Anda di halaman 1dari 50

PENGOAHAN LIMBAH INDUSTRI

KARAKTERISTIK ACTIVATED SLUDGE

Prof.Dr.Ir. Tri Widjaja, M.Eng.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS BISNIS & MANAJEMEN TEKNOLOGI (FBMT)


Semester Gasal 2019/2020
ACTIVATED SLUDGE/LUMPUR AKTIF
- Pengolahan limbah secara biologis yang
terjadi dengan reduksi kandungan bahan
organik menggunakan “jasa” mikroorganisme
- Mikroorganisme menjadi kunci keberhasilan
proses pengolahan, baik dari segi jenis,
pertumbuhan mikroorganisme dan laju
pertumbuhannya
KARATERISTIK ACTIVATED SLUDGE
1. Warna Sludge
2. Zone Settling Velocity
3. Volume of Settled Sludge (Sludge Volume Index/SVI)
4. Sludge Age (Umur Sludge)
5. F/M Ratio
6. MLSS/MLVSS
WARNA SLUDGE YANG SEHAT
•Berwarna coklat hingga kehitaman dan berbau khas tanah
•Supernatant berwarna jernih dengan tanpa sedikitpun
partikel floc
WARNA SLUDGE YANG BAIK

Supernatant
ZONE SETTLING VELOCITY (ZSV)
Representasi laju maksimum sedimentasi
Nilai ZSV berbanding lurus dengan kualitas
activated sludge
Ditunjukkan oleh slope dari bagian linear kurva
sedimentasi
KURVA SEDIMENTASI
KARATERISTIK SLUDGE BERDASARKAN NILAI ZSV

Tipe Sludge ZSV pada 3.5 g/L (m/h)


Well settling >3
Light/Moderate/Transisi 2-3
Bulking <1.2
SLUDGE VOLUME INDEX
(SVI)

SVI menunjukkan Tipe Sludge SVI ( mL/g )

kemampuan sludge Well Settling


Light (encer)
<100
100-200
untuk settling Bulking >200

Settled Sludge VolumeΤSample Volume setelah 30 menit, mLΤL 1,000 mg


SVI, mLΤg = x
Suspended Solids Concentration, mgΤL gram
PENGUKURAN SLUDGE VOLUME INDEX
SLUDGE AGE
Nama lain: Sludge (atau Solids) Retention Time (SRT),
Mean Cell Residence Time (MCRT)
Ukuran lama sludge berada di bawahaerasi

Suspended Solids di Tangki Aerasi


Sludge Age =
Rate Suspended Solids yang Masuk ke Tangki Aerasi
F/M RATIO
Rasio makanan (BOD) yang masuk ke sludge dan
mikroorganisme (MLVSS) di tangki aerasi
Setiap jenis proses activated sludge memiliki range nilai
F/M tertentu
MLSS/MLVSS
MLSS (Mixed Liqiuor Suspended Solids) mengandung sebagian
besar mikroorganisme yang bertugas untuk mengolah limbah
MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solids) jumlah dari
organik dan volatile solid tersuspensi
Sludge yang sehat memiliki nilai MLSS antara 1000-4000 mg/L
FILAMENTOUS BULKING AND
FOAMING
Filamentous Bulking and foaming
MIKROORGANISME BERFILAMEN
Bentuk panjang dan tipis
Membantu pembentukan flok (dalam
konsentrasi kecil)
Mengganggu pengendapan di secondary
clarifier (dalam konsentrasi besar)
Penyebab Filamentous Bulking dan Foaming
KARAKTERISTIK FILAMENTOUS BULKING
SVI tinggi
Gumpalan besar namun tidak dapat mengendap
Bila terdapat supernatant, biasanya jernih
Sifat settling dipengaruhi jenis mikroorganisme
filamen
ACTIVATED SLUDGE
Struktur Floc yang Baik Struktur Floc yang Buruk
Jumlah dan
panjang filamen
dihitung
menggunakan
mikroskop electron
oleh Palm.

Palm, J.C.; Jenkins, D.; and Parker, D.S.

HUBUNGAN SVI DENGAN PANJANG 1980. Relationship between organic


loading, dissolved oxygen concentration
and sludge settleability in the completely-

FILAMEN
mixed activated sludge process. Journal
of the Water Pollution Control Federation.
52(10):2484-2506.
PENYEBAB TUMBUHNYA BAKTERI BERFILAMEN
F/M ratio rendah (< 0,2-0,3)
DO rendah (< 2mg/L)
Defisiensi nutrisi (N dan P)
SVI tinggi (>150mL/g)
Kandungan sulfide, karbohidrat, dan asam lemak tinggi
JENIS FILAMEN
(MODEL CHIESA AND IRVINE)

• Fast Growing zoogleal (floc forming) bacteria


• Resisten terhadap kurangnya makanan
• Aktivitas metabolism berkurang pada DO rendah
• Slow growing starvation resistant filament
• Nilai afinitas substrat tinggi
• Nilai Ks rendah
• Fast growing starvation susceptible filament
• Afinitas untuk DO tinggi
• Resisten tehadap nilai DO yang rendah
JENIS FILAMEN
Tipe Filamen Kondisi yang Berkaitan
Yang umum:
Thiothrix II Busuk; kandungan nutrisi rendah (N)
Thiothrix I Busuk; Busuk; kandungan nutrisi rendah (N)
Nostocoida limicola II Busuk
Tipe 0914 Busuk
H. Hydrossis Oksigen terlarut rendah
Nostocoida limicola III Busuk, kandungan nutrisi rendah (P)
Tipe 1851 Organik Loading rendah (F/M rendah)
Tipe 1701 Oksigen terlarut rendah
Tipe 021N Busuk; kandungan nutrisi rendah (N)
JENIS FILAMEN
Tipe Filamen Kondisi yang Berkaitan
Kurang Umum:
Tipe 0092 Busuk
Tipe 0411 Busuk
Tipe 0675 Organik Loading rendah (F/M rendah)
Sphaerotilus natans Oksigen terlarut rendah
Tipe 0041 Organik Loading rendah (F/M rendah)
Tipe 0581 Busuk
Tipe 0803 Organik Loading rendah (F/M rendah)
Tipe 0211 Busuk
PENYELESAIAN JANGKA PENDEK
Membantu settling (pengendapan) pada secondary clarifier dengan:
• Polymer
• Lime
• Ferric Chloride
Menambah Toxic Agents (untuk membunuh bakteri penyebab Bulking)
 Zat Oksidan (klorin/hipoklorit, peroksida)
2 – 10 lb Cl2 /hari/1000 lb MLSS
 pH shock (penambahan zat asam)
Mengatur debit RAS (Sludge juggling)
PENYELESAIAN JANGKA PANJANG
Menghilangkan penyebabnya
Mengatur DO, F/M ratio, septisitas, nutrisi
Low F/M Problems : Bisa dilakukan dengan meningkatkan rasio F/M (M yang
dinaikkan), misal menggunakan selektor. Selektor adalah bak pencampuran antara
RAS dengan aliran limbah masuk (sebelum masuk bak aerasi). Kegunaan selektor
adalah untuk menciptakan suatu kondisi dimana menumbuhkan bakteri pembentuk
tetapi mencegah pertumbuhan filamen.

Nutrient Deficiency: Diukur kadar TIN (total Inorganic Nitrogen, minimal 1 mg/L)
dan kadar ortho-phosporus (minimal 0,5-1 mg/L). Penambahan nutrien ini
disesuaikan dengan kadar BOD yang ada dalam air limbah.
PENYELESAIAN JANGKA PANJANG
Low Dissolved Oxygen Problem: Pada bak aerasi, kadar DO yang diberikan ke limbah
dinaikkan konsentrasinya. Bisa juga dengan menurunkan rasio F/M, baik dengan
meningkatkan MLSS atau dengan meningkatkan RAS.

Wastewater Septicity and Organic Acids: Aliran limbah yang masuk (pra-aerasi) bisa
diberi bahan kimia oksidator (misal chlorine) atau presipitat kimia (ferric chloride). Bila
kadar septisitas tidak bisa diturunkan, maka model bak aerasi bisa diubah (bisa step-
aeration atau mixed-aeration) untuk meminimalisir kontak antara biomasa dengan
bahan septisitas.
FILAMENTOUS FOAMING
FILAMENTOUS FOAMING
Masalah Penyebab Aksi Korektif
Foam tebal berminyak berwarna Organisme berfilamen Meningkatkan laju WAS (tidak lebih dari 10%
gelap menutupi permukaan (Nocardia, M. parvicella) per hari) untuk mengurangi MCRT.
aeration basin dan terbawa Pengendalian filament normal dengan klorin
hingga clarifier atau peroksida harus menyertakan treatment
(di semprotan air) dan penghilangan buih di
permukaan. Periksa MLVSS dan F/M ratio
untuk optimasi parameter proses.

Foam berbusa berwarna coklat a) Kondisi anaerob di a) Periksa tingkat DO di basin, dan tingkatkan
gelap (hampir hitam) dengan aeration basin aerasi/pencampuran. Mengurangi organic
bau busuk atau asam. Mixed b) Limbah mengandung loading jika dimungkinkan.
liquor juga berwarna coklat pewarna atau tinta b) Periksa ulang strategi pre-treatment
gelap ke hitam
Foam berwarna coklat muda Ini merupakan tanda dari
dalam jumlah rendah proses yang berjalan
dengan baik.
FILAMENTOUS FOAMING
Masalah Penyebab Aksi Korektif
Foam putih, kaku, a) Shock akibat start up atau BOD a) Meningkatkan RAS atau menurunkan WAS.
mengepul atau berbuih tinggi sehingga F/M menjadi tinggi Pertahankan DO level (1-3 mg/L)
yang melingkupi sebagian dan MCRT rendah b) Mengurangi wasting dan mengatur RAS hingga
besar atau seluruh b) Wasting yang berlebihan atau kondisi normal. Mengalihkan aliran yang
aeration basin hydraulic washout berlebih ke collection basin untuk treatment
c) Limbah beracun atau temperature selanjutnya. Menambah hydraulic equalization
shock basin.
d) RAS terlalu rendah c) Membentuk kembali organisme activated
e) Lemak dairy, deterjen atau bahan sludge. Melakukan bioaugmentasi.
foaming lain berlebih Mengembalikan suhu normal atau mengatur
kondisi MCRT.
d) Mengatur ulang laju RAS
e) Pre-treatment dengan anti-foam atau DAF.
Menghilangkan minyak. Mempertimbangkan
bioaugmentasi untuk mendegradasi limbah
secara agresiif
FILAMENTOUS FOAMING
Masalah Penyebab Aksi Korektif
Foam mengkilat, tipis, coklat Aeration basin menuju ke kondisi Meningkatkan WAS hingga
gelap di sebagian besar under loaded (F/M rendah) proses kembali ke parameter
permukaan aeration basin karena kurang sludge wasting kontrol normal dan hanya sedikit
foam coklat muda yang tersisa.
Cek MLVSS, F/M dan MCRT untuk
dioptimalkan.
Foam tebal berminyak berwarna Aeration basin secara kritis under Meningkatkan WAS hingga
coklat gelap melingkupi hamper loaded (terlalu banyak solid) kelebihan solid terbuang dari
seluruh permukaan aeration sistem dan mencapai
basin kesetimbangan. Cek MLVSS, F/M
dan MCRT untuk dioptimalkan.
PENANGANAN FILAMENTOUS FOAMING
Metode Non-spesifik
Metode Spesifik
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
Pengaturan operasional ( menurunkan MCRT)
Penambahan Struktur ( Penggunaan Selector)
Pengaturan konsentrasi DO pada pre-oxidation reactor
Pengukuran non spesifik – aplikasi steam
Skimming system
Penggunaan Water Sprays
Pump Inlet system
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• PENGATURAN OPERASIONAL (MENURUNKAN MCRT)
Penurunan pada MCRT (Mean Cell Residence Time) adalah salah satu
metode paling efektif untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme
filamentous (M.Parvicella).

Pengaturan operasional pada MCRT berbeda-beda, tergantung pada


jenis mikroorganisme yang ditangani.
M.Parvicella  Penurunan MCRT 8-10 hari
Nocardia  Penurunan MCRT <3hari
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• PENAMBAHAN STRUKTUR (PENGGUNAAN SELEKTOR)
Selektor adalah tangki berpengaduk dimana RAS dan limbah masuk (Influent)
dicampur sebelum diteruskan ke tangki aerasi. Kegunaan selektor adalah untuk
menciptakan suatu kondisi dimana menumbuhkan bakteri pembentuk tetapi
mencegah pertumbuhan filamen.
Mekanisme selektor adalah dengan menseleksi organisme pembentuk flok dengan
mikroorganisme penyebab foam.
Selektor dibagi atas 3:
• Selektor Anoksi
• Selektor Aerobic
• Selektor Anaerobic
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• Selektor Anoksi
Pada keadaan tanpa oksigen (O2) dimana nitrat sebagai
pengganti oksigen dalam akseptor elektron.
• Selektor Aerob
Memanfaatkan Oksigen sebagai akseptor elektron.
• Selektor Anaerob
Kondisi dimana tidak adanya zat kimia yang terlarut maupun
berikatan dengan unsur O .
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• PENGATURAN KONSENTRASI DO
Menurunnya konsentrasi DO dapat memicu tumbuhnya bakteri
penyebab foaming maupun bulking.

Penambahan sejumlah konstrasi DO dapat dilakukan dengan


melakukan injeksi pada bagian tangki Aerasi dengan
menggunakan Blower.
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• PENGATURAN KONSENTRASI DO
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• PENGUKURAN NON-SPESIFIK (APLIKASI STEAM)

Hoyle et al., 2006


PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• SKIMMING SYSTEM
Sistem Skimming merupakan salah satu bagian dari proses Activated
Sludge sehingga lapisan foam yang terbentuk di bagian atas tangki
aerasi dapat dipisahkan.

Semua benda terapung dapat dipisahkan dengan sistem skimming.

Pemisahan dengan sistem skimming hanya efektif apabila foam yang


terbentuk memiliki ketebalan tidak lebih dari 3cm.
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• SKIMMING SYSTEM
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• PENGGUNAAN WATER SPRAYS (SURFACE OVERFLOWS)
Menyemprotkan sejumlah air ke dalam tangki aerasi dari bagian
bawah hingga overflow dan dilakukan skimming untuk membuang foam
yang terbentuk di bagian atas liquid.
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• PUMP INLET SYSTEM
Pompa digunakan untuk memindahkan sejumlah material yang
terdapat di permukaan liquid dan meneruskannya ke tangki
pembuangan.

Desain dari pompa harus terintegrasi dengan peralatan pengendalian


pompa, dimana pompa harus dapat memindahkan benda terapung
(floating material), dan mencegah terbentuknya vortex.
PENANGANAN SECARA NON-SPESIFIK
• PUMP INLET SYSTEM
PENANGANAN SECARA SPESIFIK
• PENGGUNAAN BAHAN KIMIA ( CHEMICAL METHODS)
Penggunaan bahan kimia pada pengendalian foaming bertujuan untuk
membunuh sejumlah mikroorganisme penyebab foaming.

Penggunaan dosis bahan kimia haruslah tepat dimana dosis bahan


kimia tersebut hanya dapat membunuh mikroorganisme penyebab
foaming tanpa membunuh mikroorganisme penyebab flok.

Penggunaan bahan kimia tidak ada yang mencapai efektivitas 100%.


PENANGANAN SECARA SPESIFIK
• JENIS BAHAN KIMIA YANG SERING DIGUNAKAN
PENANGANAN SECARA SPESIFIK
• KEKURANGAN METODE KIMIAWI
• Naiknya kelarutan COD karena chlorination treatment
• Meningkatnya yield Trihalomethanes (THM) ketika raw water bereaksi
dengan Chlorine
• Tingginya Chlorine dapat mempengaruhi kinerja bakteri autotrophic
dan heterotrophic
• Penggunaan dosis kimia seperti NaClO dan (SO4)3Al2 tidak efektif
untuk pengendalian jangka pendek.
• Tidak Efektif untuk pengendalian Nocardia
• Susah dalam menentukan dosis bahan kimia
PENANGANAN SECARA SPESIFIK
• SECARA MIKROBIOLOGIS
Dilakukan dengan cara menurunkan jumlah sel mycolata dengan
fase litik. Bakteriofag berkembang biak di dalam sel bakteri dan
menyebabkan lisis (hancurnya dinding sel bakteri).

Sangat efektif karena hanya merusak mikroorganisme penyebab


foaming tanpa mempengaruhi kinerja mikroorganisme pembentuk
flok.
Masih dalam skala laboratorium, untuk skala industri masih belum
dapat diaplikasikan.
PENANGANAN SECARA SPESIFIK
• SECARA MIKROBIOLOGIS

Anda mungkin juga menyukai