Anda di halaman 1dari 60

OLEH

ROS ROSIAH,S.Kep Ners.,MM


PENGERTIAN
 Stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO).
 Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke otak(Smeltzer,2001).
KLASIFIKASI
BERDASARKAN MANIFESTASI/STAD. KLINIK :
1. TIA ( Transient Ischemic Attack)
- Merupakan gangguan peredaran darah otak
sepintas.
-Timbul secara mendadak,akibat iscemik
otak,menghilang dalam beberapa menit atau
beberapa jam tetapi tidak lebih dari 24 jam.
-Penyebab paling sering atherosklerosis terutama pd
sistem karotis,disritmia
jantung,hipotensi,polisitemia,anemia,dll
2. Stroke In Evolution
Defisit neurologis yang bertambah berat secara
kuantitatif maupun kualitatif yang bertahap
selama jangka waktu tertentu.
Gejala yang timbul: Sukar mengangkat
tungkai,beberapa jam kemudian tangannya parese
dan besoknya plegi.
3. Completed Stroke
Disebabkan oleh trombosis atau emboli
Deficit neurologis yang relatif stabil atau sedikit
sekali perubahan setelah lebih dari 3 minggu atau
tetap adanya kecacatan
4. Reversible Ischemic Neurologik Defisit
(RIND)
Merupakan defisit neurologik yang berlangsung
lebih dari 24 jam atau akan menghilang dalam
beberapa hari atau kurang dari 3 minggu.
BERDASARKAN PROSES PATOLOGIK
1. Stroke infark
2. Stroke dengan perdarahan (PIS dan PSA)
BERDASARKAN TEMPAT LESI
1. Sistem Karotis
2. Sisitem Vertebrobasiler
ETILOGI
 ISCHEMIA/INFARK
Dapat timbul akibat dari adanya :
a. Trombosis
- Aterogenik
Pd usia 30 an bertambah berat dgn usia.
Atherosklerosis menyebakan penempelan
yg kemudian terjadi penumpukan zat2
lemak ( fatty steak) di dalam tunika intima
sehingga diameter pembuluh darah
menyempit,menyebabkan aliran drh ke otak
berkurang terjadi hypoksia---iscemic---infark
GAMBAR ARTERI YANG TERSUMBAT PLAK
- Non Atherogenik
Trombosis yg terjadi bukan karena proses atherogenik,
mis : anemia,polisitemia.
Manifestasi klinik : sering terjadi pada saat tidur atau
menyerang usila dan gejala muncul lebih lambat.
GAMBAR STROKE ISCEMIA
b. Emboli
- Mrpkan benda asing dlm aliran drh sehingga dpt
menyebabkan penyumbatan aliran darah arteri.
- Apabila terjadi pada arteri yg menuju otak,maka
otak akan mengalami penurunan suplai darah---
hypoksia---iscemic---infark.
- Penyebab : dari faktor jantung (Atrial
fibrilasi,MCI,kelainan katup,endokarditis)
Gambar stroke akibat emboli
• PERDARAHAN
a. Perdarahan Intra Serebral (PIS) terjadi krn:
-Hypertensi menyebabkan pecahnya pemb. drh
-Bukan karena hipertensi mis: Aneurisma,AVM,
pemakaian obat anti koagulan.
b. Perdarahan Sub Arakhnoid (PSA)
Terjadi karena pecahnya pemb. Darah arteri
permukaan otak.
GAMBAR STROKE PERDARAHAN
FAKTOR RESIKO STROKE
 FAKTOR RESIKO MAYOR
Hypertensi,Peny. Jantung,DM
• FAKTOR RESIKO MINOR
Hyperlipidemia,Obesitas,Ht meningkat,gaya
hidup,kebiasaan merokok,minum alkohol,efek
samping penggunaan kontrasepsi oral.
• TIDAK DAPAT DI RUBAH
Jenis kelamin,usila (kalsifikasi pemb.
Darah),keturunan.
 DAPAT DIRUBAH
Hipertensi,kelainan jantung,kolesterol
tinggi,obesitas,DM,perokok,policetemia,krng
aktivitas,kontrasespsi oral,penyalahgunaan obat
(kokain),konsumsi alkohol,stress emosional.
