Anda di halaman 1dari 13

Referat

Spastisitas dan Penatalaksanaan

PEMBIMBING
D R . H A D I K U R N I AWA N , S P. K F R , C C D

F LO R E N S I A M E R L I N L I E M
112017240

1
Pendahuluan

Spastisitas adalah suatu


Spastisitas pasca stroke (Post
gangguan motorik yang ditandai
Stroke Spasticity – PSS) adalah
oleh peningkatan tonus otot yang
komplikasi yang umum Walaupun tidak selalu merugikan,
terkait kecepatan gerak dengan
ditemukan bersamaan dengan spastisitas dapat menjadi
sentakan tendon berlebihan,
tanda dan gejala lain dari sindrom permasalahan serius dalam
yang dikarenakan
Upper Motor Neuron – UMN, fungsional dan aktivitas
hipereksitabilitas dari refleks
meliputi agonis-antagonis, co- kehidupan sehari-hari pasien
regang, sebagai suatu komponen
contraction, kelemahan serta
dari sindroma Upper Motor
gangguan koordinasi.
Neuron

2
2/3 berasal dari korteks
motorik primer (area 4
sisanya berasal dari Brodmann)
korteks premotorik

Area batang otak yang


mengontrol refleks
spinal

Di Tingkat Medula
Spinalis

Di tingkat otot

3
4
Jaras inhibisi serebral ( adanya
pusat-pusat inhibisi di otak
bagian tengah dan formatio
retikularis batang otak )

Inhibisi nonresiprokal Ib (Golgi


tendon organ)
Adanya regangan akan
merangsang GTO dan impuls
berjalan lewat serabut Ib
untuk mengaktivasi
interneuron agar melepaskan
mediator inhibisi Inhibisi resiprokal Ia
(inhibisi pada otot
antagonis)
Inhibisi presinaps pada
terminal Ia ( sinap Inhibisi rekuren Renshaw
aksoaksonik antara 2 akson ) (inhibisi feedbackpada
Spastisitas disebabkan oleh badan sel motor neuron
hilangnya inhibisi presinaptik alfa oleh inhibisi
pada terminal Ia interneuron)

5
Skala Ashworth
Modifikasi
Pemeriksaan Fisik
Spastisitas
Skor Tonus Aduktor
Penilaian Kuantitatif
Dan Kualitatif
Spastisitas
Skala Frekuensi
Spasme
EVALUASI
SPASTISITAS
Skor Analog Visual
(VAS)

Aktivitas Kehidupan Sehari-hari,


Kemampuan transfer, Posisi istirahat,
Evaluasi Fungsional
Lingkup Gerak Sendi, Keterampilan
Spastisitas keseimbangan, Ketahanan, Pola tidur,
Analisis langkah secara observasi 6
Skor Skala Ashworth Modifikasi Skala Ashworth
0 Tidak ada peningkatan tonus otot Tidak ada peningkatan tonus
1 Sedikit peningkatan tonus otot, Sedikit peningkatan pada
dimanifestasikan sebagai tahanan dan tonus otot berupa tahanan
pelepasan atau dengan perlawanan ketika anggota gerak
minimal pada akhir LGS ketika bagian difleksi/diekstensikan
yang diperiksa
difleksikan/diekstensikan
1+ Sedikit peningkatan tonus otot,
dimanifestasikan sebagai tahanan
diikuti dengan perlawanan minimal
pada sisa (<50%) LGS
2 Peningkatan tonus otot pada Peningkatan tonus otot,
seluruh LGS, namun bagian yang namun anggota gerak masih
terkena masih dapat digerakkan mudah difleksikan
dengan mudah
3 Peningkatan tonus otot yang lebih Peningkatan nyata dari tonus
nyata, gerakan pasif sulit otot, gerakan pasif sulit

4 Bagian yang terkena menjadi rigid Anggota gerak rigid dalam


pada gerakan fleksi atau ekstensi posisi fleksi atau ekstensi
7
Skor Skor Tonus Aduktor Bilateral
0 Tidak ada peningkatan tonus
1 Terdapat peningkatan tonus, sendi panggul mudah
diabduksikan sampai 45° oleh 1 orang

2 Panggul dapat diabduksi sampai 45° oleh 1 orang dengan usaha


ringan
3 Panggul dapat diabduksi sampai 45° oleh 1 orang dengan usaha
sedang
4 2 orang diperlukan untuk mengabduksi sendi panggul
sampai 45°
Skor Skor Frekuensi Spasme

0 Tidak ada spasme

1 1 atau lebih sedikit kelompok otot mengalami spasme

2 Antara 1 dan 5 kelompok otot mengalami spasme

3 Antara 6 dan 9 kelompok otot mengalami spasme

4 10 atau lebih kelompok otot mengalami spasme, atau


mengalami kontraksi terus-menerus
8
Tatalaksana Spastisitas
A. Manajemen Konvensional

Pengurangan stimulasi yang mengganggu/menyakitkan

Positioning

Peregangan, Casting, dan Ortosa

Modalitas Fisik

9
Baklofen,
via jalur
benzodiazepin, dan
B. Manajemen Farmakologis enteral tizanidin

Catapress TTS sistem


(Transdermal transder
Therapeutic System) mal

baklofen, morfin,
Intratekal
dan klonidin

Injeksi
lokal
fenol, etanol,
agen
toksin botulinum
neurode
nervatif
10
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan obat
farmakologis :
1. Etiologi
2. Waktu setelah onset
3. Prognosis fungsional
4. Dukungan sosial
5. Status kognitif
6. Masalah medis lainnya
7. Distribusi spastisitas
8. Keadaan finansial

11
C. Tindakan Bedah

Baklofen Tindakan bedah


intratekal lainnya
menginjeksikan Rizotomi
baklofen langsung ke Neurektomi
Tenotomi
cairan serebrospinal
Miotomi
lewat sebuah kateter

12
Kesimpulan
Spastisitas merupakan suatu gangguan sistem sensorimotor yang dikarakteristik oleh adanya
peningkatan tonus otot dan menimbulkan tendon jerk yang merupakan hasil hiperekstabilitas
refleks regang.
Tujuan penanganan spastisitas adalah antara lain meningkatkan mobilitas dan lingkup gerak
sehingga pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti makan, bepakaian, merawat
kebersihan tubuh dan lain-lain agar kualitas hidup pasien meningkat.
Pemilihan program penatalaksaan yang paling tepat memerlukan informasi penyebab, sifat
maupun tanda sindrom UMN yang terjadi.
Di samping penanganan konservatif berupa latihan fisik, peregangan dan latihan posisi, pilihan
penanganan juga meliputi penggunaan obat-obat antispastik oral dan injeksi local penghambat
neuromuscular dengan fenol dan botulinum toksin.

13

Anda mungkin juga menyukai