Anda di halaman 1dari 12

Rumah Potong Hewan

Pengertian Rumah Potong Hewan


Rumah Pemotongan Hewan adalah kompleks bangunan dengan
desain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis
dan higienes tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong
hewan potong selain unggas bagi konsumsi masyarakat.
Rumah potong hewan (RPH) adalah kompleks bangunan
dengan desain dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan
teknis dan higienis tertentu, yang digunakan sebagai tempat
memotong hewan potong selain unggas bagi konsumsi masyarakat.
Unit Penanganan Daging (meat cutting plant) adalah suatu
bangunan atau kompleks bangunan dengan desain dan syarat
tertentu yang digunakan sebagai tempat untuk melakukan
pembagian karkas, pemisahan daging dari tulang, dan pemotongan
daging sesuai topografi karkas untuk menghasilkan daging untuk
konsumsi masyarakat umum.
Gambaran Umum Rumah Pemotongan
Hewan (RPH)
Berdasarkan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 75
Tahun 2005 Tentang Pembentukan Organisasidan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Rumah Potong Hewan Ternak Sapi
pada Dinas Urusan Pangan Kota Pontianak dan diperbaharui
dengan peraturan Walikota Nomor 65 Tahun 2008 tentang
susunan organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pontianak, maka
UPTD RPH Ternak sapi mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan tugas dinas dibidang pelayanan
pengawasan pemotongan hewan dan ketentuan pemotongan
hewan serta kesehatan masyarakat veteriner untuk
menghasilkan produk daging yang aman, sehat, utuh dan
halal (ASUH). Untuk itu maka di pandang perlu untuk
mengatur pemanfaatan Rumah Potong hewan (RPH) milik
pemerintah Kota Pontianak, serta mengatur tarif retribusi.
Sejarah Rumah Potong Hewan di
Pontianak

Rumah Potong Hewan (RPH) Ternak Sapi merupakan


satu-satunya Rumah Potong Hewan dari sepuluh
Provinsi yang telah diresmikan oleh Bapak Menteri
Pertanian Republik Indonesia pada tanggal 21 Juni
2002 yang menempati lahan Pemda Kota Pontianak
seluas 2 Ha.
Lokasi dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH)

Rumah Potong Hewan (RPH) ternak sapi terletak di Nipah


Kuning Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Provinsi
Kalimantan Barat.
Pembangunan RPH ini didanai oleh dana pinjaman dari pihak
Pemerintah Jepang melalui SPL-OECF/JBICINP-23.
Pembangunannya dimulai pada bulan November 2000 dan selesai
pada bulan Agustus 2001 yang fisiknya terdiri atas bangunan RPH,
kandang karantina, kolam limbah, kantor, satu unit rumah tipe 72
dan dua rumah tipe 36, mushola, bengkel dan garasi, instalasi air,
generator genset, satu unit kendaraan pengangkut ternak sapi, dan
dua unit sepeda motor.
Sumber Daya Manusia ( SDM) Rumah
Pemotongan Hewan

a. Kepala UPTD
b. Dokter Hewan
c. Pengelola Limbah
d. Administrasi
e. Tukang Potong yang dibawa pemilik hewan
Struktur Organisasi Rumah Potong
Hewan
Kepala UPTD
RPH Ternak
Jabatan
Fungsional
Kasubbag
Tata Usaha
Jabatan
Fungsional
Visi dan Misi Rumah Potong Hewan
Pontianak

Visi
Pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan
sejahtera, kualitas pangan terjamin dan
kelestarian lingkungan terjaga.
Misi
1. Meningkatkan pelayanan administrasi, akuntabilitas kinerja dan keuangan serta
profesionalisme sumber daya aparatur.
2. Mewujudkan ketersediaan produksi dan mutu hasil pertanian yang
berkelanjutan.
3. Mewujudkan ketersediaan bahan pangan hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan
Halal (ASUH) bagi masyarakat dan meningkatkan kesehatan hewan.
4. Mewujudkan kelestarian lingkungan dan tertib administrasi peredaran hasil
hutan.
5. Mewujudkan peningkatan produksi dan hasil perikanan yang berdaya saing dan
berwawasan lingkungan.
6. Menyelenggarakan tata kelola UPTD yang profesional guna mewujudkan
pelayanan publik yang optimal.
Administrasi Keuangan keuangan RPH
Pontianak
Pengelolaan limbah RPH Ternak Sapi Kota Pontianak
menggunakan anggaran yang berasal dari daerah. Ketersediaan
dana pengelolaan limbah belum dialokasikan secara khusus, masih
menjadi satu dalam anggaran pemeliharaan rutin sarana dan
prasarana RPH. Sampai saat ini pengelolaan limbah RPH masih
menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak RPH.
Di RPH Ternak Sapi Kota Pontianak dikenakan biaya pemotongan
sebesar biaya Rp 50.000 per ekor
Pengelolaan Limbah di RPH Pontianak

Limbah padat yang dihasilkan pada aktivitas RPH tersebut


diproses dengan cara dikeringkan. Pengeringan limbah padat dapat
dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan dihamparkan
langsung dibawah sinar matahari, dan cara kedua diberi atap untuk
melindungi dari sinar matahari. Pengolahan limbah padat RPH
menggunakan metode pertama, yaitu pengeringan langsung dibawah
sinar matahari. Efek dari pengeringan langsung dibawah sinar
matahari adalah mobilitas bau yang terbawa angin. Untuk
menanggulanginya dilakukan penanaman pohon sebagai penghasil
oksigen dan menyerap bau di udara. Saat hujan, rembesan air hujan
dari tumpukan limbah padat akan termobilisasi ke bak ekualisasi.
Sidengan efisiensi penurunan BOD 93,98% , COD 88,54% dan TSS
86.38% . Sistem tersebut merupakan gabungan dari proses aerob dan
anaerob yang menggunakan aerasi manual atau tanpa aerator buatan.
Proses aerob terjadi pada setengah dari kedalaman kolam yang
mendapatkan pasokan udara , sedangkan proses anaerob terjadi pada
setengah kedalaman kolam selanjutnya yang pasokan udaranya kurang.
Didalam kolam tersebut juga ditambahkan EM4 sebagai makanan bakteri
yang akan stem pengolahan limbah yang digunakan di RPH menggunakan
sistem biologis menabah jumlah bakteri di limbah.

Debit air pada IPAL sebesar 450 liter/jam, operasionalnya


dilakukan sekitar 4-6 jam sehari. IPAL yang terdapat di RPH terdiri
dari bak pengumpul atau ekualisasi, bak pengering lumpur atau
sedimentasi, kolam biologis 1 dan kolam biologis 2. Untuk mengatur
tinggi muka air menggunakan adjuster manual disesuaikan dengan
aktivitas IPAL dan tinggi muka air sungai kapuas. Setiap bulan diambil
sampel dan tiap 3 bulan dilaporkan ke BLH Kota Pontianak

Anda mungkin juga menyukai