Anda di halaman 1dari 26

Ustadz Rudy Hartanto, Al Hafidz

1. Ikhlas niat karena Allah semata.

2. Melihat murid dengan pandangan kebaikan,


karena ia datang dengan membawa
kebaikan dan kita pun mendapatkan
kebaikan tersebut dengan mengajarkan al
quran kepadanya.
3. Memberikan senyuman manis dan tulus.

4. Menyambut kedatangan murid dengan


sambutan yang hangat, seperti dengan
kalimat : "Selamat datang Calon penghafal
Quran" dan kalimat sejenisnya.
5. Jabat tangan erat, karena dengan begitu
akan menghilangkan ketidaknyamanan dalam
hati pengajar dan murid.

6. Memberikan "Laqob" atau nama julukan yg


baik.
Sperti laqob untuk anak laki laki "Abu
Syuja'(sang pemberani)". Atau untuk
perempuan dengan "Ummul Khoir(penebar
kebaikan)".
7. Memanggil murid dengan panggilan yang
baik. contohnya dengan panggilan : "sang
Hafidzoh...anak Sholihah...anak pintar..dll“

8. Mengawali pembelajaran dengan sesuatu


yang menyenangkan, canda, dan obrolan
ringan untuk mengambil hati murid dan tidak
langsung masuk kedalam materi.
9. Memulai materi dengan sebuah pertanyaan
dan bukan pernyataan. Seperti kalimat :
"Mengapa kita datang ke tempat ini? " dst..

10. Memulai hafalan dari yang mudah terlebih


dahulu.
11. Saat pembelajaran, mata dan telinga
seorang guru harus melihat dan
mendengar murid secara cermat dan
fokus.

12. Tidak membawa HP saat mengajar Al quran


sehingga guru sibuk dengan HP nya dan
tidak memperhatikan hafalan murid
13. Memberikan hadiah penyemangat saat
murid mencapai target.

14. Tidak menjelekkan dan meremehkan usaha


murid saat belum mencapai target, seperti
kalimat : "Mas... Kamu kok ga bisa bisa
juga..padahal ayatnya pendek lho.."
15. Mengeluarkan bakat bakat terpendam
dalam diri murid dan
menyalurkannya. misalkan ketika ada yang
memiliki suara yg merdu, guru meminta
untuk membaca di hadapan yg lain. Atau ada
yang memiliki keberanian, diminta untuk
memimpin teman temannya dalam murojaah
hafalan.
16. Membuat suasana kompetisi di dalam kelas
atau halaqoh. Baik secara individu atau
kelompok.
17. Meminta salah seorang murid untuk maju
ke depan memimpin dalam mentalqin hafalan
yang sudah tersampaikan secara bergiliran.
Hal ini berfungsi supaya ketika ada yang
terlambat atau lupa lupa hafalannya, maka
akan menjadikan hafalannya kuat.
18. Menyampaikan keutamaan keutamaan
dalam menghafal atau mempelajari al quran.

19. Menyampaikan keutamaan surat surat yang


dihafalkan. Seperti Allah akan memberi
syafaat bagi pembaca Al Mulk dan memberi
kecintaanNya bagi pembaca Al Ikhlas
20. Menyampaikan sebab nuzul ayat atau surat
secara singkat dan tidak perlu detail hingga
mengambil banyak waktu.
21. Menjadikan setiap ayat yang dihafalkan
oleh murid sebagai penyebab kegembiraan
dan penyemangat untuk terus menghafal.
Dengan memberikan ungkapan pujian dan
motivasi.
Seperti dengan kalimat : "Masya Allah mas
ahmad pinter....sudah hafal dua ayat dari
annaba'.. Lanjut terus ya hafalannya ke ayat
berikutnya..."
22. Selalu memperbaharui hadiah dan
hukuman dalam bentuk materi / non materi.
Seringkali murid sudah bisa menebak hadiap
apa yang akan diberikan..
Jadi harus kreatif dalam menyiapkan hadiah
atau hukuman
23. Guru tidak perlu masuk ke perbedaan
pendapat dalam bab Fiqh, karena yang demikian
akan membuat anak bingung.

24. Sesering mungkin menyampaikan target target


yang idealis ke murid. Seperti mengucapkan
kalimat : "anak anak...juz 30 sudah kita
hafalkan, semoga qt bs jg ya mnyelesaikan
hafalan 30 juz“

25. Menguatkan hubungan dg Allah dengan ibadah


hati, lisan, dan perbuatan.
 Masih ingatkah Lagu “Topi saya bundar”
 Seseorang akan mudah mempelajari sesuatu
ketika dia melakukannya dengan senang hati,
dan gembira.
 Seorang anak diyakini akan lebih mudah
mempelajari sesuatu dengan menggerakkan
panca indera mereka.
 Memaknai pentingnya Al Quran dalam
kehidupan manusia
Sa’diah Lanre Said, berawal dari tentang asal mulanya metode ini. Ia
bercerita, lahirnya metode ini sejak dari 2004. Awalnya dia bercerita
banyak kepada Almarhum ayahnya, Ust.Lanre Said (pendiri pesantren
Darul Huffadh) tentang metode penghafalan yang berbeda-beda, seperti
metode irama, metode konsonant suara, metode tepukan tangan dan
meja dan lainnya. Menanggapi itu, ia kemudian diminta untuk terus
belajar dan menguasainya. "Ayahanda berkata jadikan ini sebagai hadiah
buat Ayah. Waktu itu saya berjanji kepada beliau untuk mengembangkan
syiar melalui metode ini", kenang. Metode itu terinspirasi dari Metode
Menghafal dengan gerakan isyarat, yang diajarkan langsung Husein
Thabatabai’i, seorang hafiz yang dalam usia 5 tahun mampu menghafal
dan memahami tafsir Al-Qur’an, juga Doktor Honouris Causa di usia 7
tahun yang diberikan oleh Hijaz College Islamic University di London,
dengan predikat Cumlaude dalam bidang Al-Qur’an. Ia mengungkapkan,
ia dibimbing khusus oleh istri pimpinan sekolah takhassus Al-Qur’an Al-
Kautsar. Metode ACQ ini sudah terdaftar di kementerian Hukum dan
HAM sejak tahun 2009 dengan penemu atas nama Sa'diah Lanre Said.
Hak kekayaan intelektual itu terdaftar dengan nomor 070350.
 Tahun 2002, Thabataba’i menggunakan
metode isyarat untuk menghafal Al Quran
 Tahun 2004, Sa’diah Lenre Said mempelajari
metode ini
 Tahun 2009, mulai dikenal Metode Kaisa
karena salah seorang peserta bernama Kaisa
di ajang Perlombaan Hafidz Indonesia
memenangkan perlombaan ini.
 Tahun 2015, JRQ Haramain menyusun
metode gerakan tangan untuk mempermudah
anak didik menghafal al Qur’an
 Bahasa isyarat memperkaya input auditori dengan menambahkan input
visual dan kinestetis.
 Bahasa isyarat menstimulasi terjadinya koneksi di otak yang berkaitan
dengan bahasa dan reasoning.
 Memfasilitasi munculnya pemahaman konseptual
 Bahasa isyarat juga meningkatkan daya imajinasi ruang dan body
awareness.
 Meningkatkan kemampuan “word recall” (mengingat kembali kata-kata).
 mampu melatih daya konsentrasi, menyukai metode belajar yang fun,
menyuburkan imajinasi, mengasah kreativitas anak dan cerita adalah
bentuk komunikasi yang menarik perhatian anak-anak.
 Mampu mengetahui makna Ayat secara langsung dengan visualisasi
Gerakan
 Menggabungkan 3 macam gaya belajar (Audio, Visual, Kinestetik)
 Mengasah Otak kanan untuk mendapatkan kekuatan dalam menghafal
 Tidak semua orang bisa belajar dengan
menggunakan gaya belajar kinestetik
 Bagi pembelajar Audio, akan terasa berat karena
harus menghafal ayat yang dibaca dan
gerakannya.
 Pada tahap awal menghafal Al Qur’an, metode ini
hanya untuk stimulus pembelajaran Al Qur’an
supaya lebih menarik dan mudah diterima,
sehingga akan terasa susah untuk diterapkan
pada seluruh ayat Al Qur’an.
 Gerakan tangan sangat terbatas, dibandingkan
dengan seluruh kata kata dalam Al Quran yang
berjumlah ribuan kata.
 Kerjasama ortu, ustadz, anak, & sekolah
 istirahat yang cukup 9-10 jam
 Komitmen & disiplin dengan jadwal
 Memulai dari yang mudah dan yang disukai anak
 Talqin & tasmi Al Quran sebanyak 20x
 Memilih waktu satu jam sebelum shubuh
 8 jam waktu quran dalam sehari
Al murojaah ahammu min ziyadah
 Murojaah setiap hari apa yang sudah
dihafalkan di awal kbm
 Murojaah 5 juz dalam sehari
 ¾ waktu untuk murojaah, ¼ untuk hafalan
baru
 Murojaah dalam sholat sunnah
 Murojaah dalam rekaman audio visual
 Murojaah dalam kompetisi
Ayat / penggalan 1 > baca 3-7 x
Ayat / penggalan 2 > baca 3-7 x gabung > baca 3-7
x
Ayat / penggalan 3 > baca 3-7 x
Gabung 3-
7x

Ayat / penggalan 1 > baca 3-7 x


Ayat / penggalan 2 > baca 3-7 x gabung > baca 3-7
x
Ayat / penggalan 3 > baca 3-7 x
 Kalimat yg dipenggal hedaklah utuh, memiliki
kesatuan makna.
 Jangan memenggal kalimat yang memiliki
keterkaitan hukum tajwid dg kalimat
selanjutnya.
 Setiap penggalan kalimat, dibaca dg harakat
apa adanya
 Dalam mentalqin, upayakan untuk
membacakan secara alami dan sedang

Anda mungkin juga menyukai