lainnya Julita Anastasya (23219202) Nadia Risnawati (24219615) Topik Bahasan Pengertian Kewajiban Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Jangka Panjang Restrukturisasi Utang Contoh Soal Kewajiban Berdasarkan PSAK 57 Kewajiban adalah kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya perusahaan. Kewajiban diklasifikasikan menjadi 2 golongan, yaitu : a) Kewajiban Jangka Pendek b) Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban jangka pendek
Kewajiban Jangka Pendek
adalah kewajiban yang harus dengan aktiva lancar dan memiliki waktu jatuh tempo dalam jangka yang pendek, biasanya dalam satu tahun Klasifikasi Kewajiban Jangka Pendek
Jika WP memilki pinjaman pada sebuah bank dan juga
Utang memiliki tabungan/deposito maka: Bank Hutang yang timbul sebagai 1) Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari jumlah rata2 dana yang akibat pinjaman yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan diberikan oleh bank kepada lainnya, maka bunga yang dibayar atau terutang atas perusahaan (Bank Loan) yang pinjaman tersebut seluruhnya tidak dapat dibebankan sebagai biaya. diperoleh berdasarkan 2) Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari permohonan perusahaan yang jumlah rata-rata dana yang ditempatkan dalam bentuk bersangkutan. deposito atau tabungan lainnya, maka bunga atas pinjaman yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas rata-rata Utang Dagang Utang dagang adalah liabilitas jangka pendek yang terjadi akibat adanya kegiatan usaha perusahaan secara normal, contohnya pembelian barang dagangan dan jasa. Dalam akuntansi perpajakan, setiap transaksi yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan barang/jasa akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas barang/jasa tersebut. Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tersebut ada dua macam : 1) 11 % untuk semua jenis penyerahan barang/jasa kena pajak kecuali ekspor. Jumlah ini dapat berubah sesuai yang diatur dalam Peraturan Pemerintah serendahnya 5 % dan setinggi-tingginya 15 % 2) 0% untuk ekspor. Hal ini dikarenakan tujuan pemerintah untuk meningkatkan sumber devisa negara Utang Pajak Utang pajak adalah pembayaran pajak yang dilakukan dengan mekanisme pemotongan dan/pemungutan pajak. utang pajak terdiri dari PPh 21, PPh 23, dan PPh 26 1 Pajak Penghasilan (PPh) merupakan 21 pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan bentuk dan nama apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan tersebut yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri. 2 Pajak Penghasilan (PPh) salah merupakan 23 satu bentuk pemotongan dan pemungutan PPh yang dilakukan atas penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap yang pemotongan pajaknya dilakukan oleh pihak yang wajib membayarkan sebesar : 1) 15% dari jumlah bruto atas Dividen, bunga, royalti, dan hadiah, penghargaan bonus dan sejenisnya selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) huruf e 2) 2% dari jumlah bruto atas imbalan sehubungan dengan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 UU PPh, dan atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2) 3 Pajak Penghasilan (PPh)pajak Merupakan 26 penghasilan yang dikenakan atau dipotong atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima/diperoleh WP luar negeri selain BUT (Bentuk Usaha Tetap) di Indonesia. Sifat pengenaan terhadap PPh Pasal 26 adalah final, sehingga tidak dapat dikreditkan dengan pajak terutang lainnya. Tarif yang umumnya diberlakukan untuk PPh Pasal 26 adalah 20% dari Utang jumlah bruto. UtangDividen dividen merupakan utang yang ditimbulkan karena adanya pengumuman pembagian laba, akan tetapi apabila pembagian laba dilakukan tanpa diumumkan terlebih dahulu maka tidak akan menimbulkan utang dividen. Terutangnya dividen akan menimbulkan kewajiban pemotongan PPh 23 sebesar 15% dari jumlah bruto apabila penerima dividen adalah WP dalam Negeri dan BUT sebesar Utang Wesel Utang wesel merupakan suatu surat utang yang disertai dengan dokumen perjanjian. Utang wesel dapat muncul akibat utang dagang yang tidak dibayar apabila jatuh tempo sehingga muncul perjanjian atau kesempatan maupin dikeluarkan untuk mendapatkan pinjaman. Wesel harus selalu dicatat sebesar nominalnya dan apabila terdepat bunga (diskonto) harus dicatat terpisah. Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan diterima dimuka merupakan penghasilan yang diterima dari penjualan barang ataupun penyerahan jasa yang diterima sebelum terjadinya penyerahan barang atau jasa yang akan dilaporkan dalam kelompok kewajiban karena setelah pemberi jasa atau penjual barang tersebut menerima uang maka akan timbul kewajiban baginya untuk Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban Jangka Panjang adalah utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun buku dan sumber pembiayaannya tidak diambil dari aset lancar. Kewajiban jangka panjang mencakup utang obligasi dan utang hipotik. Utang Obligasi Obligasi adalah janji tertulis untuk membayar bunga secara periodic dan sejumlah nilai nominal pada tanggal jatuh tempo. dalam obligasi dapat terjadinya adanya Agio (premium) dan Disagio (discount). Agio dan Disagio merupakan penyesuaian terhadap tarif bunga nominal sehingga perlu dilakukan amortisasi tahunan atas jumlah agio atau disagio tersebut. Agio terjadi karena surat obligasi dijual dengan harga di atas nominal, dan merupakan objek pph 23 sebagai penghasilan bagi yang menerbitkan obligasi, sedangkan Disagio terjadi karena surat obligasi dijual dengan harga dibawah nominal, dan merupakan objek pph 23 sebagai penghasilan bagi yang membeli obligasi Restrukturisasi utang Restrukturisasi Utang adalah kesepakatan antara kreditur dan debitur untuk memodifikasi syarat syarat perjanjian utang dengan atau tanpa pengurangan jumlah utang, dalam bentuk : 1. Pembiayaan kembali yaitu mengganti utang lama termasuk tunggakan dengan utang baru; atau 2. Penjadwalan ulang atau modifikasi persyaratan utang yaitu mengubah persyaratan dan kondisi kontrak perjanjian yang ada. Penjadwalan utang dapat berbentuk: (1)Perubahan jadwal pembayaran, (2)Penambahan masa tenggang,atau (3)Menjadwalkan kembali rencana pembayaran pokok dan bunga yang jatuh tempo dan/atau tertunggak. contoh Utang usaha Pada tanggal 31 Debit Kredit 31 Januari 2020
Januari 2020, PT. X pembelian Rp. 25.000.000
melakukan pembelian barang ppn masukan Rp. 2.750.000
dagang sebesar Rp.
25.000.000 secara utang dagang Rp. 27.750.000
kredit. utang tersebut
akan dilunasi pada Debit Kredit tanggal 28 februari 2020. 28 Februari 2020 Utang dagang Rp. 27.750.000
Kas Rp. 27.750.000
contoh Utang Pajak dikenakan PPh Pasal 26 sebesar 20% Pada tanggal 20 20% X 100.000.000 = Rp. 20.000.000 Oktober 2020 PT. 20 Oktober 2020 Sentosa membayar gaji kepada karyawan Debit Kredit
asingnya sebesar beban gaji Rp. 120.000.000
Rp.100.000.000. Utang pph pasal 26 Rp. 20.000.000
kas Rp. 100.000.000
contoh Utang Dividen Terutangnya dividen akan menimbulkan Pada tanggal 28 kewajiban pemotongan PPh 23 sebesar Desember 2020 PT. 15% 28 Desember 2020 (pengumuman Pembagian Dividen) Sejahtera Debit Kredit mengumumkan akan membayar dividen Saldo laba Rp. 20.000.000
tunai sebesar utang dividen Rp. 20.000.000
Rp.20.000.000 pada tanggal 5 Januari 28 Desember 2020 (Terutangnya pph pasal 23) Debit Kredit 2021. utang dividen Rp. 3.000.000
utang pph 23 Rp. 3.000.000
contoh Utang Dividen 5 Januari 2021 (Pembayaran dividen)
Pada tanggal 28 Debit Kredit
Desember 2020 PT. utang dividen Rp. 17.000.000
Sejahtera Kas Rp. 17.000.000 mengumumkan akan membayar dividen 10 Januari 2021 (penyetoran pph 23 ke kas negara) tunai sebesar Rp.20.000.000 pada Debit Kredit
tanggal 5 Januari utang pph 23 Rp. 3.000.000
2021. Kas Rp. 3.000.000
contoh Utang Wesel 5 mei 2020 Pada tanggal 5 Mei Debit Kredit 2020 PT. A meminjam Kas Rp. 6.800.000 uang dari bank dengan menyerahkan promes diskonto wesel bayar Rp. 1.200.000
senilai wesel bayar Rp. 8.000.000
Rp. 8.000.000, bunga
diskonto 15%, dan 31 desember 2020 dengan jangka waktu Debit Kredit
12 bulan. biaya bunga Rp. 800.000
diskonto wesel bayar Rp. 800.000
contoh Utang Wesel 31 desember 2020 Pada tanggal 5 Mei Debit Kredit
2020 PT. A meminjam Rugi Rp. 800.000
uang dari bank dengan biaya bunga Rp. 800.000 menyerahkan promes senilai Rp. 8.000.000, bunga 5 Mei 2021 diskonto 15%, dan Debit Kredit
dengan jangka waktu wesel bayar Rp. 8.000.000
12 bulan. kas Rp. 8.000.000 contoh Utang Obligasi 1 Oktober 2008 PT.ARVA tanggal 1 oktober 2008 menjual obligasi nilai Debit Kredit
nominal Rp.12.000.000 Kas Rp. 10.300.000
kepada PT.Raya seharga Diskonto Obligasi Rp. 2.000.000 Rp.10.000.000, dengan bunga 12% pertahun, Utang PPh 23 Rp. 300.000 pembayaran bunga setiap Utang Obligasi Rp. 12.000.000 tanggal 1 April dan 1 oktober dengan jangka waktu 5 10 November 2008 tahun. Obligasi ini tidak Debit Kredit diperdagangkan di bursa efek. utang pph 23 Rp. 300.000
Kas Rp. 300.000
contoh Utang Obligasi 31 Desember 2008 PT.ARVA tanggal 1 oktober Debit Kredit 2008 menjual obligasi nilai nominal Rp.12.000.000 Beban Bunga Rp. 360.000 kepada PT.Raya seharga Utang PPh 23 Rp. 54.000 Rp.10.000.000, dengan bunga 12% pertahun, Utang Bunga Rp. 306.000
pembayaran bunga setiap
tanggal 1 April dan 1 oktober dengan jangka waktu Amortisasi 5 tahun. Obligasi ini tidak Debit Kredit diperdagangkan di bursa efek. Beban Bunga Rp. 100.000
Diskonto Rp. 100.000
Daftar BPK. (2011). Lampiran : 11 Kebijakan Akuntansi No. 10.
Irvan, A. (2019/2020). Akuntansi Pajak-Kewajiban Lancar
dan Kewajiban Jangka Panjang. Retrieved from Universitas Budi Luhur : Akuntansi : Tugas Paper-Rangkuman: https://www.studocu.com/id/document/universitas-budi- luhur/accounting/akuntansi-pajak-kewajiban-lancar-dan- kewajiban-jangka-panjang/8302723
Supriyanto, E. (2011). Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Rahayu, S. K. (2020). Pertemuan XI dan XII Akuntansi Pajak