Anda di halaman 1dari 20

Keperawatan Jiwa

Perilaku
Kekerasan
Kelompok 2 :
1. Asri Hartati
2. Aulia Maulani Afifah
3. Bela Saphira Arrohim
4. Dede Yusuf
5. Delia Anggani Putri
“Perilaku Kekerasan”

Agression is harsh physicalor or verbal action that reflects rage, hostility, and potential for
physical or verbal destructiveness (Varcarolis, 2006:490). Agresi adalah sikap atau
perilaku kasar atau kata-kata yang mengambarkan perilaku amuk, permusuhan, dan
potensi untuk merusak secara fisik atau dengan kata-kata.
Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang,
yang ditunjukkan dengan perilaku aktual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal, bertujuan unutk melukai
orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 2000).
Tanda dan Gejala dari Perilaku Kekerasan

Emosi

Spiritual
Verbal

Fisik
Perilaku Sosial

Intelektual Perhatian
Proses Terjadi Kekerasan
(Faktor Predisposisi)

Neurologic Factor
Beragam komponen dari sistem syaraf seperti synap, neurotransmitter,
dendrit, axon terminalis mempunyai peran memfasilitasi atau menghambat
rangsangan dan pesan-pesan yang akan mempengaruhi sifat agresif.

Generic Factor

adanya faktor gen yang diturunkan melalui orang tua, menjadi potensi
perilaku agresif. Menurut riset Kazuo Murakami (2007) dalam gen
manusia terdapat dormant (potensi) agresif yang sedang tidur dan akan
bangun jika terstimulasi oleh faktor eksternal.

Cyrcardian Rhytm (irama sirkardian tubuh)

memegang peranan pada individu. Menurut penelitian pada jam-jam


tertentu manusia mengalami peningkatan cortisol terutama pada jam-
jam sibuk seperti menjelang masuk kerja dan menjelang berakhirnya
pekerjaan sekitar jam 9 dan jam 13.
Proses Terjadi Kekerasan
(Faktor Predisposisi)

Biochemistry Factor (faktor biokimia tubuh)

seperti neurotransmitter di otak (epinephrin, norepinephrin, dopamin,


asetilkolin, dan serotonin) sangat berperan dalam penyampaian
informasi melalui sistem persyarafan dalam tubuh, adanya stimulus dari
luar tubuh yang dianggap mengancam atau membahayakan akan
dihantar melalui impuls neurotransmitter ke otak dan meresponnya
melalui serabut efferen
Brain Area Disorder
gangguan pada sistem limbik dan lobus temporal, sindrom otak organik,
tumor otak, trauma otak, penyakit ensepalitis, epilepsi ditemukan
sangat berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan.
Proses Terjadi Kekerasan
(Faktor Predisposisi)

2. Imitation, modeling, and information processing theory,


1.Teori Psikonalisa, Agresivitas dan kekerasan dapat menurut teori ini perilaku kekerasan bisa berkembang dalam
dipengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang seseorang.
Tori ini menjelaskan bahwa adanya ketidakpuasan fase lingkungan yang menolerir kekerasan.
oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak
mendapat kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan air
susu yang cukup cenderung mengembangkan sikap
agresif dan bermusuhan setelah dewasa sebagai
kompensasi ketidakpuasannya.
3. Learning theory, menurut tori ini perilaku kekerasan
merupakan hasil belajar dari individu terhadap
lingkungan terdekatnya.
Proses Terjadi Kekerasan
(Faktor Predisposisi)

Dalam budaya tertentu seperti rebutan berkah, rebutan uang receh, sesaji atau
kotoran kerbau di keraton, serta ritual-ritual yang mengarah pada kemusyrikan
secara tidak langsung turut memuouk sikap agresif dan ingin menang sendiri.
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku
kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan
faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan
Proses Terjadi Kekerasan
(Faktor Predisposisi)

Bentuk kekerasan adalah bisikan setan melalui pembuluh


darah ke jantung, otak dan organ vital manusia lain yang
dituruti manusia sebagai bentuk kompensasi bahwa
kebutuhan dirinya terancam dan harus segera dipenuhi
tetapi tanpa melibatkan akal dan norma agama.
Faktor Presipitasi

Ekspresi diri, ingin menunjukkan Ketidaksiapan seorang ibu dalam


eksistensi diri atau simbol solidaritas
1 seperti dalam sebuah konser, penonton 4 merawat anaknya dan ketidakmampuan
menempatkan dirinya sebagai seorang
sepak bola, geng sekolah, perkelahian yang dewasa.
massal, dll.

Adanya riwayat perilaku antisosial


Ekspresi dari tidak terpenuhinya meliputi penyalahgunaan obat dan
2 kebutuhan dasar dan kondisi sosial 5 alkoholisme dan tidak mampu
ekonomi. mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi
.

Kesulitan dalam mengkomunikasikan


sesuatu dalam keluarga serta tidak Kematian anggota keluarga yang
membiasakan dialog unutk terpenting, kehilangan pekerjaan,
3 memecahkan masalah cenderung 6 perubahan tahap perkembangan atua
melakukan kekerasan dalam perubahan tahap perkembangan
keluarga.
menyelesaikan konflik.
Rentang Respon Marah dari Perilaku
Kekerasan
Perilaku kekerasan merupakan suatu rentang emosi dan ungkapan kemarahan yang
dimanifentasikan dalam bentuk fisik. Kemarahan tersebut merupakan suatu bentuk
komunikasi dan proses penyampaian pesan dari individu.
Orang yang mengalami kemarahan sebenarnya ingin menyampaikan pesan bahwa ia
“tidak setuju, tersinggung, merasa tidak dianggap, merasa tidak dituruti atau
diremehkan”.
Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/PK


Rentang Respon Marah dari Perilaku
Kekerasan

Merasa tidak dapat


Mengungkapkan mengungkapkan
marah tanpa perasaannya, tidak Mengekpresikan
menyalahkan orang berdaya dan secara fisik, tapi masih
lain & memberikan Gagal mencapai menyerah. terkontrol, mendorong
kelegaan. tujuan kepuasan/saat orang lain dengan
marah dan tidak dapat ancaman.
menemukan alternatif.
Rentang Respon Marah dari Perilaku
Kekerasan

Perasaan marah dan


bermusuhan yang kuat
dan hilang kontrol,
disertai amuk,
merusak lingkungan.
Mekanisme Koping dari Perilaku
Kekerasan

Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang umum digunakan
adalah mekanisme pertahanan ego seperti :
Displacement, Proyeksi, Represi.
Bila ketidakmampuan bergaul dengan
oranglain ini tidak diatasi akan timbul
halusinasi yang menyuruh untuk melakukan
tindakan kekerasan dan ini berdampak
terhadal risiko tinggi mencederai diri, orang
lain, dan lingkungan.
Sumber Koping dari Perilaku
Kekerasan

Menurut Yosep (2011)


Mengungkapkan bahwa sumber koping dibagi
menjadi 4, yaitu sebagai berikut :
Personal Ability, Social Support, Material
Assets & Positive Belief
Pohon Masalah
Risiko tinggi
mencederai orang
lain

Perilaku
Inefektif proses terapi
Kekerasan Perubahan persepsi
sensori Halusinasi

Gangguan Harga
Diri Kronis Isolasi Sosial

Koping keluarga tidak


efektif Berduka
disfungsional
Asuhan Keperawatan
“Pengkajian”
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun
psikologis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan 5. Isolasi Sosial
2. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain dan 6. Berduka Disfungsional
lingkungan
3. Perubahan persepsi sensori: halusinasi 7. Inefektif proses terapi
4. Harga Diri Rendah Kronis 8. Koping keluarga inefektif
TINDAKAN KEPERAWATAN

Pasien dapat menyebutkan cara


Pasien dapat mengidentifikasi penyebab
1 perilaku kekerasan. 4 mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya.

Pasien dapat mencegah/mengontrol


Pasien dapat mengidentifikasi tanda-
2 tanda perilaku kekerasan. 5 perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual,
sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.

Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku


3 kekerasan yang pernah dilakukannya.
6
POINT TINDAKAN KEPERATAWAN

 Bina hubungan saling percaya


 Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu.
 Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
 Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah
 Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya.
 Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan
 Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik
 Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal.
 Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual.
 Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
 Ikut-sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol perilaku
kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai