Anda di halaman 1dari 8

HUKUM TRAKTAT

KELOMPOK 5 :
FAHRI
RIFKA
AINUL MARDHIYAH
TRAKTAT adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih.
Dasar hukumnya:
Pasal 2 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 :
Presiden dengan keputusan atau persetujuan DPR menyatakan perang
membuat perdamaian dan membuat perjanjian dengan negara lain.

Traktat yang memerlukan persetujuan DPR adalah yang mengandung


materi
1. Soal politik atau urusan yang dapat mempengaruhi haluan politik luar
negeri.
2. Ikatan ikatan yang dapat mempengaruhi haluan politik luar negeri
3. Soal soal menurut undang undang dasar da sistem perundang
undangan harus diatur dengan bentuk undang undang.
PENGERTIAN TRAKTAT

- Traktat atau treaty adalah perjanjian internasional yang


dibuat antarnegara yang dituangkan dalam bentuk
tertentu. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian
internasional. Suatu negara juga dapat membuat
perjanjian dengan negara lain tanpa harus membentuk
traktat.
- Perjanjian tersebut pada dasarnya dibagi dalam
perjanjian internasional yang penting , dan yang kurang
penting atau sederhana sifatnya. Bagi perjanjian
internasional, yang penting dinamakan traktat sedangkan
bagi yang kurang penting digunakan istilah persetujuan.
- Perjanjian internasional yang sangat penting meliputi
masalah-masalah yang penting bagi kelangsungan
hidup suatu bangsa/negara, seperti perjanjian batas
wilayah. Sedangkan perjanjian yang kurang penting
seperti agreement, protocol, piagam, charter, dan lain-
lain sebagainya.
- Adapun yang dimuat dalam sebuah traktat pada
umumnya adalah ketentuan-ketentuan hukum yang
bersifat umum yang mengikat negara yang
menandatanganinya. Ini berarti timbulnya traktat yang
menciptakan hukum sehingga dapat digolongkan
sebagai sumber hukum formil.
MACAM-MACAM TRAKTAT

1. Traktat bilateral
Perjanjian antara negara yang diikuti oleh dua
negara.
2. Teraktat multilateral
Perjanjian antar negara yang pesertanya lebih dari
dua negara.
3. Traktat kolektif
Traktat multilateral yang masih memungkinkan
masuk negara lain menjadi peserta asal negara itu
menyetujui isi perjanjian yang sudah ada.
PROSEDUR PEMBUATAN TRAKTAT

1. Penetapan isi perjanjian olah para wakil


negara
2. Persetujuan isi perjanjian oleh badan
perwakilan rakyat negara masing masing.
3. Penegasan isi perjanjian oleh pemerintah
negara masing masing.
4. Tukar menukar piagam yang telah
disahkan.
CONTOH KASUS HUKUM TRAKTAT

Pada tanggal 13 November 2006 di Mataram, Lombok,


pemerintah Indonesia dan Australia menandatangani sebuah
perjanjian kerangka kerjasama keamanan yang dikenal
dengan sebutan Traktat Lombok. Kerjasama itu kemudian
diratifikasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
pada tahun 2007. Namun,perselisihan antara Indonesia
dengan Australia dalam bidang keamanan tetap saja terjadi.
Kasus yang telah terjadi di antaranya ialah peristiwa
penyadapan alat komunikasi oleh lembaga intelijen Australia
terhadap presiden Republik Indonesia pada tahun 2009 yang
lalu diketahui oleh publik pada tahun 2013.
PENYELESAIAN KASUS

Dalam pasal 2, ayat yang diangkat sebagai bagian krusial dari


perjanjian ini adalah ayat 2 yang berbunyi: “Saling
menghormati dan mendukung kedaulatan, integritas
teritorial, kesatuan bangsa dan kemerdekaan politik setiap
pihak, serta tidak campur tangan urusan dalam negeri
masing-masing” (News Letter Edisi III, 2008). Berdasarkan
pasal tersebut, dengan adanya perjanjian ini, Australia tidak
berhak mencampuri urusan dalam negeri Indonesia dan
begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai