karena ia datang dengan membawa kebaikan dan kita pun mendapatkan kebaikan tersebut dengan mengajarkan al quran kepadanya. 3. Memberikan senyuman manis dan tulus.
4. Menyambut kedatangan murid dengan
sambutan yang hangat, seperti dengan kalimat : "Selamat datang Calon penghafal Quran" dan kalimat sejenisnya. 5. Jabat tangan erat, karena dengan begitu akan menghilangkan ketidaknyamanan dalam hati pengajar dan murid.
6. Memberikan "Laqob" atau nama julukan yg
baik. Sperti laqob untuk anak laki laki "Abu Syuja'(sang pemberani)". Atau untuk perempuan dengan "Ummul Khoir(penebar kebaikan)". 7. Memanggil murid dengan panggilan yang baik. contohnya dengan panggilan : "sang Hafidzoh...anak Sholihah...anak pintar..dll“
8. Mengawali pembelajaran dengan sesuatu
yang menyenangkan, canda, dan obrolan ringan untuk mengambil hati murid dan tidak langsung masuk kedalam materi. 9. Memulai materi dengan sebuah pertanyaan dan bukan pernyataan. Seperti kalimat : "Mengapa kita datang ke tempat ini? " dst..
10. Memulai hafalan dari yang mudah terlebih
dahulu. 11. Saat pembelajaran, mata dan telinga seorang guru harus melihat dan mendengar murid secara cermat dan fokus.
12. Tidak membawa HP saat mengajar Al quran
sehingga guru sibuk dengan HP nya dan tidak memperhatikan hafalan murid 13. Memberikan hadiah penyemangat saat murid mencapai target.
14. Tidak menjelekkan dan meremehkan usaha
murid saat belum mencapai target, seperti kalimat : "Mas... Kamu kok ga bisa bisa juga..padahal ayatnya pendek lho.." 15. Mengeluarkan bakat bakat terpendam dalam diri murid dan menyalurkannya. misalkan ketika ada yang memiliki suara yg merdu, guru meminta untuk membaca di hadapan yg lain. Atau ada yang memiliki keberanian, diminta untuk memimpin teman temannya dalam murojaah hafalan. 16. Membuat suasana kompetisi di dalam kelas atau halaqoh. Baik secara individu atau kelompok. 17. Meminta salah seorang murid untuk maju ke depan memimpin dalam mentalqin hafalan yang sudah tersampaikan secara bergiliran. Hal ini berfungsi supaya ketika ada yang terlambat atau lupa lupa hafalannya, maka akan menjadikan hafalannya kuat. 18. Menyampaikan keutamaan keutamaan dalam menghafal atau mempelajari al quran.
19. Menyampaikan keutamaan surat surat yang
dihafalkan. Seperti Allah akan memberi syafaat bagi pembaca Al Mulk dan memberi kecintaanNya bagi pembaca Al Ikhlas 20. Menyampaikan sebab nuzul ayat atau surat secara singkat dan tidak perlu detail hingga mengambil banyak waktu. 21. Menjadikan setiap ayat yang dihafalkan oleh murid sebagai penyebab kegembiraan dan penyemangat untuk terus menghafal. Dengan memberikan ungkapan pujian dan motivasi. Seperti dengan kalimat : "Masya Allah mas ahmad pinter....sudah hafal dua ayat dari annaba'.. Lanjut terus ya hafalannya ke ayat berikutnya..." 22. Selalu memperbaharui hadiah dan hukuman dalam bentuk materi / non materi. Seringkali murid sudah bisa menebak hadiap apa yang akan diberikan.. Jadi harus kreatif dalam menyiapkan hadiah atau hukuman 23. Guru tidak perlu masuk ke perbedaan pendapat dalam bab Fiqh, karena yang demikian akan membuat anak bingung.
24. Sesering mungkin menyampaikan target target
yang idealis ke murid. Seperti mengucapkan kalimat : "anak anak...juz 30 sudah kita hafalkan, semoga qt bs jg ya mnyelesaikan hafalan 30 juz“
25. Menguatkan hubungan dg Allah dengan ibadah
hati, lisan, dan perbuatan. Masih ingatkah Lagu “Topi saya bundar” Seseorang akan mudah mempelajari sesuatu ketika dia melakukannya dengan senang hati, dan gembira. Seorang anak diyakini akan lebih mudah mempelajari sesuatu dengan menggerakkan panca indera mereka. Memaknai pentingnya Al Quran dalam kehidupan manusia Sa’diah Lanre Said, berawal dari tentang asal mulanya metode ini. Ia bercerita, lahirnya metode ini sejak dari 2004. Awalnya dia bercerita banyak kepada Almarhum ayahnya, Ust.Lanre Said (pendiri pesantren Darul Huffadh) tentang metode penghafalan yang berbeda-beda, seperti metode irama, metode konsonant suara, metode tepukan tangan dan meja dan lainnya. Menanggapi itu, ia kemudian diminta untuk terus belajar dan menguasainya. "Ayahanda berkata jadikan ini sebagai hadiah buat Ayah. Waktu itu saya berjanji kepada beliau untuk mengembangkan syiar melalui metode ini", kenang. Metode itu terinspirasi dari Metode Menghafal dengan gerakan isyarat, yang diajarkan langsung Husein Thabatabai’i, seorang hafiz yang dalam usia 5 tahun mampu menghafal dan memahami tafsir Al-Qur’an, juga Doktor Honouris Causa di usia 7 tahun yang diberikan oleh Hijaz College Islamic University di London, dengan predikat Cumlaude dalam bidang Al-Qur’an. Ia mengungkapkan, ia dibimbing khusus oleh istri pimpinan sekolah takhassus Al-Qur’an Al- Kautsar. Metode ACQ ini sudah terdaftar di kementerian Hukum dan HAM sejak tahun 2009 dengan penemu atas nama Sa'diah Lanre Said. Hak kekayaan intelektual itu terdaftar dengan nomor 070350. Tahun 2002, Thabataba’i menggunakan metode isyarat untuk menghafal Al Quran Tahun 2004, Sa’diah Lenre Said mempelajari metode ini Tahun 2009, mulai dikenal Metode Kaisa karena salah seorang peserta bernama Kaisa di ajang Perlombaan Hafidz Indonesia memenangkan perlombaan ini. Tahun 2015, JRQ Haramain menyusun metode gerakan tangan untuk mempermudah anak didik menghafal al Qur’an Bahasa isyarat memperkaya input auditori dengan menambahkan input visual dan kinestetis. Bahasa isyarat menstimulasi terjadinya koneksi di otak yang berkaitan dengan bahasa dan reasoning. Memfasilitasi munculnya pemahaman konseptual Bahasa isyarat juga meningkatkan daya imajinasi ruang dan body awareness. Meningkatkan kemampuan “word recall” (mengingat kembali kata-kata). mampu melatih daya konsentrasi, menyukai metode belajar yang fun, menyuburkan imajinasi, mengasah kreativitas anak dan cerita adalah bentuk komunikasi yang menarik perhatian anak-anak. Mampu mengetahui makna Ayat secara langsung dengan visualisasi Gerakan Menggabungkan 3 macam gaya belajar (Audio, Visual, Kinestetik) Mengasah Otak kanan untuk mendapatkan kekuatan dalam menghafal Tidak semua orang bisa belajar dengan menggunakan gaya belajar kinestetik Bagi pembelajar Audio, akan terasa berat karena harus menghafal ayat yang dibaca dan gerakannya. Pada tahap awal menghafal Al Qur’an, metode ini hanya untuk stimulus pembelajaran Al Qur’an supaya lebih menarik dan mudah diterima, sehingga akan terasa susah untuk diterapkan pada seluruh ayat Al Qur’an. Gerakan tangan sangat terbatas, dibandingkan dengan seluruh kata kata dalam Al Quran yang berjumlah ribuan kata. Kerjasama ortu, ustadz, anak, & sekolah istirahat yang cukup 9-10 jam Komitmen & disiplin dengan jadwal Memulai dari yang mudah dan yang disukai anak Talqin & tasmi Al Quran sebanyak 20x Memilih waktu satu jam sebelum shubuh 8 jam waktu quran dalam sehari Al murojaah ahammu min ziyadah Murojaah setiap hari apa yang sudah dihafalkan di awal kbm Murojaah 5 juz dalam sehari ¾ waktu untuk murojaah, ¼ untuk hafalan baru Murojaah dalam sholat sunnah Murojaah dalam rekaman audio visual Murojaah dalam kompetisi Ayat / penggalan 1 > baca 3-7 x Ayat / penggalan 2 > baca 3-7 x gabung > baca 3-7 x Ayat / penggalan 3 > baca 3-7 x Gabung 3- 7x
Ayat / penggalan 1 > baca 3-7 x
Ayat / penggalan 2 > baca 3-7 x gabung > baca 3-7 x Ayat / penggalan 3 > baca 3-7 x Kalimat yg dipenggal hedaklah utuh, memiliki kesatuan makna. Jangan memenggal kalimat yang memiliki keterkaitan hukum tajwid dg kalimat selanjutnya. Setiap penggalan kalimat, dibaca dg harakat apa adanya Dalam mentalqin, upayakan untuk membacakan secara alami dan sedang