Anda di halaman 1dari 28

Sesi 11

PPh Pasal 23
Oleh:
Hafiez Sofyani, SE., M.Sc.
Definisi PPh Pasal 23
adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang
berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan
penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.

Subyek PPh Pasal 23:


•WP dalam negeri
•BUT
Pemotong PPh Pasal 23
Badan pemerintah
Subjek Pajak badan dalam negeri;
Penyelenggaraan kegiatan;
Bentuk usaha tetap (BUT);
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
WP orang pribadi dalam negeri tertentu, yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.
WP OP ditunjuk DJP Pemotong
PPh 23
Akuntan
• Arsitek
• Dokter
• Notaris
• PPAT kecuali Camat
• Pengacara
• Konsultan yg bekerja bebas
• Pengusaha yg melakukan pembukuan
Obyek PPh Pasal 23
Penghasilan Barang Modal
Penyerahan Jasa
Penyelengaraan Kegiatan Selain Telah
Dipotong PPh Psl 21
Obyek PPh Pasal 23
Deviden, Termasuk dari Perusahaan Asuransi Kepada Pemegang Polis dan Pembagian
SHU Koperasi
Bunga, termasuk Premium, Diskonto dan Imbalan Sehubungan Jaminan Pengembalian
Utang
Royalti
Hadiah dan Penghargaan Sehub. Kegiatan (Selain telah Dipot PPh Psl 21)
Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan Penggunaan Harta (selain Sewa Tanah dan
Bangunan)
Imbalan Sehubungan Dengan:
◦ Jasa Teknik;
◦ Jasa Manajemen;
◦ Jasa Konsultan Hukum,
◦ Jasa Konsultan Pajak,
◦ Jasa Lain
◦ Selain Jasa Yg Tlh Dipotong Pph Psl 21
Tarif dan Objek PPh Pasal 23
15% dari jumlah bruto atas:
◦ Bunga, royalti
◦ hadiah dan penghargaan (kecuali telah dipotong PPh pasal 21)

10% unutk dividen (kecuali pembagian dividen kepada orang


pribadi dikenakan finalPeraturan Menteri Keuangan Nomor
111/PMK.03/2010 )
2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta (kecuali sewa tanah dan/atau bangunan)

2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi dan jasa konsultan

Note: tidak ber-NPWP dipotong 100% ebih tinggi


Tarif dan Objek PPh Pasal 23
2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya, yaitu:
◦ Jasa penilai;
◦ Jasa Aktuaris;
◦ Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan
keuangan;
◦ Jasa perancang;
◦ Jasa pengeboran di bidang migas kecuali yang dilakukan
oleh BUT;
◦ Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
◦ Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang
penambangan selain migas
Tarif dan Objek PPh Pasal 23
2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya, yaitu:
◦ Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
◦ Jasa penebangan hutan
◦ Jasa pengolahan limbah
◦ Jasa penyedia tenaga kerja
◦ Jasa perantara dan/atau keagenan;
◦ Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali
yang dilakukan KSEI dan KPEI;
◦ Jasa kustodian/penyimpanan-/penitipan, kecuali yang
dilakukan oleh KSEI
Tarif dan Objek PPh Pasal 23
2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya, yaitu:
◦ Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
◦ Jasa mixing film;
◦ Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
◦ Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik,
telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di
bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau
sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
Tarif dan Objek PPh Pasal 23
2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa
lainnya, yaitu:
◦Jasa maklon
◦Jasa penyelidikan dan keamanan;
◦Jasa penyelenggara kegiatan atau
event organizer;
◦Jasa pengepakan;
Tarif dan Objek PPh Pasal 23
2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa
lainnya, yaitu:
◦ Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media
massa, media luar ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi;
◦ Jasa pembasmian hama;
◦ Jasa kebersihan atau cleaning service;
◦ Jasa katering atau tata boga.
Definisi Jumlah Bruto
adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan
untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayaran kepada
WP dalam negeri atau bentuk usaha tetap, oleh:
◦ badan pemerintah
◦ subjek pajak dalam negeri
◦ penyelenggara kegiatan
◦ bentuk usaha tetap
◦ Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya

Note: Penghitungan PPh Pasal 23 terutang menggunakan jumlah bruto tidak


termasuk PPN
Dikecualikan PPh 23
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank;
Sewa guna usaha dengan hak opsi;
Dividen atau bagian laba penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan
dan bertempat kedudukan di Indonesia yang diterima PT, koperasi,
BUMN/BUMD, dengan syarat:
◦ Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
◦ Bagi PT dan BUMN/BUMD kepemilikan saham paling rendah 25%
◦ Bagian laba diterima anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi
termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
◦ SHU koperasi kepada anggota;
◦ Penghasilan yang dibayar kepada badan usaha atas jasa keuangan yang
berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan.
Terutang, Setor, dan Lapor
PPh Pasal 23

Terutang pada akhir bulan pembayaran atau disediakan untuk


dibayar atau jatuh tempo pembayaran, tergantung peristiwa yang
terjadi terlebih dahulu.

Disetor oleh Pemotong Pajak paling lambat tanggal 10 bulan


takwim berikutnya

SPT Masa disampaikan ke KPP paling lambat 20 hari setelah Masa


Pajak berakhir.

Sertor dan lapor bertepatan dengan hari libur/sabtu/ libur


nasional dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Bukti Potong

 Pemotong Pajak harus memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23


kepada Wajjib Pajak Orang Pribadi atau badan yang telah dipotong PPh
Pasal 23.
Tarif

PPh Psl 4 (2)


Karakteristik PPh Final
 Tidak perlu digabungkan dengan penghasilan lain
(yang non final) dalam SPT Tahunan.

 Telah dibayar sendiri atau dipotong pihak lain tidak


dapat dikreditkan

 Biaya yang digunakan untuk menghasilkan,


menagih, dan memelihara penghasilan tidak dapat
dibiayakan.
Penghasilan dikenakan PPh Final
Pasal 4 (2)

Bunga Tabungan/Deposito
Bunga/Diskonto Obligasi
Hadiah Undian
Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
Usaha Jasa Konstruksi
Jenis Tarif DPP Ket.
Penghasilan %
Bunga Deposito,
Tabungan, dan Jumlah Bruto PP 131/2000
20
diskonto SBI

Hadiah Undian 25 Jumlah Bruto PP 132/2000

Bunga simpanan Jumlah


anggota Koperasi 15 penghasilan bunga 522/KMK.04/1998
(> Rp 240.000)
Bunga/ Diskonto
Obligasi yang 20 Jumlah Bruto PP 6/2002
dijual di BEI
Jumlah bruto
Penjualan saham 0.1 PP 14/1997
di Bursa Efek Tambahan untuk
0.5 penjualan saham
pendiri.
Jenis Penghasilan Tarif Dasar Ket.
% Pengenaan
Penyalur/dealer/agen Penjualan 254/KMK.03/2001
0.3
produk Pertamina

Penyalur/Distributor 0.15 Harga Bandrol Kep-529/PJ/2001


Rokok
Nilai tertinggi
Pengalihan HTB WP OP antara pengalihan PP 79/1999
5
& Yayasan dan Org. dan NJOP
Sejenis

Persewaan Tanah dan 10 Jumlah Bruto PP 5/2002


atau bangunan.
Jasa Konstruksi
1. Jasa pelaksanaan konstruksi oleh penyedia jasa
dengan kualifikasi usaha kecil 2%
2. Jasa pelaksanaan konstruksi oleh penyedia jasa
yang tidak memiliki kualifikasi usaha 4%
3. Jasa pelaksanaan konstruksi oleh penyedia jasa
selain angka 1 dan angka 2 di atas 3%
4. Jasa perencanaan atau pengawasan konstruksi
oleh penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha 4%
5. Jasa perencanaan atau pengawasan konstruksi
oleh penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi
usaha 6%
Bunga Deposito, Tabungan Diskonto SBI
Termasuk Didalammya Jasa Giro Dan Diskonto Sbi
Dipotong Oleh Bank
Tarif 20%
Penyetoran Paling Lambat Tgl 10 Bulan Berikutnya
Pelaporan Paling Lambat Tgl 20 Bulan Berikutnya

Tidak Dikenakan Pajak


◦ Jumlah Deposito, Tabungan, Giro Dan SBI < Rp. 7.500.000
◦ Diterima Bank
◦ Diterima Dana Pensiun
◦ Bunga Tabungan di Bank yg Ditunjuk Pemerintah KPR RS, RSS Atau Rusun
Sederhana
Hadiah Undian
Dengan Nama dan dalam Bentuk Apapun dengan
Cara Diundi, Diterima OP atau Badan
Dipotong dan Disetor Oleh Penyelenggara Undian
Tarif 25%
Disetor Paling Lambat Tanggal 10 Bulan Berikutnya
Melapor Paling Lambat Tanggal 20 Bulan
Berikutnya
PPh Final atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau bangunan

PHTB oleh WP Badan di luar kegiatan usaha


pokoknya, tarif PPh 5%

PPh PHTB tidak final angsuran PPh dalam tahun


berjalan yang dapat dikreditkan

Dikecualikan PPh PHTB yaitu Hibah:


◦ OP keluarga sedarah
◦ Badan badan: keagamaan, pendidikan, sosial, koperasi
◦ Hibah ke pengusaha kecil
◦ Tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan
atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan
PPh Final atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau bangunan

PHTB < Rp. 60 juta tidak dikenakan BPHTB

Tarif 5% Jumlah Bruto


(nilai tertinggi antara nilai berdasarkan akta
pengalihan dan NJOP PBB)

OP melakukan penjualan PHTB < Rp. 60.000.000, dikenakan PPh Final


5%, jika penghasilan 1 tahun > PTKP
Penjualan Bahan Bakar Minyak,
Gas Dan Pelumas Kepada Agen/Penyalur

•Disetor Oleh Agen/Penyalur Sebelum Penebusan Do

•Dilaporkan Paling Lambat Tgl 20 Bulan Berikutnya

JENIS PRODUK SPBU PERTAMINA SPBU SWASTA


Premium, Premix, 0,3% x Harga
0,25% x Harga Jual
Solar Jual
Minyak tanah 0,3% x Harga Jual -
Gas LPJ 0,3% x Harga Jual -
Pelumas 0,3% x Harga Jual -
Contoh
Bapak JOYO mempunyai pendapatan sebagai berikut:
Jasa akuntansi sebesar Rp. 175 jt
Pemasangan instalasi program computer Rp. 90 jt
Mendapatkan sewa Kantor Rp. 150 jt
Mendapat rental mobil Rp. 120 jt
Bunga deposito Rp. 15 jt
Deviden dari PT. Kiko Rp. 20 jt
Ditanya:
Berapakah Pajak terutang PPh 23? Berapakah pajak terutang pph
pasal 4 ayat 2?

Anda mungkin juga menyukai