Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

DISCHARGE PLANNING PADA


PASIEN GERIATRI
Oleh
Nina Mulyani

Pembimbing
Dr. I Dewa Putu Pramantara, SpPD-KGer
Pendahuluan
• Peningkatan usia harapan hidup ->
peningkatan jumlah pasien geriatri
• Tatalaksana pasien geriatri -> pendekatan
khusus dan holistik -> pendekatan
paripurna pasien geriatri (Comprehensive
Geriatric Assesment)

Termasuk Discharge Planning


Pendahuluan
• Discharge planning : suatu proses yang
dinamis dan sistematis agar tim kesehatan
mendapatkan kesempatan yang cukup
untuk menyiapkan pasien dan keluarga
selama perawatan di Rumah Sakit dan
melakukan perawatan mandiri di Rumah.

Penelitian -> Discharge Planning yang baik


memberikan outcomes yang lebih baik bagi pasien geriatri
Kasus
• Seorang wanita, usia 63 tahun
• Alamat : Mlati, Sleman
• Dirawat di bangsal Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito
tanggal 27 Juni 2017 - 5 Juli 2017.
RESUME ANAMNESIS
Keluhan utama :PENURUNAN KESADARAN 1 HARI SMRS

Di IGD RSS kesadaran os membaik, komunikasi (+)


namun kurang, lemas (+), BAB hitam (+), nyeri perut
(+), muntah hitam (-), nafsu makan menurun, demam
(+), batuk (-) sesak (-), BAB dan BAK tidak ada
keluhan, transfusi PRC (+) 2 kolf di IGD

1 2 3

1 hari smrs os penurunan kesadaran, Sejak 6 BSMRS, OS dikatakan mengalami


komunikasi (-), BAB hitam sejak 3 hari pengeroposan tulang kaki kanan, nyeri (+),
smrs, nafsu makan menurun, mual (+), riwayat jatuh (-), saat dironsen kaki dikatakan
muntah (-), nyeri ulu hati (+) os sendi ankle sebelah kanan patah, os mulai sulit
dibawa ke RSCC rujuk ke RSS berjalan, berjalan dengan kruk. Pasien sering
membeli sendiri obat nyeri tanpa resep dokter.
Selama 1 bulan terakhir, pasien mengeluh nyeri
boyok, semakin sulit berjalan, pasien
RPD : Riwayat alergi obat (-), DM (+) mengkonsumsi meloxicam 1x7,5 mg
Riwayat Penyakit

• Pasien penderita DM sejak tahun 2003, sebelumnya tidak


rutin berobat. Terapi terakhir dengan lantus 14-0-0,
metformin 3x500 mg. GD tertinggi 350 mg/dL, rerata 200-
an, keluhan sering kencing (+), banyak minum (+),
kesemutan (-), penurunan BB (+).
• Pasien penderita hipertensi, diketahui sejak lebih 10 tahun,
tidak minum obat teratur. Tekanan darah tertinggi 170an.

Riwayat Pribadi

Pasien tinggal bersama suami, anak perempuannya, menantu dan 2


orang cucu.
Sebelum mengeluh nyeri kaki kanan-> mandiri.
6 bulan terakhir -> berjalan dengan kruk.
1 bulan terakhir,-> berpindah termpat dengan duduk di atas skateboard.
Pemeriksaan Fisik
KU : Lemah, CM, gizi cukup
TB 150 cm, BB 50 kg, IMT 22,2 kg/m²
VS : TD 170/90 mmHg, tidur, manset di lengan kanan, large adult cuff
N 98 x/menit, irama teratur, isi dan tekanan cukup
R 26 x/menit, irama teratur, tipe pernapasan thorakoabdominal
T° 36.8 °C, suhu aksila
Kepala : Insp. : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-)
Palp. : tidak ada nyeri tekan, tak teraba massa
Leher : Insp. : JVP tak meningkat
Palp. : lnn ttb
Thorax :
Pulmo : Insp. : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Palp. : stem fremitus kanan = kiri
Perk. : sonor (+)
Ausk. : vesikuler (+) RBK (-/-) RBB (-) Wheezing (-)
Cor : Insp. : IC tak tampak
Palp. : IC teraba di SIC V LMCS
Perk. : kardiomegali (-)
Ausk. : S1-2 murni reguler
Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Insp.: datar
Ausk. : peristaltik (+) N
Palp. : Hepar lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

Extremitas : Insp. : edema − −


− −

Deformitas ankle dekstra (+)


regio glutea : Ulkus (+) kedalaman sampai
hilangnya lapisan epidermis
Palp. : akral hangat, tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan Penunjang
AGD
Darah Rutin ELEKTROLIT pH 7,55
Hb 4,5 Na 136 pCO2 26,8
AL 27,57 K 5,24 pO2 281,4
AT 777 CL 102 HCO3 23,5
SO2 98%
AE 1,65 BE 1,7
Hmt 13,8 AaDO2 181,9
GINJAL
pO2/FiO2 402
BUN 35,6
S 87,8 Urine
Creat 1,31
L 8,8 pH 5,0
BJ1,025
M 2,3
Prot. +1
E 0,1 Glu. (-)
Hati
B 0,3 Bil. (-)
HbsAg NR Uro. Normal
GOT 60 Ket. (-)
MCV 83,7 Nit. (-)
GPT 15
MCH 27,4 Blood Normal
Alb 2,16 LE +3
GLUKOSA Leu 499
GDS 165 Erit 57
Bact 166,2
EKG 27/6 : Irama sinus, heart rate 88 kali/menit
Ro thorax (27/6/17) :
• Pulmo tak tampak kelainan
• Besar cor normal
MSCT Kepala (27/6/17) :
• Infark lama regio frontalis sinistra
• Atrofi serebri

Konsul TS Neuro : somnolen tanpa lateralisasi


susp. Metabolik, post stroke tanpa pemberatan.
Barthel Indeks
sebelum MRS
Barthel Indeks
setelah MRS
Mini Nutritional
Assesment (MNA)
2


Assesment
 1.Severe sepsis,
 2.Suspek infeksi saluran kemih
 3.Melena ec gastropati OAINS dd stress ulcer
 4.DM tipe II Non Obese dengan komplikasi neuropati diabetik,
 5.Akute Kidney Injury stage I dd acute on chronic renal
failure,
 6.Hipertensi stage II
 7.Ulkus decubitus grade II
 8.Hipoalbuminemia.
 9.Post stroke tanpa pemberatan,
 10.Close fraktur ankle dekstra non union

16
Terapi : Plan:
• Oksigen NRM 6-8 lpm • Balance cairan /12 jam
• Diet cair DM 300 kkal via NGT • Cukupi kebutuhan cairan 30cc/KgBB/ hari
• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm • KS urin, lacak KS darah
• Cek GDP/GDBT
• Inj. Meropenem 1g/8 jam
• Transfusi PRC sd Hb > 10 g/dl
• Inj. Citicolin 500 mg/12 jam • Transfusi albumin sd Alb > 3
• Inj. Mecobalamin 500 mg/12 jam • Cek DR dan albumin post transfusi
• Inj novorapid 5-5-5 sc setelah
masuk diet sonde
• Aspilet 1x80 mg tunda
• Irbesartan 1x150 mg
• Amlodipin 1x 5mg
• Inj. PPI 1 amp/12 jam
Consul Supervisor IGD :
• Injeksi meropenem 1 g/8 jam

Consul Senior Endokrin:


• Lantus dan metformin stop
• Ganti Novorapid 5-5-5 sc
PEMERIKSAAN 28/6/ 2017 30/6/ 2017 4/7/ 2017
S KELUHAN Penurunan kesadaran (+) Penurunan kesadaran (-) Penurunan kesadaran (-)
BAB hitam (+), baruk kadang BAB hitam (-)

O KEADAAN UMUM Lemak, Somnolen Lemah, CM Sedang, CM


TD 176/83 130/70 120/80
NADI 88 76 78
RR 22 18 22
T 36,8 36,1 36,7
SPO2 96% NRM 8 lpm 99% NRM 6 lpm 99% O2 NK 2 lpm
PEMERIKSAAN Konjungtiva pucat (+/+) Konjungtiva pucat (+/+) Konjungtiva pucat (+/+)
FSIK RT = melena (+) Regio pedis sin: kulit kering, Regio pedis sin: kulit kering,
Regio pedis sin : kulit kering, squama mengelupas squama mengelupas
squama mengelupas RBK (+/-) RBK (-/-)

A ASSESSMENT • Sepsis mods dengan : • Sepsis mods dengan : • Sepsis mods dengan :
- penurunan kesadaran - penurunan kesadaran - penurunan kesadaran
- AKI st I DD acute on CRF membaik membaik
• of chronic renal failure - AKI st I DD acute on CRF - AKI st I DD acute on CRF
• Melena ec gastropati oains • Melena ec gastropati oains • Melena ec gastropati oains
dd stress ulcer dd stress ulcer dd stress ulcer
• Anemia ec blood loss • Anemia ec blood loss • Anemia ec blood loss
• Suspect infeksi saluran • HAP early onset • HAP early onset membaik
kemih • Suspect infeksi saluran • Suspect infeksi saluran
• Dm tipe II non obese kemih kemih
dengan komplikasi • Dm tipe II non obese • Dm tipe II non obese
neuropati dm dengan komplikasi dengan komplikasi
• Hipertensi stage II neuropati dm neuropati dm
• Old frontal infark tanpa • Hipertensi stage II • Hipertensi stage II
pemberatan • Old frontal infark tanpa • Old frontal infark tanpa
• Hipoalbuminemia pemberatan pemberatan
• Close fraktur ankle dekstra • Hipoalbuminemia • Hipoalbuminemia
non union • Close fraktur ankle dekstra • Close fraktur ankle dekstra
non union non union
PEMERIKSAAN 28/6/ 2017 30/6/ 2017 4/7/ 2017

P TERAPI •IVFD NaCl 0,9% 20 tpm + Drip levofloxacin 750 mg/24 jam Bactesyn 2x375 mg,
•Inj. Meropenem 1g/8 jam Inj. Metoclorpramis 3x1 amp lansoprazole 2x1 kap,
•Inj. Citicolin 500 mg/12 jam sukralfat 3xCI, i
•Inj. Mecobalamin 500 mg/12 jam rbesartan 1x300 mg,
•Inj novorapid 5-5-5 sc setelah amlodipin 1x10 mg,
masuk diet sonde inj. novorapid 5-5-5 UI.
•Aspilet 1x80 mg tunda
•Irbesartan 1x150 mg
•Amlodipin 1x 5mg
•Inj. PPI 1 amp/12 jam
PLAN • Lacak KS darah • Lacak KS darah •Rawat jalan
• Lacak KS urin • Lacak KS urin
•Transfusi sd Hb > 10 •Transfusi sd Hb > 10
• Cek GDP GDBT per hari •Transfusi albumin s/d Alb > 3
• Cek GDP GDBT per hari
•Ro thoraks ulang
•Ro thorakolumbal
LAB 27/6 29/6 3/7 LAB 27/6

Hb 4,5 8,8 11,6 URINE


AL 27,55 23,3 9,9 Glu
AT 711 462 304 BJ
S 87,7 98,9 78,2 Blood
ALB 2,16 2,71 2,78 Nitrit
SGOT 60 LE
SGPT 15 Erit
BUN 35,6 6 Prot
Creat 1,31 0,77 Bil
Na 136 134 Keton
K 5,24 3,09
Cl 102 100
GDS
GDBT 77 90
GDP 99 105
KS DARAH KUMAN TIDAK TUMBUH
KS URIN KUMAN TIDAK TUMBUH
Ro thorax (30/6/17) :
• Bronkopneumonia
• CTR = 0,52 (inspirasi kurang
• Spondilosis thorakolumbalis
• Hemidiafragma letak tinggi curiga ec proses infradiafragman
Ro Thoraks evaluasi (4/7/17) :
pneumonia dekstra, dibandingkan foto thoraks sebelumnya, pneumonia berkurang
Barthel Indeks
sewaktu keluar RS
Discharge Planning
• Tujuan utama : membantu pasien dan
keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal.
• Discharge planning yang efektif juga
menjamin perawatan yang berkelanjutan
Manfaat Discharge Planning
• Dari sudut pemerintah :
membantu penghematan dana, karena tidak perlu
menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran
pada setiap sarana kesehatan, memperjelas sistem
pelayanan kesehatan yang tersedia dan memudahkan
administrasi terutama pada aspek perencanaan.

• Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa


pelayanan (health consumer) :
meringankan biaya pengobatan, mempermudah
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
Discharge Planning Pada Geriatri

Pasien geriatri -> sering admisi untuk menjalani


perawatan di RS, dan sering kali memakan waktu
perawatan yang lama.

Naylor et al (1999) dan Steeman et al (2006), :


managemen discharge planning yang baik pada geriatri
yang berisiko tinggi, akan menurunkan angka readmisi
Namun, discharge planning sering kali menjadi skill
yang diabaikan.
Discharge Planning Pada Geriatri
• Cochrane review -> 11 RCT mengenai discharge
planning pada lebih dari 5000 pasien.
Meskipun penelitian ini gagal menunjukkan
penurunan angka mortalitas pada pasien lanjut
usia, penurunan angka readmisi, atau
memperpendek lama perawatan, tetapi dua studi di
review ini melaporkan adanya kepuasan yang lebih
besar dari pasien dan keluarga ketika discharge
planning dijalankan.
Cochrane review menyimpulkan bahwa discharge
planning tetap menjadi langkah penting dalam
pelayanan kesehatan
Kapan dischlarge planning
dilakukan?
Lembar Discharge Planning
di RSUP Dr. Sardjito
• PMK No. 79 tahun 2014 tentang Penyelengaraan
Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit :
Pada pemulangan pasien geriatri, dibuatkan
perencanaan pemulangan yang berisi kegiatan
yang dapat dilakukan di rumah seperti terlihat
dalam Formulir. Perencanaan pulang dievaluasi
dan akhirnya pasien dapat dipulangkan
sepenuhnya ke masyarakat dan mendapatkan
pelayanan geriatri oleh masyarakat melalui
pelayanan rujukan.
Formulir
discharge planning
pasien geriatri
mandiri
Formulir
discharge planning
pasien geriatri
ketergantungan
berat
Formulir discharge planning
pasien geriatri ketergantungan berat
Form discharge planning pasien
Form
discharge
planning
pasien
Kesimpulan
• Telah dilaporkan seorang pasien wanita usia 63 tahun dengan
diagnosis severe sepsis, infeksi saluran kemih, Hospital
Acquired Pneumonia early onset, DM tipe II Non Obese dengan
komplikasi neuropati diabetik, Akute Kidney Injury stage I dd
acute on chronic renal failure, hipertensi stage II, post stroke
tanpa pemberatan, ulkus decubitus grade II, melena ec
gastropati OAINS dd stress ulcer, hipoalbuminemia.
• Pasien pulang dengan pulag dengan kondisi masih
ketergantungan berat.

Discharge planning merupakan tindakan yang penting untuk menyiapkan


pasien dan keluarga selama perawatan di RS dan melakukan perawatan
mandiri di rumah.
Discharge planning bermanfaat bagi pasien, keluarga pasien, dan penyedia
pelayanan kesehatan.
Discharge planning sering kali terabaikan -> diharapkan petugas kesehatan
semakin memperhatikan discharge planning terutama pada pasien geriatri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai