DISPENSING
“Osteoarthritis Dengan
Menggunakan Obat Anti
Inflamasi Non-Steroid (AINS)”
Kelompok 7 kelas C
Ruth Debora 2019000077
Theresia Nuelita Rachel 2019000087
Widi Azela 2019000097
Muhammad Khosyie Abror 2019000117
Fosfolipid
Dihambat kortikosteroid Enzim fosfolipase
Asam arakhidonat
Hidroperoksid Endoperoksid
PGG2 /PGH
Leukotrien
Opioid
alkaloid opium Anti Inflamasi
Analgesik Steroid
Kortikosteroid AINS non selektif
Non-Opioid Asam mefenamat, Na
Diklofenak, Ibuprofen
Anti Inflamasi
Non Steroid
AINS Selektif COX2
Celecoxib
Analgesik
Osteoartritis
Merupakan penyakit yang berkembang lambat, biasa
mempengaruhi terutama sendi diartrodial perifer dan rangka
aksial. Penyakit ini ditandai dengan kerusakan dan hilangnya
kartilago articular yang berakibat pada pembentukan
osteofit, rasa sakit, pegerakan yang terbatas, deformitas, dan
ketidakmampuan. Inflamasi dapat terjadi atau tidak terjadi
pada sendi yang dipengaruhi.
Klasifikasi OA
Prevalensi
• prevalensi dari National Centers for Health Statistics= 25-74
15.8 juta (12%)
• OA Tangan= dibawah 45 20%
• OA lutut
• 75-79 tahun 8,5%
• 25-34 tahun 0,1%
• 65-74 tahun 10-20%
Indonesia
OA lutut umur antara 40-60 tahun.
15,5% 12,7%
Patofisiologi
Kandungan air pada kartilago meningkat, kemungkinan sebagai akibat kerusakan jaringan kolagen yang tidak mampu untuk mendesak
proteoglikan, dan selanjutnya memperoleh air. Seiring perkembangan OA, kandungan proteoglikan menurun, kemungkinan melalui kerja
metalloproteinase.
Perubahan dalam komposisi glikosaminoglikan juga terjadi, dengan peningkatan keratin sulfat dan penurunan rasio kondroitin 4-sulfat
terhadap kondroitin 6-sulfat. Perubahan ini menganggu interaksi kolagen-proteoglikan pada kartilago. Ketika menjadi parah maka
kandungan kolagen akan terganggu.
Peningkatan aktivitas metabolik yang ditandai dengan peningkatan sintesis matriks yang dikontrol oleh kondrosit, dianggap merupakan
suatu respon perbaikan terhadap kerusakan.
Tulang subkondral yang berdekatan dengan kartilago articular juga mengalami pergantian tulang yang lebih cepat, dengan
peningkatan aktivitas osteoklat dan osteoblast.
Fibrilasi, robeknya kartilago yang tidak mengandung kalsium, mengekspos bagian dalam tulang sehingga dapat menyebabkan
mikrofaktur pada tulang subkondral. Selanjutnya kartilago tererosi dan meninggalkan tulang subkondral yang gundul dan menjadi padat,
halus dan berkilau.
Mikrofaktur berakibat pada produksi callus dan osteoid. Tulang baru terbentuk pada tepi sendi, jauh dari area dektruksi kartilago. Osteofit
dapat merupakan suatu usaha untuk menstabilkan sendi yang deksruktif dari OA.
Inflamasi dicatat secara klinis sebagai sinovitis, terjadi dan dapat diakibatkan dari pelepasan mediator inflamasi seperti prostaglandin dari
kondrosit
Etiologi
RS AYUNAKA
Contoh Jl. Alternatif Bogor
Telp : (021)8445678
Tanggal : 17/8/19
Dokter :
Poliklinik :
Alergi : □ Tidak □ Ya, Obat
R/
R/ Voltaren tab 25mg X
S 2dd 1 pc
R/ Ranitidin tab X
S 2dd1 ac
Nama : Ny Ani
Nomor RM :
Umur : 58 Tahun
Berat badan :
Telp :
Inscription
RS AYUNAKA
Identitas dokter:
Nama dokter ✔
Jl. Alternatif Bogor
SIP dokter ✔ Telp : (021)8445678
Alamat dokter ✔ Website : www.rsayunaka.co.id
Nomor telepon ✔
Jenis kelamin ✔
Umur pasien ✔
Pemulihan: 100-150mg
25 mg Dosis resep lebih kecil
1 Voltaren Kasus sedang : 75-100mg Dosis disesuaikan
2x Sehari dibandingkan dosis Lazim
150 mg
3 Ranitidin Dewasa: 150mg 2x sehari Sesuai -
2x sehari
Pertimbangan klinis
No. Kriteria Permasalahan Pengatasan
Pasien memberikan resep dan •Menginformasikan harga obat yang harus dibayar
resep diterima. pasien yaitu Rp 41.000,-
Apoteker menanyanyakan ke pasien apakah sudah diberi informasi oleh dokter mengenai pengobatan
pasien. Apabila belum maka, berikan infromasi mengenai pengobatan pasien. Apoteker menanyakan
kepada pasien apakah pasien mengetahui kegunaan dan cara pakai obat. Jika belum mengetahui,
jelaskan kegunaan obat tersebut dan cara menggunakan obat tersebut.
Apoteker menginformasikan bahwa penggunaan obat voltaren dan mefinal dapat menyebabkan
gangguan pada lambung
Beri pengarahan kepada pasien apabila saat mengkonsumsi obat bagian perut terasa sakit, agar diberi
tahu kepada apoteker, sehingga apoteker dapat mencari solusi terhadap timbulnya efek samping
Metutup Konseling
Daftar Pustaka
• Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia Tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid, 2014
• Rekomendasi IRA untuk Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis, 2014
• Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
• Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Kee JL, Hayes ER. 1996. EGC
• Gunawan GS. Farmakologi dan terapi edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2007.
• Jahwa JY. Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol 70% Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada Mencit (Mus musculus) Jantan Galur Swiss yang Diinduksi Nyeri Asam
Asetat dengan Metode Geliat (Writhing Test) (Naskah Publikasi). Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2016.
• www.pionas.pom.go.id. Diakses tanggal: 13 November 2019, pukul 16:00 WIB.
• Katzung B. G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology, 10th Edition. San Fransisco
• Farmakologi dan Terapi, edisi ke-4 (cetakan ulang 2002), bagian Farmakologi FKUI: Gaya Baru, Jakarta
• http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-10-otot-skelet-dan-sendi/101-obat-reumatik-dan-gout/1011-antiinflamasi-nonsteroid-ains diakses 13 November 2019 pukul 22.08 WIB)
• ISFI. Iso Farmakoterapi. 2009. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan
• Murray. Epidemiologi Osteoartitis Dari Berbagai Aspek Kesehatan. 2007. Bandung: Yrama Widya
• Sellam J, Beaumont GH, and Berenbaum F. Osteoarthritis : pathogenesis, clinical aspects and diagnosis. In EULAR Compendium in Rheumatic disease, 2009: 444-63
• Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
• IAI. Informasi Spesialite Obat (ISO). 2017. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan
Sekian dan terimakasih