Anda di halaman 1dari 25

PERILAKU SPASIAL

PENGGUNA KOSTAN
Aisyah Rahmania (1405394)
Diaz Hamda A (1702772)
Firhan Luthfia
Kintan Setiawati (1700328)
Perilaku spasial adalah “perilaku
individu yang berhubungan dengan
jarak dalam interaksi baik secara fisik
maupun psikologis. Perilaku spasial
adalah bagaimana orang
menggunakan tatanan dalam
lingkungannya. Perilaku spasial
berhubungan dengan ruang pribadi
dan territorial ”

-sumber prezi by evi febrian -

2
LATAR BELAKANG
Rumah kos atau sering juga disebut dengan kos-kosan merupakan salasatu kebutuhan bagi para mahasiswa yang
sedang menempuh ilmu di daerah lain dari luar kampung halaman, dan rumah kos merupakan kebutuhan utama. Pada
umumnya mahasiswa yang memiliki prekonomian tinggi akan tinggal di sebuah apartemen atau guest house atau hotel,
namun bagi mahasiswa yang memiliki kondisi ekonomi menengah kebawah, biasanya akan tinggal di sebuh kamar
tinggal yang biasanya di sebut dengan rumah kos, atau sering juga di sebut dengan kos-kosan.

Dalam proses desain kosan kendala utama yang dihadapi adalah biaya yang harus ditekan serendah mungkin
namun tetap memberikan akomodasi yang memadai. Dengan kata lain, bagaimana menciptakan ukuran-ukuran ruang
yang minimum, bagaimana mengoptimalkan penggunaan ruang, dan bagaimana membuat denah-denah perencanaan
yang sederhana dan mudah dibangun. Pendekatan ini menghasilkan lingkungan hunian yang mempunyai karakteristik
khas yaitu kepadatan tinggi, ruangan-ruangan terbatas, dan kedekatan fisik antar bangunan kostan yang sangat ketat
secara horisontal maupun vertikal.

Kostan bagi mahasiswa, pada hakekatnya mempunyai tiga makna yaitu: menyediakan perlindungan fisik bagi
keluarga, wadah bagi kegiatan-kegiatan keluarga, dan perlindungan psikologis terhadap tekanan-tekanan dari dunia
luar.

Dengan kondisi lingkungan fisik demikian dan perhatian khusus pada aspek psikologis tersebut, studi ini
menelaah secara khusus tentang perilaku spasial penghuni kosan. Perilaku spasial merupakan kegiatan penggunaan
ruang di sekitar individu untuk mengatur interaksi social. Perilaku spasial yang penting bagi desain perumahan adalah
privasi, ruang pribadi (personal space), teritorialitas, dan kesesakan.

3
IDENTIFIKASI
MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dianalisis identifikasi
masalahnya meliputi:
❑ Ukuran ruang kos-kostan minimum dan terkadang ada yang tidak
sesuai dengan standar sehingga penggunaan ruang tidak optimal
❑ Terjadinya Kepadatan Penduduk yang tinggi di area kos-kostan
❑ Fasilitas yang disediakan terbatas
❑ Jarangnya interaksi yang terjadi

4
TUJUAN
PENELITIAN
1. Untuk mengetahui perbedaan individu dan desain fisik apa
saja yang berpengaruh pada privasi
2. Untuk mengetahui perilaku ruang pribadi, teritorialitas, dan
perilaku lainnya dari penghuni kostan untuk mencapai privasi
harapan
3. Untuk mengetahui interaksi social yang terjadi antara
penghuni kostan

5
KAJIAN LITERATUR
1. Definisi Kostan
2. Fungsi Kostan
3. Definisi Perilaku
4. Definisi Perilaku Spasial
5. Teritorialitas
6. Interaksi Sosial

6
METODE PENELITIAN
❏ PENDEKATAN PENELITIAN
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami perilaku-perilaku penghuni kostan
serta interaksi yang terjadi.

❏ OBJEK PENELITIAN
Objek yang diteliti merupakan kostan (tempat hunian Mahasiswa). Dengan beberapa
jenis kostan yang berbeda yaitu kostan khusus Putri, Putra, dan Campuran. Objek
ini dipilih karena maraknya pembangunan kostan yang cukup signifikan.

7
❏ WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada tanggal 19 November 2019, dan 26 November 2019.

❏ TEKNIK PENGAMBILAN DATA


teknik pengambilan data itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yang bertanggung jawab
untuk masing-masing jenis kostan. Adapun cara melakukan wawancara Langsung
kepada penghuni kostan dan pengamatan visual.

❏ TEKNIK ANALISIS
Data di analisis berdasarkan teori-teori tentang interaksi social, kebutuhan ruang pribadi
(personal space), serta teritorialitas yang tercipta karena kebutuhan ruang pribadi.

8
DATA
KOST KHUSUS PUTRI
Lokasi penelitian berada di Kost Putri No. 7d di
Gg. Albarkah Jalan Gegerkalong Girang. Berdiri diatas
lahan 130 m2,, dengan jumlah lantai sebanyak 2 lantai.
Kostan 7d ini memiliki 13 kamar tidur sewa), dan
beberapa ruang komunal antara lain : dapur, kamar
mandi umum, dan ruang tamu. Selain itu Kostan 7d
juga dilengkapi dengan beberapa ruang tambahan
seperti parkir motor, teras, ruang jemur, dan selasar.

9
R. Komunal
Sirkulasi

DENAH LT 1 DENAH LT 2
10
RUANG
KOMUNAL

11
ANALISIS
 Pada penelitian yang dilakukan di kost khusus putri ini, antar penghuni jarang
berinteraksi hanya sekedar menyapa saja tidak ada interaksi yang cukup intim
antar penghuni. Penyebabnya adalah perbedaan jurusan kuliah dan umur.
Sehingga penghuni lebih sering membawa tamu dari luar untuk berinteraksi.
 Jejak jejak teritori pun terlihat di dapur dengan keberadaan kotak-kotak
makanan yang sengaja dipisahkan sesuai dengan pemiliknya. Selain itu
penggunaan selasar pun mengalami perubahan fungsi yakni selain sebagai
sirkulasi tetapi sebagai peletakkan barang-barang pribadi, yaitu: rak sepatu.
 Pada kost khusus putri ini personal space atau ruang pribadi yang dimiliki tiap
penghuni cukup besar sehingga menciptakan batas-batas wilayah pribadi atau
teritori yang banyak di area ruang komunal.

12
13
DATA
KOST KHUSUS PUTRA
Lokasi penelitian berada di Kostan Milik Bidan Indarwati No.
78A di Gg. Jalan Gegerkalong Girang. Berdiri diatas lahan seluas
191 m2 ,, dengan jumlah lantai sebanyak 3 lantai hunian dan 1
lantai jemuran. Kostan ini memiliki 35 kamar tidur sewa dengan
KM/WC di dalam setiap kamar. Selain itu Kostan ini juga
dilengkapi dengan beberapa ruang tambahan seperti Area parkir
motor, dan Area jemur.

14
DENAH LT 1 DENAH LT 2 & 3 DENAH LT 4

15
PARKIR, DAN SIRKULASI
16
ANALISIS

❑ Pada Kostan Khusus Putra, interaksi sosial antar penghuni jarang terjadi hal ini
dikarenakan tidak tersedianya ruang komunal sebagai tempat berkumpul.
selain itu ada perbedaan individu dan jadwal kuliah sehingga menyebabkan
sesama penghuni jarang bertemu.
❑ Dari segi teritori, di dalam kostan ini terdapat jejak teritori yaitu penempatan rak
sepatu dan jemuran kecil di ruang sirkulasi/koridor.
❑ Situasi kondusif tercipta saat melakukan kegiatan belajar individu, hal ini
terpengaruh oleh keakustikan tiap ruang tidur sehingga suara dari penghuni
lain tidak terlalu terdengar.

17
DATA
KOST CAMPURAN
Lokasi penelitian berada di Kost Campuran, Jl.
Gegerkalong Girang No.13 Gegerkalong. Berdiri diatas lahan
seluas 260 m2,, dengan jumlah lantai sebanyak 1 lantai.
Kostan Campuran ini memiliki 9 kamar tidur sewa, dan juga
dilengkapi dengan beberapa ruang tambahan seperti parkir
motor, teras, dan ruang jemur, serta dapur di dalam salah
satu kamar kostan.

18
Sirkulasi & Ruang
Publik

19
RUANG PUBLIK

20
ANALISIS
❑ kost campuran ini, jarang terjadi interaksi, rata-rata hanya sekedar bertegur-
sapa saja. Penyebabnya karena jadwal para penghuni di kostan campuran
berbeda-beda dan jarang berada di kostan, serta tidak adanya ruang komunal
yang baik untuk berkumpul sesama para penghuni. Lalu adanya perbedaan
gender yang juga menjadi jarak antar sesama penghuni.
❑ Kostan campuran ini memiliki bentuk denah kamar yang langsung berhadapan
dengan wilayah outdoor/publik. Wilayah teritori para penghuni rata-rata
ditandai dengan penempatan jemuran pada ruang depan kamar para
penghuni. Dan beberapa penghuni yang menyimpan kendaraan pribadi (motor)
langsung pada depan kamar penghuni

21
22
KESIMPULAN
❑ Proses interaksi manusia tercipta tidak hanya karena keinginan
pengguna untuk menciptakan keadaan yang diinginkannya,
melainkan karena keadaan ruang yang menunjang untuk
terciptanya keadaan tersebut. Contoh: tidak adanya ruang komunal
pada bangunan kost menyebabkan jarangnya terjadi proses interaksi antar
penghuni sehingga penghuni hanya melakukan aktivitas di dalam kamarnya
saja. Berbeda dengan bangunan kost yang memiliki ruang komunal, jika
salah seorang penghuni menggunakan ruang komunal dan ada penghuni
lain yang sedang menggunakan ruang tersebut, maka mau tidak mau harus
melakukan proses interaksi social.

23
KESIMPULAN
❑ Identitas social seperti kepribadian, pekerjaan, umur,
dan jenis kelamin mempengaruhi dalam proses
interaksi manusia. Karena manusia cenderung lebih
nyaman melakukan komunikasi dengan seseorang
yang memiliki identitas social yang sama.

24
KESIMPULAN
❑ Upaya klaim atas ruang publik yang dilakukan oleh penghuni
dipengaruhi oleh kebutuhan ruang penghuni. Pola
pembentukan teritori penghuni didasari atas keinginan
pribadi akan pengakuan dan citra diri dalam kepemilikan dan
personalisasi ruang. Contoh: Kebutuhan ruang penghuni yang terjadi di
kost khusus putri cenderung lebih besar daripada kost putra maupun
campuran hal ini ditandai dengan banyaknya peletakkan barang-barang
pribadi yang diletakkan berkelompok sesuai pemiliknya di setiap ruang
public atau komunal, serta adapun gerak tubuh dan batas fisik yang
menandakan batas kepemilikan penghuni.

25

Anda mungkin juga menyukai