Anda di halaman 1dari 25

 Kemajuan dalam artropasti sendi kecil

merubah cara perawatan pada pasien dengan


trauma, artritis, kaku, dan tidak stabilnya
sendi Metacarpophalangeal (MCP) dan
Interphalangeal (IP)
 Replacement total sendi awalnya
dikembangkan oleh Brannon dan Klein
(1959) menggunakan prostesis metal
 Follow up pada 1961 didapatkan implan yang
longgar dan menyebabkan fraktur, kemudian
dimodifikasi untuk meningkatkan kestabilan
berputar
 Hal ini juga menimbulkan beberapa
komplikasi termasuk erosi tulang dan
penumpukan debris metal
 Berdasarkan hasil tersebut, maka masih
dibutuhkan peningkatan material implan dan
teknik pemasangan, pembaruan pilihan untuk
rekonstruksi autologous, dan mengopimalkan
manajemen pasien setelah artroplasti

 Tujuan review ini untuk mendeskripsikan


status sekarang, perkembangan yang sedang
berlanjut, dan masa depan artroplasti sendi
kecil
 Artroplasti Implan Silikon
 Artroplasti Implan Metal
 Artroplasti Implan Pyocarbon
 Artroplasti Autologous Sendi Kecil
 Swanson mengantar era modern artroplasti sendi kecil
dengan perkembangan spacer silikon (1966).
 Batang implan constrained Swanson dirancang sebagai piston
di dalam tulang yang meningkatkan gerakan
 Constrained implan memungkinkan gerakan pada aksis rotasi
(contoh sendi engsel)
 Sedang non Constrained implan memungkinkan gerak bebas,
dibatasi oleh ligamen
 Grommet logam ditambahkan (1985) untuk menangkal
erosi tulang dan farktur implan
 Swanson mempublikasikan serial data (1972) yang
menunjukkan peningkatan ROM sebanyak 35o pada sendi PIP
namun pada studi yang lebih besar, hanya meningkatkan 10o
dari ROM sendi PIP, dan berkurangnya nyeri pada 70% - 98%
pasien

 Untuk sendi MCP menunjukkan data yang stabil yaitu


meningkatkan sebesar 15o ROM dari sendi MCP
 Profil komplikasi implan silikon (chan 2013) menunjukkan:

◦ Implan tenggelam di tulang pada 8% pasien artroplasti silikon


sendi PIP
◦ Sklerosis di sekitar sendi sebanyak 43% -78% disertai dengan
menurunnya ROM dan resorpsi tulang
◦ Fraktur implan PIP terjadi 5% - 30% setelah 25 tahun follow up
sedang pada sendi MCP sekitar 63% setelah 14 tahun
◦ Sinovitis dan pembentukan granuloma ada, namun jarang, yaitu
hanya 0,1%
 Linscheid dan Dobyn (1979) mendesain cobalt-chrome komponen
proksimal dan high molecular weight polyethylene (HMWPE)
komponen distal permukaan sendi PIP

 Untuk meningkatkan fungsi artikulasi fisiologis, kestabilan,mereka


melakukan minimal bony resection lalu meningkatkan
osseointegration dengan spray elektrotermal dengan titanium pada
proksimal komponen batang kemudian dikenal sekarang PIP-SRA
(Surface Replacement Arthroplasty)
 Setelah follow up 4,5 tahun, PIP-SRA menurunkan rasa nyeri pada
86,1% pasien dengan peningkatan 12o ROM
 Studi lain menunjukkan penurunan rasa nyeri namun hanya
meningkatkan 1o ROM, ada yang menunjukkan pengurangan 2o
setelah 3 tahun follow up
 Studi oleh Stoecklein menunjukkan peningkatan ROM sebesar 27o
menggunakan volar approach
 Penggunaan semen tidak disarankan karena pada operasi revisional
akan sulit sekali dan panas yang dikeluarkan bisa menimbulkan efek
negatif pada tulang dan jaringan lunak
 Pyocarbon merupakan materi sintetik dari
pyrolisis dari gas hidrokarbon
 Implan terdiri dari lapisan inti grafit melalui
deposisi uap kimia dengan karbon pyrolitik
yang menjadikannya stabil dan biokompatibel
dengan penambahan tungsten agar tampak
pada radiograf
 Hasil operasi bervariasi, ada yang menunjukkan pengurangan ROM
sebanyak 7o pada 10 tahun follow up pada sendi PIP
 Ada peningkatan ROM 10o pada MCP setelah 58 bulan
 Adanya peningkatan kekuatan genggaman dan peningkatan
performa bekerja
 Komplikasi terjadi lebih banyak pada artroplasti pyrocarbon, adanya
17% dislokasi 33% subsidence yang semuanya tidak ditemukan pada
implan silikon
 Drake dan segalman menunjukkan ada
populasi yang memiliki keuntungan dari
proseur ini:
 Pasien muda dengan artritis post trauma,
tidak ada deformitas angular, dan cakupan
jaringan lunak yang cukup
 Autologus merupakan biokompatibel komplit
 Potensial untuk vaskularisasi langsung dan pertumbuhan
selanjutnya, dan memberikan keuntungan rekonstruksi komposit
 Transfer sendi non vaskuler dilakukan oleh Goebell (1913), karena
adanya nekrosis kartilago, indikasi teknik ini menjadi sangat
terbatas
 Transer sendi tervaskularisasi dilakukan oleh Buncke (1967) yang
menunjukkan adanya maintenance kartilago hyalin dan pengawetan
ruang sendi
 Teknik ini viabel untuk pasien trauma dengan tulang imatur
 Teknik ini juga viabel untuk dewasa dengan kontraindikasi prostetik,
inadekuat suport kapsuloligamen, defisit tulang yang besar, atau
gagalnya total prostetik sendi dengan defisit tulang
 Biasanya, ibu jari kaki sendi PIP untuk
rekonstruksi sendi jari tangan MCP
 Review sistematik oleh Suitieri dan Chung (2008)
menunjukkan perbandingan usia yaitu transfer sendi
tervaskularisasi rata-rata usia 22 th, silikon 37 th, dan
pyokarbon 39 tahun

 Transfer sendi tervaskularisasi menunjukkan ROM paling


sedikit yaitu 37o, sedang silikon 44o dan pyokarbon 43o
 Karena terbatasnya peningkatan ROM, resiko prosedur mayor
mikrosurgikal menyebabkan tingginya angka komplikasi
hingga 29%, membutuhkan operasi sekunder >50%
 Design tidak anatomis
 Kurangnya biokompatibel atau
osseointegration
 Komplikasi untuk dilakukannya operasi revisi
 Ketidakpuasan ROM tanpa nyeri
 Design berkembang diganti dengan implan pengganti permukaan dengan minimal
konstrain
 Biokompabilitas yang bioresorbable yaitu implan poly-L/D-lactide yang sedang
dikembangkan untuk artroplasti sendi kecil, meski ROM dan pengurangan nyeri mirip
dengan implan swanson, implan baru ini tidak memiliki resiko fraktur implan, reaksi
benda asing, dan osteolisis periimplan
 Adanya usaha untuk meningkatkan kekuatan
pada artroplasti sendi besar, yaiu
penggunaan Vit E pada permukaan material,
penggunaan lapisan “diamond-like” karbon
dan titanium, dan penambahan bantalan
(seperti polyurehtane, hydrogel)
 Peningkatan osseointegrasi saat ini paling
mungkin dengan implan metal-HMWPE
 Batasan-batasaan saat ini akan memunculkan revolusi
bioteknologi
 Peneliti mengembangkan teknik untuk stimulasi regenerasi
artikuler kartilago ia injeksi
 Injeksi intraartikular stem sel sudah dilakukan pada model
hewan untuk menstimulasi resurfacing pada artritis sendi
besar
 Meski teknologi ini belum tersedia untuk manusia,
diharapkan suatu saat akan menjadi terapi spesifik untuk
manusia

Anda mungkin juga menyukai