Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 2

 Amalia Maryam
 Fanny Rifatul Fu’adah
 Ginda Risgia
 Iim Imas Masru’ah
 Novi Kusmiawati
 Risma Fauziyah Sugandi
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart
Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan
penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh
organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 2006).
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau
kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus
Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan
satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea
minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
1. ETIOLOGI PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Penyebab secara pasti dari RHD belum diketahui, namun penyakit ini sangat berhubungan erat dengan infeksi saluran napas
bagian atas yang disebabkan oleh streptococcus hemolitik-b grup A yang pengobatannya tidak tuntas atau bahkan tidak
terobati. Pada penelitian menunjukan bahwa RHD terjadi akibat adanya reaksi imunologis antigen-antibody dari tubuh.
Antibody yang melawan streptococcus bersifat sebagai antigen sehingga terjadi reaksi autoimun.

Terdapat faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada reaksi timbulnya RHD yaitu :

1. Faktor genetik
2. Reaksi autoimun
3. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
4. Cuaca
KLASIFIKASI JANTUNG REMATIK
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantun reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium menurut
Ngastiyah, 1995:99 adalah:

Stadium I

Stadium II

Stadium III

Stadium IV
PATOFISIOLOGI JANTUNG REMATIK
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga bakteri termasuk dianggap sebagai
penyebab demam reumatik akut. Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik,
diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik
akut. Produk streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel tenggorok dan merangsang jaringan
limfoid untuk membentuk zat anti. Beberapa antigen streptokokus, khususnya Streptolisin O dapat
mangadakan reaksi-antibodi antara zat anti terhadap streptokokus dan jaringan tubuh.
Pada demam reumatik dapat terjadi keradangan berupa reaksi eksudatif maupun proliferatif dengan manifestasi
artritis, karditis, nodul subkutan eritema marginatum dan khorea. Kelainan pada jantung dapat berupa
endokarditis, miokarditis, dan perikarditis.
MANIFESTASI KLINIS
Untuk menegakkan diagnose demam dapat digunakan criteria
Jones yaitu:
• Kriteria mayor:
1. Poliarthritis
2. Karditis
3. Eritema Marginatum
4. Nodul Subkutan
5. Khorea Syndendham
• Kriteria minor:
1. Mempunyai riwayat menderita demam reumatik atau
penyakit jantung reumatik
2. Artraliga atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada
sendi; pasien kadang – kadang sulit menggerakkan tungkainya
3. Demam tidak lebih dari 390 C
4. Leukositosis
5. Peningkatan laju endap darah (LED)
6. Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur
7. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan
peningkatan ASTO, peningkatan laju endap darah (
LED ),terjadi leukositosis, dan dapat terjadi
penurunan hemoglobin.
 Radiologi
Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan
terjadinya pembesaran pada jantung.
 Hapusan tenggorokan
Ditemukan steptococcus hemolitikus b grup A
PENATALAKSANAAN

Definit Demam Rematik (tirah baring)


 Terapi Antibiotik jangka panjang
(proflaksis sekunder)
 Antiinflamasi
 pengawasan terapi antikoagulen
(warfarin) beserta INR
 Menjaga hygienitas oral denAgan
baik
 pemeriksaan ekokardiografi /
elektrokardiogram secara berkala
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1.Identitas Klien
Timbul pada umur 5-15 th, wanita dan pria = 1 : 1
Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena,
lingkungan sosial juga ikut berpengaruh.
2.Keluhan utama: Sakit persendian dan demam.
3.Riwayat penyakit sekarang
Demam, sakit persendian, karditis, nodus noktan timbul minggu, minggu
pertama, timbul gerakan yang tiba-tiba.
4.Riwayat penyakit dahulu: Fonsilitis, faringitis, autitis media.
5.Riwayat penyakit keluarga: Ada keluarga yang menderita penyakit jantung
6.ADL
A)Aktivitas/istrahat
-Gejala : Kelelahan, kelemahan. NEXT
-Tanda : Takikardia, penurunan TD, dispnea dengan aktivitas.
B)Sirkulasi
-Gejala : Riwayat penyakit jantung kongenital, IM, bedah jantung.
Palpitasi, jatuh pingsan.
-Tanda : Takikardia, disritmia, perpindahan TIM kiri dan inferior,Friction rub, murmur, edema, petekie,
hemoragi splinter.
C)Eliminasi
-Gejala : Riwayat penyakit ginjal, penurunan frekuensi/jumlah
urine.
-Tanda : Urine pekat gelap.
D)Nyeri/ketidaknyamanan
-Gejala : Nyeri pada dada anterior yang diperberat oleh inspirasi,batuk, gerakan menelan, berbaring; nyeri
dada/punggung/sendi.
-Tanda : Perilaku distraksi, mis: gelisah.
E)Pernapasan
-Gejala : dispnea, batuk menetap atau nokturnal (sputum
mungkin/tidak produktif).
-Tanda : takipnea, bunyi nafas adventisius (krekels dan mengi),sputum banyak dan berbercak darah (edema pulmonal).
F)Keamanan
-Gejala : Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun.
-Tanda : Demam.
PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum lemah
 Suhu : 38 – 390
 Nadi cepat dan lemah
 BB: turun
 TD: sistol, diastole
 Pemeriksaan fisik
o Kepala dan leher meliputi keadaan kepala, rambut, mata.
o Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae, takipnos serta takhikardi
o Abdomen pembesaran hati, mual, muntah, bising usus hiperaktif
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan darah
 Astopiter
 LED
 Hb
 Leukosit
 Pemeriksaan EKG
ANALISIS DATA
No Data Etiologi Masalah

1. Ds : - Perubahan Frekuensi Penurunan curah jantung

Do :
-Takikardia, - Disritmia
-Dyspnea, -murmur,
-Edema, -abnormal EKG

2. Ds :- Agen cidera biologis Nyeri Akut


Do : - laporan tentang prilaku nyeri
- keluhan tentang karakteristik nyeri
-ekspresi wajah nyeri
-prilaku distraksi

3. Ds :- Penyakit Hipertermia
Do :
-suhu abnormal ( > 37,5 ℃)
-kulit terasa hangat
-takikardia
-gelisah
ANALISIS DATA
No Data Etiologi Masalah
4. Ds :- Fisik tidak bugar Intoleransi Aktivitas
Do :
• TTV abnormal setelah
• Beraktivitas
• keletihan setelah beraktivitas
• ketidaknyamanan setelah beraktivitas
• perubahan EKG
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi/irama


jantung ditandai dengan perubahan elektro kardiogram.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis ditandai dengan laporan
tentang prilaku nyeri
3. Hipertermia b/d penyakit ditandai dengan kulit terasa hangat
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis
ditandai dengan bising usus hiperaktif.
5. Intoleransi aktivitas b/d fisik tidak bugar ditandai dengan keletihan setelah
beraktivitas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Penurunan curah NOC :
jantung berhubungan  Keefektifan pompa jantung
dengan perubahan Kriteria hasil: 1. Monitor TTV
frekuensi/irama jantung -Denyut nadi perifer dari derajat 1 ( defisiasi berat) dari kisaran normal ke derajat 3(defisiasis sedang 2. Monitor EKG
ditandai dengan ke kisaran normal). 3. Lakukan penilaian
perubahan elektro -Suara jantung abnormal ( dari derajat 1 berat ke derajat 3 sedang). komperhensif pada
kardiogram.  Status Sirkulasi sirkulasi perifer.
-Kelelahan dari derajat 2 (berat) ke derajat 3 (sedang). 4. Catat tanda dan
 TTV gejala penurunan
-Dalam batas normal curah jantung.
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5-37,5 ℃
N : 60-100 x/mnt
RR : 16-24x/mnt
Nyeri akut NOC : 1. Lakukan pengkajian
berhubungan dengan  Tingkat Nyeri nyeri secara
agen cidera biologis Kriteria hasil : komperehensif
ditandai dengan -Nyeri yang dilaporkan dari derajat 1 (berat) ke derajat 3 (sedang) 2. Ciptakan lingkungan
laporan tentang prilaku -Ekspresi wajah nyeri dari derajat 1 (berat) ke derajat 3 (sedang) yang tenang
nyeri  Control Nyeri 3. Ajarkan tekhnik non
-Mengenali kapan nyeri terjadi dari derajat 5 (secara konsisten menunjukan) ke derajat 3 (kadang- farmakologi ( relaksasi )
kadang menunjukan) 4. Kaji TTV
-TTV dalam batas normal 5. Kolaborasi dengan
TD : 120/80 mmHg dokter untuk pemberian
Suhu : 36,5-37,5 ℃ analgesic sesuai
N : 60-100 x/mnt kebutuhan.
RR : 16-24x/mnt
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia b/d NOC: 1. Pantau suhu dan TTV tiap dua jam sekali
penyakit ditandai  TTV 2. Monitor warna kulit, suhu, dan kelembaban
dengan kulit terasa Kriteria hasil : 3. Tingkatkan cairan yang adekuat.
hangat -TTV dalam batas normal 4. Sesuaikan suhu lingkungan sesuai dengan kebutuhan pasien
TD : 120/80 mmHg 5. Berikan pilihan makanan yang disukai pasien.
Suhu : 36,5-37,5 ℃ 6. Kolaborasi dengan dokter untuk pembrian antipireutik
N : 60-100 x/mnt kebutuhan sesuai.
RR : 16-24x/mnt

 Termogulasi
-Peningkatan suhu kulit dari derajat 1 (berat) ke
derajat 3 (sedang)

Ketidakseimbangan NOC :
nutrisi kurang dari  Status Nutrisi : asupan makanan dan cairan 1. Nutrisi sesuai kebutuhan
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : 2. Monitor intake makanan/cairan dan hitung masukan kalori
b/d faktor biologis -Asupan makanan secara oral perhari sesuai kebutuhan
ditandai dengan -Asupan cairan secara oral 3. Monitor intake dan output cairan
anoreksia. -Asupan cairan intravena 4. Pilih suplemen nutrisis sesuai.
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalor
dan tipe nutrisi sesuai kebutuhan
NEXT

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Intoleransi aktivitas b/d fisik tidak NOC : NOC :
bugar ditandai dengan keletihan  Toleransi terhadap aktivitas  Toleransi terhadap aktivitas
setelah beraktivitas -TTV setelah beraktivitas dalam batas normal -TTV setelah beraktivitas dalam batas normal
-Temuan/hasil EKG dari derajat 1 (sangat -Temuan/hasil EKG dari derajat 1 (sangat terganggu)
terganggu) ke derajat 3 ( cukup terganggu ) ke derajat 3 ( cukup terganggu )
 Keefektifan pompa jantung  Keefektifan pompa jantung
-Kelelahan dari derajat 1 ( berat) ke derajat 3 -Kelelahan dari derajat 1 ( berat) ke derajat 3
(sedang) (sedang)
 Energy psikomotor  Energy psikomotor
-Menunjukan tingkat energy yang stabil dari -Menunjukan tingkat energy yang stabil dari derajat
derajat 1 (tidak pernah menunjukan) ke 1 (tidak pernah menunjukan) ke derajat 3 ( sangat
derajat 3 ( sangat menunjukan). menunjukan).
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap


diagnosa yang diangkat dengan memperhatikan kemampuan
pasien dalam mentolerir tindakan yang akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai