 54
TINDAKAN YUDISIAL

• KEPAILITAN atau KEBANGKRUTAN


Tindakan yang dilakukan oleh pengadilan niaga dan
hakim pengadilan niaga dengan menggunakan
pedoman dalam Undang-undang Kepailitan
No.37/2004
Undang-undang Kepailitan memberikan dua alternatif
utama berdasarkan perlindungan pengadilan niaga:
1. Penundaan Pembayaran
2. Pernyataan Kebangkrutan dan Likuidasi
PENUNDAAN PEMBAYARAN (suspension of
payments}
• Debitor memperoleh perlindungan hukum selama
periode waktu yang diperlukan untuk mereorganisasi
perusahaan debitor dan mengembalikan operasi
perusahaan ke tingkat yang menguntungkan
• Reorganisasi dilakukan oleh pengadilan niaga dan
trustee untuk mengarahkan proses likuidasi
• Reorganisasi melalui proses 4P
Proses Reorganisasi

• PETISI (petition), perusahaan yang mengalami


kesulitan keuangan mengajukan petisi kepada
pengadilan niaga untuk memperoleh
• Perlindungan (Protection), dari para kreditornya
• Rencana reorganisasi (Plan of reorganization), yang
berfungsi sebagai pedoman operasi selama masa
reorganisasi
• Proses reorganisasi (Proceeding), mencakup
tindakan-tindakan yang terjadi pada saat petisi
diajukan hingga perusahaan menyelesaikan proses
reorganisasi
PETISI
• Alternatif untuk melikuidasi debitor dan membagikan
penerimaan kas yang diperkirakan kepada para
kreditor
• Periode reorganisasi dapat berlangsung pendek
atau jangka panjang
Akuntansi Permulaan Baru (Fresh Start Accounting)
• Pandangan dasar reorganisasi adalah merupakan permulaan
baru bagi perusahaan
• Sulit untuk menentukan apakah penundaan pembayaran
menghasilkan entitas baru dimana akuntansi permulaan baru
harus digunakan atau apakah reorganisasi menghasilkan
kelanjutan entitas yang lama
• Akuntansi Permulaan Baru dilakukan jika kondisi berikut ini
terjadi:
1. Nilai reorganisasi lebih kecil daripada total seluruh
kewajiban pascapetisi dan klaim lain yang diperbolehkan
2. Pemegang saham dengan hak suara yang ada sesaat sebelum
rencana reorganisasi disetujui memiliki kurang dari 50
persen saham dengan hak suara dari entitas yang akan
muncul. Hal ini menandakan bahwa pemegang saham lama
telah kehilangan kendali atas perusahaan yang akan muncul
Perusahaan yang Tidak Memenuhi Persyaratan
untuk Akuntansi Permulaan Baru

• Harus menentukan apakah asetnya mengalami penurunan nilai


• Melaporkan Kewajiban sejumlah nilai sekarang jumlah yang
akan dibayarkan, dengan keuntungan atau kerugian dari
penilaian kembali kewajiban dicatat sebagai pos luar biasa
atau biasa
• Mencatat biaya restrukturisasi, seperti biaya penutupan
perusahaan dan pengurangan tenaga kerja
• Akuntansi untuk aset jangka panjang dilakukan berdasarkan
PSAK 48, tentang “ Penurunan nilai aset”
Rencana Reorganisasi
• Membahas mengenai tindakan-tindakan utama yang akan
ditempuh selama proses reorganisasi
• Manajemen terus berproduksi dan menjual produk, menagih
piutang dan menjalankan operasi harian lainnya
• Pembahasan tersebut berupa :
 Penghapusan operasi yang tidak menguntungkan, melalui
penjualan atau likuidasi
 Restrukturisasi utang dengan kreditor tertentu
 Revaluasi aset dan kewajiban
 Pengurangan atau penghapusan klaim pemegang saham
terdahulu dan penerbitan saham baru kepada kreditor atau
pihak lainnya
 Rencana reorganisasi harus disetujui oleh paling sedikit
separuh dari semua kreditor yang memiliki dua pertiga dari
jumlah total utang yang belum lunas
Ilustrasi
• Berikut adalah Neraca PT Induk pada tanggal 31
Desember 20X6, pada Posisi Insolvabilitas
• PT Induk mengajukan rencana reorganisasi, beserta
lapora keuangan yang telah diaudit dan
pengungkapan lain yang diminta oleh pengadilan
niaga
• Sebelum rencana reorganisasi disetujui, PT Induk
masih terus beroperasi dibawah perlindungan
pengadilan niaga
• Perusahaan hanya melakukan pembayaran yang
disetujui oleh pengadilan untuk kewajiban prapetisi
sebesar Rp.2.000.000 atas utag hipotek
Berikut adalah Garis Waktu yang Menunjukkan
tanggal yang Relevan
1 Juli 31 Des 2 Jan 1 April
2 Jan
20X7 20X7 20X8 20X8
20X7

Periode
prapetisi
Rencana Akhir Rencana
Petisi reorganisasi reorganisasi Reorganisasi
tahun
diajukan diajukan
di setujui selesai
fiskal
PT Induk Mengajukan Rencana Reorganisasi
a. Utang usaha sebesar Rp.26.000.000 diperlakukan sebagai berikut: (1)
sebanyak Rp.6.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp.4.000.000
akan dibayar secara tunai, (3) sebanyak Rp.12.000.000 dari utang yang
ada ditukarkan dengan utang subordinasi, dan (4) utang sebesar
Rp.4.000.000 akan ditukarkan dengan 4.000 lembar saham biasa yang
baru dikeluarkan
b. Wesel bayar yang sebagian dijamin sebesar Rp.10.000.000 akan
diperlakukan sebagai berikut : (1) sebanyak Rp.2.000.000 akan dibayar
secara tunai, dan (2) sisanya sebesar Rp.8.000.000 akan ditukar menjadi
utang prioritas yang dijamin dengan peralatan
c. Wesel bayar yang tidak dijamin sebesar Rp.80.000.000 akan diperlakukan
sebagai berikut (1) sebanyak Rp.12.000.000 akan dihapuskan, (2)
sebanyak Rp.14.000.000 akan dibayarkan tunai, (3) sebanyak
Rp.49.000.000 akan ditukarkan dengan utang prioritas yang dijamin
dengan agunan terhadap aset tetap, dan (4) sebanyak Rp.5.000.000 akan
ditukar dengan 5000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan
d. Beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp.3.000.000 akan
diperlakukan sebagai berikut : (1) sebanyak Rp.2.000.000 akan
dihapuskan dan (2) sisanya sebesar Rp.1.000.000 akan dibayar tunai
e. Beban upah yang masih harus dibayar sebesar
Rp.14.000.000 akan diperlakukan sebagai berikut :
(1) sebanyak Rp.12.000.000 akan dibayar tunai, (2)
Sisanya sebesar Rp.2.000.000 akan ditukarkan
dengan 2.000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan
f. Pemegang saham istimewa akan menerima 8.000
lembar saham biasa yang baru dikeluarkan sebagai
ganti saham istimewa yang mereka miliki
g. Pemegang saham biasa sekarang akan menerima
1.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan
sebagai ganti saham biasa yang mereka miliki
sekarang
• Analisislah Pemulihan Rencana Reorganisasi PT
Induk!
• Apakah PT Induk melaksanakan akuntansi permulaan
baru?
• Berapakah Modal PT Induk setelah reorganisasi?
• Buatlah Ayat jurnal untuk mencatat pelaksanaan
rencana reorganisasi pada saat rencana tersebut
dijalankan antara tanggal 1 Januari dan 1 April 20X8
Jawab
• Ingat Konsep terpenting untuk menentukan akuntansi yang
tepat bagi entitas dalam proses reorganisasi adalah penentuan
nilai reorganisasi
• Setelah dianalisis secara lengkap Nilai reorganisasi adalah
sebesar Rp.195.000.000 ditetapkan sebagai aset PT Induk
• Apakah PT Induk akan menggunakan akuntansi permulaan
yang Baru?
• Untuk menentukan kondisi tersebut, maka perbandingan dari
kondisi tersebut adalah:
---------------------------------------------------------------
Kewajiban pascapetisi Rp.73.000.000
Kewajiban yang ditangguhkan karena
Penundaan Pembayaran Rp.133.000.000
-------------------
Jumlah kewajiban pascapetisi
Dan klaim yang diperbolehkan Rp.206.000.000
Nilai Reorganisasi (195.000.000)
-------------------
Kelebihan kewajiban dari
Nilai reorganisasi Rp.11.000.000
• Kondisi pertama untuk akuntansi permulaan
baru bisa terjadi
• Pemegang saham biasa sesaat sebelum
rencana reorganisasi disepakati untuk
memiliki hanya 5 persen dari saham biasa
entitas yang akan muncul
• Sehingga akuntansi permulaan baru
digunakan oleh PT Induk.
• Struktur Modal perusahaan yang akan timbul
sebagai berikut:
----------------------------------------------------------------
Kewajiban pascapetisi Rp.25.000.000
Utang hipotek pascapetisi 48.000.000
Utang Prioritas 57.000.000
Utang subordinasi 12.000.000
Saham biasa (baru) 20.000.000
-------------------
Total struktur modal pascapetisi Rp.162.000.000
Jurnal yang dicatat oleh PT Induk
1 Januari – 1 April 20X8
Kewajiban yang dikompromikan 133.000.000
Kas 33.000.000
Utang prioritas 57.000.000
Utang subordinasi 12.000.000
Saham Biasa (baru) 11.000.000
Keuntungan pembebasan
Utang 20.000.000
Mencatat pembebasan utang

Mencatat pertukaran saham lama dengan saham baru


Saham Istimewa 40.000.000
Saham Biasa (lama) 10.000.000
Saham Biasa (baru) 9.000.000
Tambahan Modal Disetor 41.000.000
Undang-undang Kepailitan dan Likuidasi
• Likuidasi dilakukan oleh pengadilan niaga untuk
kepentingan kreditor dan pemegang saham
perusahaan
• Pengadilan Niaga menunjuk akuntan, pengacara atau
manajer usaha yang berpengalaman sebagai trustee
untuk melakukan likuidasi
• Aspek likuidasi yang paling penting adalah
menentukan hak legal masing-masing kreditor dan
menetapkan prioritas terhadap hak tersebut
UU Kepailitan menentukan tiga kelompok kreditor yaitu:

1. Kreditor yang Dijamin


2. Kreditor dengan Prioritas
3. Kreditor yang Tidak Dijamin
Kreditor dengan Prioritas
• Merupakan kreditor yang tidak terjamin, dan memiliki prioritas
lebih tinggi daripada kreditor yang tidak dijamin lainnya
• Yang termasuk Kewajiban Prioritas:
• Biaya pengurusan kepailitan
• Upah, gaji dan komisi termasuk tunjangan kesehatan,yang diperoleh
karyawan dalam waktu 180 hari semenjak tanggal petisi diajukan,
akan tetapi dibatasi sebesar Rp.10.000.000 untuk tiap orang
• Kontribusi pada program manfaat karyawan untuk 180 hari terakhir
yang tersisa setelah penghapusan kompensasi dalam poin 3, namun
dibatasi dengan batasan tersisa sebesar Rp.10.000.000 per orang
• Deposit atau simpanan dari pelanggan yang telah melakukan
pembayaran sebagian untuk pembelian atau sewa guna usaha barang
atau jasa yang tidak terkirim. Prioritas diberikan pertama-tama
sebesar Rp.1.800.000 per orang, sisa deposit yang masih ada
ditambahkan pada klaim yang tidak dijamin
• Klaim pajak unit pemerintah seperti; PPH,PBB, dan lainya
Kreditor Umum Yang Tidak Dijamin
• Kreditor-kreditor ini hanya dibayar setelah kreditor
yang dijamin dan kreditor prioritas telah dibayarkan
sesuai ketentuan batasan hukum
RESTRUKTURISASI

Anda mungkin juga menyukai