Agenda Paparan
Pernyataan, Proposisi
Rumusan Masalah Tujuan atau Hipotesis
Penelitian Penelitian
Pendekatan
Riset
Riset Riset
Kualitatif/naturalis/non- positivism Kuantitatif/Saintifik/positivism
Riset Empiris
Studi kasus (Deskriptif dan
Action researh, riset preskriptif)
pustaka, dll
PENYAJIAN
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian yang perlu disajikan
(Riset Kuantitatif)
Ringkasan Hasil
Penelitian: Hasil Pengujian
Hipotesis, hasil Hipotesis Sesuai
pengujian, Model
interprestasi dan Empirisnya
pembahasan
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
• Memaparkan hasil pengujian asumsi klasik
tentang kelayakan variabel, model penelitian
dan data penelitian yang digunakan
Uji Normalitas data uji Kolmogorov- Hasil Sig. Uji Data terdistribusi
Smirnov Kolmogorov- normal
Smirnov > = 0,05
Uji Multikolinearitas Tolerance (T), VIF Jika T > 0,1 dan VIF Tidak terjadi
< 10 multikolinearitas
Deviation
VARIABEL
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Variabel B t Sig.
Misalnya:
Ha1 Gizi yang terjamin sejak kecil berpengaruh positif terhadap indeks
prestasi siswa.
Ha2 : Gizi yang kurang terjamin sejak anak-anak masih kecil
berpengaruh negatif terhadap tingkat prestasi mahasiswa
2. Dalam penelitian empiris yang menguji atau
menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel-
variabel tertentu yang secara regulasi/kebijakan
dan praktik diprediksikan berpengaruh
positif/negatif secara signifikan terhadap suatu
variabel dependen, fokus pembahasannya terutama
diarahkan pada nilai koefisien Beta () variabel dan
tingkat signifikansinya.
Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan
menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah
dari nilai koefisien (positif atau negatif) dan tingkat
signifikansinya.
Misalnya:
Ha1 Kenaikan dana bantuan sosial (Bansos) dan penanggulangan
kemiskinan berpengaruh positif secara signifikan menurunkan
jumlah penduduk miskin dan tingkat keparahan kemiskinan
3. Dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan
pembahasannya, yang harus dicermati peneliti adalah arah
(sign) dari nilai koefisien variabel (positif/negatif) dan level
signifikansinya. Suatu variabel penelitian dikatakan
berpengaruh signifikan apabila nilai p-value atau Sig.-nya
berada pada level 0,01, 0,05 atau 0,1. Apabila nilai Sig-nya
lebih besar dari level itu, maka tidak signifikan.
Salah kaprah:
1. Seringkali banyak peneliti tidak membaca besaran nilai koefisien variabel,
tapi langsung melihat nilai Sig dari variabel, sehingga kesimpulkan yang
diambil seringkali salah
2. Seringkali banyak peneliti menggunakan tolok ukur tingkat signifikansi
dengan = 0,05 atau 5%. Akibatnya, bila tingkat signifikansi variabel di
atas 0,05, misalnya, 0,06 maka dikatakan tidak signifikan. Akibatnya,
kesimpulan salah. Harus disadari bahwa = 0,05 merupakan level of
confidence atau tingkat keyakinan yang moderat terhadap data yang
digunakan dalam penelitian, bukan merupakan tolok ukur level signifikansi
(Sig.) variabel
4. Apabila hasil pengujian hipotesis ditolak atau
tidak didukung secara empiris, maka perlu
dicermati secara mendalam apakah terjadi
kekeliruan dalam:
Perumusan proposisi atau hipotesis
Penggunaan basis teoritis atau grand theory
Proses sampling dan normalitas data
Penggunaan variabel penelitian yang tidak tepat
Penggunaan instrumen penelitian yang tidak realiabel
Penggunaan model penelitian, alat uji serta tolok ukur pengujian
hipotesis yang tidak tepat
Ketidaktepatan peneliti dalam membaca dan menginterpretasikan
hasil penelitian
5. Penyajian dan pembahasan hasil
penelitian sangat tergantung pada: