Anda di halaman 1dari 19

Konsep Pengukuran

Besaran Listrik
Definisi Pengukuran

 Pengukuran adalah proses untuk mendapatkan informasi


besaran fisis tertentu seperti tegangan (V), arus listrik (I),
hambatan (R), konduktivitas (), dan lainnya.
 Informasi yang diperoleh dapat berupa nilai dalam bentuk angka
(kuantitatif) maupun berupa pernyataan (kualitatif).
 Informasi yang diperoleh dalam suatu pengukuran disebut data.
Jenis Data

 Data kuantitatif, yaitu informasi yang diperoleh dari hasil


pengukuran berupa nilai/angka.
Misalanya: Sebuah pengukuran tegangan diperoleh (10±1)
 Data kualitatif, yaitu informasi yang diperoleh dari hasil
pengukuran berupa sebuah pernyataan.
Misalanya: Nilai kuantitas suhu dari sensor LM35 dapat dirubah
menjadi sinyal digital menggunakan ADC.
Jenis Data Lanjut…

Selain itu juga data dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu:
 Data empiris, yaitu data yang diperoleh langsung saat dilakukan
pengukuran (yang terbaca pada alat ukur). Data ini sering juga
disebut data mentah karena belum diproses lebih lanjut.
 Data terproses (processed data), yaitu data yang diperoleh setelah
dilakukan pengolahan tertentu misalnya melalui sebuah
perhitungan.
Hal Penting Dalam pengukuran

 Kondisi alat.
 Kondisi lingkungan
 Cara/Metode pengukuran.
 Orang yang melakukan pengukuran.
Alat Ukur

 Absulute instrument yaitu alat yang digunakan sebagai acuan


dasar pengukuran dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi
dan biasanya digunakan pada laboratorium sebagai alat ukur
standar.
 Secundary instrument yaitu alat yang digunakan untuk
pengukuran sehari-hari dan biasanya sebelum digunakan
dikalibrasi terlebih dahulu.
Absulute instrument

Secundary instrument
Istilah Dalam Pengukuran

 Ketelitian: Angka yang ditunjukkan oleh alat ukur mendekati harga


sebenarnya dari besaran yang diukur.
 Presisi: Kemampuan alat ukur dalam pengukurannya. Bila dalam
pengukurannya kesalahannya kecil, maka presisinya tinggi.
 Sensitivitas: Kemampuan alat ukur dengan input yang kecil diperoleh
perubahan output yang besar.
 Relative Error: Perbandingan antara besarnya kesalahan dengan
harga yang sebenarnya.
Contoh

Sebuah amperemeter menunjukkan hasil pengukuran arus sebesar 10 A


dengan accuracy 1%, Tentukan nilai:
a. Kesalahan pengukuran.
b. Harga pengukuran sebenarnya.

Jawab:
c. Kesalahan pengukuran =1% X 10 = 0,1 A
b. Harga pengukuran sebenarnya = (10 + 0,1)A.
Contoh

Bila harga pembacaan volmeter M volt, sedankan diketahui harga


sebenarnya T volt. Berapakah kesalah pengukuran?

Jawab
Kesalahan pengukuran adalah [(T-M)/M]*100 %

Besar kecilnya error menunjukkan presisi dari alat ukur.


Hasil Pengukuran

Ketidakpastian (uncertainty) suatu pengukuran menyatakan


seberapa besaran simpangan hasil ukur dari nilai benar yang
seharusnya. Apabila sebuah variabel dinyatakan dengan x dan
ketidakpastian pengukuran dinyatakan ∆x, maka sebuah
pengukuran variabel tersebut dapat dinyatakan sebagai:
Hasil Pengukuran Lanjut…

 xterbaik adalah hasil ukur yang terbaca pada alat.


 Jika kita melakukan pengukuran secara berulang-ulang untuk variabel
x maka dari teori statistik xterbaik adalah rata-rata pengukuran yaitu:

 Oleh karena itu hasil pengukuran secara berulang dari sebuah


variabel dapat dilaporkan dengan cara:
Hasil Pengukuran Lanjut….

 Penulisan hasil pengukuran bisa juga dinyatakan dalam


persentase, selain lebih informatif juga pembaca dapat
mengetahui kualitas dari pengukuran yang dilakukan.
 Cara penulisan ini disebut ralat relatif dan dinyatakan dengan:
Contoh - 1
1. Sebuah pengukuran panjang dengan hasil x = (1,25 ± 0,05)
cm. Nyatakan hasilnya dalam bentuk ketidakpastian relatif.
Jawab:
Ketidakpastian relatifnya:
 0,05 
x %    x100 %  4%
 1,25 

Sehingga:
x  (1,25 cm  4 %)
Contoh - 2

2. Pada pengukuran tegangan dengan voltmeter dengan hasil


V1 = (15 ± 0,05) volt. Kemudian dengan alat yang sama
dilakukan pengukuran tegangan yang lebih besar dengan
hasil V2 = (20 ± 0,05) volt. Tentukan berapa nilai ralat mutlak
dan ralat relatifnya?
Jawaban:

2. Kita dapat melihat bahwa kedua hasil pengukuran memiliki nilai


ketidakpastian mutlak sama yaitu:
∆V1=∆V2=0,05 volt. Sedangkan nilai ketidakpastian relatifnya
berbeda yaitu:
 V   0,05 
V1 %    x100%    x100%  0,33%
 V   15 

 V   0,05 
V2 %    x100%    x100%  0,25%
 V   20 
Contoh - 3

3. Sebuah hasil pengukuran besaranya tahanan dari sebuah


resistor diperoleh R = (250 Ω + 1%) ohm. Nyatakan hasil
pengukuran ini dalam bentuk ketidakpastian/ralat mutlak.
Jawaban:

3. Sebagaimana diketahui bahwa ketidakpastian relatif diperoleh


dengan:
R  1%
Jadi ketidakpastian mutlaknya diperoleh dengan cara:
R
R
 0,01
R   250  2,5 
R   0,01 R   0,01 x  250  2,5 Volt
Buku Referensi

1. William D. Copper, “Electronic Instrumentation & Measurement Techniques".


2. Golding & Widdis, Electrical Measurement and Measuring Instrumen,
wheeler’s student edition
3. Soedjana, S., Nishino, O., 2000, Pengukuran dan Alat Alat Ukur Listrik, PT.
Paradnya Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai