Anda di halaman 1dari 18

XII.

PERDAGANGAN
INTERNATIONAL
12.1. Keuntungan Perdagangan
Internasional
 Dengan perdagangan, masing-masing negara dapat
mengatasi keterbatasan kepemilikan teknologi dan
sumber daya yang dimiliki masing-masing negara.
 Keuntungan dari perdagangan adalah kemungkinan di
mana suatu negara mengekspor produk yang
menggunakan sumber daya yang cukup melimpah dan
mengimpor produk yang menggunakan sumber daya
yang relatif langka.
 Kemungkinan konsumen memperoleh barang dan jasa
yang lebih berkualitas dan lebih murah.
 Dll
12.2. Teori-Teori Perdagangan International

 Ada beberapa teori atau pendekatan yang dipergunakan


sebagai landasan dalam melakukan perdagangan international,
diantaranya :

1. Teori Merkantilis

2. Teori Keunggulan Absolut

3. Teori Keunggulan Komparatif

4. Teori Keunggulan Kompetitif


(1). Merkantilisme (Merchantilism)
 merupakan ajaran atau paradigma yang berkeyakinan bahwa
perekonomian suatu negara makin makmur bila mampu
memaksimalkan surplus perdagangan. Artinya untuk meningkatkan
kemakmuran suatu negara adalah dengan cara memaksimalkan
ekspor sekaligus meminimalkan impor.

Kritikan Terhadap Pandangan Markantilis, antara lain:


a. Kemakmuran suatu negra diukur dari banyaknya uang l(ogam mulia)
yang dpt dikumpulkan. Konsekuensinya surplus perdangan hrs
disimpan dlm bentuk cadangan logam mulia (emas), shg surplus
perdagangan tdk menciptakan efek multiplier, karena menciptakan
asset yang menganggur.

b. Merkantilis menganjurkan kebijakan perdagangan yg kontroversial,


yaitu proteksi yang ketat dan pemberian hak monopoli kpd produsen
domestik. Kelemahan kebijakan ini adalah produk dlm negeri menjadi
lebih mahal dan kurang berkualitas.
Sambungan Merkantilis …..
Meskipun Teori Merkantilis mendapat berbagai kritikan, tapi dewasa ini
pandangannya banyak diadaptasi oleh negara kapitalis barat yang dikenal
sbg Merkantilis Baru (Neo-Merchantilism).

Ciri utama Merkantilis Baru adalah pemeliharaan surplus perdagangan,


dengan melakukan proteksi secara tidak kentara (non ekonomi) terhadap
barang-barang dari luar, seperti:

a. Produk yang diekspor dari luar harus memperhatikan kelestarian


sumberdaya alam atau berlabel hijau (green label).

b. Negara eksporter harus memperhatikan hak asasi manusia (jam kerja


dan upah yang layak).

c. Negara pengekspor harus memperhatikan masalah gender dan


berbagai alasan yang terkesan menghambat ekspor negara-negara
berkembang.
(2). Teori Keunggulan Absolute (Absolute Advantages)
 Teori ini dibangun oleh Adam Smith sbg perbaikan atas pandangan
Merkantilis. Menurut Smith, surplus perdagangan melaui mekanisme
proteksi dan monopoli akan mengorbankan efisiensi dan produktivitas,
karena lewat mekanisme tsb pengusaha tidak terdorong utk melakukan
efisiensi dan inovasi. Akibatnya produksi yg dihasilkan selain jumlahnya
lebih sedikit, juga kualitasnya lebih rendah dan harganya lebih mahal.

 Perdagangan akan dapat meningkatkan kemakmuran bila dilaksanakan


melalui mekanisme pasar bebas. Melalui mekanisme ini, para pelaku
pasar diarahkan melakukan spesialisasi utk meningkatkan efisiensi dan
pertukaran.

 Selanjutnya Smith mengusulkan agar spesialisasi dilakukan berdasarkan


keunggulan absolut, yaitu keunggulan yang dilhat dari kemampuan
berproduksi dengan biaya lebih rendah. Sebab bila biaya produksi lebih
rendah dengan input yang sama akan menghasilkan output yang lebih
banyak.
Contoh Keunggulan Absolute :
Misalkan Biaya Produksi Perunit Sepeda Motor dan Beras di
Indonesia dan Jepang yang diukur dengan jumlah tenaga kerja yang
digunakan adalah sbb:

Negara Motor Beras Ratio Tukar


(M) (B) Domestik

Indonesia (TK/Unit) 60 15 1M : 4B

Jepang (TK/Unit) 12 24 1M: ½ B

Dari Tabel diatas, jelas bahwa secara absolut Jepang lebih efisien
memproduksi motor, sedangkan Indonesia lebih efisien
memproduksi beras:
Lanjutan Contoh Keunggulan Absolute :
Bila Indonesia dan Jepang masing-masing memiliki 1.200 TK, maka potensi
produksi Motor dan Beras di Indonesia dan Jepang tanpa spesialisasi adalah
Negara Motor (M) Beras (B) Ratio Tukar Domestik
Indonesia (Unit) 1.200/60 = 20 1.200/15 = 80 1M : 4B
Jepang (Unit) 1.200/12 = 100 1.200/24 = 50 1M: ½ B

Kurve Kemungkinan Produksi (Production Possibilities Curve = PPC)


Motor (unit) Motor (unit)

100

20

0 0
80 Beras (unit) 50 Beras (unit)
(a). PPC Indonesia (b). PPC Jepang
Lanjutan Contoh Keunggulan Absolute :
Manfaat Perdagangan Internasional yang dimaksud adalah meningkatnya
kemampuan potensial konsumsi domestik akibat perdagangan dg negara lain.
Bila dimisalkan masing-masing negara tanpa spesialisasi mengalokasikan
separuh tenaga kerjanya yang 1.200 org utk memproduksi motor dan beras,
maka hasilnya adalah :
a. Kombinasi konsumsi domistik Indonesia adalah 10 unit motor & 40 unit beras.
b. Kombinasi konsumsi domisti k Jepang adalah 50 unit motor & 25 unit beras
c. Total konsumsi dunia adalah 60 unit motor dan 65 unit beras.
Tapi bila masing-masing negara melakukan spesialisasi, dmn Indonesia hanya
memproduksi beras dan Jepang hanya memproduksi motor, maka konsumsi
domistik kedua negara akan semakin besar, krn produksi motor menjadi 100 unit
(meningkat 40 unit) dan produksi beras menjadi 80 unit (meningkat 15 unit).
Negara Sebelum Spesialisasi Sesudah Spesialisasi
Motor Beras Motor Beras
Indonesia 10 40 0 80
Jepang 50 25 100 0
Total Dunia 60 65 100 80
Lanjutan Contoh Keunggulan Absolute :
Selanjutnya bila Indonesia dan Jepang melakukan perdagangan, (misalkan nilai tukar
international motor beras 1 : 1, artinya setiap unit motor nilainya sama dg setiap unit
beras):

Negara Sebelum Spesialisasi Sesudah Spesialisasi


Motor Beras Motor Beras
Indonesia 10 40 40 40
Jepang 50 25 60 40
Total Dunia 60 65 100 80
Motor (unit) Motor (unit)
PPC setelah
perdagangan 100 Konsumsi setelah
internasional perdagangan intern
(40 beras 60 motor)
Konsumsi setelah
perdagangan intern Konsumsi sebelum
(40 beras 40 motor) 60 perdagangan intern
40 50 (25 beras 50 motor)
Konsumsi sebelum
20 perdagangan intern PPC setelah
(40 beras 10 motor) perdagangan
10
internasional
0 0
40 80 Beras (unit) 25 40 50 Beras (unit)
(a). Indonesia (b). Jerpang
(3). Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantages)

 Teori ini dibangun oleh David Ricardo untuk menyempurnakan teori


keunggulan absolut, karena teori keunggulan absolut tidak bisa
menjawab: bagaimana kalau suatu negara memiliki keunggulan absolut
semua komoditi yang diperdagangkan atau sebaliknya. Seperti kasus AS
dan Indonesia, dimana AS memiliki keunggulan absolut dalam
memproduksi mobil dan tekstil, tapi AS mengimpor tekstil dari
Indonesia. Ini karena AS memiliki keunggulan komparatif memproduksi
mobil dibandingkan tekstil.

Misalkan Biaya Produksi Perunit mobil dan Tekstil di Indonesia dan AS


yang diukur dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah sbb:

Negara Mobil (M) Tekstil (T) Ratio Tukar


Domestik
Indonesia (TK/Unit) 100 20 1M : 5 T

AS (TK/Unit) 25 10 1M: 2,5 T


Lajutan 4.3. Teori Keunggulan Komparatif
Bila Indonesia dan AS masing-masing memiliki 1.200 TK, maka potensi
produksi Mobil dan Tekstil di Indonesia dan AS tanpa spesialisasi adalah

Negara Mobil (M) Tekstil (T) Ratio Tukar Domestik


Indonesia (Unit) 12 60 1M : 5 T
AS (Unit) 48 120 1M: 2,5 T

Bila dimisalkan masing-masing negara mengalokasikan separuh tenaga


kerjanya yang 1.200 org utk memproduksi monbil dan tekstil (tanpa
spesialisasi); dan bila melakukan spesialisasi, maka datanya akan berubah
sbb:

Negara Sebelum Spesialisasi Sesudah Spesialisasi


Mobil (M) Tekstil (T) Mobil (M) Tekstil (T)
Indonesia 6 30 0 60
AS 24 60 48 0
Total Dunia 30 90 48 60
Contoh Keunggulan Komparatif :
Selanjutnya bila Indonesia dan AS melakukan perdagangan, (misalkan nilai tukar
international mobil tekstil 1 : 3, artinya setiap unit mobil nilainya sama dg 3 unit tekstil

&b oNegara Sebelum Spesialisasi Sesudah Spesialisasi & dagang


Mobil (M) Tekstil (T) Mobil (M) Tekstil (T)
Indonesia 6 30 10 30
AS 24 60 38 30
Total Dunia 30 90 48 60
PPC setelah
Tekstil (unit) Tekstil (unit) perdagangan
120 internasional

Konsumsi sebelum Konsumsi sebelum


60 perdagangan intern perdagangan intern
(30 tekstil 6 mobil) (60 tekstil, 24 mobil)
60
40 Konsumsi setelah 50
perdagangan intern Konsumsi setelah
(30 tekstil, 10 mobil) perdagangan intern
20 PPC setelah
(30 tekstil 38 mobil)
perdagangan
10
internasional
0 6
12 20 0
12 40 80 Mobil (unit) 30 40 50 Mobil (unit)
(a). Indonesia (b). AS
(4) Teori Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantages)
 Teori keunggulan absolut dan komparatif dibangun berdasarkan
pemikiran klasik, sehingga disebut teori perdagangan klasik yang lebih
mengkonsentrasikan diri pada aspek penawaran atau produksi, dgn
berkeyakinan bahwa setiap penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri (supply creates its own demand). Sedangkan
teori keunggulan kompetitif justru lebih memperhatikan faktor
permintaan, artinya sebelum sesuatu barang diproduksi terlebih dahulu
harus memikirkan tentang permintaannya.

 Penciptaan permintaan harus dilakukan dengan berbagai cara, seperti


penciptaan selera, pendapatan dan persepsi konsumen. Jadi bukan
hanya memperhatikan keunggulan dalam biaya. Selain itu keunggulan
kompetitif yang dimaksud lebih mengacu pada keunggulan kompetitif
suatu bangsa (competitive advantage of nations), bukan kunggulan
kompetitif perusahaan (competitive advantage of firm).
Sumber keunggulan kompetitif suatu bangsa menurut Porter,
diantaranya:
1) Keunggulan karena faktor produksi (factor conditions). Faktor produksi yg
memberikan kontribusi thd keunggulan kompetitif, spt SDM, SDA, IPTEK,
Modal, Prasarana dan sarana.

2) Keunggulan karena faktor permintaan (demand conditiondans). Skala usaha


dan tingkat pertumbuhan pasar domistik dan international menurunkan biaya
produksi perunit, sehingga memiliki daya saing yang tinggi.

3) Keunggulan karena jaringan kerja (Related and supporting industry):


Keunggulan produk suatu bangsa dikarenakan adanya jaringan dan dukungan
dari berbagai faktor yang terkait. Seperti keunggulan produk pertanian
Thaeland dibanding Indonesia karena ada dukungan transportasi dll.

4) Keunggulan karena strategi perusahaan dan bentukan persaingan pasar


(Firm, strategy, structure and rivalry).

Hubungan keempat faktor diatas terkait dan saling mempengaruhi satu dengan
lainnya, dikenal sebagai Skema Berlian Porter (Porter’s Diamond).
Skema Berlian Porter (Porter’s Diamond)

Firm Strategy,
Structure &
Rivalry

Factor Demand
Condition Condition

Related &
Supporting
Industry
12.2. Hambatan Perdagangan International
 Kebijakan yang digunakan suatu negara ubtuk menghambat
perdagangan disebut Barriers to Trade (Hambatan-Hambatan
Perdagangan)

 Hambatan-Hambatan Perdagangan antar negara secara garis besar


dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1) Hambatan tarif seperti Pajak:
Alasan :
a. untuk mengurangi konsumsi barang-barang tertentu
b. untuk menciptkan sumber penerimaan pemerintah
c. untuk memperbaiki neraca pembayaran
d. Untut melindungi produsen/industri dlm negeri (protectionest
policy)
Lanjutan HAMBATAN PERDAGANGAN INTERNATIONAL
2) Hambatan non tarif seperti :

(1) Quota : pembatasan jumlah barang yang boleh diimpor selama


periode tertentu.

(2) Pembatasan ekspor sukarela (Voluntary Export Restains = VERs),


merupakan kesepakatan antara pengekspor dan pengimpor
untuk membatasi volume ekspor secara sukarela.

(3) Subsidi Ekspor : pembayaran atau bantuan dari pemerintah


terhadap perusahaan untuk mengekspor barang.

(4) Dumping : penjualan barang di luar negeri dengan harga yang


lebih rendah dibandingkan di luar negeri atau dengan harga di
bawah biaya produksinya.

Anda mungkin juga menyukai