Anda di halaman 1dari 15

Nama : Widhya Cantika Roska

NIM : 1717051128
Kelas : 6K
Perusahaan Dalam Kesulitan Keuangan
Perusahaan dapat mengalami kesulitan keuangan karena berbagai sebab. Sebuah
perusahaan dapat mengalami kerugian operasi terus-menerus, kredit pelanggan yang mengalami
kemunduran pembayaran, pengelolaan modal kerja yang buruk, dan sejumlah alasan lain yang
mengakibatkan posisi ekonomi yang baik tidak dapat dipertahankan.

RANGKAIAN KEPEMILIKAN
Kepailitan merupakan langkah terakhir yang dapat diambil oleh usaha yang mengalami
tekanan keuangan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan keuangan
perusahaan, yaitu :

I. Tindakan Nonyudisial
Merupakan tindakan yang mengikat secara hukum, tetapi tidak berada di bawah
pengadilan. Tindakan nonyudisial yang utama adalah restrukturisasi utang yang diilustrasikan di
Lampiran 17A.
a) Perjanjian Restrukturisasi Utang
b) Manajemen Komite Kreditor
c) Pengahasilan Aset

Ilustrasi Restrukturisasi
Akuntansi Kreditor Untuk Pinjaman yang Diturunkan Nilainya
PSAK 54 menunjukkan standar akuntansi apabila pinjaman hendak diturunkan nilainya jika
terdapat kemungkinan bahwa pihak kreditor tidak akan mampu memperoleh seluruh nilai utang
yang jatuh tempo berdasarkan perjanjian pinjaman.
Utang yang diturunkan nilainya diukur berdasarkan nilai sekarang dan ekspektasi arus kas
dimasa depan, yang didiskontokan berdasarkan tingkat suku bunga efektif pinjaman pada saat
permulaan pinjaman.
Jika pinjaman tersebut bergantung pada jaminan, maka pihak kreditor akan menentukan
mungkin adanya pengecualian , sehingga nilai pinjaman diukur dengan menggunakan nilai wajar
jaminan. Ayat jurnal untuk mencatat pengurangan nilai pinjaman yang diturunkan nilainya
adalah debit terhadap Beban Piutang Tak Tertagih atau Penyisihan Piutang Tak Tertagih
• Pada tanggal 31 Desember 20X5, PT Kreditor memiliki piutang pinjaman lancar yang tidak
dijamin sebesar Rp.30.000.000 dari PT Induk yang jatuh tempo pada tanggal 31 Desember
20X6. Pinjaman tersebut didokumentasikan dengan wesel bayar yang memiliki suku bunga 10
persen per tahun, Bunga yang saat ini belum dibayarkan sebesar Rp.3.000.000 untuk tahun
20X5.
• Selama siklus penelaahan pinjaman secara berkala, PT Kreditur menentukan bahwa per
tanggal 31 Desember 20X5 terdapat kemungkinan bahwa pinjaman dari PT Induk tidak dapat
ditagih secara penuh. Estimasi terbaik jumlah yang dapat diperoleh pada tanggal 31 Desember
20X6 adalah sebesar Rp.23.000.000
Diminta : Buatlah schedule penyelesaian utang dan jurnalnya !
Nilai pinjaman yang tercatat :    
Pokok Rp 30.000.000  
Bunga Akrual Rp 3.000.000  
Nilai yang tercatat   Rp 33.000.000
     
Nilai sekarang total arus kas masa depan  
Estimasi total kas masa depan Rp 23.000.000  
Faktor nilai sekarang untuk 10%, 1 tahun × 0,90909  
Nilai sekarang arus kas masa depan   Rp 20.909.070
Kerugian kreditor atas penurunan nilai pinjaman   Rp 12.090.930
     

Jurnal yang dibuat oleh PT Kreditur


Mengakui penurunan piutang pinjaman oleh PT Induk
Tangga
l Keterangan Debet Kredit
31 Des Beban piutang tak tertagih Rp 12.090.930  
20X5 Penyisihan Penilaian Pinjaman Rp
yang diturunkan nilainya   12.090.930
31 Des Wesel Tagih yang diturunkan nilainya Rp 30.000.000  
20X5 Rp
Wesel Tagih   30.000.000
31 Des Pendapatan bunga yang diakrualkan Rp 3.000.000  
20X6 Penyisihan Penilaian untuk
Penurunan Nilai Pinjaman   Rp 909.093
Pedapatan bunga*    Rp 2.090.907
*Rp 20.909.070 PV × 0,10
31 Des Kas Rp 23.000.000  
20X6 Penyisihan Penilaian untuk
Penurunan Nilai Pinjaman Rp 13.000.000  
Rp
Wesel Tagih yang diturunkan nilainya   30.000.000
Rp
Piutang bunga yang diakrualkan   6.000.000

Restrukturisasi Utang Bermasalah


1. Untuk Debitor
Membandingkan nilai tercatat utang dengan jumlah arus kas masa depan yang terkait
dengan utang tersebut dengan nilai wajar jumlah yang dipertukarkan dalam pelunasan
tersebut. Selisih restrukturisasi (debitor) CV≤TFCF ; Tidak ada keuntungan atau kerugian;
terdapat beban bunga masa depan
a. CV> TFCF; Debitor untung: tidak ada beban bunga masa depan
b. CV = Nilai tercatat utang
c. TFCF = Nilai Arus Kas Masa Depan
d. FV = Nilai Wajar Pos-pos Non Kas
2. Untuk Kreditor
Harus menentukan nilai sekarang estimasi total arus kas masa depan untuk dibandingkan
dengan nilai tercatat pinjaman yang diperlihatkan sebagai berikut:

a. Selisih restrukturisasi (kreditor) = CV-PV (TFCF) atau CV-FV


b. Dimana: CV= Nilai tercatat utang,termasuk pokok utang dan bunga yang masih harus
dibayar, PV (TFCF) = Nilai sekarang arus kas masa depan, FV = Nilai wajar aset tetap.
c. Pihak kreditor umumnya menyediakan penyisihan piutang tak tertagih, dan kerugian
kreditor untuk penurunan nilai dibebankan terhadap penyisihan tersebut.
d. Jika kreditor belum mengantisipasi piutang tak tertagih secara memadai, maka kerugian
penurunan nilai diakui sebagai peningkatan beban piutang tak tertagih untuk periode
berjalan.
Ilustrasi berikut menunjukkan akuntansi dengan berbagai bentuk untuk restrukturisasi utang
bermasalah
• PT Induk mengalami tekanan keuangan dan sedang melakukan evaluasi terhadap
berbagai alternatif proses restrukturisasi yang ada.
• Berikut ini adalah hasil pengamatan terhadap PT Induk
1. Pada tanggal 31 Dember 20X6 perusahaan memiliki kewajiban lancar yang tidak dijamin
sebesar Rp.30.000.000 kepada PT Kreditur, dimana terdapat beban bunga yang telah
diakru tetapi belum dibayarkan sebesar Rp.3.000.000
2. PT Induk telah melakukan negosiasi dengan PT Kreditur untuk melakukan restrukturisasi
utang lancar sebesar Rp.33.000.000 (30.000.000 +3.000.000). Terdapat Tiga alternatif
yang disajikan sebagai berikut:
i. Alternatif 1: Transfer Kas untuk Penyelesaian Utang Secara Penuh
Transfer sebesar Rp.27.000.000 yang segera dilakukan untuk penyelesaian
penuh nilai tercatat utang. Selisih restrukturisasi antara nilai tercatat utang dan total
arus kas perjanjian restrukturisasi dihitung sebagai berikut:
Nilai tercatat pinjaman
Pokok Rp 30.000.000
Bunga Akrual (10% untuk 1 tahun) Rp 3.000.000
Rp 33.000.000
Arus Kas (Rp 27.000.000)
Selisih restrukturisasi (Debitor=Kreditor) Rp 6.000.000

Jika pihak kreditor menyetujui restrukturisasi, maka debitor mengakui timbulnya


keuntungan restrukturisasi sebesar Rp.6.000.000, dan pihak kreditor mengakui adanya
kerugian restrukturisasi dengan jumlah yang sama. Ayat jurnal yang dicatat oleh PT
Induk, perusahaan debitor adalah sebagai berikut :
Tangga
l Keterangan Debet Kredit
31 Des Wesel bayar Rp 30.000.000  
20X6 Utang bunga yang diakrualkan Rp 3.000.000  
Kas   Rp 27.000.000
Keuntungan restruktusi utang   Rp 6.000.000
Keuntungan restrukturisasi utang berdasarkan PSAK 54 dilaporkan sebagai kejadian
Luar Biasa dalam laporan Laba rugi Debitor.

Tanggal Keterangan Debet Kredit


31 Des Kas Rp 27.000.000  
20X6 Penyisihan piutang tak tertagih Rp 6.000.000  
Wesel tagih   Rp 30.000.000
Piutang bunga yang diakrualkan   Rp 3.000.000

ii. Alternatif 2: Transfer Aset Non Kas untuk Penyelesaian Utang


PT Induk sepakat untuk mengalihkan persediaan dengan nilai buku sebesar
Rp.45.000.000 dan nilai wajar sebesar Rp.26.000.000 kepada PT Kreditur untuk
penyelesaian penuh utang yang bernilai Rp.33.000.000. Selisih restrukturisasi dihitung
sebagai berikut:

Nilai tercatat pinjaman :


Pokok Rp 30.000.000
Bunga Akrual Rp 3.000.000
Rp 33.000.000
Arus Kas -Rp 26.000.000
Selisih restrukturisasi (Debitor=Kreditor) Rp 7.000.000

Ayat Jurnal yang dibuat oleh PT Induk:

Tangga
l Keterangan Debet Kredit
31 Des Wesel bayar Rp 30.000.000  
20X6 Utang bunga diakrualkan Rp 3.000.000  
Kerugian penghapusan persediaan Rp 19.000.000  
Persediaan   Rp 45.000.000
Keuntungan restruktusi utang   Rp 7.000.000

Ayat jurnal pada kreditor :

Tangga
l Keterangan Debet Kredit
31 Des Rp
20X6 Persediaan 26.000.000  
Rp
Penyisihan piutang tak tertagih 7.000.000  
Wesel tagih   Rp 30.000.000
Piutang bunga diakrualkan   Rp 3.000.000

iii. Alternatif 3: Modifikasi Persyaratan


Beberapa persyaratan kontrak utang yang awal. Modifikasi Persyaratan dapat berupa:
• Pengurangan suku bunga tercatat untuk sisa utang awal.
• Perpanjangan tanggal jatuh tempo utang awal dengan suku bunga yang lebih
rendah.
• Pengurangan bagian nilai tercatat utang awal.
• Pengurangan bunga yang diakru

Akuntansi Debitor untuk modifikasi persyaratan utang diatur dalam PSAK 54. Selisih
restrukturisasi dihitung sebagai perbedaan antara nilai tercatat utang dan total estimasi arus kas
masa depan berdasarkan persyaratan yang terbaru.
a. Jika nilai utang tercatat lebih besar daripada total estimasi arus kas masa depan, maka pihak
debitor mengakui keuntungan atas selisih restrukturisasi.
b. Jika nilai utang lebih rendah daripada total arus kas masa depan, maka tidak ada keuntungan
atau kerugian yang diakui dan tingkat suku bunga ditentukan berdasarkan jumlah selisih
restrukturisasi
Kasus A. Nilai Tercatat Utang Lebih Besar daripada Modifikasi Total Arus Kas Masa Depan
PT Induk,pihak debitor, berutang dengan nilai pokok Rp.30.000.000 ditambah suku bunga
yang diakru sebesar Rp.3.000.000 kepada PT Kreditor. Pada tanggal 31 Desember 20X6, kedua
belah pihak menyepakati modifikasi persyaratan kontrak utang sebagai berikut:
a) Menghapuskan bunga yang diakru sebesar Rp.3.000.000
b) Mengurangi tingkat suku bunga dari 10 % menjadi 5 %
c) Memperpanjang masa jatuh tempo selama 1 tahun tambahan, menjadi tanggal 31
Desember 20X7
Bagaimanakah Debitor mengakui selisih restrukturisasi tersebut...?
Selisih Restrukturisasi per tanggal modifikasi persyaratan adalah sebagai berikut:
  Debitor Kreditor
Nilai tercatat pinjaman
Pokok Rp 30.000.000
Bunga akrual Rp 3.000.000    
Nilai tercatat Rp 33.000.000 Rp 33.000.000 Rp 33.000.000
Total estimasi arus kas masa depan
Total pokok utang Rp 30.000.000
Total bunga kontraktual masa depan
(Rp 30.000.000 × 0.05 × 1 tahun) Rp 1.500.000    
Total estimasi arus kas masa depan Rp 31.500.000 (Rp 31.500.000)
Faktor nilai tunai, 10%, 1 tahun × 0,90909    
Rp 28.636.335   (Rp 28.636.335)
Selisih Restrukturisasi   Rp 1.500.000 Rp 4.363.665

Jurnal PT Induk:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


31 Des Utang bunga diakrualkan Rp30.000.000  
20X6 Wesel bayar (10%) Rp 3.000.000  
Utang pinjaman yang direktrukturisasi (5%)   Rp 31.500.000
Keuntungan restruktusi   Rp 1.500.000

Pada saat PT Induk membayar kembali utang pada tanggal 31 Des 20X7:

Tanggal Keterangan Debet Kredit


31 Des Utang pinjaman yang direktrukturisasi (5%) Rp 31.500.000  
20X7 Kas   Rp 31.500.000

Jurnal untuk kreditor :

Tanggal Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp)


31 Des Penyisihan piutang tak tertagih 4.363.665  
20X6 Piutang bunga diakrualkan   3.000.000
Penyisihan penilaian pinjaman yang
diturunkan nilainya   1.363.665
31 Des Wesel tagih yang diturunkan nilainya (5%) 30.000.000  
20X6 Wesel tagih (10%)   30.000.000
Tangga
l Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp)
31 Des Kas 1.500.000  
20X7 Penyisihan penilaian pinjaman yang diturunkan
nilainya 1.363.335  
Pendapatan bunga   2.863.335
31 Des Kas 30.000.000  
20X7 Wesel tagih yang diturunkan nilai   30.000.000

*Akuntansi debitor untuk restruktukturisasi utang bermasalah diatur dalam PSAK 54


**Akuntansi bagi kreditor untuk penurunan nilai utang wesel dan pinjaman juga disajikan
dalam PSAK 54
II. Tindakan Yudisial
Kepailitan atau kebangkrutan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pengadilan niaga
dan hakim pengadilan niaga dengan menggunakan pedoman dalam Undang-undang Kepailitan
No.37/2004. Undang-undang Kepailitan memberikan dua alternatif utama berdasarkan
perlindungan pengadilan niaga : (1) Penundaan Pembayaran; (2) Pernyataan Kebangkrutan dan
Likuidasi
Penundaan Pembayaran
a. Debitor memperoleh perlindungan hukum selama periode waktu yang diperlukan untuk
mereorganisasi perusahaan debitor dan mengembalikan operasi perusahaan ke tingkat yang
menguntungkan.
b. Reorganisasi dilakukan oleh pengadilan niaga dan trustee untuk mengarahkan proses
likuidasi.
c. Reorganisasi melalui proses 4P :
oPETISI (petition), perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan mengajukan petisi
kepada pengadilan niaga untuk memperoleh
oPerlindungan (Protection), dari para kreditornya
oRencana reorganisasi (Plan of reorganization), yang berfungsi sebagai pedoman operasi
selama masa reorganisasi
oProses reorganisasi (Proceeding), mencakup tindakan-tindakan yang terjadi pada saat
petisi diajukan hingga perusahaan menyelesaikan proses reorganisasi
Akuntansi Permulaan Baru (Fresh Start Accounting)

Pandangan dasar reorganisasi adalah merupakan permulaan baru bagi perusahaan. Akuntansi
Permulaan Baru dilakukan jika kondisi berikut ini terjadi :
1. Nilai reorganisasi lebih kecil daripada total seluruh kewajiban pascapetisi dan klaim lain yang
diperbolehkan.
2. Pemegang saham dengan hak suara yang ada sesaat sebelum rencana reorganisasi disetujui
memiliki kurang dari 50 persen saham dengan hak suara dari entitas yang akan muncul. Hal
ini menandakan bahwa pemegang saham lama telah kehilangan kendali atas perusahaan yang
akan muncul.
Nilai reorganisasi merupakan nilai wajar entitas sebelum mempertimbangkan kewajiban
dan mendekati jumlah yang akan dibayar oleh seorang pembeli aset entitas yang berminat.
Perusahaan yang Tidak Memenuhi Persyaratan untuk Akuntansi Permulaan Baru
a) Harus menentukan apakah asetnya mengalami penurunan nilai.
b) Melaporkan Kewajiban sejumlah nilai sekarang jumlah yang akan dibayarkan, dengan
keuntungan atau kerugian dari penilaian kembali kewajiban dicatat sebagai pos luar biasa atau
biasa.
c) Mencatat biaya restrukturisasi, seperti biaya penutupan perusahaan dan pengurangan tenaga
kerja.
d) Akuntansi untuk aset jangka panjang dilakukan berdasarkan PSAK 48, tentang “ Penurunan
nilai aset”.
Rencana Reorganisasi
1) Membahas mengenai tindakan-tindakan utama yang akan ditempuh selama proses
reorganisasi.
2) Manajemen terus berproduksi dan menjual produk, menagih piutang dan menjalankan operasi
harian lainnya.
3) Pembahasan tersebut berupa :
a. Penghapusan operasi yang tidak menguntungkan, melalui penjualan atau likuidasi.
b. Restrukturisasi utang dengan kreditor tertentu.
c. Revaluasi aset dan kewajiban.
d. Pengurangan atau penghapusan klaim pemegang saham terdahulu dan penerbitan saham
baru kepada kreditor atau pihak lainnya.
e. Rencana reorganisasi harus disetujui oleh paling sedikit separuh dari semua kreditor yang
memiliki dua pertiga dari jumlah total utang yang belum lunas.
Ilustrasi
Berikut adalah Neraca PT Induk pada tanggal 31 Desember 20X6, pada Posisi
Insolvabilitas. PT Induk mengajukan rencana reorganisasi, beserta lapora keuangan yang telah
diaudit dan pengungkapan lain yang diminta oleh pengadilan niaga. Sebelum rencana
reorganisasi disetujui, PT Induk masih terus beroperasi dibawah perlindungan pengadilan niaga.
Perusahaan hanya melakukan pembayaran yang disetujui oleh pengadilan untuk kewajiban
prapetisi sebesar Rp.2.000.000 atas utag hipotek.
Berikut adalah Garis Waktu yang Menunjukkan tanggal yang Relevan :

PT Induk Mengajukan Rencana Reorganisasi


a. Utang usaha sebesar Rp.26.000.000 diperlakukan sebagai berikut: (1) sebanyak
Rp.6.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp.4.000.000 akan dibayar secara tunai, (3)
sebanyak Rp.12.000.000 dari utang yang ada ditukarkan dengan utang subordinasi, dan
(4) utang sebesar Rp.4.000.000 akan ditukarkan dengan 4.000 lembar saham biasa yang
baru dikeluarkan.
b. Wesel bayar yang sebagian dijamin sebesar Rp.10.000.000 akan diperlakukan sebagai
berikut : (1) sebanyak Rp.2.000.000 akan dibayar secara tunai, dan (2) sisanya sebesar
Rp.8.000.000 akan ditukar menjadi utang prioritas yang dijamin dengan peralatan.
c. Wesel bayar yang tidak dijamin sebesar Rp.80.000.000 akan diperlakukan sebagai
berikut (1) sebanyak Rp.12.000.000 akan dihapuskan, (2) sebanyak Rp.14.000.000 akan
dibayarkan tunai, (3) sebanyak Rp.49.000.000 akan ditukarkan dengan utang prioritas
yang dijamin dengan agunan terhadap aset tetap, dan (4) sebanyak Rp.5.000.000 akan
ditukar dengan 5000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.
d. Beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp.3.000.000 akan diperlakukan sebagai
berikut : (1) sebanyak Rp.2.000.000 akan dihapuskan dan (2) sisanya sebesar
Rp.1.000.000 akan dibayar tunai.
e. Beban upah yang masih harus dibayar sebesar Rp.14.000.000 akan diperlakukan sebagai
berikut : (1) sebanyak Rp.12.000.000 akan dibayar tunai, (2) Sisanya sebesar
Rp.2.000.000 akan ditukarkan dengan 2.000 lembar saham biasa yang baru dikeluarkan.

f. Pemegang saham istimewa akan menerima 8.000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan sebagai ganti saham istimewa yang mereka miliki.

g. Pemegang saham biasa sekarang akan menerima 1.000 lembar saham biasa yang baru
dikeluarkan sebagai ganti saham biasa yang mereka miliki sekarang.

Penyelesaian :
a. Ingat Konsep terpenting untuk menentukan akuntansi yang tepat bagi entitas dalam proses
reorganisasi adalah penentuan nilai reorganisasi
b. Setelah dianalisis secara lengkap Nilai reorganisasi adalah sebesar Rp.195.000.000 ditetapkan
sebagai aset PT Induk
c. Apakah PT Induk akan menggunakan akuntansi permulaan yang Baru?
d. Untuk menentukan kondisi tersebut, maka perbandingan dari kondisi tersebut adalah:
Kewajiban pascapetisi Rp 73.000.000
Kewajiban yang ditangguhkan karena penundaan pembayaran Rp 133.000.000
Jumlah kewajiban pascapetisi dan klaim yang diperbolehkan Rp 206.000.000
Nilai Reorganisasi -Rp 195.000.000
Kelebihan kewajiban dari reorganisasi Rp 11.000.000
a) Kondisi pertama untuk akuntansi permulaan baru bisa terjadi.
b) Pemegang saham biasa sesaat sebelum rencana reorganisasi disepakati untuk memiliki hanya
5 persen dari saham biasa entitas yang akan muncul.
c) Sehingga akuntansi permulaan baru digunakan oleh PT Induk.
Struktur modal perusahaan akan timbul sebagai berikut :
Kewajiban pascapetisi Rp 25.000.000
Utang hipotek pascapetisi Rp 48.000.000
Utang prioritas Rp 57.000.000
Utang subordinasi Rp 12.000.000
Saham biasa (baru) Rp 20.000.000
Total struktur modal pascapetisi Rp 162.000.000

Jurnal yang dicatat oleh PT Induk :


1 Januari – 1 April 20X8
Keterangan Debet Kredit
Kewajiban yang dikompromikan Rp 133.000.000  
Kas   Rp 33.000.000
Utang prioritas   Rp 57.000.000
Utang subordinasi   Rp 12.000.000
Saham biasa (baru)   Rp 11.000.000
Keuntungan pembebasan utang   Rp 20.000.000
Mencatat pembebasan utang
Saham istimewa Rp 40.000.000  
Saham biasa (baru) Rp 10.000.000  
Saham biasa (baru)   Rp 9.000.000
Tambahan modal disetor   Rp 41.000.000
Mencatat pertukaran saham lama dengan saham baru

Undang-undang Kepailitan dan Likuidasi


1. Likuidasi dilakukan oleh pengadilan niaga untuk kepentingan kreditor dan pemegang saham
perusahaan.
2. Pengadilan Niaga menunjuk akuntan, pengacara atau manajer usaha yang berpengalaman
sebagai trustee untuk melakukan likuidasi.
3. Aspek likuidasi yang paling penting adalah menentukan hak legal masing-masing kreditor dan
menetapkan prioritas terhadap hak tersebut.
UU Kepailitan menentukan tiga kelompok kreditor yaitu:
1. Kreditor yang Dijamin.
Kreditor ini memiliki keterkaitan atau kepentingan pengamanan, terhadap aset khusus yang
sering kali disebut sebagai “jaminan atau agunan”. Seorang kreditor yang memiliki
kepentingan hukum terhadap suatu aset khusus memiliki prioritas paling tinggi terhadap aset
tersebut.
2. Kreditor dengan Prioritas
Merupakan kredit yang tidak terjamin, yaitu mereka yang tidak memiliki klaim jaminan
terhadap aset tertentu, yang memiliki prioritas lebih tinggi daripada kreditor yang dijamin
lainnya.
3. Kreditor yang Tidak Dijamin
Kreditor-kreditor hanya dibayar setelah kreditor yang dijamin dan kreditor yang tidak dijamin
tapi dengan prioritas telah dibayarkan sebesar ketentuan batasan hukum.
Statemen of Affairs
Accounting statement of affaris merupakan laporan akuntansi dasar yang dimulai pada
awal proses likuidasi untuk menyajikan perkiraan jumlah yang dapat direalisasi dari penjualan
asset, urutan klaim kreditor dan perkiraan jumlah kreditor tidak dijamin yang akan menerima
sebagai hasil likuidasi. Laporan ini memeberikan informasi kepada para kreditor dan pengadilan
niaga mengenai perkiraan jumlah dana yang tersedia untuk masing-masing kelompok kreditor.
Akuntansi dan Pelaporan Trustee
Pengadilan niaga menunjuk pihak trustee untuk mengelola perusahaan berdasarkan
penundaan pembayaran bila terjadi kesalahan, ketidakjujuran, ketidakkompetenan manajemen
dan secara umum terjadi kesalahan manajemen. Dalam UU kepailitan dan likuidasi, pihak trustee
umumnya memiliki tanggung jawab untuk melikuidasi dengan segera perusahaan yang pailit dan
membayar kreditor sesuai dengan status legal bagian mereka yang dijamin atau tidak dijamin.
SOAL
• Pada tanggal 31 Desember 20X1, PT Kreditor memiliki piutang pinjaman lancar yang tidak
dijamin sebesar Rp 55.000.000 dari PT Induk yang jatuh tempo pada tanggal 31 Desember
20X6. Pinjaman tersebut didokumentasikan dengan wesel bayar yang memiliki suku bunga 10
persen per tahun, Bunga yang saat ini belum dibayarkan sebesar Rp 5.500.000 untuk tahun
20X5.
• Selama siklus penelaahan pinjaman secara berkala, PT Kreditur menentukan bahwa per
tanggal 31 Desember 20X5 terdapat kemungkinan bahwa pinjaman dari PT Induk tidak dapat
ditagih secara penuh. Estimasi terbaik jumlah yang dapat diperoleh pada tanggal 31 Desember
20X6 adalah sebesar Rp 45.000.000
Diminta : Buatlah schedule penyelesaian utang dan jurnalnya !
Nilai pinjaman yang tercatat :    
Pokok Rp 55.000.000  
Bunga Akrual Rp 5.500.000  
Nilai yang tercatat   Rp 60.500.000
     
Nilai sekarang total arus kas masa depan  
Estimasi total kas masa depan Rp 45.000.000  
Faktor nilai sekarang untuk 10%, 1 tahun × 0,90909  
Nilai sekarang arus kas masa depan   Rp 40.909.050
Kerugian kreditor atas penurunan nilai pinjaman   Rp 19.590.950
     

Jurnal yang dibuat oleh kreditor


Mengakui penurunan piutang pinjaman oleh PT Induk
Tangga
l Keterangan Debet Kredit
31 Des Beban piutang tak tertagih Rp 19.590.950  
20X5 Penyisihan Penilaian Pinjaman Rp
yang diturunkan nilainya   19.590.950
31 Des Wesel Tagih yang diturunkan nilainya Rp 55.000.000  
20X5 Rp
Wesel Tagih   55.000.000
31 Des Pendapatan bunga yang diakrualkan Rp 5.500.000  
20X6 Penyisihan Penilaian untuk
Penurunan Nilai Pinjaman   Rp 1.409.095
Pedapatan bunga*    Rp 4.090.905
*Rp 40.909.050 PV × 0,10
31 Des Kas Rp 45.000.000  
20X6 Penyisihan Penilaian untuk
Penurunan Nilai Pinjaman Rp 15.500.000  
Rp
Wesel Tagih yang diturunkan nilainya   55.000.000
Rp
Piutang bunga yang diakrualkan   5.500.000

Anda mungkin juga menyukai