GASTROINTESTINAL
Arman.,S.Farm., Apt.
INSTALASI FARMASI
RSUD KOTA TANGERANG
MAAG & ANTASIDA
Dispepsia.
Batuk atau tersedak ketika berbaring malam hari.
Sakit tenggorokan kronis: karena iritasi oleh cairan lambung yang
asam
Cegukan.
Antasida tunggal tidak dapat menangani heartburn atau refluks.
Diperlukan obat yang lebih kuat untuk menekan produksi asam
lambung, yaitu H2-antagonists, selama 6-12 minggu. Namun jika
dirasakan pengobatan dengan H2-antagonists memerlukan
waktu terlalu lama, maka pilihan berikutnya adalah proton pump
inhibitor (PPI).
H2-antagonists merupakan perkembangan dari antasida, bekerja
pada tahap yang lebih dini, yaitu mengurangi produksi asam
lambung. Antasida “hanya” bekerja menetralkan kelebihan asam
lambung yang sudah telanjur ada. H2-antagonists bekerja di sel-
sel parietal yang terdapat di lambung, dengan cara mencegah
histamin berikatan dengan reseptornya. Akibatnya sel-sel
parietal tidak mendapat rangsangan untuk memproduksi dan
melepaskan asam lambung.
Produk H2-antagonists:
Tagamet (cimetidine)
Zantac (ranitidin)
Facid, Gaster (famotidin)
Axid (nizatidin).
Kelebihan H2-antagonists dibandingkan antasida:
Dapat menghambat produksi asam lambung, baik basal maupun
yang terstimulasi oleh makanan.
Dapat mengobati gejala yang lebih parah dari maag, yaitu:
heartburn, GERD, dan erosive esophagitis
Masa kerja 9-12 jam, sehingga cukup diminum 2x sehari (pagi
dan setelah makan malam atau menjelang tidur). Obat juga dapat
diminum hanya sekali menjelang tidur, namun dosisnya 2x lipat
(total dosis sama dengan 2x sehari)
Kekurangan H2-antagonists:
Awal kerja lebih lambat dibandingkan antasida: karena bekerja
sistemik sedangkan antasida bekerja lokal.
Harga lebih mahal.
Penggunaan NSAID.