PATOFISIOLOGI
 STROKE NON HEMORAGIK (INFARK)
Iskemia disebabkan o/ adanya penyumbatan
aliran darah ke tak o/ trombus atau embolus.
Trombus umumnya terjadi karena
berkembangnya aterosklerosis pd dinding pemb.
Darah,sehingga arteri menjadi tersumbat,aliran
drh ke area trombus menjadi
berkurang,menyebabkan iskemik lalu menjadi
infark pd jar. Otak,emboli disebabkan o/ embolus
yg berjalan menuju arteri serebral melalui arteri
karotis,terjadinya blok pada arteri tersebut
menyebabkan iscemik yang tiba-tiba berkembang
cepat dan terjadilah gangguan neurologis.
 STROKE HEMORAGIK
Perdarahan otak disebabkan oleh ruptur
arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.
PIS yg sangat luas lebih sering menyebabkan
kematian,karena akan terjadi destruksi massa
otak,peningkatan TIK dan yg lebih berat
menyebabkan herniasi otak pd falk serebri atau
lewat foramen magnum.
Kematian dpt disebabkan o/ kompresi batang
otak,hemisper otak dan perdarahan sekunder atau
ektensi perdarahan ke batang otak,perembesan
darah ke ventrikel otak terjadi pd sepertiga kasus
perdarahan otak di nukleus kaudatus,talamus dan
pons
Jumlah darah yg keluar menentukan prognosis. Jika
volume darah >dari 60 cc resiko kematian 93% pd
perdarahan dalam dan 71% pd perdarahan lobus.
Jika terjadi perdarahan serebelar dgn volume antara 30-
60 cc kemungkinan kematian 75%,namun volume
darah 5 cc di pons sudah berakibat fatal ( Yusuf
misbach,1999).
TANDA DAN GEJALA
 GEJALA STROKE SECARA UMUM
Hemiparese ,gangguan bicara : rero ,afasia motorik,afasia
sensorik,gangguan penglihatan.
• GEJALA STROKE TERGANTUNG SISITEM VASKULAR
YANG TERKENA
A. Sistem Karotis
-Kelumpuhan setengah badan kontralateral.
-Kelumpuhan otot2 wajah pada sisi yg sama dgn
kelumpuhn badan ( kontralateral trhdp lesi dari
otak).
-Gangguan bicara : rero/afasia,ganggn kesadaran (PIS)
-Gangguan penglihatan ( buta pd satu mata)
B. Sistem Vertebro basiler
- Hemiparese atau tetraparese
-Kelumpuhan otot wajah pada sisi yg
berlawanan dgn kelumpuhan anggota badan.
- Gangguan bicara ( rero )
- Gangguan penglihatan (diplopia
- Vertigo,muntah,gangguan menelan.
KOMPLIKASI
 KOMPLIKASI NEUROLOGIS
Odema otak,Vasospasme pemb.
Darah,Hidrocephalus.
• KOMPLIKASI NON NEUROLOGIS
Odema paru,hiperglikemia,dekubitus,pneumonia,
kontraktur,tromboplebitis,atrofi otot.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Lab : Darah lengkap,elektrolit,kolesterol,AGD,
dan gula darah.
• CT Scan Kepala : Utk mengetahui lokasi dan luasnya
perdarahan atau infark.
• MRI : Mengetahui adanya edema,infark,hematoma
dan bergesernya struktur otak.
• Angiografi : Mengetahui penyebab dan gambaran yg
jelas mengenai pemb. Darah yg terganggu.
Penatalaksanaan pasien stroke

 Fase hiperakut (0-3/12 jam setelah


serangan)
 Fase akut ( Sesudah 12 jam sd 14 hari )
 Fase subakut (pemulihan) ( sesudah 14 hari
sd kurang dari 180 hari)
 Fase kronis/ Fase adaptasi/ Fase
rehabilitasi ( setelah 80hari )
STROKE IS A BRAIN ATTACK
• Kedaruratan medik
• Intervensi dini dpt mengurangi
sequel
• Starting with pre hospital and
emergency department care
Detection(deteksi dini stroke)
Sistem pengelolaan pasien stroke
fase akut di rumah sakit
 Unit stroke o/ tim multidisiplin
 A mobile stroke team
Pengkajian Primer:
 Airway
 Breathing
 Circulation
 Disability
PENGKAJIAN SEKUNDER
 GCS
 TANDA VITAL
 PUPIL
 KEKUATAN MOTORIK
 DEFISIT NEUROLOGIS
 STATUS PSIKOLOGIS & EMOSI
Penatalaksanaan fase akut
Tujuan:
 M`pertahankan fungsi vital
 Fasilitasi perbaikan neuron
 ( reperfusi jaringan serebral )
Standar praktek keperawatan
pasien stroke fase akut
 Monitor & Perthnkn jalan nafas lancar
 Monitor & pethnkn tanda vital stabil…suhu
 Atur posisi kepala neutral & tinggikan kep tt 30 derajat
monitor AGD dan elektrolit
 Kaji status neurologik secara periodik: GCS, pupil,
kekuatan otot & fs saraf kranial
Fase akut
 Monitor intake & output
 Monitor & perthnkan kadar gula darah stabil
 Cek pemeriksaan penunjang lain
 Lakukan seizure precaution
 Tes kemampuan menelan
 Monitor fungsi kandung kemih
INOVASI KEPERAWATAN
 Early Stimulation ( Visual,Audio,Tactile)
 Early Mobilisation ( Mobilty, Transfer )
 Swallowing Management
 Bladder and Bowel Training
 Familly Education
 Dischcarge Planning
Swallowing management
 Skrining Disfagia
 Tes menelan
 Latihan menelan: Direct dan indirect
Fase Pasca akut/ Sub akut
Tujuan :
• M`pertahankan fs tubuh
• Mencegah komplikasi
( peningkatan TIK & disuse syndrome )
Standar praktek keprwtn
fase subakut
 Lakukan prwt kebersihan badan secara rutin
 Monitor tanda vital, status neurologis & fs luhur
 Libatkan pasien dlm prwtn diri
 Lakukan ROM pasif
 Lakukan prwtn kulit
 Rubah posisi tiap 2 jam, ganjal bantal daerah yg
lemah
Fase subakut
 Tinggikan kepala tt 30 derajat
 Pertahankan bersihan jalan nafas
 Lakukan fisioterapi dada
 Kenakan elastic stocking bila perlu
 Monitor fungsi bowel
 Lepaskan indwelling catheter
 Monitor keseimbangan intake & output
Fase subakut
 Lakukan bladder training
 Kaji kemampuan menelan
 Kaji kemampuan bicara & bahasa
 Reorientasikan pasien
 Evaluasi visus & lapang pandang
Kebutuhan psikologis
 Bersifat individual
 Tergantung lokasi lesi
 Defisit:
1.Emosi tidak stabil
2. Hilang kontrol diri
3. Menurunnya toleransi thd stress
PERAN PERAWAT
 Tenangkan & jelaskan pd pasien & klg
 Kontrol lingkungan & kurangi stimulus
 Antisipasi kebutuhan pasien
 Berikan umpan balik positif
 Fasilitasi pasien belajar keterampilan
PENCEGAHAN STROKE
 Hindari merokok,kopi dan alkohol
 Pertahankan BB ideal ( cegah kegemukan)
 Batasi intake garam bagi penderita Hypertensi
 Batasi makanan berkolesterol dan lemak
( daging,durian,alpukat,keju ,dll)
• Pertahankan diet dan gizi seimbang ( banyak makan
buah dan sayuran)
• Olahraga yang teratur
PENANGANAN DAN PERAWATAN STROKE
DI RUMAH
 Berobat secara teratur ke dokter
 Jangan menghentikan atau mengubah dosis obat tanpa
petunjuk dokter.
 Minta bantuan petugas kesehatan atau fisioterafi utk
memulihkan kondisi tubuh yang lemah atau lumpuh.
 Perbaiki kondisi fisik dengan latihan teratur di rumah
 Bantu kebutuhan klien
 Motivasi klien agar tetap bersemangat dalam latihan fisik.
 Periksa tekanan darah secara teratur.
 Segera bawa ke Dokter atau RS jika timbul kembali gejala
stroke ulang.
Diagnosa Keperawatan
1. PENURUNAN KAPASITAS ADAPTIF INTRAKRANIAL
Batasan Karakteristik
 Bentuk gelombang tekanan intrakranial (TIK)
menunjukan amplitudo yang tinggi
 Kenaikan bentuk gelombang tidal wave intrakranial
presure (P2 TIK)
 Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) >10 mmhg secara
berulang selama > 5m
 Menit setalah adanya berbagai stimuli eksternal
 Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) setelah terjadi
stimulus
 Tekanan intrakranial (TIK) dasar ≥ 10 mmhg
Faktor yang berhubungan
 Cedera otak; kerusakan serebro vaskuler, penyakit
neurologis, trauma dan tumor
 Hipotensi sistemik di sertai hipertensi intrakranial
 Peningkatan tekanan intrakranial (TIK) secara
kontinu 10-15 mmhg
 Penurunan perfusi serebral ≤ 50-60 mmhg
TUJUAN DAN KRITERIA. (NOC)
Status Nerologi : Kesadaran
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama........X24
jam, tidak terjadi penurunan kesadaran,kriteria :
 Dapat membuka mata dengan stimulus eksternal
 Menunjukan orientasi kognitif yang sesuai
 Dapat berkomunikasi dengan tepat
 Dapat mematuhi perintah
 Menunjukan respon motorik untuk stimulus berbahaya
 Respon terhadap rangsangan lingkungan tidak terganggu
 Tidak ada kejang, ada fleksi abnormal ekstensi abnormal
INTERVENSI (NIC)
1. Peningkatan Perfusi Cerebral
 Monitor tingkat kesadaran ( GCS ) dan TTV
 Atur posisi tidur pasien dengan tinggi kepala tempat
tidur yang optimal ( 15 atau 30 derajat) dan monitor
respon pasien terhadap pengaturan posisi kepala
 Kolaborasi dalam mengatasi hipertensi untuk
mempertahankan parameter hemodinamik dan
mempertahankan atau mengoptimalkan tekanan
perfusi serebral (CPP)
 Hindari fleksi leher atau fleksi panggul / lutut yang
ekstrim
Lanjutan
 Monitor parameter suplay oksigen jaringan ; PaCO2,
SaO2 dan kadar hemoglobin dan curah jantung
 Monitor nilai laboratorium adanya perubahan
oksigenasi atau keseimbangan asam basa
 Monitor intake dan output
2. Monitoring Neurologi
 Kaji dan monitor ukuran pupil, bentuk, kesimetrisan
dan reaktivitas
 Monitor tingkat kesadaran ( GCS ) dan tingkat
orientasi
 Monitor daya ingat pasien, suasana perasaan, apek dan
prilaku
 Monitor tanda tanda vital
3. Manajemen Edema Cerebral
 Atur posisi tidur head up 15- 30 derajat
 Hindari Valsava Manuver/mengedan
 Berikan pelunak feses
 Batasi suction kurang dari 15 detik
 Monitor nilai-nilai laboratorium; osmolaritas serum
dan urine, natrium, kalium
 Lakukan latihan ROM pasif
 Monitor intake output
 Pertahankan suhu normal
 Kolaborasi dalam pemberian diuretik osmotic (
Manitol 20 % )
2. Ketidak efektifan Perfusi Jaringan Cerebral

 Berhubungan dengan :
Gangguan sirkulasi darah ke otak
 Ditandai dengan :
 Data subyektif :
 Nyeri kepala
 Data obyektif
 Kesadaran menurun
 GCS E…M….V…
 Kejang
 Hemiparese……..
 Kekuatan otot………
 Kesulitan menelan
 Afacia/disartia (rero)
 Perubahan reaksi pupil
TUJUAN DAN KRITERIA
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
…jam/hari perfusi cerebral adekuat
Kriteria :
 Kesadaran compos mentis
 GCS 15
 Tanda Vital dalam batas normal
INTERVENSI (NIC)
Peningkatan perfusi serebral
 Monitor status neurologis ( tingkat kesadaran,reaksi
pupil)
 Monitor tanda vital
 Atur posisi tidur netral head up 30 °
 Berikan oksigen ……l/mnt
 Hindari posisi tidur hyperektensi
 Hindari valsava maneuver ( mengedan,batuk)
 Kolaborasi Pemberian therafi
2.Ketidakefektifan Bersihan Jalan
Nafas
Berhubungan dengan :
Obstruksi jalan nafas
 Mucus berlebih
 Benda asing dalam jalan nafas
 Sekresi yang tertahan/sisa sekresi
Fisiologis
 Disfungsi neuromuskular
Ditandai dengan :
 Data subyektif :
 Kesulitan bicara/mengeluarkan suara
 Batuk
 Sesak
 Data Obyektif :
 Batuk tidak efektif
 Perubahan RR…….x/mnt
 Cianosis
 Penurunan bunyi nafas
 Sputum dalam jumlah berlebih.
 Ortopneu
 Gelisah
 Suara nafas tambahan
TUJUAN DAN KRITERIA (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … Jam
 Bersihan jalan nafas efektif .
 Kriteria :
 Suara nafas bersih.
 Tidak ada dispenu
 Tidak ada cyanosis
 Tidak gelisah
 Saturasi O2 dalam batas normal
INTERVENSI (NIC)
Manajemen Jalan nafas
 Buka jalan nafas ( Head tilt,Chin lips,Jaw trust )
 Atur posisi untuk memaksimalkan ventilasi
 Identifikasi kebutuhan untuk membuka jalan nafas
 Pasang Nasopharingeal airway atau OPA
 Auskultasi dan perkusi dada anterior dan posterior.
 Lakukan fisiotherafi dada
 Ajarkan batuk efektif
 Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
 Ubah posisi pasien miring kanan-kiri dan terlentang jika
pasien tidak mampu ambulansi
NIC
Pengisapan jalan nafas
 Tentukan kebutuhan penghisapan oral dan tracheal
 Lakukan hyperventilasi sebelum suction
 Lakukan suction < 15 detik
 Catat tipe dan jumlah sekresi
 Observasi saturasi O2,status hemodinamik dan irama
jantung sebelum,selama dan setelah lakukan suction.
3. Ketidakseimbangan nutrisi :
Kurang dari kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan :
 Mual
 Anoreksia
 Kesulitan menelan
 Penurunan kesadaran
Ditandai dengan
 Menghindari makan
 Penurunan BB 20% atau < BB idea
TUJUAN DAN KRITERIA (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x24
Jam
 Status nutrisi baik.
 Kriteria :
 BB ideal atau dipertahankan
 Nilai lab albumin,transferin dan elekrolit dalam batas
normal
 Melaporkan keadekuatan tingkat energy.
INTERVENSI (NIC)
Manajemen gangguan makan
 Kaji adanya alergi makanan
 Yakinkan diet yang dimakan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
 Monitor adanya penurunan BB dan gula darah.
 Monitor nilai lab tansferin,albumnin dan elektrolit.
 Identifikasi factor pencetus mual/muntah
 Tawarkan dan ajarkan oral hygiene sebelum makan
 Berikan pujian pada klien yang menunjukan peningkatan nafsu makan.
 Ciptakan lingkungan yang menyenangkan saat makan.
 Atur posisis semi fowler atau fowler selama makan.
 Kolaborasi pemberian obat antiemetic
 Timbang BB tiap hari
 Monitor intake dan output
NIC
Manajemen Nutrisi
 Bantu makan sesuai kebutuhan.
 Pasang NGT,jika diperlukan
 Berikan makanan cair melalui NGT dan lakukan retensi terlebih
dahulu
Konseling Nutrisi
 Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan
nutrisi klien.
 Anjurkan klien untuk berkonsultasi ke bagian gizi sebelum
pulang
 Kolaborasi
 Pemberian cairan parenteral nutrisi
 Pemberian therafi

Anda mungkin juga menyukai