Anda di halaman 1dari 92

Penglihatan Anak

(Pediatric Vision)

Haryono Padmowardoyo RO, Orthoptis, FIACLE


Mata Anak

Mata dan sistem visual anak


BUKAN merupakan miniatur dari
mata orang dewasa
Mata dan sistem visual anak

 Pertumbuhan
 Dari segi ukuran 
bola mata bertumbuh
menuju ukuran dewasa
 Perubahan status
refraktif terkait dgn
panjang aksial bola
mata
 proses emetropisasi
Mata dan sistem visual anak

 Panjang aksial Bola mata


bertambah 5 – 6 mm
 Perubahan sekitar 1 mm
panjang aksial  setara
3 D perubahan status
refraksi
Dimensi mata neonatus vs dewasa

Neonatus Dewasa

Panjang aksial (mm) 15 - 17 23 - 24


Diameter horizontal Kornea
9,5 - 10,5 12
(mm)
Radius kurvatura Kornea
6,6 - 7,4 7,4 - 8,4
(mm)
Perkembangan aksial bolamata
terkait usia

Tumbuh lamban
1 mm pada tiap fase

Tumbuh berulang
4 mm pada 6 bulan pertama
2 mm pada 6 bulan berikutnya
Perkembangan kurvatura Kornea
terkait usia

 Kornea
 lahir = 55,20 D,
 1 tahun = 45 D
52  2 tahun = 44 D
42 – 44

46
Perkembangan kurvatura Kornea
terkait usia

Diameter kornea :
 Saat usia 34 minggu kehamilan
gestation,  = 8.5 mm
 saat 36 minggu kehamilan,  = 9 mm
 saat baru lahir,  = 9.5 mm
 di usia dewasa,  = 11 - 12 mm
Perkembangan Power Lensamata
terkait usia
 Lensa mata
 Saat bayi, dioptri lensa
mata = 45 D
 Usia 6 tahun, dioptri
lensamata kira2 + 20.5
D
 Pada anak2 dan
remaya, lensa-mata
berubah kekuatan
dioptrinya saat melihat
dekat
Glasser dan Campbell (1998)
Pertumbuhan Bola mata

 Pertumbuhan Bolamata
 Axial
 Kornea berubah Status Refraksi berubah
 Lensa
Pertumbuhan anatomi

 Lahir diameter sagital 17 – 18 mm


½ volume dewasa
kornea
 Status refraksi lensa berubah
aksial

 Kornea lahir 55,2 D 1 tahun 45 D


Perkembangan Status Refraksi

Hipermetropia (sewaktu bayi)

Emetropia (umur 10 tahun)

Miopia (umur 25 tahun)

Hipermetropia (umur 60 tahun)

Hipermetropia berkurang (umur 80 tahun)


Mata dan sistem visual anak

 Perkembangan
 Sistem visual anak yang baru lahir blm
matur
 Otak terlibat dalam sistem penglihatan
perkembangan otak sangat menentukan
perkembangan sistem visual
 Plastisitas  ‘mudah dibentuk’, sesuai
dgn stimulus visual
Perkembangan Retina
 Belum berkembang saat lahir, berubah cepat hingga
4 tahun, terutama:
 Pigmentasi makula,
 cincin anulus,
 refleks cahaya fovea
 diferensiasi fotoreseptor sel kerucut
 Perkembangan pesat hanya terjadi jika retina
mengalami stimulasi, sehingga terjadi pertumbuhan
sel saraf di otak yg terkait dengan fungsi
penglihatan
Perkembangan Retina
 Peningkatan tajam penglihatan akibat:
 Diferensiasi fotoreseptor kerucut
 Peningkatan densitas sel kerucut fovea
 Penurunan diameter zona bebas sel batang
 Vaskularisasi retina tumbuh secara sentrifugal
dari diskus optik mencapai ora serrata pada usia
gestasi 40 minggu
Perkembangan Neurosensorik

