Anda di halaman 1dari 6

BAB III

MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGANKU

PETA KONSEP

Menjaga
kelestarian

QS. Ar-Ruum QS. Al-A’raf QS. Al- QS. Al-


(30) : 41-42 (7) : 56-58 Furqan Baqarah (2) :
pelaku dan Shad (25) : 45-50 204-206.
pengrusakan (38) : 27. Sumber Ciri-ciri
Larangan daya alam orang yang
merusak alam merusak

Kerusakan Perintah Allah


alam untuk menciptak
akibat mencari an hujan dan
ulah bukti angin untuk
tangan pelaku kesejahteraa
manusia pengrusaka n manusia
n alam

Munafik
Allah menjadikan merupakan salah
bayang bayang,malam satu ciri manusia
dan siang , yang suka
menghembuskan merusak alam
angin, air yang
menghidupkan tanah
tandus dan memberi
minum hewan
C. mari MENGKAJI QS. AR RUUM (30 ) : 41 -
42 . 414444414:;“Islamengajarkan kepada kita sebagai
        
       
         
     
Artinya :41.“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
42. “Katakanlah : "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-
orang yang mempersekutukan (Allah)."
Salah satu tugas penting yang Allah SWT, titahkan kepada umat manusia adalah menjadi Khalifah di
bumi sebagai tugas sosial, di samping tentunya sebagai hambaNya sebagai tugas individu, sebagaimana
firmanNya yang termaktub dalam Q. S. Al-Baqarah ( 2 ) : 30

‫ض َخلِي َفةً قَالُوا َأجَتْ َع ُل فِ َيها َم ْن يُ ْف ِس ُد فِ َيها‬ ِ ِ ‫ال ربُّ َ ِ ِئ‬


ْ ‫ك لْل َماَل َكة ِإيِّن َجاع ٌل يِف‬
ِ ‫اَأْلر‬ ‫ِإ‬
َ َ َ‫َو ْذ ق‬
‫ك‬ ِ ‫ويس ِفك الدِّماء وحَن ن نُسبِّح حِب م‬
َ َ‫ِّس ل‬ ‫د‬ ‫ق‬
َ ‫ن‬
ُ ‫و‬ ‫ك‬َ ‫د‬
ُ َ َْ ُ َ ُ ْ َ َ َ ُ ْ ََ
ْ ‫ال ِإيِّن‬
‫َأعلَ ُم َما اَل َت ْعلَ ُمو َن‬ َ َ‫ق‬
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."

‫يب ِم َن‬ ِ
ٌ ‫ت اللَّه قَ ِر‬
ِ ‫ض بع َد ِإ‬
َ َ ‫ص اَل ح َها َو ْادعُ وهُ َخ ْوفً ا َوطَ َم ًع ا ِإ َّن َرمْح‬ ْ ْ َ ِ ‫اَأْلر‬
ِ
ْ ‫َواَل ُت ْفس ُدوا يِف‬
‫ت َس َحابًا ثَِق ااًل‬ ِِ ِ ‫) وهو الَّ ِذي ير‬56( ‫الْمح ِسنِني‬
ْ َّ‫اح بُ ْشًرا َبنْي َ يَ َد ْي َرمْح َت ه َحىَّت ِإ َذا َأَقل‬ ‫ي‬ ‫الر‬
ِّ
َ َ ُ ُْ ‫ل‬ ‫س‬ َُ َ َ ْ ُ
‫ِج الْ َم ْوتَى‬ ‫ر‬ ْ ‫خُن‬ ‫ك‬ ِ‫ات َك َذل‬ِ ‫ت فََأْنزلْنَ ا بِ ِه الْم اء فََأخرجنَ ا بِ ِه ِمن ُك ِّل الثَّم ر‬ ٍ ِّ‫س ْقنَاه لِبلَ ٍد مي‬
ُ َ ََ ْ ْ
َْ َ َ َ َ َُ ُ
)57( ‫ن‬ َ ‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُرو‬
ِ ِ
‫ك‬َ ‫ث اَل خَيْ ُر ُج ِإاَّل نَ ِك ًدا َك َذل‬ َ ُ‫ب خَي ْ ُر ُج َنبَاتُ هُ بِ ِإ ْذ ِن َربِِّه َوالَّذي َخب‬ ُ ِّ‫َوالَْبلَ ُد الطَّي‬
َ ‫ات لَِق ْوٍم يَ ْش ُكُرو‬
)58( ‫ن‬ ِ ‫ف اآْل ي‬
َ ُ ‫صِّر‬ َ ُ‫ن‬
Artinya :56. “ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik.

57. “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah
itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti
itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran.

58. “ Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan
tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

Penjelasan Q S. Al – A’raaf ( 7 ) : 56 - 58

Dalam ayat ini Allah swt. melarang jangan membuat kerusakan di permukaan bumi. Larangan
membuat kerusakan ini mencakup semua bidang, merusak pergaulan, merusak jasmani dan rohani
orang lain, merusak penghidupan dan sumber-sumber penghidupan, (seperti bertani, berdagang,
membuka perusahaan dan lain-lainnya). Padahal bumi tempat hidup ini sudah dijadikan Allah cukup
baik. Mempunyai gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain yang
semuanya itu dijadikan Allah untuk manusia agar dapat diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya, jangan sampai dirusak dan dibinasakan. Selain dari itu untuk manusia-manusia yang
mendiami bumi Allah ini, sengaja Allah menurunkan agama dan diutusnya para nabi dan rasul-rasul
supaya mereka mendapat petunjuk dan pedoman dalam hidupnya, agar tercipta hidup yang aman dan
damai. Dan terakhir diutus-Nya Nabi Muhammad saw. sebagai rasul yang membawa ajaran Islam yang
menjadi rahmat bagi semesta alam. Bila manusia-manusia sudah baik, maka seluruhnya akan menjadi
baik, agama akan baik, negara akan baik, dan bangsa akan baik. Sesudah Allah melarang membuat
kerusakan, maka di akhir ayat ini diulang lagi tentang adab berdoa. Dalam berdoa kepada Allah baik
untuk duniawi maupun ukhrawi selain dengan sepenuh hati, khusyuk diri dan dengan suara yang
lembut, hendaklah juga disertai dengan perasaan takut dan penuh harapan. Takut kalau-kalau doanya
tidak diterima-Nya dan mendapat ampunan dan pahala-Nya. Berdoa kepada Allah dengan cara yang
tersebut dalam ayat ini akan mempertebal keyakinan dan akan menjauhkan diri dari keputus-asaan.
Sebab langsung meminta kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Kaya, lambat laun apa yang
diminta itu tentu akan dikabulkan-Nya. Rahmat Allah dekat sekali kepada orang-orang yang berbuat
baik. Berdoa termasuk berbuat baik, maka rahmat Allah tentu dekat kepadanya. Setiap orang yang suka
berbuat baik, berarti orang itu sudah dekat kepada rahmat Allah. Anjuran berbuat baik banyak sekali
ditemui dalam Alquran. Berbuat baik kepada tetangga dan kepada sesama manusia pada umumnya.
Berbuat baik juga dituntut kepada selain manusia, seperti kepada binatang dan lain-lainnya. Sehingga
kalau akan menyembelih binatang dianjurkan sebaik-baiknya, yaitu dengan pisau yang tajam tidak
menyebabkan penderitaan bagi binatang itu.

Dengan kedua ayat ini Allah menegaskan bahwa salah satu karunia besar yang dilimpahkan-Nya
kepada hamba-Nya ialah menggerakkan angin sebagai tanda bagi kedatangan nikmat-Nya yaitu angin
yang membawa awan tebal yang dihalaunya ke negeri yang kering yang telah rusak tanamannya karena
ketiadaan air, kering sumurnya karena tak ada hujan dan penduduknya menderita karena haus dan
lapaaaaaaaaaaaaaaaar. Lalu Dia menurunkan di negeri itu hujan yang lebat sehingga negeri yang
hampir mati itu menjadi subur kembali dan sumur-sumurnya penuh berisi air dengan demikian
hiduplah penduduknya dengan serba kecukupan dari hasil tanaman-tanaman itu yang berlimpah-ruah.
Memang tidak semua negeri yang mendapat limpahan rahmat itu, tetapi ada pula beberapa tempat di
muka bumi yang tidak dicurahi hujan yang banyak, bahkan ada pula beberapa daerah dicurahi hujan
tetapi tanah di daerah itu hilang sia-sia tidak ada manfaatnya sedikit pun.
Tafsir Surah Shaad (38) : 27

َ ْ‫َو َما خَ لَ ْقنَا ال َّس َما َء َواَأْلر‬


ِ َّ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما بَا ِطاًل َذلِكَ ظَ ُّن الَّ ِذينَ َكفَرُوا فَ َو ْي ٌل لِلَّ ِذينَ َكفَرُوا ِمنَ الن‬
‫ار‬
Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi dan makhluk apa saja yang berada
di antaranya, tidaklah sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang
memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan yang menampakkan bentuknya berubah-rubah dari
malam ke malam, sangat bermanfaat bagi manusia. Begitu juga bumi dengan segala isinya. baik yang
tampak di permukaannya ataupun yang tersimpan dalam perutnya, sangat besar artinya bagi kehidupan
manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan dan kehendak-Nya sebagai rahmat yang tak
ternilai harganya. Apabila orang mau memperhatikan dengan seksama terhadap makhluk-makhluk
yang ada di jagat raya ini, pastilah ia mengetahui bahwa semua makhluk yang ada itu tunduk pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku, yang tak bisa dihindari. Kesemuanya menaati ketentuan-ketentuan
yang berlaku baginya. Begitu juga menciptakan manusia. Mereka ini tidak dapat melepaskan diri dari
ketentuan-ketentuan Allah, begitu lahir sudah tunduk pada gaya tarik bumi, ia bernafas dengan zat
asam dan sebagainya. Tak pernah ada manusia yang menyimpang dari ketentuan ini. Dan apabila
sampai dewasa, ia memerlukan kawan hidup untuk mengisi kekosongan jiwanya, dan untuk
melaksanakan tujuan hidupnya mengembangkan keturunan. Kemudian kalau ajal telah datang
merenggutnya, ia kembali ke asalnya. Ia akan dihidupkan kembali di kampung akhirat, guna
mempertanggungjawabkan segala amalnya selagi hidup di dunia.

E. MARI MENGKAJI QS. AL FURQON (25) : 45-

         
        
         
       
        
       
       
       

Artinya :
45. Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana dia memanjangkan (dan
memendekkan) bayang-bayang dan kalau dia menghendaki niscaya dia menjadikan tetap bayang-
bayang itu, Kemudian kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu,
46. Kemudian kami menarik bayang-bayang itu kepada kami[1069] dengan tarikan yang perlahan-
lahan.
47. Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan dia
menjadikan siang untuk bangun berusaha.
48. Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih,
49. Agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar kami memberi
minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami, binatang-binatang ternak dan
manusia yang banyak.
50. Dan Sesungguhnya kami Telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia supaya mereka
mengambil pelajaran (dari padanya); Maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali
mengingkari (nikmat).

[1069] Maksudnya: bayang-bayang itu kami hapuskan dengan


perlahan-lahan sesuai dengan terbenamnya matahari sedikit demi
sedikit.

       


         
        
           
       
 
Artinya :
204. Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu,
dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang
yang paling keras.
205. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan
padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan[130].
206. Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya
yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka jahannam. dan
sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.

[130] Ungkapan Ini adalah ibarat dari orang-orang yang berusaha


menggoncangkan iman orang-orang mukmin dan selalu mengadakan

Ayat 204 ini diturunkan berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan oleh seorang munafiq yang
bernama Al Akhnas bin Syariq A Tsaqafi. Kalau bertemu dengan Nabi SAW ia selalu memuji dan
menyanjung beliau, bahkan menunjukkan seakan-akan seperti orang mukmin. Kemunafikannya itu ia
lakukan untuk mencapai maksud tertentu sesuai dengan kepentingannya. Dengan kata-kata yang manis
dan menarik ia tidak segan-segan bersumpah dengan nama Allah guna meyakinkan orang bahwa apa
yang dikatakannya adalah benar-benar merupakan isi hatinya, bukan dibuat-buat padahal ternyata ia
adalah seorang munafiq, musuh dan penentang Nabi SAW dan Islam.
Orang munafiq adalah pembohong, tidak dapat dipercaya, suka mengelabuhi dan menghasud
orang lain, bahkan untuk mencapai tujuannya ia tidak segan-segan berkhianat kepada saudara atau
teman seperjuangannya sekalipun.
Kemudian mereka tampak apabila ia telah berpaling. Kata-kata yang manusia dan janji yang
indah berubah menjadi perbuatan yang negative, merusak dan membahayakan. Dalam ayat 205
disebutkan dengan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak padahal tanam-tanaman dan binatang
ternak itu diciptakan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Mereka itu seharusnya
bersyukur dikaruniai nikmat dan rizki Allah dan tidak sombong lalu berbuat kerusakan dan dosa.
Keserasian dan keindahan semua ciptaan Allah yang diperuntukkan bagi manusia merupakan
imbalan dari Allah sebagi hasil hubungan dan perbuatan baik dari manusia terhadap lingkungannya.
Oleh karena itu setiap manusia sejak masih kecil harus belajar memiliki rasa disiplin dan bersikap baik
terhadap lingkungan hidup. Dengan demikian, interaksi positif antara komponen-komponen biotic dan
abiotik, seperti air, udara, unsur-unsur hara, tanah, humus, cahaya, dan sebagainya akan menciptakan
ekosistem yang mantap.
Merusak tanam-tanaman atau tumbuh-tumbuhan bukan hanya akan menimbulkan kerugian,
akan tetapi dapat menimbulkan bencana seperti : banjir dan longsor. Allah tidak menyukai orang yang
membuat kerusakan dan kebinasaan. Guna memelihara dan melestarikan daya guna sumberdaya islam
perlu digiatkan pendidikan agama islam, membentuk sikap mental, menghilangkan sifat munafik,
curang, merusak. Tidak bertanggung jawab membina sikap jujur, produktif dan membangun.
Membangun pertanian, kehutanan dan peternakan guna kesejahteraan masyarakat bangsa dan Negara.
Kemudian dalam ayat 206 diterangkan pula sifat orang-orang munafik lainnya yaitu bahwa
apabila mereka dikatakan :”bertaqwalah kepada Allah”, maka segera bangkitlah kesombongan mereka,
sehingga mereka tidak segan-segan berbuat dosa dan balasan amal perbuatan mereka berupa neraka
jahanam, tempat tinggal yang paling buruk.
HADIS TENTANG LINGKUNGAN HIDUP

ِ ‫ َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم َي ْغ‬:‫اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬ ِ ‫ال رسو ُل‬ ِ‫سر‬ ٍ
‫س‬
ُ ‫ر‬ ُْ َ َ ‫ق‬
َ : ‫ال‬
َ ‫ق‬
َ ‫ه‬
ُ ‫ن‬
ْ ‫ع‬
َ ‫اهلل‬ َ َ َ‫َع ْن َأن‬
‫ي‬ ‫ض‬
ِ ِ ِ
‫ص َدقَة (رواه‬ َ ‫يمةٌ ِإاَّل َكا َن لَهُ بِه‬ ‫ِإ‬
َ ‫َغ ْر ًسا َْأو َيْز َرعُ َز ْر ًعا َفيَْأ ُك ُل مْنهُ طَْيٌر َْأو نْ َسا ٌن َْأو هَب‬
)‫البخاري ومسلم‬
Dari Anas bin Malik ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Tidaklah seorang muslim yang menanam
tanaman atau menanam tumbuhan, kemudian tanaman itu dimakan oleh burung atau manusia atau
binatang buas kecuali dengan itu merupakan shadaqah baginya (HR.Bukhari Muslim)

Anda mungkin juga menyukai