Anda di halaman 1dari 13

Bab 15

Kebijakan Investasi dan


Pembelanjaan Modal Kerja
 Pengertian Modal Kerja

 Penentuan Kebutuhan
Modal Kerja

 Kebijakan Investasi Modal


Kerja

 Kebijakan Pembelanjaan
Modal Kerja
Pengertian Modal Kerja

 Modal kerja kotor, yaitu sama dengan


jumlah aktiva lancar.

 Modal kerja bersih, yaitu sama dengan


jumlah aktiva lancar dikurangi dengan
jumlah utang lancar.
Penentuan Kebutuhan Modal Kerja
 Berdasarkan prosentase penjualan:

Aktiva lancar t
Kebutuhan modal kerja = --------------------x Penjualan t+1
Penjualan t
 Berdasarkan perputaran kas :

Kebutuhan modal kerja = Pengeluaran kas rata-rata x


Periode terikatnya modal kerja
Kebutuhan modal kerja berdasarkan
prosentase penjualan

Bedasarkan laporan keuangan PT PJB 2003, jika


tahun 2004 perusahaan merencanakan
penjualan sebesar Rp 10.000 mlyr, maka modal
kerja yang dibutuhkan adalah:

Rp 7.314 mlyr
Keb. modal kerja = -------------------- x Rp 10.000 mlyr
Rp 10.796 mlyr

= Rp 6.774 mlyr
Kebutuhan modal kerja berdasarkan periode
terikatnya modal kerja
Berdasarkan informasi laporan keuangan PT PJB 2003, maka
kebutuhan modal kerja (milyar) adalah:

Rp 10.796
Perputaran modal kerja = ------------------------------- = 1,7
(Rp 5.368 + Rp 7.314)/2

360 hari
Periode terikat modal kerja = -------------------- = 212 hari
1,7

Rp 9.427
Peng.kas rata-rata per hari = --------------- = Rp 26 mlyr
360

Kebutuhan modal kerja = 212 x Rp 26 mlyr = Rp 5.512 mlyr


Perputaran dan Waktu Terikatnya Modal Kerja

Perusahaan Dagang
Penjualan secara kredit:
KAS 1 BARANG PIUTANG KAS 2

Pembelian Penjualan Penerimaan

Penjualan secara tunai:


KAS 1 BARANG KAS 2

Pembelian Penjualan dan Penerimaan


Kebijakan Investasi Modal Kerja
 Berdasarkan jumlah modal kerja (aktiva lancar) yang
dimiliki perusahaan untuk mencapai penjualan
tertentu, kebijakan investasi modal kerja dibedakan
menjadi:

 Kebijakan konservatif, jumlah aktiva lancar banyak,


risiko rendah dan profitabilitas rendah.
 Kebijakan moderat, jumlah aktiva lancar sedang,
risiko sedang dan profitabilitas sedang.
 Kebijakan agresif, jumlah aktiva lancar sedikit, risiko
tinggi dan profitabilitas tinggi.
Kebijakan investasi modal kerja
Gambar grafik kebijakan investasi modal kerja

Aktiva
Konservatif

Moderat

Aktiva
Agresif
lancar

Aktiva
tetap
Penjualan
Kebijakan Pembelanjaan Modal Kerja

Berdasarkan jenis sumber dana yang dipakai untuk membelanjai


modal kerja (aktiva lancar) suatu perusahaan, kebijakan
pembelanjaan modal kerja dibedakan menjadi:

 Kebijakan konservatif, sebagian aktiva lancar variabel dibelanjai


dengan sumber dana jangka pendek dan sebagian lagi
termasuk aktiva lancar permanen dibelanjai dengan sumber
dana jangka panjang.

 Kebijakan moderat, seluruh aktiva lancar variabel dibelanjai


dengan dana jangka pendek dan aktiva lancar permanen
dengan dana jangka panjang.

 Kebijakan agresif, seluruh aktiva lancar variabel dan sebagian


aktiva lancar permanen debelanjai dengan dana jangka
pendek dan sebagian algi aktiva lancar permanen dibelanjai
dengan dana jangka panjang.
Kebijakan pembelanjaan konservatif
Grafik: Kebijakan pembelanjaan konservatif

Aktiva Sumber dana jk.


pendek

Aktiva lancar variabel

Sumber dana jk.


Aktiva lancar permanen panjang

Aktiva tetap

Periode waktu
Kebijakan pembelanjaan modal kerja moderat

Grafik: Kebijakan pembelanjaan moderat

Aktiva

Sumber dana jk.


Aktiva lancar variabel pendek

Sumber dana
Aktiva lancar permanen jk. panjang

Aktiva tetap

Periode waktu
Kebijakan pembelanjaan modal kerja agresif

Grafik: Kebijakan pembelanjaan agresif


Aktiva

Sumber dana jk.


Aktiva lancar variabel pendek

Aktiva lancar permanen Sumber dana jk.


panjang

Aktiva tetap

Periode waktu
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam menentukan alternatif kebijakan yang
dipilih:

 Kondisi ekonomi

 Jenis perusahaan

 Persaingan

 Sifat manajemen dalam menghadapi risiko

Anda mungkin juga menyukai