Anda di halaman 1dari 31

MANUSIA

&
AGAMA
PENDAHULUAN

• Kajian tentang manusia merupakan kajian


yang sangat menarik dalam berbagai
disiplin ilmu, termasuk filsafat.
• Kajian terhadap manusia melahirkan
berbagai disiplin ilmu yang terus
berkembang hingga sekarang, seperti
filsafat, sosiologi, psikologi, biologi,
pendidikan, sastra, dlsb.
• Manusia juga menjadi objek sekaligus
subjek pokok dalam pendidikan, termasuk
pendidikan agama Islam.
• Kajian ini akan fokus pada kajian manusia
dalam perspektif islam.
MANUSIA DAN AGAMA

KONSEP MANUSIA

DEFINISI MANUSIA
MANUSIA DAN AGAMA
1. DEFINISI MANUSIA:
• Manusia adalah bagian dari alam yang mengisi
alam semesta ini bersama bagian-bagian yang
lain (makhluk)
• Banyak pendapat tentang manusia yang
didasarkan oleh perspektif yang berbeda-beda.
• Perbedaan pendapat tentang manusia juga
disebabkan oleh aspek yang dikajinya, sehingga
muncul sebutan:
 Homo sapiens (binatang yang berpikir)
 Homo volens (binatang yang berkeinginan)
 Homo mechanicus (binatang yang mekanis)
 Homo ludens (binatang yang bermain)
• KBBI: manusia adalah makhluk yang berakal
budi (2008: 987)
MANUSIA DALAM ALQURAN
1. Sebutan Alquran untuk Manusia
• Ada empat kata dalam al-Quran yang berarti
manusia, yaitu kata insan (ُ‫سان‬ ِ , nas (ُ‫)النَّاس‬,
َ ‫)اإل ْن‬
basyar (ُ‫)البَشَر‬, dan bani Adam (ُ‫)بَنِيُآ َد َم‬.
• Kata insan terambil dari kata uns yang
berarti jinak, harmonis, dan tampak, atau
dari kata nasiya yang berarti lupa, atau
nâsa-yanûsu yang berarti berguncang.
• Kata insan digunakan dalam al-Quran untuk
menunjuk kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raga, yang
membedakan satu orang dengan yang
lainnya akibat perbedaan fisik, mental, dan
kecerdasan.
MANUSIA DALAM ALQURAN
• Katanas lebih menonjolkan bahwa manusia
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa bantuan dan bersama-sama
manusia lainnya.
• Kata basyar (ُ‫ )البَشَر‬terambil dari akar kata
yang pada mulanya berarti penampakan
sesuatu dengan baik dan indah.
• Kata basyar menunjuk kepada proses
kejadian manusia dengan tahapan-
tahapannya sehingga mencapai tahap
kedewasaan.
• Kata basyar digunakan al-Quran untuk
menyebut manusia dari sudut lahiriah serta
persamaannya dengan manusia seluruhnya.
MANUSIA DALAM ALQURAN

• Kata basyar juga selalu dihubungkan dengan


sifat-sifat biologis manusia, seperti asalnya
dari tanah, yang selanjutnya dari sperma dan
berkembang menjadi manusia utuh
• Kata bani Adam (ُ‫ )بَنِيُآ َد َم‬atau dzurriyati Adam
(ُ‫ )ذ ِريَّةُآ َد َم‬digunakan untuk menyebut manusia
dalam konteks historis.
• Secara historis semua manusia di dunia ini
sama, yakni keturunan Adam yang lahir
melalui proses secara biologis
‫‪2. Asal Kejadian Manusia‬‬

‫ترابُ ‪• Tanah:‬‬
‫‪(QS. Ali Imran (3): 59; Al-Kahfi (18): 37).‬‬

‫بُث َّمُُقَا َلُلَهُ‬ ‫َُّللاُ َك َمث َ ِلُ َءا َُد َمُ َخلَقَه ِ‬
‫ُم ْنُت َرا ٍ‬ ‫ِإ َّنُ َمث َ َلُ ِعي َ‬
‫سىُ ِع ْن َد َّ ِ‬
‫ك ْنُفَيَكونُ(‪)59‬‬

‫اك َرج اًلُ‬ ‫ُم ْنُن ْ‬


‫طفَ ٍةُث َّمُ َ‬
‫س َّو َُ‬ ‫تُ ِبالَّ ِذيُ َخلَقَ َك ِ‬
‫ُم ْنُت َرا ٍ‬
‫بُثُ َّم ِ‬ ‫أ َ َكفَ ْر َ‬
‫(‪)37‬‬
‫سًلُلةُمنُطينُ ‪• Saripati tanah:‬‬
‫‪(QS. Al-Mu’minun (23): 12).‬‬

‫ينُ‬
‫ُط ٍ‬ ‫ُم ْنُس ًَلُلَ ٍة ِ‬
‫ُم ْن ِ‬ ‫ان ِ‬
‫س َ‬ ‫َولَقَ ْدُ َخلَ ْقن ْ ِ‬
‫َاُاإل ْن َ‬
‫‪• Sperma, segumpal darah, segumpal‬‬
‫‪daging, janin.‬‬
‫‪QS. Al-Mu’minun (23): 13-14‬‬

‫ين (‪)13‬‬
‫ار َم ِك ٍُ‬ ‫ث َُّم َجعَ ْلنَاهُ ن ْ‬
‫طفَ ُةا فِي قَ َرُ ٍُ‬

‫علَقَ ُةا فَ َخلَ ْقنَا ْالعَلَقَةَُ م ُْ‬


‫ضغَ ُةا فَ َخلَ ْقنَا‬ ‫طفَ ُةَ َ‬‫ث َُّم َخلَ ْقنَا النُّ ْ‬

‫شأْنَاهُ خ َْلقاا‬‫ام لَ ْح اما ث َُّم أ َ ْن َُ‬ ‫س ْونَا ْال ُِع َ‬


‫ظ َُ‬ ‫ضغَ ُةَ ِع َ‬
‫ظا اما فَ َك َ‬ ‫ْالم ْ‬
‫سنُ ْالخَا ِل ِق َُ‬
‫ين (‪)14‬‬ ‫َّللا أ َ ْح َ‬
‫ك َُّ‬ ‫َر فَتَبَ َ‬
‫ار َُ‬ ‫َءاخ َُ‬
‫‪Al-Sajdah (32): 8-9‬‬

‫ين (‪)8‬‬
‫اء َم ِه ٍُ‬ ‫ن س ًَلُلَ ٍُة ِم ُْ‬
‫ن َم ٍُ‬ ‫ل نَ ْسلَهُ ِم ُْ‬
‫ث َُّم َجعَ َُ‬

‫وح ِهُ َو َجعَ َلُ لَكمُ ال َُّ‬


‫س ْم َعُ‬ ‫خ ِفي ُِه ِم ْنُ ر ِ‬ ‫س َّواهُ َونَفَ َُ‬
‫ث َُّم َ‬
‫ون(‪)9‬‬ ‫ار َو ْاْل َ ْف ِئ َدُة َ قَُِل ا ُ‬
‫يًل َما ت َ ْشكر َُ‬ ‫َو ْاْل َ ْب َ‬
‫ص َُ‬
‫‪Al-Hajj (22):5‬‬

‫س ًّمى ثُ َّمُ‬ ‫ام َما نَشَاءُ ِإلَى أ َ َج ٍلُ م َ‬ ‫… َون ِق ُُّر ِفي ْاْل َ ْر َح ُِ‬
‫ن يت َ َوفَّى‬ ‫ًل ث َُّم ِلتَبْلُغوا أَش َّدك ُْم َو ِم ْنك ُْم َُم ُْ‬ ‫ن ْخ ِرجك ُْم ِط ْف ا ُ‬
‫ن بَ ْع ُِد ِع ْل ٍُم‬‫ل ا ْلعم ُِر ِل َكي ًَْلُ يَ ْعُلَ َُم ِم ُْ‬
‫ن ي َر ُُّد ِإلَى أ َ ْرذَ ُِ‬ ‫َو ِم ْنك ُْم َم ُْ‬
‫ش ْيئاا…(‪)5‬‬
‫َ‬
Sperma (‫)نطفة‬ segumpal
darah (‫)علقة‬ segumpal
daging (‫)مضغة‬ tulang
(‫)عظام‬ janin (‫)خلقُآخر‬
diberi ruh bayi
dewasa tua mati
‫‪3. Potensi Manusia‬‬

‫)‪a. Potensi kecerdasan (IQ‬‬


‫‪(QS. Al-Baqarah (2): 31).‬‬

‫علَى ْال َم ًَلئِ َُك ِةُ فَقَا َلُ‬


‫ضه ُْم َ‬‫ع َر َ‬ ‫علَّ َُم َءا َد َُم ْاْل َ ْس َما َُء كلَّ َها ث َُّم َ‬
‫• َو َ‬
‫ين (‪)31‬‬ ‫ن كُْنت ُْم َ‬
‫صا ِد ِق َُ‬ ‫اء َهؤ ََل ُِء ِإ ُْ‬‫أ َ ْن ِبئو ِني ِبأ َ ْس َم ُِ‬
‫)‪b. Memiliki potensi tauhid (agama‬‬
‫‪(QS. Al-A’raf (7): 172).‬‬

‫ور ِه ُْم ذ ِريَُّت َه ْمُ‬


‫ن ظه ِ‬ ‫ن بَ ِني َءا َد َُم ِم ُْ‬ ‫ُّك ِم ُْ‬ ‫َرب َُ‬ ‫َو ِإ ُْذ أ َ َخ ُذَ‬
‫ش ِه ْدنَا أ َ ُْ‬
‫ن‬ ‫علَى أ َ ْنف ِس ِه ُْم أَلَ ُْ‬
‫ستُ ِب َر ِبك ُْم قَالوا ُبَلَى َ‬ ‫َ‬ ‫َوأ َ ْش َه َده ُْم‬
‫ن َهذَا غَافِ ِل َُ‬
‫ين (‪)172‬‬ ‫تَقولوا يَ ْو َُم ْال ِقيَا َم ُِة ِإنَّا كُنَّا َ‬
‫ع ُْ‬
4. Fungsi Manusia

a. Fungsi kekhalifahan (khalifah Allah)


(QS. Al-Baqarah (2): 30).

‫خ ِليفَ ُةا‬ ُ ‫ل َرب َُّكُ ِل ْل َم ًَل ِئ َك ِةُ ُِإ ِني َجا ِع‬
ِ ‫ل ِفي ْاْل َ ْر‬
َُ ُ‫ض‬ َُ ‫َو ِإ ُْذ قَا‬
)30(
b. Fungsi ibadah (hamba Allah)
QS. Al-Dzariyat (51): 56).

ِ ‫سُُِإ ََّلُ ِليَ ْعبد‬


)56(ُ‫ون‬ ِ ْ ‫ُو‬
َ ‫اإل ْن‬ ْ ‫َو َماُ َخلَ ْقت‬
َ ‫ُال ِج َّن‬
‫‪5. Jatidiri Manusia‬‬

‫;)‪a. Makhluk terbaik (QS. Al-Tin (95): 4‬‬


‫‪dan makhluk mulia (QS. Al-isra’ (17):‬‬
‫)‪70‬‬
‫ن ت َ ْق ِو ٍُ‬
‫يم (التين‪)4 :‬‬ ‫ان ِفي ُأ َ ْح َ‬
‫س ُِ‬ ‫لَقَ ُْد َخلَ ْقنَا ْ ِ‬
‫اإل ْن َ‬
‫س َُ‬

‫ح َم ْلنَاه ُْم فِي ْالبَ ُِر َو ْالبَ ْح ُِر‬


‫َولَقَ ُْد َك َّر ْمنَا بَنِي َءا َد َُم َو َُ‬
‫ير ِم َّم ُْ‬
‫ن‬ ‫علَى َُكثِ ٍُ‬‫ض ْلنَاه ُْم َ‬
‫ت َُوفَ َّ‬ ‫ن َّ‬
‫الط ِيبَا ُِ‬ ‫َو َرزَ ْقنَاه ُْم ِم َُ‬
‫يًل (اإلسراء‪)70 :‬‬ ‫ض اُ‬ ‫َخلَ ْقنَا ت َ ْف ِ‬
‫‪b. Makhluk tersesat/celaka (QS. Al-Tin (95):‬‬
‫‪5; dan QS. Al-A’raf (7): 179).‬‬

‫ينُ (‪)5‬‬ ‫سافِ ِل َ‬‫ُر َد ْدنَاهُأ َ ْسفَ َلُ َ‬


‫ث َّم َ‬
‫س لَه ُْم قُلوبُ َُ‬
‫َل‬ ‫ن َو ِْ‬
‫اإل ْن ِ ُ‬ ‫ن ْال ِج ُِ‬ ‫يرا ُِم َُ‬ ‫َولَقَ ُْد ذَ َرأْنَا ِل َج َهنَّ َُم َك ِث ا‬
‫ون ِب َها َولَه ُْم َءا ُذَانُ َُ‬
‫َل‬ ‫ْصر َُ‬ ‫َل يُب ِ‬ ‫ون ِب َها َولَه ُْم أ َ ْعينُ َُ‬ ‫يَ ْفقَه َُ‬
‫ك هُمُ ْالغَا ِفل َُ‬
‫ون‬ ‫ل أولَ ِئ َُ‬ ‫ل ه ُْم أ َ َ‬
‫ض ُُّ‬ ‫ك َك ْاْل َ ْنعَ ُِ‬
‫ام بَ ُْ‬ ‫ون ِب َها أولَ ِئ َُ‬
‫يَ ْس َمع َُ‬
‫(‪)179‬‬
KONSEP AGAMA

AGAMA :
• A = tidak, GAM = pergi
• A = tidak, GAM = kacau (berantakan)
• A (dibaca panjang) = cara, GAM = pergi atau
menuju

AGAMA :
“seperangkat aturan yang melekat dalam diri manusia
agar hidupnya teratur yang merupakan cara menuju
suatu kehidupan yang selamat.”
KONSEP AGAMA

RELIGION:

Religere:
“melakukan perbuatan dengan penuh
penderitaan atau mati-matian,” atau
“kumpulan tata cara mengabdi kepada Tuhan
yang dibaca dari kitab suci.”

Religare:
“Ikatan atau persekutuan orang-orang suci.”
KONSEP AGAMA

AL-DIN (MILLAH)
1.Makna al-din cukup banyak di antaranya:
• Peraturan
• Undang-undang
• Taat
• Pembalasan
• Menunggalkan ketuhanan
• Perhitungan, kiamat
• Nasihat
• Agama
• Cara (adat istiadat)
2. Al-Din bisa juga berarti akidah, syariah, dan
millah.
DEFINISI AGAMA

Secara Terminologis:
• Hubungan manusia dengan suatu kekuatan
suci yang dianggapnya lebih tinggi untuk
dipuja dan dimintai pertolongan (Endang
Saefuddin Anshary).
• Ajaran-ajaran yang diwujudkan Tuhan
kepada manusia melalui para rasul-Nya
(Harun Nasution).
• Suatu peraturan Tuhan yang mendorong
jiwa seseorang yang mempunyai akal
memegang peraturan dengan kehendaknya
sendiri, untuk mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak
(Taib Tahir Abdul Muin).
UNSUR POKOK AGAMA

Menurut Harun Nasution:


• Kekuatan gaib.
• Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya
di dunia ini dan hidupnya di akhirat
tergantung pada adanya hubungan baik
dengan kekuatan gaib yang dimaksud.
• Respons yang bersifat emosional dari
manusia.
• Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci,
dalam bentuk kekuatan gaib, dalam bentuk
kitab yang mengandung ajaran-ajaran
agama bersangkutan, dan dalam bentuk
tempat-tempat tertentu.
UNSUR POKOK AGAMA

Menurut Koentjaraningrat:
• Emosi keagaman yang mendorong manusia
untuk berperilaku keagamaan.
• Sistem kepercayaan atau bayangan-
bayangan manusia tentang dunia, alam,
alam gaib, hidup, mati, dan sebagainya.
• Sistem ritus dan upacara keagamaan
terwujud dalam aktivitas dan tindakan
manusia dalam melaksanakan ibadah kepada
Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya.
• Pemeluk agama atau umat beragama.
• Tempat ibadah dan sarana prasarana untuk
melakukan aktivitas keagamaan.
KLASIFIKASI AGAMA

• Berdasarkan sumber ajarannya agama dibagi


dua kelompok, yaitu: agama samawiy
(agama langit, agama wahyu, agama
profetis, revealed religion) dan agama ardliy
(agama bumi, agama budaya, agama filsafat,
agama ra’yu, natural religion, non-revealed
religion).
• Agama samawi: agama pertama yang
dibawa oleh Nabi Adam a.s. sampai Nabi
Muhammad saw. (Islam).
• Agama ardliy ialah agama bumi atau agama
budaya. Agama ini disebut ardliy karena
semua konsep ajarannya berasal dari cipta,
rasa, dan karsa manusia.
KAITAN MANUSIA DAN AGAMA

• Kodrat manusia beragama. Banyak


fenomena yang menunjukkan bahwa
kodrat manusia itu beragama.
• Gambaran manusia beragama. Ini bisa
dilihat dalam aktivitas ibadah dan
muamalah sehari-hari.
• Kebutuhan manusia akan agama.
Manusia tidak dapat melepaskan diri
dari agama, karena agama merupakan
kebutuhan fitrah manusia
FITRAH MANUSIA BERAGAMA
Francisco J. Moreno: Sejarah agama berumur setua dengan
sejarah manusia. Tidak ada suatu masyarakat yang hidup
tanpa suatu agama
Max Muller – Joachim Wach: Sejarah umat manusia adalah
sejarah agama. Agama merupakan cara untuk meningkatkan
pengetahuan dan cintanya kepada Tuhan. Agama merupakan
cahaya, jiwa, dan kehidupan sejarah.

H.M. Rasyidi: Agama sebagai problem of ultimate concern.

Milton Yinger: Manusia memerlukan nilai-nilai mutlak sebagai


pegangan dan jawaban terhadap persoalan hidup dan mati.

Mircea Eliade: Manusia adalah ‘Homo Religius’. Manusia yang


hidup dalam suatu alam yang sakral dan penuh dengan
nilai-nilai religius disebabkan kehadiran ‘Yang Suci’.
FUNGSI AGAMA (1)
Agama menyajikan dukungan moral dan sarana
emosional, pelipur lara, dan rekonsiliasi di saat
manusia`menghadapi ketidakpastian dan frustrasi.

Agama menyajikan sarana hubungan transendental


melalui amal ibadat, yang menimbulkan rasa damai
dan identitas baru yang menyegarkan.

Agama memberikan standar nilai untuk mengkaji ulang


nilai-nilai.

Agama mengesahkan, memperkuat, memberi legitimasi


dan mensucikan nilai dan norma masyarakat.

Agama memberikan status atau identitas baru dalam


pertumbuhan dan siklus perkembangan individual
melalui berbagai krisis rites.
FUNGSI AGAMA (2)

1. Agama sebagai sumber kebenaran


2. Agama sebagai sumber ajaran
moral
3. Agama sebagai sumber informasi
hal-hal ghaib
4. Agama sebagai bimbingan ruhani
(baik di kala suka atau duka)
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai