Anda di halaman 1dari 40

OBAT GANGGUAN

GASTROINTESTINAL

Arman.,S.Farm., Apt.
INSTALASI FARMASI
RSUD KOTA TANGERANG
MAAG & ANTASIDA

 Maag, kelebihan asam lambung, atau hiperasiditas


adalah kondisi dimana asam lambung terdapat
dalam jumlah berlebihan. Hal ini dapat terjadi
karena:
 Produksi asam lambung berlebihan
 Terlambat makan, sehingga asam lambung “sendirian”
berada di lambung dan mengiritasi.
 Gejala yang muncul:
 Rasa perih di lambung
 Kembung (perut terasa kencang)
 Sendawa dengan rasa asam
 Mual.
 Solusi: menetralkan kelebihan asam dengan
antasida (anti-asam), yang berisi garam Al, Mg atau
bentuk kompleksnya (magaldrat). Yang terjadi jika
kita mengkonsumsi antasida:
 Meningkatkan pH cairan lambung dari 1-2 menjadi 2,3 atau
3,3, sehingga 90-99% asam lambung telah “dinetralkan”
dan tidak menyebabkan iritasi lambung. Hasil kerja
antasida terhadap asam lambung adalah membentuk
garam dan air.
 Menghambat perubahan pepsinogen menjadi pepsin,
karena perubahan tersebut membutuhkan keberadaan
asam lambung. Selain itu aktivitas pepsin juga dihambat,
karena pepsin akan sangat aktif pada pH rendah 1,8 – 3.
 Kelebihan produk antasida:
 Bekerja cepat mengatasi nyeri lambung: hanya dalam
waktu 15-30’ efek sudah mulai dirasakan
 Efisien: bekerja tepat sasaran, hanya bekerja lokal
menaikkan pH asam lambung
 Efektif: penderita dapat langsung merasakan nyeri yang
terus berkurang, dan keluarnya gas dalam bentuk
bersendawa atau kentut
 Aman: karena bekerja lokal di lambung, antasida tidak
menimbulkan efek samping yang mengganggu di organ-
organ lain.
 Harga terjangkau.
 Umumnya tersedia dalam 2 bentuk sediaan: tablet kunyah
dan suspensi.
 Kekurangan produk antasida:
 Masa kerja singkat, sehingga harus diminum lebih
sering (3-4 kali sehari, 1 jam setelah makan dan
sebelum tidur)
 Kurang efektif untuk mengatasi gangguan di
malam / dini hari, karena masa kerjanya singkat.
 Tidak dapat mengatasi gangguan pencernaan
yang lebih parah -- misal: GERD, ulcer -- jika
digunakan tunggal.
 Untuk mempercepat awal kerja antasida, setelah
tablet dikunyah sebaiknya diikuti dengan minum
segelas air putih. Jika diharapkan kerja yang sangat
segera, lebih baik digunakan bentuk suspensi.
Alasan:
 Berbentuk cairan lebih cepat sampai di lambung
dibandingkan tablet yang harus dikunyah dulu sampai
hancur.
 Mempunyai luas permukaan yang besar karena ukuran
partikelnya ditentukan dengan baik oleh produsennya.
Makin kecil ukuran partikel, makin besar luas
permukaannya, makin efektif menetralkan asam lambung.
 Untuk menutupi kelemahan antasida, kini beberapa
produk antasida dikombinasi dengan kelompok H2
antagonis yang mempunyai efek lebih kuat dan
lebih lama. Contoh: Promag Double Action,
Neosanmag Fast. Kelebihan produk:
 Awal kerja cepat
 Masa kerja lebih panjang, sehingga cukup diminum 2 kali
sehari.
 Efek lebih kuat karena bekerja ganda: menetralkan
kelebihan asam lambung dan mengurangi produksi asam
lambung.
DYSPEPSIA
 Dyspepsia atau indigestion adalah rasa nyeri atau tidak enak di lambung setelah
makan. Gejala yang dirasakan: rasa penuh, nyeri ulu hati, kembung, atau mual. Hal
ini terjadi karena makanan tidak dapat dicernakan dengan baik. Penyebab
dyspepsia:
 Makanan berlemak, misal: gulai kambing, rendang
 Makanan pedas, misal: bakso, mie ayam
 Makanan berbumbu pekat, misal: opor ayam, kari ayam
 Makanan yang asam, misal: rujak, asinan
 Makanan yang tidak dimasak dengan sempurna, misal: sate / steak / telur setengah
matang.
 Makanan yang banyak menghasilkan gas, misal: lalap kacang panjang / timun / kol.
 Terlalu banyak mengkonsumsi serat, misal: karedok, gado-gado, suplemen serat
 Makan terlalu banyak, sehingga lambung terlalu penuh
 Segera berbaring setelah makan
 Segera berolah raga setelah makan
 Minum kopi terlalu banyak, misal: lebih dari 2 gelas sehari
 Stres emosional.
 Jika dispepsia berlangsung terus-menerus atau membandel, bisa jadi hal tersebut
merupakan adanya gangguan yang lebih serius, misal: heartburn (nyeri ulu hati),
batu empedu, atau ulcer (tukak lambung).
 Solusi:
 Antasida: jika penyebabnya adalah makanan asam atau penghasil gas.
 Enzim pencernaan: mengandung enzim-enzim untuk mencernakan
karbohidrat, protein dan lemak, yaitu pancreatic amylase, lipase dan protease.
Kadang juga mengandung DMPS atau cairan empedu (ox bile). Diperlukan jika
penyebabnya adalah makanan berlemak atau berbumbu pekat. Enzim
umumnya berasal dari sapi. Contoh produk: Enzyplex, Cotazym, Excelase,
Pankreoflat, Tripanzym, Vitazym, Pankreon Comp, SQ Enzymax Forte,
Pankreon for Children (dapat digunakan untuk anak usia 1 tahun atau lebih,
dicampur dengan bubur atau susu). Produk enzim diminum bersama
makanan.
 Produk yang mengandung simethicone: Enzyplex, Elsazym, Librozym Plus,
Pankreoflat, Tripanzym, Vitazym. Diperlukan jika makanan banyak
mengandung serat yang potensial menghasilkan gas, atau minum minuman
bersoda terlalu banyak
 Produk yang mengandung ekstrak empedu: Enzymfort, Cotazym Forte,
Pankreon Comp. Diperlukan jika makanan banyak mengandung lemak,
merasa mual setelah makan makanan yang mengandung lemak, atau
penderita yang kantung empedunya sudah diangkat.
BERSENDAWA, KEMBUNG &
FLATULENCE
 Bersendawa, kembung dan flatulence (sering kentut) merupakan
gangguan yang berkaitan dengan gas yang ada di saluran
pencernaan. Dalam keadaan normal, saluran pencernaan kita
mengandung  200 mL gas. Namun volume ini dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adalah makanan.
Sumber gas:
 Udara yang tertelan: pada saat makan, minum atau tidur dengan
mulut terbuka.
 Karbon dioksida: diproduksi sebagai hasil interaksi antara
makanan dengan asam lambung, bikarbonat atau hasil sekresi
pencernaan yang bersifat basa.
 Gas yang diproduksi oleh fermentasi bakteri terhadap residu
makanan, khususnya di usus besar.
 Difusi gas di antara lumen gastrointestinal dan aliran darah.
 Solusi untuk keluhan bersendawa, kembung dan
flatulence adalah yang produk yang mengandung
simethicone / DMPS (dimetilpolisiloksan) – yang
biasa terdapat pada produk antasida -- atau
activated charcoal. Produk: Disflatyl, Mylanta Forte,
Polysilane, Bekarbon, Norit. Kandungan DMPS
(mg):
PRODUK DMPS PRODUK DMPS
Polisylane tab & susp 80 Disflatyl 40
Promag 50 Mylanta forte 30

Polisylane granules 40 Mylanta 20


GASTRO-ESOPHAGEAL REFLUKS
DESEASE (GERD)
 GERD atau refluks yang ditandai dengan
mengalirnya cairan lambung ke esofagus terjadi jika
tekanan di sphincter esofagus lebih rendah dari
tekanan di lambung. Jika tidak ditangani dengan
benar
 GERD dapat menyebabkan kerusakan pada
esofagus (erosive esophagitis) -- karena sering
dilalui cairan yang asam. Lapisan dalam esofagus
juga dapat mengalami luka parut dan menyempit,
sehingga penderita akan kesakitan atau kesulitan
menelan.
 Gejala GERD:
 Heartburn, nyeri ulu hati atau rasa terbakar di perut bagian atas,
di belakang tulang payudara. Meskipun namanya menggunakan
kata “heart”, namun heartburn bukanlah gangguan pada jantung,
melainkan pada lambung. Heartburn terjadi karena adanya
cairan lambung yang bergerak menuju tenggorokan. Jika
kondisinya parah, heartburn dapat menyebar ke sisi dada, leher
dan geraham. Sebagian orang salah menduga heartburn dengan
nyeri dada atau serangan jantung, padahal keduanya sangat
berbeda (lihat keterangan di tabel berikut)
 Regurgitasi: merasakan cairan hangat dan asam dari lambung
yang naik ke tenggorokan / mulut.
 Disfagia: makanan seolah-olah menyangkut di dada.

 Dispepsia.
 Batuk atau tersedak ketika berbaring malam hari.
 Sakit tenggorokan kronis: karena iritasi oleh cairan lambung yang
asam
 Cegukan.
 Antasida tunggal tidak dapat menangani heartburn atau refluks.
Diperlukan obat yang lebih kuat untuk menekan produksi asam
lambung, yaitu H2-antagonists, selama 6-12 minggu. Namun jika
dirasakan pengobatan dengan H2-antagonists memerlukan
waktu terlalu lama, maka pilihan berikutnya adalah proton pump
inhibitor (PPI).
 H2-antagonists merupakan perkembangan dari antasida, bekerja
pada tahap yang lebih dini, yaitu mengurangi produksi asam
lambung. Antasida “hanya” bekerja menetralkan kelebihan asam
lambung yang sudah telanjur ada. H2-antagonists bekerja di sel-
sel parietal yang terdapat di lambung, dengan cara mencegah
histamin berikatan dengan reseptornya. Akibatnya sel-sel
parietal tidak mendapat rangsangan untuk memproduksi dan
melepaskan asam lambung.
 Produk H2-antagonists:
 Tagamet (cimetidine)
 Zantac (ranitidin)
 Facid, Gaster (famotidin)
 Axid (nizatidin).
 Kelebihan H2-antagonists dibandingkan antasida:
 Dapat menghambat produksi asam lambung, baik basal maupun
yang terstimulasi oleh makanan.
 Dapat mengobati gejala yang lebih parah dari maag, yaitu:
heartburn, GERD, dan erosive esophagitis
 Masa kerja 9-12 jam, sehingga cukup diminum 2x sehari (pagi
dan setelah makan malam atau menjelang tidur). Obat juga dapat
diminum hanya sekali menjelang tidur, namun dosisnya 2x lipat
(total dosis sama dengan 2x sehari)
 Kekurangan H2-antagonists:
 Awal kerja lebih lambat dibandingkan antasida: karena bekerja
sistemik sedangkan antasida bekerja lokal.
 Harga lebih mahal.

 Efek samping lebih merepotkan: sakit kepala, pusing,


berkeringat, diare ringan.
 Umumnya hanya tersedia dalam bentuk tablet, kecuali Zantac
(ada bentuk sirup)
 Untuk mengatasi kekurangan H2-antagonists yang
awal kerjanya lambat, H2-antagonists dapat
dikombinasi dengan antasida. Produk: Promag
double action, Neosanmag Fast.
 Untuk menyembuhkan erosive esophagitis
(peradangan pada esofagus karena terlalu sering
dilalui cairan yang bersifat asam) diperlukan dosis
H2-antagonist yang lebih besar, atau gunakan PPI
sebagai obat yang lebih efektif. Pengobatan dengan
PPI hanya memerlukan waktu ± 4 minggu. Produk:
Losec, Nexium, Pariet, Prosogan FD, atau Pantozol.
GASTRITIS

 Adalah peradangan pada lapisan dalam lambung,


yang dapat disebabkan oleh produksi asam
lambung yang berlebihan, atau efek samping obat
NSAIDs (non-steroidal antiinflammatory drugs) yang
diminum jangka panjang untuk pengobatan radang
sendi. Jika tidak ditangani dengan benar gastritis
dapat berkembang menjadi gastric ulcer (lihat
keterangan berikutnya).
 Gejala gastritis:
 Nyeri atau kram perut.
 Mual atau muntah (kadang-kadang).
 Demam.
 Hilang nafsu makan.
 Rasa asam di mulut.
 Bersendawa atau kembung.
 Pengobatan:
 Cytoprotective agent (sucralfat): berfungsi melindungi jaringan-
jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Produk: Inpepsa,
Neciblok, Ulsidex. Cara kerja sucralfat:
 Berikatan dengan albumin, sehingga menghambat efek merusak dari
asam lambung terhadap mukosa lambung
 Menghambat aktivitas pepsin di dalam cairan lambung
 Berikatan dengan protein penyebab gastric ulcer (borok lambung)
 Menyerap asam empedu
 Ketika sampai di lambung sucralfat akan berubah menjadi pasta
kental yang bersifat melapisi, sehingga mencegah cedera lebih lanjut
yang disebabkan oleh asam lambung, pepsin, asam empedu, atau
NSAIDs.
 Antasida: Polysilane, Mylanta, Promag
 H2-antagonist: Zantac, Tagamet, Axid
 Proton Pump Inhibitor: Losec, Pantozol, Nexium.
PEPTIC ULCER (TUKAK LAMBUNG)

 Peptic ulcer adalah luka atau borok pada mukosa lambung /


usus. Pada mulanya diyakini bahwa peptic ulcer disebabkan
oleh:
 Terlalu banyak stres

 Terlalu banyak makan makanan pedas

 Ketidakseimbangan asam lambung dan pepsin

 Penggunaan NSAID.

 Namun di tahun 1983 ahli patologi Australia mulai


memperkenalkan teori tentang keberadaan bakteri Helicobacter
pylori, yang kini dipercayai sebagai penyebab utama peptic ulcer.
 Data menunjukkan bahwa infeksi H. pylori terdapat pada 90-
100% pasien peptic ulcer, yang bukan dipicu oleh penggunaan
NSAIDs. Lebih buruk lagi ternyata H. pylori telah menginfeksi
lebih dari separuh populasi dunia, dan > 80% penduduk di
negara berkembang.
 Infeksi ini umumnya terjadi pada masa kanak-kanak dan
ditularkan melalui proses pengolahan makanan yang tidak
bersih.
 Rasa terbakar atau nyeri di perut, khususnya pada saat perut dalam
keadaan kosong. Nyeri ini disebabkan oleh ulcer itu sendiri, dan oleh
asam lambung yang datang dan bersentuhan dengan ulcer. Ciri-ciri
nyeri ulcer:
 Terasa dari pusar hingga ke tulang payudara.
 Berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.
 Memburuk jika perut dalam keadaan kosong dan pada malam hari (ketika
produksi asam lambung meningkat).
 Seringkali secara temporer bisa diredakan dengan antasida.
 Rasa penuh di perut (dispepsia), bersendawa.
 Mual dan muntah: muntah umumnya dapat meredakan rasa sakit.
 Nafsu makan berkurang (pada gastric ulcer): karena makanan
menimbulkan nyeri
 Nafsu makan bertambah (pada duodenal ulcer): karena makanan
mengurangi nyeri
 Kelompok proton pump inhibitors (PPI) adalah produk pilihan
untuk penyembuhan peptic ulcer, karena merupakan kelompok
yang paling kuat menekan produksi asam lambung. PPI bekerja
pada tahap paling akhir dari produksi asam lambung, dengan
cara memblokir kerja pompa yang bertugas mengeluarkan asam
lambung, yaitu enzim H+K+-ATPase, yang dikenal juga sebagai
proton pump. Proton pump ini terdapat pada sel-sel parietal di
lambung. Menekan produksi asam lambung dapat
menyembuhkan peptic ulcer karena:
 Iritasi terus-menerus terhadap lapisan lambung dan usus oleh
asam lambung dan pepsin akan jauh berkurang, sehingga
penyembuhan dan regenerasi sel-sel di lapisan mukosa lambung
dapat berlangsung lebih baik. Penyembuhan dapat dilakukan
dengan H2-antagonist atau PPI
 H. pylori yang berkembang pesat dalam suasana asam juga
akan dihambat perkembang biakannya, sehingga kerusakan
yang dihasilkan akan berkurang. Penyembuhan dilakukan
dengan kombinasi PPI + antibiotik.
 PPI sanggup menghambat 80-90% produksi
asam lambung oleh sel-sel parietal.
Hambatan terjadi terhadap pelepasan asam
lambung basal maupun yang terstimulasi
oleh makanan. Hambatan ini bersifat dapat
balik, dan akan kembali normal dalam waktu
kurang dari seminggu setelah pengobatan
dihentikan.
 Produk PPI:
 Losec (omeprazole)
 Prosogan FD (lansoprazole). FD: fast dispersible
(tablet cepat larut di mulut). Jika tablet Prosogan
FD diletakkan di lidah akan segera larut, dengan
atau tanpa air minum. Tablet akan hancur < 1
menit.
 Pantozol (pantoprazole)
 Pariet (rabeprazole).
 Nexium (esomeprazole).
 Kelebihan produk PPI dibandingkan antasida dan H2-antagonist:
 Menghilangkan gejala yang berkaitan dengan asam lambung dan
menyembuhkan kerusakan yang terjadi akibatnya (bekerja ibarat
“pemadam kebakaran” yang mendinginkan rasa panas akibat
asam lambung).
 Lebih efektif meningkatkan pH di lambung hingga 3-4

 Efektif untuk semua penyakit yang berkaitan dengan berlebihnya


produksi asam lambung, misal: GERD, erosive esophagitis, dan
peptic ulcer (gastric maupun duodenal).
 Masa pengobatan jauh lebih singkat

 Resiko kekambuhan pada GERD atau peptic ulcer lebih rendah


atau lebih lama. Periode “sembuh” dapat bertahan hingga 12
bulan
 Dosis cukup sekali sehari. Karena pompa proton harus dalam
keadaan aktif agar PPI dapat bekerja efektif, maka anjuran
minum PPI adalah sebelum makan, misal: pagi hari.
 Kekurangan PPI:
 Awal kerja lambat (setelah 1 jam). Alasan: karena semua
zat aktif PPI (prazole) peka terhadap asam lambung, maka
semua produk dibuat dalam bentuk sediaan salut enterik,
yang tidak akan larut / hancur di lambung. Akibatnya awal
kerja menjadi lambat (menunggu obat sampai di usus
terlebih dahulu). Kekurangan ini dapat diperbaiki dengan:
 Minum obat dalam keadaan perut kosong (waktu transit di
lambung lebih cepat)
 Kombinasi dengan antasida (untuk segera meredakan
keluhan nyeri)
 Harga mahal.
 Efek samping: sakit kepala, gangguan saluran pencernaan
(konstipasi, diare, mual).
ANTI MUNTAH

 Kelompok dan cara kerja obat antimuntah:


 Antihistamin: bekerja mengurangi rangsangan vestibular
dan menekan fungsi labyrin, mungkin juga mempengaruhi
chemoreceptor trigger zone. Efektif untuk muntah yang
dipicu oleh kehamilan atau mabuk perjalanan. Produk:
Mediamer B6, Anvomer B6, Dramamine, Dramasine,
Antimo
 Kombinasi 5-HT4 agonist dan D2-antagonist: bekerja
menghambat efek dopamin di sistem saraf perifer, dan
meningkatkan nilai ambang rangsangan di chemoreceptor
trigger zone. Produk: Primperan, Vomitrol
(metoclopramide).
 D2-antagonist: bekerja menghambat efek dopamin di
chemoreceptor trigger zone maupun di lambung. Produk:
Motilium, Vometa FT (domperidon).
 Serotonin 5-HT3 antagonist: bekerja menghambat ikatan
antara serotonin dengan reseptornya di chemoreceptor
trigger zone (sentral) maupun ujung saraf vagal (perifer).
Produk: Narfoz, Kytril atau Clast, masing-masing
mengandung ondansetron, granisetron, atau clebopride.
Karena potensi antimuntahnya yang sangat kuat dan
kategori keamanan untuk wanita hamil adalah B, maka
kelompok Serotonin 5-HT3 antagonist ini juga banyak
diresepkan untuk keluhan mual dan muntah pada wanita
hamil.
 Aturan minum antimuntah: ±30 menit sebelum
makan.
OBAT KONSTIPASI (LAKSANTIF)
 Bulk-forming agent: produk yang mengandung serat ini akan
mengembang di dalam cairan usus, sehingga membentuk emolient gels,
yang memudahkan keluarnya isi usus dan merangsang peristalsis.
Selain itu bulk-forming agent juga tidak dicernakan di saluran
pencernaan, sehingga akan mencapai usus besar dalam bentuk yang
tidak berubah. Di usus besar bulk-forming agent akan dipecah oleh
bakteri menjadi asam laktat, asam format dan asetat sehingga
meningkatkan tekanan osmotik dan pengasaman isi usus besar.
Akibatnya terjadi penarikan air oleh usus besar, dan tinja yang terbentuk
menjadi lebih lunak. Produk: Dulcolactol, Duphalax, Lactulax, Mulax,
dengan kandungan zat aktif laktulosa atau psyllium.

 Lubricants: merupakan minyak yang akan bekerja melunakkan tinja


dengan cara melapisinya, sehingga mencegah penyerapan kembali air
dari tinja yang sudah berada di usus besar. Produk: Laxadine
(mengandung parafin dan gliserin), Microlax (PEG, sorbitol, dll)
 Stimulant laxative / irritant laxative: bekerja meningkatkan
gerakan peristalsis di usus dengan cara mengiritasi mukosa.
Akibatnya terjadi pengeluaran air dan elektrolit ke dalam usus
kecil dan besar. Laksatif ini dibutuhkan oleh mereka yang
mengalami kesakitan ketika BAB, misal: penderita wasir., dan
tidak dianjurkan untuk wanita hamil. Produk: Dulcolax
(bisacodyl), Laxoberon (na-picosulfate).

 Anjuran minum produk laksatif:


 Tablet, situp, dan drops: malam hari sebelum tidur, agar BAB
dapat terjadi keesokan harinya.
 Enema, suppositoria: pagi hari. Keinginan BAB akan muncul
dalam waktu 30-60 menit.
OBAT DIARE
 Adsorben: bekerja menyerap bakteri, toksin dan iritan (misal: cabe) --
yang sering menjadi penyebab diare – sehingga mencegah tubuh
kehilangan air. Adsorben juga bersifat demulcent (mengatasi iritasi di
saluran pencernaan) dan protectant (melindungi saluran pencernaan
dari iritan). Produk: Biodiar, Neo Entrostop, New Diatabs, Kaotate.
Penggunaan pada anak-anak usia < 3 tahun harus dibarengi dengan
pemberian cairan elektrolit – untuk mengimbangi / mencegah hilangnya
elektrolit (Na+ dan K+) dan cairan. Wanita hamil yang mengalami diare
dapat diberikan adsorben yang mengandung attapulgite.
 Derivat opioid: bekerja memperlambat gerakan peristalsis di usus kecil
sehingga menghambat pengeluaran cairan dan elektrolit. Produk:
Imodium (loperamide). Hati-hati memberikan derivat opioid ini pada
penderita diare akibat infeksi, karena melambatnya gerakan usus dapat
berakibat pengeluaran kuman penyebab diare menjadi semakin lambat
dan demam berlangsung lebih lama. Aturan minum: 2 tablet setelah
BAB pertama, dan berikutnya 1 tablet setiap kali sehabis BAB.
Maksimum: 8 tablet sehari.
 Nifural (nifuroxazide): dapat diberikan pada bayi usia < 6 bulan. Lebih
ditujukan untuk diare akibat infeksi.
 Diare yang disebabkan infeksi bakteri perlu
ditangani dengan antibiotik, khususnya jika setelah
pengobatan dengan adsorben selama 24 jam tidak
memberikan hasil sesuai yang diharapkan, atau
penderita merasa lemas meskipun sudah meminum
adsorben beberapa kali karena terlalu banyak
cairan yang terbuang bersama BAB.
 Ciproxin 500 mg (ciprofloxacin), 2x sehari.
 Amoxil 500 mg (amoxycillin), atau Augmentin 500
(amoxycillin & clavulanic acid), 2x sehari
 Erythrocin (erytromicin)
 PEDIALYTE: merupakan larutan elektrolit dan glukosa, bermanfaat
untuk mengganti air dan mineral yang hilang pada saat diare.
Dekstrosa yang ada pada Pedialyte berfungsi membantu memudahkan
penyerapan natrium dan air, juga sebagai sumber kalori. Pencernaan
dekstrosa tidak membutuhkan aktivitas enzim disakaridase usus – yang
mungkin hilang atau berkurang pada saat mengalami diare.
Osmolalitas Pedialyte sedikit hipertonik dibandingkan dengan plasma
sehingga akan menarik sejumlah kecil air dari plasma ke usus – untuk
segera menciptakan keseimbangan osmotik. Air yang disekresi oleh
usus juga akan cepat diabsorpsi kembali.
Setelah botol Pedialyte dibuka dan disimpan di lemari es, cairan harus
diminum dalam rentang 48 jam. Lebih dari itu cairan harus dibuang.
 ORALIT: merupakan larutan elektrolit dan glukosa seperti halnya
Pedialyte – setelah ditambahkan air. Masukkan serbuk Oralit atau
Pharolit ke dalam 200 mL air matang, aduk sampai larut. Larutan ini
dapat disimpan dalam lemari es selama 24 jam. Lebih dari itu cairan
harus dibuang.

Anda mungkin juga menyukai