PEMBIMBING
D R . H A D I K U R N I AWA N , S P. K F R , C C D
F LO R E N S I A M E R L I N L I E M
112017240
1
Pendahuluan
2
2/3 berasal dari korteks
motorik primer (area 4
sisanya berasal dari Brodmann)
korteks premotorik
Di Tingkat Medula
Spinalis
Di tingkat otot
3
4
Jaras inhibisi serebral ( adanya
pusat-pusat inhibisi di otak
bagian tengah dan formatio
retikularis batang otak )
5
Skala Ashworth
Modifikasi
Pemeriksaan Fisik
Spastisitas
Skor Tonus Aduktor
Penilaian Kuantitatif
Dan Kualitatif
Spastisitas
Skala Frekuensi
Spasme
EVALUASI
SPASTISITAS
Skor Analog Visual
(VAS)
Positioning
Modalitas Fisik
9
Baklofen,
via jalur
benzodiazepin, dan
B. Manajemen Farmakologis enteral tizanidin
baklofen, morfin,
Intratekal
dan klonidin
Injeksi
lokal
fenol, etanol,
agen
toksin botulinum
neurode
nervatif
10
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan obat
farmakologis :
1. Etiologi
2. Waktu setelah onset
3. Prognosis fungsional
4. Dukungan sosial
5. Status kognitif
6. Masalah medis lainnya
7. Distribusi spastisitas
8. Keadaan finansial
11
C. Tindakan Bedah
12
Kesimpulan
Spastisitas merupakan suatu gangguan sistem sensorimotor yang dikarakteristik oleh adanya
peningkatan tonus otot dan menimbulkan tendon jerk yang merupakan hasil hiperekstabilitas
refleks regang.
Tujuan penanganan spastisitas adalah antara lain meningkatkan mobilitas dan lingkup gerak
sehingga pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti makan, bepakaian, merawat
kebersihan tubuh dan lain-lain agar kualitas hidup pasien meningkat.
Pemilihan program penatalaksaan yang paling tepat memerlukan informasi penyebab, sifat
maupun tanda sindrom UMN yang terjadi.
Di samping penanganan konservatif berupa latihan fisik, peregangan dan latihan posisi, pilihan
penanganan juga meliputi penggunaan obat-obat antispastik oral dan injeksi local penghambat
neuromuscular dengan fenol dan botulinum toksin.
13