Anda di halaman 1dari 45

Fisiologi Respirasi

Dr. Hanna Cakrawati


Laboratorium Fisologi FK UMM
Pendahuluan

 Fungsi utama respirasi (pernapasan) adalah memperoleh O2 untuk digunakan


oleh sel tubuh dan untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel.
 Sistem respirasi mempertukarkan udara antara atsmosfer dan paru melalui proses
ventilasi.
 Respirasi eksternal mencakup berbagai tahap dalam pemindahan O2 dan CO2
antara lingkungan eksternal dan sel jaringan. Sistem respirasi dan sirkulasi
bekerja sama untuk melakukan respirasi eksternal.
 Respirasi internal mencakup reaksi-reaksi metabolik intrasel yang
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 sewaktu oksidasi molekul nutrien
untuk menghasilkan energi.
Respirasi eksternal
dan Respirasi
eksternal
Respirasi eksternal : Pertukaran
gas antara atmosfer dan sel
tubuh
Respirasi internal :
Proses oksigen intraseluler
dalam pembentukan ATP
Fungsi non-respiratorik sistem pernapasan

 Rute untuk mengeluarkan air dan panas


 Meningkatkan aliran balik vena
 Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengubah jumlah
CO2 penghasil H yang dikeluarkan
 Memungkinkan kita berbircara,menyanyi dn vokalisasi lain.
 Sistem pertahanan terhadap benda asing yang terhirup
 Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan atau menginaktifkan berbagai bahan
yang mengalir melewati sirkulasi paru. Ex: paru mengaktifkan angiotensin II
 Hidung sebagai organ penciuman
Saluran napas menghantarkan udara antara atsmofer
dan alveolus

Saluran napas adalah tabung pipa yang mengangkut udara antara atsmosfer dan kantung udara
(alveolus)

Saluran napas berawal dari:


 Saluran nasal (hidung)
 Faring (tenggorokan)
 Laring (voice box)
 Bronkus
 Bronkiolus
 Alveolus
Sistem pertahanan terhadap benda asing
yang terhirup

 Eskalator mukus
 Makrofag alveolus
 Reflek batuk dan reflek bersin
Alveolus tempat pertukaran gas

 Pertukarn O2 dan CO2 antara udara di paru dan darah di kapiler paru
berlangsung di dinding alveolus yang sangat tipis. Dinding alveolus dibentuk
oleh sel lveolu tipe I. Sel alveolus tipe II mengeluarkan surfaktan paru.
Paru menempati sebagian besar rongga
thorax

 Dinding dada luar dibentuk oleh 12 pasang iga melengkung yang berhubungan dengan
sternum dan vertebrta thorakalis.
 Diagfragma membentuk lantai rongga thorax, memisahkan rongga thorax dengan
rongga abdomen.
 Komunikasi antara thorax dan atsmosfer adalah melalui saluran napas ke dalam
alveolus.
Kantung pleura memisahkan masing-masing paru dari
dinding thorax

Permukaan pleura mengeluarkan suatu


cairan intrapleura tipis yang melumasi
permukaan pleura selagi keduanya
saling bergeser sewaktu pergerakan
napas dan mempertahankan paru tetap
rapat pada dinding thorax
Berbagai tekanan yang penting pada ventilasi

 Udara cenderung mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan
rendahmenuruni gradien tekanan.
 Udara mengalir masuk dan keluar paru selama tindakan bernapas karena berpindah
mengikuti gradien tekanan antara alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara
bergantian dan ditimbulkan oleh aktivitas siklik otot pernafasan.
 Hubungan antara tekanan di dalam dan di luar paru penting dalam ventilasi.
 Terdapat tiga tekanan yang berperan penting dalam ventilasi.
Paru dalam keadaan normal teregang untuk mengisi rongga thoraks
yang lebih besar

Daya kohesif cairan intrapleura dan gradien tekanan


transmural:
 Menahan dinding thorax dan paru saling berdekatan,
 Merenggangkan paru untuk mengisi rongga thorax
yang lebih besar.
1. Daya kohesif cairan intrapleura

Molekul-molekul air di dalam cairan intrapleura menahan


tarikan yang memisahkan kedua pleura menyatu karena molekul-
molekul bersifat polar dan saling tarik cairan intrapleura “lem”
antara bagian dalam dinding thorax dan paru.

Ketika thorax mengembang, paru –karena melekat ke dinding


thorax oleh daya rekat cairan intrapleura- ikut mengembang!
2. Gradien tekanan transmural

Gradien transmural yang terdapat di kedua

sisi dinding paru

Tekanan Transmural

1. Perbedaan tekanan intra alveol dengan

tekanan intra pleura

Resultante kearah dinding dada, paru

teregang kearah luar

2. Perbedaan tekanan intrapleura dengan

tekanan luar pada dinding dada

Dinding dada tertekan kearah paru


PNEUMOTHORAX
Anatomi otot pernapasan

Perubahan volume
paru, tekanan intra-
alveolus di timbulkan
secara tak langsung
oleh aktivitas otot
pernapasan
mengubah volume
rogga thorax =
volume paru
Hk boyle
Aliran udara masuk dan keluar paru terjadi karena perubahan
siklik tekanan intra-alveolus
 Udara mengalir mengikuti
penurunan gradien tekanan.
 Hk.Boyle volume gas
meningkat, tekanan gas
berkurang. Volume gas
berkurang, tekanan gas
meningkat.

 Inspirasi tekanan intra-


alveolus <
aKtivitas Otot pernapasan sewaktu inpirasi
Inspirasi kuat
Ikut otot-otot inspirasi
tambahan :
- Sternokleidomastideus
- Pektoralis Mayor
- Scalenus

Tekanan intrapleura
dapat menjadi -30mmHg
aKtivitas Otot pernapasan sewaktu
ekspirasi
Sifat elastik paru disebabkan oleh jaringan ikat dan
tegangan permukaan alveolusnya

Berperan dlm elastisitas paru:


 Compliance  upaya yg dibutuhkan untuk
merenggangkan atau mengembangkan paru..
<compliance paru maka >gradien tekanan transmural yg
harus diciptakan selama inspirasi untuk menghasilkan
ekspansi paru normal.

 dan recoil elastik  seberapa mudah paru kembali ke


bentuk semula setelah direnggangkan.
Faktor: jaringan ikat yang sangat elastik di paru dan
tegangan permukaan alveolus.
Faktor sifat elastik paru:

 Tegangan permukaan alveolus:


 Jaringan ikat elastik paru: Ditimbulkan oleh lapisan tipis
Mengandung >> serat elastin cairan yg melapisi bagian dlm
alveolus

 Kohesi molekul H2O di alveolus


 Menghambat distensi
 Cenderung menyebabkan
alveoli kolaps
 Mencegah alveoli pecah
Faktor melawan kecenderungan alveolus kolaps

 Surfaktan paru
 Alveolar interdepence
Surfaktan Paru

 Suatu campuran kompleks lemak dan protein yang dikeluarkan


oleh sel alveolus tipe II.

 Bersifat menurunkan tegangan permukaan alveolus dengan


cara mengurangi gaya kohesi molekul H2O

 Menurunkan tegangan permukaan :


1) Meningkatkan compliance paru, mengurangi kerja untuk
mengembangkan paru
2) Menurunkan kecenderungan alveolus untuk recoil,
sehingga paru tidak mudah kolaps
Peran Surfaktan Dalam Melawan
Kecenderungan Alveolus Untuk Kolaps

P= tekanan ke arah dalam yang menyebabkan kolaps


T= tegangan permukaan
r= jari-jari gelembung (alveolus)
Interdepensi alveolus

Saling ketergantungan antara alveolus-alveolus yg


berdekatanBerhubungan melalui jaringan ikat.

Satu alveolus kolapsalveolus-alveolus sekitar akan terenggang karena


dindingnya tertarik ke arah alveolus yg mengecil.

Alveolus memiliki “recoil” menghasilkan gaya mengembangkan alveolus


yg kolaps- “interdepensi alveolus” (tarik tambang)
Interdependensi Alveolus
Gaya-gaya yang saling berlawanan di
paru
Ventilasi paru

 Ventilasi paru atau ventilasi semenit volume udara yang dihirup dan
dihembuskan dalam satu menit.

 Volume tidal rerata 500 ml/napas


 RR rerata 12 kali permenit
 Ventilasi paru adalah 6000 ml atau 6 liter udara yg dihirup dan dihembuskan
dalam satu menit.
Ventilasi alveolus

 Karena jumlah udara alveolus yang mencapai alveolus untuk pertukaran


dengan darah lebih penting daripada jumlah total udara yang masuk dan
keluar ventilasi alveolus

 Bernapas tenang, ventilasi alveolus adalah 4200 ml/mnt


 Ventilasi paru adalah 6000 ml/mnt
Pertukaran gas

Tujuan utama bernapas


“secara kontinyu memasok O2 segar untuk diserap oleh darah dan
mengeluarkan Co2 dari darah”

Gas mengalir menuruni gradien tekanan parsial

Pertukaran gas di kapiler paru dan kapiler jaringan secara difusi pasif
sederhana
 Tekanan yg ditimbulkan secara independen oleh masing-masing gas dlm suatu
campuran gas. Semakin besar tekanan parsial sauatu gas dlm cairan, semakin Tekanan parsial
banyak gas tersebutterlarut.

Nitrogen (79%)

O2 (21%)
160 mmHg

Udara atmosfer Co2 (0,23


(760 mmHg) mmHg)

H2O (47
mmHg)

Gas lain-lain
dan polutan
Gradien tekanan parsial

 Perbedaan tekanan parsial antara darah kapiler dan struktur sekitar.


 Terdapat gradien tekanan parsial antara udara alveolus dan darah kapiler paru.
 Terdapat gradien tekanan parsial antara darah kapiler sistemik dan jaringan sekitar.
 Suatu gas selalu berdifusi menuruni gradien tekanan parsialnya dari daerah dengan
tekanan parsial tinggi ke daerah dengan tekanan parsial yg lebih rendah.
Po2 dan Pco2 atmosfer dan alveolus

 Komposisi udara alveolus tidak sama dengan komposisi udara atmosfer, karena:

PH2O = 47 mmHg
PN2 = 563 mmHg 600 mmHg
PO2 = 150 mmHg 160 mmHg
PCO2 = 40 mmHg 0,23 mmHg
Gradien Po2 dan Pco2 menembus kapiler paru
dan
kapiler sistemik
PO2 di bentuk oleh O2 larutan, maka
Peran hemoglobin di tingkat alveolus O2 yg tersimpan di Hb tidak dapat
membentuk PO2 darah.

Depo
penyimpanan O2 Hb menjaga PO2 darah rendah dan
Hemoglobin memperlama eksistensi gradien
Memindahkan O2 dari larutan tekanan parsial  dpt terjadi
segera setelah masuk ke darah
dari alveolus
pemindahan netto O2 dlm jumlah
besar ke dlm darah.
Sebagian besar CO2 diangkut dlm darah sebagai
bikarbonat

Larut secara fisik Jumlah Co2 yg larut dlm


(10%) darah bergantung pada PCO2

Terikat ke
CO2 diangkut Karbaminohemoglobin
hemoglobin
oleh darah (HbCO2)
(30%)

Sebagai
bikarbonat
(60%)
Transport CO2 dalam darah
Efek Haldenpenyerapan CO2 dan H+ oleh Hb

 Pergeseran masuk Cl sebagai penukar efluks HCO3 pergeseran klorida u/


memulihkan netralitas listrik

Anda mungkin juga menyukai