Anda di halaman 1dari 27

BBL RESIKO TINGGI

BBL/NEONATUS RESIKO TINGGI


 BBLR
 ASFIKSIANEONATORUM
 SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN
 IKTERUS
 PERDARAHAN TALI PUSAT
 KEJANG
BBLR
BBLR merupakan
bayi yang lahir
dengan berat
badan kurang
dari 2500 gram
tanpa
memandang masa
kehamilan
Menurunnya simpanan zat gizi. Hampir
semua lemak, glikogen, dan mineral,
seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng
dideposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan.
Penatalaksanaan

Medikamentosa
Pemberian, Pengaturan dan Pengawasan
Intake Nutrisi
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pencegahan infeksi
Pemberian oksigen
Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatus adalah keadaan bayi
baru lahir yang tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur dalam satu
menit setelah lahir
TANDA DAN GEJALA
 Pada Kehamilan
 Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang
dari 100x/mnt, halus dan ireguler serta adanya pengeluaran
mekonium.
 Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
 Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang
asfiksia
 Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam
gawat
 Pada bayi setelah lahir
 Bayi pucat dan kebiru-biruan
 Usaha bernafas minimal atau tidak ada
 Hipoksia
 Asidosis metabolik atau respiratori
 Perubahan fungsi jantung
 Kegagalan sistem multiorgan
 Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
neurologik, kejang, nistagmus dan menangis kurang baik/tidak
baik
PENATALAKSANAANNYA
 Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi
bayi baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang
mungkin muncul. Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti
tahapan-tahapan yang dikenal dengan ABC resusitasi :
 Memastikan saluran nafas terbuka :
 Meletakan bayi dalam posisi yang benar
 Menghisap mulut kemudian hidung kalau perlu trachea
 Bila perlu masukan Et untuk memastikan pernapasan terbuka
 Memulai pernapasan :
 Lakukan rangsangan taktil Beri rangsangan taktil
dengan menyentil atau menepuk telapak kaki.
Lakukan penggosokan punggung bayi secara
cepat,mengusap atau mengelus tubuh,tungkai dan
kepala bayi.
 Bila perlu lakukan ventilasi tekanan positif
 Mempertahankan sirkulasi darah :
 Rangsang dan pertahankan sirkulasi darah dengan
cara kompresi dada atau bila perlu menggunakan
obat-obatan
SINDROM GANGGUUAN
PERNAFASAN
 Sindrom gangguan pernapasan adalah
kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea
atau hiperapnea dengan frekuensi
pernapasan lebih dari 60 kali/menit,
sianosis, rintihan pada ekspirasi dan
kelainan otot-otot pernapasan pada
inspirasi.
Penyebab Sindrome
Gangguan Pernapasan

 Sindromgangguan pernapasan dapat


disebabkan karena :
 Obstruksi saluran pernapasan bagian atas
(atresia esofagus, atresia koana bilateral)
 Kelainan parenkim paru (penyakit
membran hialin, perdarahan paru-paru)
 Kelainan di luar paru (pneumotoraks, hernia
diafragmatika)
TANDA GEJALA
 Tanda dan gejala sindrom gangguan pernapasan
sering disertai riwayat asfeksia pada waktu lahir atau
gawat janin pada akhir kehamilan. Adapun tanda
dan gejalanya adalah :
 Timbul setelah 6-8 jam setelah lahir
 Pernapasan cepat/hiperapnea atau dispnea dengan
frekuensi pernapasan lebih dari 60 kali/menit
 Retraksi interkostal, epigastrium atau suprasternal pada
inspirasi
 Sianosis
 Grunting (terdengar seperti suara rintihan) pada saat
ekspirasi
 Takikardia yaitu nadi 170 kali/menit
PENATALAKSANAANNYA
 Penatalaksanaan RDS atau Sindrom gangguan
napas adalah sebagai berikut :
 Bersihkan jalan nafas dengan menggunakan penghisap
lendir dan kasa steril
 Pertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus
bayi dengan kaki hangat
 Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi agar bayi dapat
bernafas dengan leluasa
 Apabila terjadi apnue lakukan nafas buatan dari mulut
ke mulut
 Longgarkan pakaian bayi
 Beri penjelasan pada keluarga bahwa bayi harus dirujuk
ke rumah sakit
 Bayi rujuk segera ke rumah sakit
Ikterus neonatorum
 Hiperbilirubinemia
/ Ikterus
neonatorum) adalah
keadaan ikterus yang
terjadi pada bayi baru
lahir yaitu meningginya
kadar bilirubin di dalam
jaringan ekstravaskuler
sehingga kulit,
konjungtiva, mukosa dan
alat tubuh lainnya
berwarna kuning
ETIOLOGI
 Ikterus fisiologi

 Enzim glukoronyl transferase yang belum cukup


jumlahnya.
 Pemberian ASI yang mengandung pregnanediol
atau asam lemak bebas yang akan menghambat
kerja G-6-PD
 Penyebab ikterus patologis
 Peningkatan produksi :
 Hemolisis, misalnya pada Inkompatibilitas yang terjadi
bila terdapat ketidaksesuaian golongan darah dan
anak pada penggolongan Rhesus dan ABO.
TANDA GEJALA IKTERUS
 Gejala akut : gejala yang dianggap
sebagai fase pertama kernikterus pada
neonatus adalah letargi, tidak mau
minum.
 Gejala kronik : tangisan yang melengking
(high pitch cry)
PENATALAKSANAAN IKTERUS
 Berdasarkan pada penyebabnya, maka manajemen bayi
dengan Hiperbilirubinemia diarahkan untuk mencegah
anemia dan membatasi efek dari
Hiperbilirubinemia.Pengobatan mempunyai tujuan :
 Menghilangkan Anemia
 Menghilangkan Antibodi Maternal dan Eritrosit
Tersensitisasi
 Meningkatkan Badan Serum Albumin
 Menurunkan Serum Bilirubin
 Metode therapi pada Hiperbilirubinemia meliputi :
Fototerapi, Transfusi Pengganti, Infus Albumin dan Therapi
Obat, Menyusui Bayi dengan ASI, Terapi Sinar Matahari
PERDARAHAN TALI PUSAT
 Perdarahan yang terjadi pada tali pusat
bisa timbul sebagai akibat dari trauma
pengikatan tali pusat yang kurang baik
atau kegagalan proses pembentukkan
trombus normal. Selain itu perdarahan
pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk
adanya penyakit pada bayi.
Penyebab
 Robekan umbilikus normal
 Robekan umbilikus abnormal
 Robekan pembuluh darah abnormal\
 Perdarahan akibat plasenta previa dan
abruptio plasenta
TANDA DAN GEJALA
 Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali
pusat lepas tapi masih menempel pada tali
pusat.
 Kulit di sekitar tali pusat memerah dan
lecet.
 Ada cairan yang keluar dari tali pusat.
Cairan tersebut bisa berwarna kuning,
hijau, atau darah.
 Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat.
PENATALAKSANAAN
 Penanganan disesuaikan dengan
penyebab dari perdarahan tali pusat
yang terjadi.
 Untuk penanganan awal, harus dilakukan
tindakan pencegahan infeksi pada tali
pusat.
 Segera lakukan inform consent dan
inform choise pada keluarga pasien untuk
dilakukan rujukan
KEJANG NEONATORUM
 Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang
yang timbul masa neonatus atau dalam 28
hari sesudah lahir
 Kejang bukanlah suatu penyakit tetapi
merupakan gejala dari gangguan saraf
pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini
merupakan gejala gangguan syaraf dan
tanda penting akan adanya penyakit lain
sebagai penyebab kejang tersebut, yang
dapat mengakibatkan gejala sisa yang
menetap di kemudian hari.
ETIOLOGI
 Metabolik
 Hipoglikemia
 Hipokalsemia
 Hipomagnesia
 Hiponatremia/hipernatremia
 Defisiensi pirodiksin dan dependensi piridoksin
 Asfiksia
 Perdarahan intracranial
 Infeksi
 Genetik/kelainan bawaan
Tanda dan gejala
 Tremor/gemetar
 Hiperaktif
 Kejang-kejang
 Tiba-tiba menangis melengking
 Tonus otot hilang diserati atau tidak dengan hilangnya
kesadaran
 Pergerakan tidak terkendali
 Nistagmus atau mata mengedip ngedip paroksismal
penatalaksanaan
 Prinsip
dasar tindakan mengatasi kejang
pada bayi baru lahir sebagai berikut:
 Mengatasi kejang dengan memberikan
obat anti kejang-kejang (Misal : diazepam,
fenobarbital, fenotin/dilantin)
 Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan
resusitasi
 Mencari faktor penyebab kejang
 Mengobati penyebab kejang (mengobati
hipoglikemia, hipokalsemia dan lain-lain)

Anda mungkin juga menyukai