Anda di halaman 1dari 24

Muhammad Dzaky Arrahman

KELOMPOK 1 (11171120000045)
Puji Waluyo (11171120000046)
Santi Kartika (11171120000047)
Dina Pangestu (11171120000048)
A. DEFINISI SOSIOLOGI
Berikut ini merupakan beberapa definisi sosiologi menurut para ahli:

1. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mengupayakan pemahaman
interpretatif suatu tindakan sosial dalam rangka untuk sampai pada
penjelasannya sederhana menyangkut sebab dan akibatnya.

2. Anthony Giddens
Sosiologi adalah studi ilmiah tentang kehidupan sosial manusia, kelompok,
dan masyarakat.
3. Auguste Comte
Sosiologi merupakan ilmu positif tentang masyarakat sehingga menurutnya
sosiologi merupakan suatu ilmu yang bertujuan mengetahui masyarakat dan
dengan pengetahuan itu seseorang dapat menjelaskan, meramal, dan
mengontrol masyarakat.

Kesimpulan
Sosiologi merupakan sebuah studi atau ilmu yang mempelajari fakta-fakta
sosial dan tingkah laku masyarakat baik secara individu atau kelompok guna
memahami atau menjelaskan terkait fakta-fakta sosial tersebut.
B. PERSPEKTIF SOSIOLOGI
Sosiologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam
masyarakat.

Perspektif sosiologi adalah pola pengamatan ilmu sosiologi yang mengungkap


bagaimana suatu lingkungan dapat membentuk individu di dalam masyarakat.
Peter Berger membagi perspektif sosiologi menjadi empat bagian, yaitu:

1. Seeing the General in the Particular


Setiap individu dalam masyarakat itu memiliki keunikan masing-masing. Setiap lingkungan
masyarakat akan membentuk orang secara berbeda-beda.

Contoh: Lillian Rubin (1976) menemukan bahwa wanita dengan pendapatan rendah akan
cenderung mencari pria yang memiliki pekerjaan tetap, tidak berlaku kasar, dan tidak suka
mabuk. Dalam penelitian tersebut, juga ditemukan bahwa wanita dengan pendapatan tinggi
cenderung mencari pria yang memiliki rasa empati tinggi. Penelitian tersebut membuktikan
bahwa wanita dengan kelas sosial berbeda akan mengharapkan kualifikasi pria yang
diinginkan juga berbeda.
2. Seeing the Strange in the Familiar

Perspektif ini intinya mengungkapkan bahwa lingkungan masyarakat dapat


mengarahkan/menuntun kita untuk berpikir seperti apa dan bertindak seperti apa.

Contohnya, dalam memilih tempat kuliah seseorang pasti mempertimbangkan


beberapa hal seperti karena dekat dengan rumah, mudah dijangkau. Hal tersendiri
sebenarnya secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan.
3. Seeing Society in Our Everyday Lives

Untuk mengetahui bagaimana lingkungan menentukan pilihan pribadi kita sendiri, bisa dibuktikan
dengan data dari United Nations Development Programme tahun 2007.

Menurut United Nations Development Programme, wanita di berbagai negara memiliki rata-rata
jumlah anak:
Amerika: ±2 anak
India: ±3 anak
Guatemala: ±4 anak
Ethiopia: ±5 anak
Yaman: ±6 anak
Niger: ±7 anak

Kenapa perbedaannya begitu mencolok? Karena negara berkembang memiliki banyak wanita yang
kurang memiliki akses pendidikan berkualitas dan kurang memiliki kesempatan kerja.
Ada contoh yang lain lagi tentang bagaimana lingkungan mempengaruhi pilihan personal
kita, contohnya bunuh diri.

Pada tahun 2005, Emile Durkheim pernah melakukan penelitian tentang tipe-tipe orang yang
cenderung akan melakukan bunuh diri.
Hasilnya ditemukan bahwa:
-Laki-laki lebih cenderung melakukan bunuh diri dibandingkan wanita
-Orang dengan kelas sosial tinggi lebih cenderung melakukan bunuh diri dibandingkan orang
dengan kelas sosial rendah
-Orang yang belum menikah lebih cenderung melakukan bunuh diri dibandingkan orang yang
sudah menikah
4. SEEING SOCIOLOGICALLY: MARGINALITY AND
CRISIS
Semua orang bisa menggunakan perspektif sosiologi.
Ada dua situasi di mana orang bisa melihat perspektif sosiologi secara baik:
- orang dengan sedikit power dan influence dalam masyarakat (contoh: orang gay,
penyandang disabilitas)
- orang yang melalui krisis (contoh: krisis ekonomi)
PENTINGNYA PERSPEKTIF GLOBAL
Teknologi dapat membuat jarak yang paling jauh dari planet menjadi lebih
dekat, banyak disiplin ilmu mengambil perspektif global.

Apa pentingnya perspektif global dalam Sosiologi?


Pertama, kesadaran global adalah perluasan dari perspektif sosiologi.
Sosiologi menunjukkan bahwa posisi kita dalam lingkungan masyarakat
membentuk pengalaman hidup. Ini berbanding lurus dengan alasan bahwa
posisi dalam dunia yang lebih luas berimbas semua orang di US.
Sebanyak 194 negara di dunia dapat dibagi ke dalam tiga kategori berdasarkan tingkat
perkembangan ekonominya:

- negara dengan penghasilan tinggi adalah negara dengan rata-rata standar hidup yang
tinggi. Sebanyak 66 negara dalam kategori ini termasuk AS, Kanada, Argentina, wilayah
Eropa Barat, Afrika Selatan, Israel, Arab Saudi, Jepang, Australia. Negara-negara tersebut
mampu menghasilkan barang-barang dan pelayanan terbaik dunia dan orang yang tinggal
di negara tersebut memiliki tingkat kesehatan yang paling baik. Dari faktor ekonomi, orang-
orang di negara tersebut sangat kaya bukan karena mereka pintar dan pekerja keras namun
karena mereka beruntung dilahirkan di negara yang cukup kaya.

- negara dengan pendapatan menengah adalah negara dengan standar hidup rata-rata.
Dari sebanyak 72 negara, banyak terdapat di Eropa Timur, beberapa negara Eropa, Asia,
dan di hampir seluruh negara Amerika Latin. Negara dengan pendapatan rata-rata biasanya
terdapat kesenjangan sosial seperti ada yang kaya namun ada yang kekurangan gizi.
3. Sisanya, ada 56 negara dengan pendapatan rendah

Negara dengan pendapatan rendah adalah negara di mana mayoritas orang-


orangnya itu miskin. Negara paling miskin di dunia yaitu Afrika dan beberapa
di Asia.

Perlu ditekankan bahwa beberapa orang sangat kaya, tapi mayoritas masih
berkutat dengan urusan tempat tinggal, air bersih, makanan, dan yang paling
serius adalah kecilnya kesempatan untuk memperbaiki kehidupan.
C. TEORI UTAMA SOSIOLOGI
Dalam kajian sosiologi, manusia adalah bahasan utama yang akan selalu disinggung.
Manusia memiliki sifat yang sangat kompleks dan dinamis. Keinginan untuk
menerjemahkan pengamatan ke dalam pemahaman membawa kita ke aspek penting
dari sosiologi dikenal sebagai teori. Untuk memahami manusia dengan beragam
karakter dan permasalahannya inilah, dibutuhkan berbagai landasan teori.
Sebuah teori adalah sebuah pernyataan tentang bagaimana dan mengapa fakta-fakta
spesifik terkait.
Dalam kajian ilmu, teori adalah hal penting untuk melakukan analisis dalam
memandang serangkaian fakta dan relasinya dengan sesuatu yang lain. Teori utama
sosiologi ini pun akan membantu kita lebih memahami fenomena sosial yang
berlangsung dalam masyarakat dan kaitannya dengan hal lain.
1# PENDEKATAN
STRUKTURAL FUNGSIONAL
Asumsi dasar dari teori struktural fungsional terletak pada konsep keteraturan
masyarakat. Teori ini memandang bahwa masyarakat bersifat statis atau berada
dalam perubahan secara berimbang, di mana setiap elemen masyarakatnya memiliki
peran menjaga stabilitas tersebu.

Asumsi utama dari teori ini adalah anggapan bahwa masyarakat merupakan
organisme biologis yang terdiri dari organ-organ yang saling mengalami
ketergantungan sebagai konsekuensi agar organisme tersebut dapat tetap bertahan
hidup. Melalui pendekatan struktural fungsional ini, para sosiolog berharap dapat
mencapai keteraturan sosial dalam masyarakat.
Auguste Comte,Emile Durkheim,Herbert Spencer adalah pelopor dan penyumbang
utama teori pendekatan ini

Spencer membandingkan masyarakat dengan tubuh manusia. Sama seperti bagian


strukturalnya dari tubuh manusia - kerangka, otot, dan berbagai internal Organ-
berfungsi secara saling tergantung untuk membantu seluruh organisme bertahan,
struktur sosial bekerja sama untuk melestarikan masyarakat.
Ketika akses teknologi informasi dan komunikasi terganggu, semisal karena satelit
telekomunikasi yang terganggu, maka hal ini akan mempengaruhi bagian lain dari
sistem masyarakat modern ini, hingga keseluruhan sistem terganggu. Kehidupan
ekonomi masyarakatnya misalnya, seperti transaksi ekonomi akan ikut terhenti.
KRITIK TERHADAP TEORI STRUKTURAL
FUNGSIONAL
Kritik terhadap teori struktural fungsional banyak dilontarkan karena teori ini dianggap
masih memiliki beberapa kelemahan, seperti :
teori ini mengabaikan konflik yang merupakan keniscayaan dalam masyarakat. Penganut
teori ini cenderung menuntut masyarakat berada pada tingaktan yang harmonis dan
stabil sehingga dapat berjalan dengan baik. Padahal, faktanya dalam masyarakat
seringkali tidak terhindarkan dari kejadian kontradiksi yang dapat memicu konflik.
Konflik inilah yang pada akhirnya dapat menimbulkan guncangan dalam sistem.
Teori ini terlalu kaku terhadap perubahan terutama yang berasal dari luar. Teori ini
cenderung berfokus pada sistem beserta bagian -bagiannya yang bersifat stabil.
Faktanya, kehidupan masyarakat bersifat dinamis sehingga sering harus menghadapi
perubahan, baik ke arah negatif, maupun positif.
2#PENDEKATAN KONFLIK SOSIAL
Pendekatan konflik sosial adalah kerangka kerja untuk membangun teori yang melihat
masyarakat sebagai arena ketidaksetaraan yang menghasilkan benturan dan perubahan
Berbeda dengan fungsional struktural Pada solidaritas dan stabilitas, pendekatan ini
menyoroti ketidaksetaraan dan perubahan.
Marx dan Weber secara tegas menolak gagasan yang menyatakan bahwa masyarakat
cenderung mengarah pada konsensus dasar atau harmoni, di mana struktur masyarakat
yang berlangsung bekerja untuk kebaikan setiap orang.
Sosiolog menggunakan pendekatan sosial-konflik melihat konflik yang sedang
berlangsung antara dominan dan kategori orang yang kurang beruntung - orang kaya
hubungan dengan orang miskin, orang kulit putih yang berhubungan denganorang kulit
berwarna, dan pria dalam kaitannya dengan wanita. Biasanya, orang-orang di “diatas”
mencoba untuk melindungi hak istimewa mereka sementara yang kurang beruntung
mencoba untuk mendapatkan lebih untuk diri mereka sendiri.
Perjuangan masyarakat kelas adalah konsepsi mendasar yang saat itu banyak
dikonsepsikan oleh Karl Marx. Hal ini dipicu oleh kondisi masyarakat kala itu yang
dikepung oleh industrialisasi abad 19. Industrialisasi memunculkan kelas kaum
buruh dan industrialis yang pada akhirnya mendorong adanya alienasi.
contoh lain:
siswa yang baik ditempatkan di jalur yang lebih tinggi Anak-anak miskin akhirnya
sampai di jalur yang lebih rendah. Jadi orang muda dari keluarga istimewa
mendapatkan sekolah terbaik yang membawa mereka ke perguruan tinggi dan
kemudian ke karir berpenghasilan tinggi. Anak-anak dari keluarga miskin,
sebaliknya, tidak siap untuk kuliah dan, seperti orang tua mereka sebelumnya,
biasanya terjebak dalam pembayaran rendah
KRITIK TERHADAP TEORI KONFLIK
Serupa halnya dengan teori fungsional struktural, teori konflik pun juga tak luput dari
kelemahan. Beberapa kritik yang ditujukan pada teori konflik, meliputi :
Teori konflik dianggap mengabaikan ketertiban dan stabilitas dalam masyarakat.
Padahal, sekalipun konflik konflik dan perubahan adalah bagian dari masyarakat,
tapi bukan berarti masyarakat tidak pernah mengalami kondisi dengan ketertiban dan
stabilitas.
teori konflik memiliki dasar ideologi radikal. Sama halnya dengan fungsionalisme
yang dikritik karena ideologi konservatifnya, kedua teori ini dianggap tidak cukup
memadai dalam menganalisa kehidupan sosial masyarakat karena masing – masing
hanya dapat menerangkan sebagian kehidupan sosial saja. Padahal, diperlukan
perspektif teoritis yang mampu menerangkan konflik dan ketertiban sekaligus.
3# PENDEKATAN INTERAKSI SIMBOLIK
Pendekatan interaksi simbolik perlu dipahami untuk mencapai pemahaman
interpretative terhadap fenomena sosial yang ada. Gagasan utama perspektif ini
mengacu pada kenyataan sosial yang muncul melalui proses interaksi, dan berkaitan
erat dengan kemampuan manusia untuk menciptakan serta memanipulasi simbol-
simbol.
Interaksi simbolik sendiri adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia,
yakni berupa komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna. Gagasan-
gagasan tentang interaksi simbolik ini ditulis ulang oleh Blummer dalam tulisannya,
yang kemudian juga diperkaya dengan gagasan gagasan dari John Dewey, William I.
Thomas, dan Charles H. Cooley
Pendekatan struktural fungsional dan konflik sosial terbagia atas Orientasi tingkat
makro, fokus luas pada struktur sosial yang terbentuk masyarakat secara keseluruhan
Sosiologi tingkat makro mengambil gambaran besar, seperti mengamati kota dari atas
dengan helikopter dan melihat bagaimana jalan raya membantu orang berpindah dari
satu tempat ke tempat lain atau bagaimana caranya perumahan berbeda dari lingkungan
kaya ke lingkungan miskin.
Sosiologi juga menggunakan orientasi tingkat mikro, fokus close-up pada interaksi sosial
dalam situasi tertentu. Menjelajahi kehidupan perkotaan dengan cara ini terjadi di jalan
tingkat, di mana Anda mungkin melihat bagaimana anak-anak menciptakan permainan
di sekolah taman bermain atau bagaimana pejalan kaki merespons tunawisma mereka
selamat di jalan
Pendekatan simbolis-interaksicadalah kerangka kerja untuk membangun teori yang
melihat masyarakat sebagai produk dari interaksi sehari-hari individu.
Inti utama dari interaksionisme simbolik sendiri adalah berfokus pada mempelajari
sifat interaksi yang merupakan kegiatan sosial dinamis manusia. Perspektif ini
memandang bahwa individu pada dasarnya bersifat aktif, reflektif, dan kreatif,
menafsirkan, serta menampilkan perilaku yang rumit dan juga sulit diramalkan.
Jadi, sederhananya, perspektif interaksi simbolik menolak gagasan yang menyebut
bahwa individu adalah organisme yang pasif, dengan perilaku yang ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan atau struktur yang ada di luar dirinya.
Individu adalah makhluk yang bersifat dinamis dan terus berubah. Karena individu
ini adalah unsur utama pembentuk masyarakat, maka ini artinya masyarakat pun
berubah melalui interaksi yang terjadi antar individu ini.
Kesimpulannya, interaksi inilah yang dianggap sebagai variable penting dalam
menentukan perilaku manusia, dan bukannya pada struktur masyarakat. Struktur
masyarakat sendiri dapat tercipta dan berubah dipegnaruhi oleh interaksi manusia.
3# KRITIK PENDEKATAN INTERAKSI SIMBOLIK
Teori Interaksi-Simbolik pun tidak lepas dari adanya kelemahan dan kritik. Adapun
kelamahan dari teori interaksi simbolik yang dapat dirangkum, sebagai berikut :
interaksionis terlalu memperhatikan kehidupan individu sehari-hari dan pembentukan
sosial dari dirinya. Akan tetapi, mereka cenderung mengabaikan struktur sosial.
Padahal, struktur sosial bagi individu adalah hal penting.
interaksi simbolik mengabaikan faktor-faktor psikologis seperti kebutuhan, motif, dan
niat, dan justru lebih memusatkan kajiannya pada tindakan, simbol serta interaksi.
Karenanya, perhatian dari para penganut teori ini pun tidak bisa terlalu mendalam.

Anda mungkin juga menyukai