 Mielinasi belum
sempurna, dan terus
berkembang hingga
sekitar usia 2 tahun

 Maturasi sel batang


dan kerucut di
retina
Perkembangan visual bayi
prematur
 Tergantung dari luasnya prematuritas
 Kelopak mata belum terbuka sempurna
 Iris belum berkontraksi atau dilatasi
 Pembuluh darah retina imatur
 Sistem visual belum siap untuk
berfungsi
 Tajam penglihatan normal
OKN PL VEP
Lahir 1ptr/dtk 20/400 20/200 –
= 20/400 20/400

12 bulan 20/20
30 bulan 30 ptr/dtk

 Dengan optotipe
Usia Tajam penglihatan
3 tahun 20/40
4 – 5 tahun 20/30

> 6 tahun 20/20


Perkembangan tajam penglihatan
berdasarkan usia
Usia PL OKN VEP Optotipe
gambar
2 minggu 2/60 3/60
1 bulan 4/60 3/60
2 bulan 5/60 4/60 6/60
3 bulan 6/60 6/24
4 bulan 6/60 5/60 6/18
5 bulan 6/60 6/12
6 bulan 6/48 6/36 6/9
1 tahun 6/36
2 tahun 6/18 6/18
3 tahun 6/9 6/12
4 tahun 6/6 6/9
5 tahun 6/5 6/9
Pemeriksaan tajam penglihatan

 Belum berkembang sempurna saat lahir

 Perkembangan pesat terjadi di 6 bulan


pertama kehidupan, namun sistem
penglihatan akan berkembang terus
hingga usia 7 - 8 tahun
Anak yg perkembangan visualnya normal
akan menampakkan hal berikut:
Usia Tingkah-laku Visual
 Memalingkan kepala dan mata ke arah cahaya
0 – 1 bulan  Gerakan horizontal
 Kontak mata di usia 6 - 8 minggu
 Kontak mata lebih intens
2 – 3 bulan  Gerakan vertikal dan sirkular
 Membaca gerak bibir
 Menggapai objek yg tergantung
3 – 6 bulan
 Mengikuti mainan yg bergerak
 Dapat melihat hal-hal yang lebih kecil
7 – 10 bulan  Tertarik dgn gambar
 Mengenali objek yg tersembunyi sebagian
11 – 12 bulan  Orientasi visual penuh di rumah
 Mengenal orang dgn baik
Pemeriksaan tajam penglihatan

 Rutin  perubahan kelainan refraksi


bisa terjadi dgn cepat
 Dilakukan secara obyektif & subyektif
 Pemeriksaan tajam penglihatan anak
belum dapat berkomunikasi
Terbagi 2
sudah dapat berkomunikasi
Pemeriksaan penglihatan anak2
yg belum dapat berkomunikasi
 Rutin  perubahan kelainan refraksi
bisa terjadi dgn cepat
 Dilakukan secara Obyektif
 Sarana :
 Pen-light
 Opto Kinetic Nystagmus Drum
 Preferential Looking
 Visual Evoke Potentialy Respons
 Ophyhalmoscope
 Retinoscope
 Refractometer
Pemeriksaan penglihatan anak2
yg belum dapat berkomunikasi
 Rutin  perubahan kelainan refraksi
bisa terjadi dgn cepat
 Dilakukan secara Subyektif baru dapat
dilakukan ketika anak berumur > 3 tahun
 Sarana :
 Optotype gambar/ simbol
 Landolt’s Broken Ring
 E Chart
 Pemeriksaan tidak boleh terburu-buru,
 Anak didampingi orang tua,
Menilai Tajam penglihatan bayi

Respon refleks:
 Respon mengedip
mulai saat lahir 
respon terhadap
cahaya

 Reaksi Pupil
terhadap cahaya
Fixation & Tracking movement
(Bayi usia < 3 Bulan)

 Reflex Fiksasi berkembang dgn baik


pada usia 2 bulan.
 Bayi menyukai fiksasi pada stimuli yang
bergerak, kontras yang tinggi, warna,
wajah.
 Fiksasi tidak bertahan lama dan mudah
terganggu (refiksasi)
Menilai Visus anak
yg belum dapat berkomunikasi

 Fiksasi dan mengikuti obyek

jangan gunakan senter

wajah pemeriksa

 Central Steady Maintained


pem. binokular

monokular
Fixation & Tracking movement
(Bayi usia < 3 Bulan)

 Fiksasi sentral, menetap  potensi


penglihatan baik.
 Fiksasi yg dominan pada satu mata
 penglihatan yang lebih buruk
pada mata lainnya.
Fixation & Tracking movement
(Bayi usia < 3 Bulan)

 Uji mengikuti pergerakan terhadap


obyek horisontal  berkembang pada
usia 4 minggu.
 Vertikal  mulai usia 4 - 8 minggu.
 Kisaran pergerakan:
45° saat lahir
90°  usia 4 minggu
180°  usia 3 bulan
Fixation & Tracking movement
(Bayi usia < 3 Bulan)
Vision Screening

 Opto Kinetic
Nystagmus Drum
Vision Screening

Opto-Kinetic Nystagmus
(OKN)
 Melihat pergerakan mata
cepat (jerky nistagmus)
Vision Screening

Uji Preferential Looking


 Bayi lebih suka fiksasi
terhadap stimulus berpola
 Target berupa garis2 hitam
putih dgn ketebalan yg
berfariasi.
 Clinician memonitor respons
pasien sewaktu diperlihatkan
obyek.
Preferential looking
Jangan menunggu anak dapat membaca
terlebih dulu, kemudian baru dilakukan
pemeriksaan mata
Vision Screening

Visually Evoked Potential


Response
 Alat perekam perubahan
pola elektrik kortikal yang
dideteksi dengan
elektroda.
 Memantau korteks
occipital terhadap
stimulasi cahaya di retina.
Uji kemampuan deteksi
(Boeck Candy Test)

 Permen untuk dekorasi kue


 Menggunakan butiran permen.
 Tiap mata diuji bergantian (tutup 1
mata)
 Dilihat adanya perbedaan antar mata.
 Sesuai dgn tajam penglihatan 6/24
Uji kemampuan deteksi
Uji Worth Ivory ball

 Menggunakan bola berdiameter 0,5 –


1,5 Cm.
 Digelindingkan dilantai, anak melihat
bola tersebut.
 Estimasi dinilai berdasarkan ukuran
terkecil dengan jarak test.
Uji Worth Ivory ball

Pada jarak 6 Meter:


 Bola  1,9 cm  6/24
 0,5 cm  6/6
Tajam penglihatan pada anak yang
dapat berkomunikasi

 Usia > 2,5 tahun


 Dilakukan dengan
jarak 3 m
 Optotipe yang
digunakan bervariasi

optotipe gambar
kurang sensitif
Optotype berupa Gambar


 
   Untuk anak
belum bisa

   
   

  

P
Pemeriksaan penglihatan
pada anak yg tlh dpt berkomunikasi

Lea Symbols
 Sheridan-Gardiner

 HOVT

 Kartu E

usia > 4 tahun


Optotip berupa Simbol/ Huruf
sederhana

Kartu Cardif
 Jarak Pemeriksaan = 3
Meter
 Anak diminta
menunjuk/ mencocokan
apa yg ditunjuk
Pemeriksa dg Kartu yg
dipegangnya
Kartu Cardiff
 Untuk usia 1-3 tahun
 Uji dilakukan pada jarak 1 atau ½ meter.
 6 bentuk (rumah, ikan, anjing, bebek,
kereta api), posisi di atas – di bawah.
 Kartu diperlihatkan dengan ketebalan
objek berbeda, ukuran dan bentuk sama.
 Anak dapat menunjukkan gambar dengan
berbicara atau pemeriksa melihat gerakan
mata anak
 Landolt-C /
“cincin patah”

 Snellen usia 6 – 8
tahun keatas

 Modifikasi optotipe
huruf tunggal 
“crowding phenomenon”
Pemeriksaan Visus
Kartu Snellen
Perkembangan
Tajam-penglihatan anak

Usia Tajam-penglihatan
Baru Lahir Membedakan gelap & terang
1 Bulan Mengikuti gerak cahaya (lambat)
3 Bulan Mengikuti gerak benda
6 Bulan 6/60 – 6/48
12 – 18 Bulan 6/48 - 6/30
18 – 24 Bulan 6/30 - 6/24
24 – 30 Bulan 6/24 - 6/18
30 – 36 Bulan 6/18 - 6/9
4 – 5 Tahun 6/6
Tajam penglihatan anak bertambah
pesat di 6 bulan pertama kehidupan

Tajam penglihatan menjadi 6/6

Pediatric Ophthalmology for Primary Care


Pendahuluan
 Penanganan kelainan refraksi/ penglihatan
anak, masalah bagi ahli mata

 Gejala bervariasi
 Penglihatan buram,
 cenderung mendekatkan-diri ke papan tulis,
 Prestasi 

 Tujuan :
 mengidentifikasi bayangan tepat di retina
 perkembangan visual normal

 Perkembangan bola mata  Perubahan status


refraksi
Teknik/ Prosedur
Pemeriksaan Refraksi anak
 Pemeriksaan Refraksi Obyektif
Retinoskopi

(+) sikloplegik (-) sikloplegik

laten manifes

funduskopi anak & remaja


Binocular Red Reflex
(Bruckner) Test
Binocular Red Reflex
(Bruckner) Test
 Dilakukan dlm ruang redup
 Cahaya ophthalmoscope
Direk diarahkan ke kedua
mata pasien dgn jarak = 45
– 75 Cm
 Red reflex yg simetris
di kedua mata dpt dianggap
normal
Binocular Red Reflex
(Bruckner) Test
 A symmetric red
reflex should be
observed from both
eyes  considered
normal.
Identifikasi Status Refraksi
pd Anak-anak

Red reflex terlihat memutih pd salah satu


mata
Hal ini meng-indikasikan strabismus atau
adanya anisometropic amblyopia
Binocular Red Reflex
(Bruckner) Test

 Opacities in the red


reflex, a markedly
diminisehed reflex, the
presence of a white or
Positive Bruckner/ Red reflex in the yellow reflex or
right eye
asymmetry of the
reflexes are all considerd
abnormal
Identifikasi Status Refraksi
pd Anak-anak
Tanda Red Reflex
abnormal
 Red reflex terlihat tdk
Positive Bruckner/ Red reflex in the
right eye
jernih,
 adanya pantulan cahaya
putih atau kuning,
 adanya reflex cahaya yg
asymmetry
Binocular Red Reflex
(Bruckner) Test

 Significant Myopia presents as a superiorly


placed brighter crescent.

 Significant Hyperopia will present as an


inferiorly placed brighter crescent in the red
reflex.
Deteksi dini Hypermetropia
 Seseorang anak dgn Simple Hypermetropia mampu
melihat Optotype dgn baik, walau disertai dgn upaya
ber-akomodasi.
 The + 1.50 D test, merupakan modifikasi procedur
clinis untuk vision screening bagi Hypermetropia anak-
anak. (Lihat + 1.00 Blur Test)
 Photoscreening dan autorefractor screening yg
dilakukan oleh professional, sangat berguna dalam
pemeriksaan awal/ screening.
 Screening dgn retinoscope memerlukan pengetahuan
dan ketrampilan tersendiri dibandingkan dgn
photoscreening ataupun autorefraction screenings.
Plus 1.00 D Blur Test

 Test ini ditujukan untuk mengidentifikasi status


refraksi Hypermetropia pd anak2
 Seseorang yg berpenglihatan normal apabila didepan
matanya ditempatkan lensa S + 1.00 D, maka
visusnya akan menurun dari 6/6 (20/20) menjadi
6/18 (20/60).
 Seseorang anak apabila didepan matanya
ditempatkan lensa S + 1.00 D masih mampu
mengenali Optotype lebih kecil dari 6/18, hal tsb
mengartikan status refraksinya = Hypermetropia.
 Syn. Blur back test
Prevalence of Vision Disorders
in a Clinical Population of Children
Disorder Ages 6 months to Ages 6 years to
5 years 11 months 18 years
Hyperopia 33% 23%
Astigmatism 22.5% 22.5%
Myopia 9.4% 20.2%
Nonstrabismic binocular disorders 5% 16.3%
Strabismus 21.1% 10%
Amblyopia 7.9% 7.8%
Accommodative disorder 1% 6%
Peripheral retinal abnormalities 0.5% 2%
requiring referral or followup care

Scheiman M, Gallaway M, Coulter R, et al.


Prevalence of vision and ocular disease conditions in a clinical pediatric
population.
J Am Optom Assoc 1996; 67:193-202.
Insidensi
 Saat lahir, daya refraksi mata +3.00 D

 NHS (1978) anak-anak berkacamata


 Hipermetrop : 66% 4 – 5 tahun
11%  12 – 17 tahun

 Miopia : 30 %  usia muda


87%  usia lebih tua
PERUBAHAN ASTIGMATISMA
SEJALAN DGN USIA
Against-the Rule

Anak

Oblique / With-the Rule

With-the Rule

Dewasa

Oblique/ Against-the Rule


The International Centre for Eyecare Education 67
Astigmatisma
 Prevalensi cukup tinggi pada bayi normal
 Menurun sesuai perkembangan usia
bayi against the rule
Astigmat
> 5 tahun with the rule

 Koreksi menghindari amblyopia meridional


Astigmat > 1,5 D Amblyopia
Pemeriksaan penglihatan
pada anak yg tlh dpt berkomunikasi

Lea Symbols
Jenis kelainan refraksi
Hipermetrop
 Status refraksi normal anak
laten akomodasi sikloplegik

fakultatif akomodasi maks.


manifes
absolut akomodasi 

penurunan visus
 Status Refraksi menurun sesuai usia 13 thn
Emmetrop
Klasifikasi Hipermetropia

Hypermetropia dapat pula diklasifikasikan berdasar


pengaruh Non cycloplegic dan cycloplegic refraksi :
 Hypermetropia Latent, hanya dapat ditentukan dengan
menggunakan cycloplegia
 Hypermetropia Manifest, detentukan dgn non-cycloplegic
refraksi, may be either :
 Hypermetropia Facultative (Hypermetropia Relative)
merupakan status refraksi Hypermetropia yg masih dapat
diatasi oleh daya akomodasi mata
 Hypermetropia Absolute tidak dapat diatasi oleh daya
akomodasi
 Jumlah Hypermetrop latent dan hypermetrop manifest
disebut Magnitude of hypermetropia (Total Hypermetrop )

ARO Leprindo
Petunjuk Rehabilitasi
Hypermetropia
 > 6 bulan
– dikoreksi sebagian jika  5.00D
– monitor setiap 6 bulan jika  3.00D
 > 1 tahun
– dikoreksi sebagian jika  3.50D
 20 - 40 tahun
– dikoreksi penuh (tanpa Sikloplegia)
 > 40 tahun
– koreksi penuh untuk penglihatan jauh plus
Addisi Baca
Hipermetropia
 Tergantung kemampuan akomodasi
 Amplitudo akomodasi >> 4 – 5 D
lama
astenopia
koreksi
nyaman

 Juling (-) koreksi (-)

 Juling (+) koreksi penuh sesuai


hasil pem. sikloplegik
Hipermetropia
 Hipermetrop 5 D  koreksi penuh  ambliopia

anak usia sekolah


penglihatan jauh kabur
o.k relaksasi akomodasi
belum sempurna

sikloplegik jangka pendek


untuk membantu adaptasi
Petunjuk Rehabilitasi
Hypermetropia
Rx

Rx
Sebagian Rx Penuh Rx
5.00D tanpa Penuh
Monitor Rx Cycloplegia ditambah
6 bln Sebagian
Addisi
3.50D

USIA
1-D49

>6bln >1 thn 20 – 40 thn > 40 thn


Early Detection and Prevention
 The early detection of moderate and high hyperopia may be
accomplished by effective vision screening of young children.
 The +1.50 D test, usually as a component of the modified clinical
procedure of vision screening, has been widely used for
refractive screening for hyperopia. (Lihat +1.00 Blur Test)
 Photoscreening and autorefractor screening performed by
professionals or lay persons can be a useful tool in early
refractive screening.
 Screening retinoscopy requires personnel with more skills than
photoscreening or autorefraction screenings.
 Screening by visual acuity testing with age-appropriate
techniques is likely to identify only hyperopia associated with
high astigmatism and/or amblyopia.
 Persons with simple hyperopia are usually able to obtain good
visual acuity through active accommodation.
 Stereopsis screening alone is of limited value in identifying
significant hyperopia, unless it occurs in conjunction with
amblyopia or strabismus.
Komplikasi Hypermetropia:

 Risiko yg mungkin bisa


terjadi a.l. :
 Glaucoma Sudut Tertutup
(Acute angle closure
 The mid sized pupil, which was nonreactive
to light, and injection (nonuniform redness)
of the conjunctiva.
Glaucoma) dan
 Crossed eyes
(Strabismus).

 Koreksi Hipermetropia akan memperbaiki mata juling


Rangkuman :
 Hyperopia merupakan kelainan refraksi biasa
 Keterkaitan antara hyperopia, amblyopia, dan
strabismus, khususnya pada anak2, menjadikan
hyperopia berisiko lebih besar/ tinggi
 The early diagnosis and treatment of significant
hyperopia and its consequences can prevent a
significant amount of visual disability in the general
population. Because hyperopia is usually not readily
apparent, preventive examination of all young
children is essential.
 Periodic eye and vision examinations are needed
thereafter to help ensure the provision of treatment
appropriate to the changing visual needs of the
hyperopic patient.
Miopia
 Jarang terjadi pada saat lahir

Miopia fisiologis / developmental


 usia sekolah
 penurunan visus, asimptomatik

Miopia kongenital / infantil


 miop tinggi > 5 D  tahun 1
kehidupan
 progresif, diperiksa rutin
Myopia
 Prevalensi Myopia 25% - 40%
 Kongenital: 1% - 2%
 Muncul dini (6 – 15 tahun): 15% - 30%
 muncul kemudian (>18 tahun): 8% -10%
 Tahap perkembangan Myopia
 Biasanya mulai pada masa kanak-kanak
 Kecepatan perkembangan sekitar 0.35 D – 0.55 D
per tahun sampai usia remaja
 Apabila muncul lebih dini, perkembangan akan lebih
cepat (Progresif)  Myopia lebih tinggi
(Goss & Winkler; 1983)
 Perubahan ke arah Myopia pada lanjut usia biasanya
akibat perubahan lensa kristalin (Katarak)
Penanganan kelainan refraksi anak
Tergantung kebutuhan individual  nyaman

Miopia
 Penglihatan jauh buram  nyaman
obyek lebih menarik pada jarak dekat
 Anak usia 6 tahun 20/100
8 tahun 20/70 keluhan (-)
12 tahun 20/40
 Miopia > 3 D  koreksi penuh  ambliopia
 Miopia ringan  koreksi  kegiatan
terganggu (saat sekolah saja)
Petunjuk Rehabilitasi Myopia
 < 6 bulan
 tidak dikoreksi
 < 3 tahun
 dikoreksi jika  3.00 D
 3 - 5 tahun
 dikoreksi jika  1.50 D
 Miopia di bawah usia 6 tahun, dunia penglihatan mereka
terbatas pada jarak kerja yg relatif pendek,umumnya tdk
perlu koreksi
 5 - 10 tahun
 disesuaikan pada kebutuhan penglihatan di sekolah
 >10 tahun
 berdasarkan kemajuan dalam penglihatan jauh
 perubahan Rx:  0.50 D perlu diganti
Petunjuk Rehabilitasi Myopia

Dewasa (12 tahun keatas)


 Simply a matter of prescribing lenses with the
least minus power that provides maximum visual
acuity
 For myopic childhood/ adult who have esophoric at
near :
 Usually be more comfortable if they wear their
lenses for distance vision only (low Miopic)
 They wear bifocal/ PAL (moderate or high myopia)
Kontrol Myopia (Vision Therapy)

 Pemakaian Lensa Bifokal/ PAL


 Akan mengurangi progresifitas, akan tetapi hanya bagi
 Miopia dg Esophoria dekat
 Tdk berlaku bagi Orthophoria/ Exophoria dekat
(Goss & Grosvenor; 1990)

 For Miopic children who are :


 Esophoric at near, those wearing Bifocal Lenses progress
at rate of 0.20 D/ year more slowly than those who wear
Single Vision lenses
 Orthophoric or Exophoric at near, rates of progression
are essentially similar for the wearers of Single Vision
and Bifocal Lenses
(Fulk, Ceyert and Parker; 2000)
Rangkuman Rehabilitasi Myopia
BINOCULARITY NORMAL BINOCULARITY ABNORMAL
Pada Myopia (secara umum), full Pada Myopia rendah dgn Esophoria
spherical & cylindrical power diresepkan dekat :
dgn Konsep :
 CAMP  full spherical or cylindrical power
diberikan hanya sewaktu melihat
jauhnya saja
 Untuk melihat dekat Km koreksi boleh
dibuka
Full spherical & cylindrical power tidak Pada Myopia sedang/ tinggi dgn
diresepkan, pd Kasus : Esophoria dekat :
 Uncorrected/ Under-corrected Miopia  Bifocal/ PAL
yg telah berlangsung lama  Myopilux Pro (Essilor)
 Anisometropia
 Presbyopia
Pada Myopia sedang/ tinggi dgn
Exophoria dekat :
 Bifocal/ PAL
 Myopilux Max (Essilor)
Astigmatism
 Prevalensi cukup tinggi pada bayi normal
 Menurun sesuai perkembangan usia
bayi against the rule
Astigmat
> 5 tahun with the rule

 Koreksi menghindari ambliopia meridional


Kekuatan > 1,5 D ambliopia
Astigmatism
 Mengganggu penglihatan jauh – dekat 
nyaman dgn koreksi lensa silindris
 Koreksi penuh, dgn aksis yg tepat
 Anak s/d usia 7 – 9 tahun

astigmatism anisometrop
koreksi (-)

ambliopia

 Perbedaan > 1 - 1,5 D  koreksi


Anisometropia

 Anisometrop hiperopia  ambliopia


 Perbedaan > 1 D  koreksi
 Koreksi sesuai pem. Sikloplegik

tanpa melihat : umur


strabismus
derajad anisometrop
Pemilihan kacamata anak

 Fungsi optikal : kenyamanan sesuai


kekuatan fisik &
keamanan aktivitas
penampilan anak

bingkai
Pemilihan
lensa
 Bingkai kacamata  sesuai wajah anak
plastik kuat
lentur
(-) ringan
aman
sensitif suhu
warna >> pudar

 Lensa
polikarbonat tahan banting
(-) ringan
mudah tergores aman
Contoh
bingkai
kacamata
untuk
anak
Penutup
 Status refraksi anak  dinamis
 Pengelolaan yg benar  penting
untuk perkembangan visual normal
 Ketrampilan tersendiri

cermat, tepat, teliti

Anda mungkin juga menyukai