Anda di halaman 1dari 29

Kelompok 7 :

Acep Hidayatul Mustofa


Erna Daniati
Fitria Marliany Adam Saputri
Nova Merlianda
Revina Reviany Priansa
Definisi

Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) merupakan salah


satu penyakit autoimun yang belum diketahui penyebabnya yang
dapat menyerang banyak organ seperti sendi, kulit, ginjal, hati dan
organ lainnya.
Etiologi

Menurut anggapan sekarang penyakit LES dapat ditimbulkan


karena gangguan sistem imun pada sel B dan sel T, atau pada
interaksi antara kedua sel tersebut. Hal tersebut akan
menyebabkan aktivasi sel-sel B poliklonal, akibatnya terjadi
pembentukan autoantibodi secara berlebihan. Autoantibodi adalah
antibodi patologik yang terbentuk akibat sistem imun tubuh tidak
dapat membedakan antara “self” dan “nonself”.

Lanjutan
Selain itu banyak faktor lain yang berperan terhadap timbulnya
penyakit LES, antara lain :

1. Genetik 3. Lingkungan

- Infeksi

- Zat kimia dan racun

- Merokok
3. Lingkungan 2. Hormon
- Sinar matahari
Jenis-Jenis
Penyakit Lupus

1. Lupus Eritematosis Diskoid (DLE)

• Merupakan lupus kulit dengan manifestasi beberapa jenis


kelainan kulit, biasanya berlokalisasi simetrik di muka (terutama
hidung, pipi), telinga atau leher.

Lanjutan
2. Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)
• SLE merupakan penyakit demam sistemik, kronik, berulang
dengan gejala yang berhubungan dengan semua jaringan,
terutama sendi, kulit, dan membran serosa. Menimbulkan
komplikasi seperti lupus otak, lupus paru-paru, lupus pembuluh
darah jari-jari tangan atau kaki, lupus kulit, lupus ginjal, lupus
jantung, lupus darah, lupus otot, lupus retina, lupus sendi, dan
lain-lain

Lanjutan
3. Lupus Eritematosus yang disebabkan obat
• Obat-obatan seperti hidralazin (obat hipertensi), prokainamid
(untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur), isoniazid,
dan D-penisilamin. Penyakit ini timbul akibat efek samping obat
dan akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat terkait
Tanda dan
Gejala

1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari

2. sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam


dan pegal-pegal.

3. akan muncul ruam merah

4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang


dihancurkan
5. Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan
Pemeriksaan
Penunjang Penyakit
Lupus

1. Hemoglobin, lekosit, hitung jenis sel, laju endap darah (LED)

2. Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 jam, dan bila


diperlukan kreatinin urin
3. Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, profil lipid)

4. PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid

5. Serologi ANA, anti-dsDNA, komplemen (C3,C4)

6. Foto polos thorax


Pencegahan
Penyakit Lupus

1. Hindari stres dan terapkan pola hidup sehat

2. Hindari kontak langsung yang berlebihan dengan sinar


matahari terutama sinar matahari

3. Berhenti merokok

4. Berolahraga secara teratur


Pengobatan
Penyakit Lupus

Pengobatan Lupus tergantung dari :

1. Tipe Lupus.

2. Berat ringannya Lupus.

3. Organ tubuh yang terkena.

4. Komplikasi yang ada

Lanjutan
Tujuan pengobatan Lupus adalah :

1. Mengurangi peradangan pada jaringan tubuh


yang terkena.

2. Menekan ketidaknormalan sistem kekebalan


tubuh.

Lanjutan
Pada pengobatan Lupus digunakan dua kategori obat :

1. Kortikosteroid
• berfungsi untuk mencegah peradangan dan merupakan
pengatur kekebalan tubuh. Bentuknya bisa salep, krem, pil
atau cairan. Untuk Lupus ringan, digunakan dalam bentuk
tablet dosis rendah. Jika kondisi sudah berat, digunakan
kortikosteroid bentuk tablet atau suntikan dosis tinggi. Bila
kondisi teratasi maka penggunaan dosis diturunkan hingga
dosis terendah untuk mencegah kambuhnya penyakit

2. Nonkortikosteroid.
• Kegunaan obat ini adalah untuk mengatasi keluhan nyeri dan
bengkak pada sendi dan otot
Data Fokus

A. Anamnesis

- Penyakit lupus eritematosus sistemik bisa terjadi pada wanita maupun


pria, namun penyakit ini sering diderita oleh wanita, dengan perbandingan
wanita dan pria 8:1

- Biasanya ditemukan pada ras-ras tertentu seperti negro, cina dan


filiphina

- Lebih sering pada usia 20-4- tahun, yaitu usia produktif

- Faktor ekonomi dan geografis tidak mempengaruhi distribusi penyakit ini


B. Keluhan Utama

Pada umumnya pasien mengeluh mudah lelah, lemah, nyeri,


kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut
terhadap gaya hidup serta citra dari pasien

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Perlu dikaji tentang riwayat penyakit dahulu,apakah pernah


menderita penyakit ginjal atau manifestasi SLE yang serius,
atau penyakit autoimun yang lain.
D. Riwayat Penyakit Sekarang

- Perlu dikaji yaitu gejala apa yang pernah dialami pasien (misalnya ruam
malar-fotosensitif, ruam discoid-bintik-bintik eritematosa menimbulkan :
artaralgia/arthritis, demam, kelelahan, nyeri dada pleuritik, pericarditis,
bengkak pada pergelangan kaki, kejang, ulkus dimulut.

- Mulai kapan keluhan dirasakan.

- Faktor yang memperberat atau memperingan serangan.

- Keluhan-keluhan lain menyertai.


E. Riwayat Pengobatan

Kaji apakah pasien mendapat terapi dengan klorpromazin,


metildopa, hidralasin, prokainamid dan isoniazid, Dilantin,
penisilamin dan kuinidin.

F. Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah


mengalami penyakityang sama atau penyakit autoimun yang
lain
G. Pemeriksaan Fisik

1. B1 (Breath)
• Irama dan kecepatan nafas, kesimetrisan pergerakan nafas,
penggunaan otot nafas tambahan, sesak, suara nafas tambahan
(rales,ronchi), nyeri saat inspirasi, produksi sputum, reaksi alergi.
Patut dicurigai terjadi pleuritis atau efusi pleura.

Lanjutan
2. B2 (Blood)

• Tanda-tanda vital, apakah ada nyeri dada,suara jantung


(s1,s2,s3), bunyi systolic click (ejeksi clik pulmonal dan aorta),
bunyi mur-mur. Friction rup pericardium yang menyertai
miokarditis dan efusi pleura. Lesi eritematous papuler dan
purpura yang menjadi nekrosis menunjukan gangguan vaskuler
terjadi di ujung jari tangan,siku,jari kaki dan permukaan
ekstensor lengan dibawah atau sisi lateral tangan.

Lanjutan
3. B3 (Brain)

• Mengukur tingkat kesadaran (efek dari hipoksia) Glasgow Coma


Scale secara kuantitatif dan respon otak : compos mentis sampai
coma (kualitatif), orientasi pasien. Seiring terjadinya depresi dan
psikosis juga serangan kejang-kejang.

4. B4 (Bladder)

• Pengukuran urine tamping (menilai fungsi ginjal), warna urine


(menilai filtrasi glomelorus)

5. B5 (Bowel)

• Pola makan, nafsu makan, muntah, diare, berat badan dan tinggi
badan, turgor kulit, nyeri tekan, apakah ada hepatomegaly,
pembesaran limpa

Lanjutan
No Data Etiologi Problem
1. Ds : Agen cedera fisik Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri dan
merasa kaku diseluruh persendian
Do : Klien tampak meringis
kesakitan
2. Ds : Klien mengeluh panas Penyakit Hipertermi
Do : Suhu klien 38,50C

3. Ds : Gangguan Kerusakan
Klien mengeluh Pigmentasi Intergritas Kulit
Adanya ruam merah dibagian pipi
Do :
Pipi klien tampat ruam
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1 Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan agen cidera • Tingkat Nyeri • Lakukan
biologis di tandai dengan Klien dapat pengkajian nyeri
: melaporkan nyeri yang secara
• nyeri dan kaku di rasakan dari 5 komprehensif
diseluruh persedian • Kontrol Nyeri • Ciptakan
• klien tampak meringis Klien dapat mengenali lingkungan yang
kesakitan. kapan nyeri terjadi tenang
• Ajarkan tehnik
non-farmokologi
• Kolaborasi
dengan dokter
pemberian
analgesik sesuai
kebutuhan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

2 Hipertermia NOC : NIC :


berhubungan dengan • Termoregulasi • Pantau suhu
penyakit ditandai penurunan suhu tubuh tubuh dan TTV
dengan : • Tanda-tanda vital setiap 2 jam
• klien mengeluh panas TTV dalam batas • Monitor warna
• suhu tubuh klien normal (36,5 -37,5) kulit, suhu, dan
panas 38,50C. kelembaban
• Tingkatkan
cairan yang
adekuat
• Sesuaikan suhu
lingkungan sesuai
dengan
kebutuhan pasien
• Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
antipiretik sesuai
kebutuhan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

3 Kerusakan intergritas NOC : NIC :


kulit berhubungan • Respon alergi lokal • Anjurkan pasien
dengan gangguan Ruam kulit setempat dengan tepat
pigmentasi ditandai Dari skala 4 (ringan) • Gunakan sabun
dengan : ke skala 5 (tidak antimikroba untuk
• klien mengeluh adanya ada) mencuci tangan
ruam merah dibagian yamng sesuai
wajah • Tingkatkan intake
• wajah klien tampak nutrisi yang tepat
ruam • Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
gejala dan tanda
infeksi
• Kolaborasi dengan
dokter penggunaan
antibiotik yang
sesuai

Anda mungkin juga menyukai