Anda di halaman 1dari 34

KEPERAWATAN SEBAGAI

PROFESI “CARING”
A. PENGERTIAN CARING

Human Care merupakan hal yang mendasar dalam teori


caring.
Pasquali dan Arnold (1989)
Human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan
dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dg membantu
orang lain mencari arti dalam sakit, penderitaan dan
keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengendalian diri.

Watson (1979) --- > Theory of Human Care


Caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yg diperlukan antara
pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia. Dengan demikian, itu akan
sangat mempengaruhi kesanggupan pasien untuk cepat sembuh.
Lanjutan,,,

Marriner dan Tomey (1994)


Caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktek
keperawatan yg bersifat etik dan filosofis, bukan semata-mata
perilaku melainkan cara yg memiliki makna dan memotivasi
tindakan.

Spirit caring

Diri & hati


perawat

Cara pemberian asuhan


keperawatan
7 Asumsi yg Mendasari Konsep Caring (Watson)

1. Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan secara


interpersonal.
2. Caring terdiri dari faktor karitatif yg berasal dari kepuasan dlm
membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien.
3. Caring efektif untuk meningkatkan kesehatan individu dan keluarga
4. Caring merupakan respon yg diterima oleh seseorang tidak hanya saat
itu saja, namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang
tersebut nantinya.
5. Lingkungan yg penuh caring sangat potensial untuk medukung
perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih
tindakan yg terbaik untuk dirinya sendiri
6. Caring lebih kompleks daripada “curing”, praktek caring memadukan
antara pengetahuan biofisik dg pengetahuan mengenai perilaku manusia
yg berguna dlm peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yg
sakit.
7. Caring merupakan inti dari keperawatan.
INDIKATOR CARING

Watson menekankan dalam sikap caring ini, harus


tercermin sepuluh faktor kariatif yg berasal dari
perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu
pengetahuan dasar.

1. Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik


Perawat :
Humanistik dan altruistik dibangun dari pengalaman,
belajar dan upaya-upaya mengembankan sikap humanis.
Proses tumbuh kembang manusia akan berpengaruh
dalam mengembangkan jiwa altruistik dan humanis.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan
(faith-hope)
Perawat :
 Menggunakan kekuatan sugestif secara positif untuk
memberikan dukungan pada pasien untuk yakin mendapat
kesembuhan
 Harus diawali dari keyakinan dalam diri perawat sendiri
bahwa dg sentuhannya pasien dpt disembuhkan.
 Pengalaman dlm pelayanan memberikan kekuatan bahwa
peran perawat merupakan variabel penting dalam memberi
kepuasan dan kesembuhan.
3. Mengembangkan sensivitas terhadap diri
sendiri dan orang lain
Perawat :
 Dituntut mengembangkan sensitivitas terhapad klien
 Dikembangkan dengan cara mengembangkan perasaan diri,
merasakan emosi, meningkatkan sensitivitas dalam
berinteraksi dg orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan
saling bantu (helping-trust)

Perawat :
 harus mempunyai kemampuan berkomunikasi therapeutik yg
baik, sehingga terbina hubungan saling percaya dengan
pasien.
 Perawat harus bisa membedakan komunikasi dan komunikasi
therapeutik
5. Pengembangan dan penerimaan terhadap
ekspresi perasaan positif dan negatif

Perawat :
 Ekspresi yg benar atau sesuai menunjukkan seseorang pada
tingkat kesadaran tertentu.
6. Penggunaan metode ilmiah, problem
solving dalam pengambilan keputusan

Perawat :
 Diperoleh melalui riset yg berkesinambungan, pemberian arti
terhadap ilmu dan peningkatan pengetahuan.
7. Peningkatan proses belajar-mengajar
dalam interpersoal

Perawat :
 Harus siap menerima pengetahuan (ilmu) baru dalam
keperawatan dg cara meningkatkan pendidikan formal dan
non formal
 Difokuskan untuk meningkatkan pemahaman dg memperoleh
informasi dan alternatif pemecahan masalah
8. Supportif, korektif dan protektif terhadap
mental, fisik , sosiokultural dan spiritual

Perawat :
 Harus memperhatikan 2 variabel pada pasien :
Variabel ekternal : fisik, keamanan, keselamatan dan lingkungan.
Variabel internal : mental, spiritual dan aktivitas cultural.
 Perawat harus mampu memberikan support, proteksi dan
koreksi terhadap vaiabel tersebut
9. Membantu memenuhi kebutuhan dasar
manusia

Menurut Watson, kebutuhan dasar manusia terdiri


dari :
1. Survival needs (biophysical needs)
2. Fungsional needs (psychophisical needs)
3. Intergratif needs (psychososial needs)
4. Growth-seeking needs (intrapersonal-interpersonal needs)
10. Mengembangkan faktor kekuatan
eksistensial-fenomenologis

Yaitu studi tentang keberadaan manusia dengan


menggunakan analisis phenomenological.

Fungsi u/ Perawat :
- Untuk membantu dan menengahi ketidaksesuaian
pandangan secara holistik ketika saat yg bersamaan
ditugaskan memenuhi kebutuhan secara hirarki.
- Membantu perawat dalam memahami pengertian
seseorang dalam mengartikan setiap kejadian
PERILAKU CARING

Perilaku caring (caring act)


Merupakan esensi dari keperawatan yg membedakan
dg profesi lain dan mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan.

Tujuan perilaku caring :


Membangun struktur sosial, pandangan dan nilai
kultur setiap orang yang berbeda pada satu tempat
dengan tempat lain.
B. SUSUNAN ALTRUISTIC
HUMANISTIC SEBAGAI SISTEM

Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada


nilai-nilai kemanusiaan (humanistik) dan perilaku memetingkan
kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi (altruistik).

Hal ini dapat dikembangkan melalui pemahaman:


 Nilai yg ada pada diri seseorang

 Keyakinan
Untuk
 Interaksi mematangkan
pribadi perawat
 Kultur/ budaya

 Pengalaman pribadi.
NILAI HUMANISTIC

Orang humanis meyakini kebaikan dan nilai-nilai


manusia sebagai suatu komitmen dalam bekerja
untuk kemanusiaan.

Contoh perilaku manusiawi


 Empati
 Simpati
 Terharu
 Menghargai kehidupan
Lanjutan,,,

Perawat :
perawat menggunakan pendekatan humanistik
dalam praktiknya memperhitungkan semua yg
diketahui ttg pasien yg meliputi pikiran, perasaan,
nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, perilaku dan
bahasa tubuh.
NILAI ALTRUISTIK

Altruistik adalah perhatian terhadap kesejahteraan


orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri.

Altruisme memusatkan perhatian pada motivasi


untuk membantu orang lain dan keinginan untuk
melakukan kebaikan tanpa memperhatikan
ganjaran, sementara kewajiban memusatkan
perhatian pada tuntutan moral dari individu
tertentu, organisasi khusus atau konsep abstrak.
HAL YG MENDASARI PERILAKU ALTRUISTIK
(MYER, 1996)

1. Social – exchange
Adanya pertukaran social dg timbal balik (imbalan-
reward), yg memotivasi adalah inner-reward
Contoh :
kepuasan untuk memolong atau keadaan yg mnyulitkan (rasa
bersalah) untuk menolong
Lanjutan,,,,

2. Social Norms
Alasan menolong orang lain salah satunya karena didasari oleh
“sesuatu” yg mengatakan kita untuk “harus” menolong
“sesuatu” tersebut adalah norma sosial

Adanya norma sosial diakibatkan adanya social resposibility,


yg dpt menyebabkan seseorang melakukan tindakan menolong
karena dibutuhkan dan tanpa mengharapkan imbalan di masa
yg akan datang
Lanjutan,,,

3. Evalutionary Psychology
Pokok dari kehidupan adalah mempertahankan keturunan.
Tingkah laku altruisme dpt muncul dg mudah apabila “orang
lain” yg akan disejahterakan merupakan orang yg sama (satu
karakteristik)
Contohnya :
Seseorang menolong orang yg sama persis dengan dirinya-
keluarga, tetangga dsb
C. SENSITIFITAS INDIVIDU TERHADAP
INDIVIDU LAIN

Seseorang perawat dituntut untuk mampu meningkatkan


sensitifitas terhadap diri pribadi dan orang lain, serta
bersikap lebih otentik. Perawat juga perlu memahami
bahwa pikiran dan emosi seseorang merupakan jendela
jiwanya.
D. PERKEMBANGAN HELPING -TRUST

Ciri hubungan dari helping-trust adalah


1. Harmonis :
hubungan yg harmonis haruslah hubungan yg dilakukan
secara jujur dan terbuka, serta tidak dibuat-buat.
2. Empati

Berusaha merasakan apa yg dirasakan oleh klien


3. Hangat

Menerima orang lain secara positif


E. SISTEMATIKA PROBLEM SOLVING

Watson percaya bahwa tanpa metode pemecahan masalah yg


sistematis, praktik yg efektif adalah hal yg kebetulan, sembrono dan
berbahaya. Metode pemecahan masalah ilmiah merupakan metode yg
memberi kontrol dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri
sendiri.

Contoh strategi pemecahan masalah :


1. Mengidentifikasi kebutuhan yg menjadi masalah
2. Mendiagnosis masalah
3. Menemukan cara penyelesaian yg akan digunakan
4. Melakukan uji coba dan evaluasi dari hasil uji coba untuk
digunakan untuk perubahan
Pemecahan masalah…….???
Strategi Pemecahan Masalah ---> Metode STOP

1. S (Source)
Cari dan identifikasi apa yg menjadi sumber masalah
2. T (Trial anda Error)
Coba berbagai rencana pemecahan masalah yg telah disusun. Jika
satu rencana tidak berhasil coba rencana yg lain. Hal yg perlu
dihindari adalah sikap putus asa terhadap kegagalan yg dialami
3. O (Other)
Jika tidak mampu mengatasi masalah seorang diri, minta bantuan
dari orang lain.
4. P (Pray and Patient)
Selalu berdoa kepada Tuhan sebab Dialah zat yang Maha Mengatahui
segala sesuatu yg ada di dunia ini, Dia pula yg memberi jalan terbaik
bagi umat manusia sebab manusia memiliki banyak keterbatasan.
Dengan berdoa, hati, jiwa dan pikiran kita akan menjadi tenang dan
tentram
F. PENERAPAN CARING PADA TATANAN
PELAYANAN KESEHATAN
Leininger (1991) mengemukakan teori “culture care diversity
and universality”, beberapa konsep yang didefinisikan
antara lain :
 Kultural berkenaan dengan pembelajaran dan berbagi sistem nilai,
kepercayaan, norma, dan gaya hidup antar kelompok yang dapat
mempengaruhi cara berpikir, mengambil keputusan, dan bertindak
dalam pola-pola tertentu
 Keanekaragaman kultural dalam caring menunjukkan adanya variasi
dan perbedaan dalam arti, pola, nilai, cara hidup, atau simbol care
antara sekelompok orang yang berhubungan, mendukung, atau
perbedaan dalam mengekspresikan human care
Lanjutan,,,,

 Cultural care didefinisikan sebagai subjektivitas dan objektivitas


dalam pembelajaran dan pertukaran nilai, kepercayaan, dan pola
hidup yang mendukung dan memfasilitasi individu atau kelompok
dalam upaya mempertahankan kesehatan, meningkatkan kondisi
sejahtera, mencegah penyakit dan meminimalkan kesakitan
 Dimensi struktur sosial dan budaya terdiri dari keyakinan/agama,
aspek sosial, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi, budaya,
sejarah dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi
perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda
 Care sebagai kata benda diartikan sebagai fenomena abstrak dan
konkrit yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
atau perilaku lain yang berkaitan untuk orang lain dalam
meningkatkan kondisi kehidupannya
Lanjutan,,,

 Care sebagai kata kerja diartikan sebagai suatu tindakan


dan kegiatan untuk membimbing, mendukung, dan ada
untuk orang lain guna meningkatkan kondisi kehidupan
atau dalam menghadapi kematian;
 Caring dalam profesionalisme perawat diartikan sebagai
pendidikan kognitif dan formal mengenai pengetahuan
care serta keterampilan dan keahlian untuk mendampingi,
mendukung, membimbing, dan memfasilitasi individu
secara langsung dalam rangka meningkatkan kondisi
kehidupannya, mengatasi ketidakmampuan/kecacatan atau
dalam bekerja dengan klien (Julia, 1995, Madeline,1991).
Lanjutan,,,

Sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure


harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan
asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Lydia Hall
mengemukakan perpaduan tiga aspek tersebut dalam
teorinya ;
1. Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri
seorang ibu.
2. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari
kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan
tenaga kesehatan lain.
3. Cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik.
Siapkah anda jadi perawat…???

Pilih jadi ini ??? Pilih jadi ini ???

- TERIMA KASIH -

Anda mungkin juga menyukai