Oleh :
IVAL OKTAVIAN NURTIA BUDI 141510501180
Tanaman randu
mengandung
Upaya yang senyawa polifenol,
Produksi buah naga Insidensi flavonoid, alkaloid,
biasa
setiap tahunnya terus penyakit kanker saponin dan tanin
Menurut Hidayat et dilakukan
mengalami peningkatan al., (2018),
sulur pada bagian daun
(Neoscytalidium petani dalam
yang pada awalnya beberapa faktor maupun batang
dimidiatum) di mengendalika
16.630 ton dengan yang yang bersifat
lahan budidaya n penyakit
produktivitas 245 kw/ha mempengaruhi antifungal (Pratiwi,
sangat tinggi, buah naga
tahun 2013 menjadi peningkatan
yaitu antara adalah 2014)
44.140 ton dengan penyakit :
98,3% - 100%
1. Sistem dengan
produktivitas 334,02 dan dengan
Budidaya sanitasi dan
kw/ha tahun 2018. 2. Faktor
tingkat
keparahan pestisida
(Dinas Pertanian lingkungan sintetis (Dewi,
RUMUSAN MASALAH
o Bagaimana pengaruh perbebedaan konsentrasi dan
jenis ekstrak dari daun dan kulit batang tanaman
randu dalam menghambat patogen N. dimidiatum
pada tanaman buah naga secara in vitro dan in vivo?
o Bagaimana pengaruh jenis ekstrak dari daun dan kulit
batang tanaman randu dalam menghambat patogen
N. dimidiatum pada tanaman buah naga secara in TUJUAN
vitro dan in vivo?
o Bagaimana pengaruh konsentrasi ekstrak yang o Mengetahui pengaruh perbebedaan
berbeda dalam menghambat patogen N. dimidiatum konsentrasi dan jenis ekstrak dari daun dan
pada tanaman buah naga secara in vitro dan in vivo? kulit batang tanaman randu dalam
menghambat patogen N. dimidiatum pada
tanaman buah naga secara in vitro dan in
vivo
o Mengetahui pengaruh jenis ekstrak dari daun
MANFAAT dan kulit batang tanaman randu dalam
menghambat patogen N. dimidiatum pada
o Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan rujukan tanaman buah naga secara in vitro dan in
atau bahan penelitian selanjutnya terkait potensi vivo?
tanaman randu untuk mengendalikan penyakit N. o Mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak
dimidiatum pada tanaman buah naga. yang berbeda dalam menghambat patogen N.
o Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan dimidiatum pada tanaman buah naga secara
pengendalian menggunakan pestisida nabati dari in vitro dan in vivo
tanaman randu untuk mengendalikan penyakit N.
dimidiatum yang dilakukan oleh petani.
BUAH NAGA
(Hylocereus polyrhizus)
Hasil penelitian
Pratiwi (2014)
bahwa ekstrak
batang randu
mengandung
Ekstrak alkohol daun randu beberapa senyawa
dengan konsentrasi 30 – 40 bioaktif seperti
mg/ml berpengaruh positif dalam alkaloid, flavonoid,
menghambat jamur Microsporum tanin, saponin,
carnis, Trichophyton rubrum, hidrokuinon,
Epidermophyton floccosum dan triterpenoid, dan
Candida albicans (Nwachukwu et senyawa lain.
HIPOTESIS
Waktu dan Tempat Persiapan Penelitian Perancangan Percobaan Pelaksanaan Penelitian Variabel Pengamatan
1. Waktu
Penelitian mengenai “Potensi Ekstrak Tanaman
Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn.) Terhadap
Penyakit Kanker Sulur (Neoscytalidium dimidiatum)
Pada Tanaman Buah Naga (Hylocereus
costaricensis Britt. Et R.)”, dilaksanakan pada
Bulan Oktober 2018 – April 2019.
2. Tempat
Isolasi, identifikasi dan uji daya hambat
patogen dilakukan di Laboratorium Penyakit
Tanaman, Fakultas Pertanian, sedangkan analisis
senyawa fitokimia tanaman randu dilakukan di
Laboratorium Biologi, Fakultas Farmasi, Universitas
Jember.
Persiapan Penelitian
1. Alat dan
Bahan 2. Isolasi dan
tabung reaksi, Identifikasi
pinset, bunsen, mikro
pipet, penggaris, vortek,
sprayer, mikroskop,
object glass, autoclave,
erlenmeyer, cawan
petri, laminar air flow,
blender, jarum N,
spektrofotometer UV /
Visible, cork boor, cutter 3. Penyiapan Bahan
steril. Ekstrak
daun dan kulit
batang tanaman randu,
isolat N. dimidiatum
diperoleh dari hasil
isolasi batang atau buah
yang terserang
penyakit, aquades,
Perancangan Percobaan
1. Analisis fitokimia tanaman 2. Pengenceran 3. Uji Aktivitas Antijamur 4. Uji Aktivitas Antijamur
randu (Ceiba pentandra) Secara In- Vitro Secara In- Vivo
1. Analisis secara kualitatif 1. Pengenceran dilakukan dengan 1. Media PDA cair dituang 1. Sterilisasi permukaan batang
dan kuantitatif mencampurkan ekstrak dan sebanyak 9 ml ke dalam cawan tanaman permukaan dan dilukai
2. Analisis senyawa aquades steril sehingga petri, sebanyak 3 titik
flavonoid, tanin, saponin, didapatkan serial konsentrasi 2. Kemudian larutan ekstrak 2. Kemudian batang tanaman
dan alkaloid yang berbeda-beda pada dicampurkan dalam cawan disemprot menggunakan ekstrak
media PDA (in-vitro) maupun petri sebanyak 1 ml, lalu sebanyak 2 ml, (Jumjunidang
uji in-vivo digoyang secara memutar. dkk., 2015).
2. Rumus pengenceran N1 . Kemudian didiamkan sampai 3. Batang tanaman diinokulasi
V1 = N2 . V2 memadat. dengan menyemprotkan suspensi
Keterangan : 3. Media yang siap dapat inokulum N. dimidiatum
N1 = konsentrasi larutan stok, diinokulasi jamur dengan 4. Kemudian diinkubasi selama 16
V1 = volume larutan pertama diameter 50 mm, hari dan disungkup dalam kondisi
N2 = konsentrasi larutan yang akan 4. kemudian diinkubasi sampai steril (Annisa, 2014).
dibuat pertumbuhan patogen
V2 = volume larutan kedua. memenuhi petri kontrol.
(Paramita dkk., 2014)
Variabel Pengamatan
Penyebab Penyakit Analisis Fitokimia Hasil Sidik Ragam Uji In Vitro Uji In Vivo
Penyebab Penyakit
a. Hasil uji kualitatif senyawa fitokimia ekstrak daun dan kulit batang tanaman randu.
Sampel
Pengujian Warna standard Daun Kulit batang
Warna Hasil Warna Hasil
Flavonoid Kuning Kuning + Kuning +
Orange Tidak berwarna
Alkaloid - Tidak berwarna -
Tanin Hitam Hitam + Hitam +
Saponin Ungu Ungu + Ungu +
Keterangan : (-) = tidak ada senyawa dan (+) = ada senyawa
b. Hasil uji kuantitatif senyawa fitokimia ekstrak daun dan kulit batang tanaman randu.
Sampel (ppm)
Pengujian
Daun Kulit batang
Flavonoid 304,3 215,9
Tanin 1,6 1,4
Hasil Sidik Ragam
Bagian
2. 105,82** 89,08** 10,02** 6,29* 1,13ns
Tanaman
Keterangan :
(**) = Berbeda sangat nyata, (*) = Berbeda nyata, (ns) = Berbeda tidak nyata
BxK = Interaksi buah naga dengan konsentrasi tanaman randu
Uji In Vitro
Pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap luas serangan Pengaruh ekstrak bagian tanaman terhadap luas
patogen N. dimidiatum serangan patogen N. dimidiatum
d. Keparahan Penyakit
Laju perkembangan keparahan penyakit kanker sulur N. Menurut Budiyono, (2018) hal ini disebabkan karena
dimidiatum ekstrak yang diaplikasikan bersifat fungistatik apabila
senyawa fitokimia telah hilang maka jamur dapat
berkembang biak kembali. Selain itu, pengaruh lingkungan
yang mendukung seperti kelembaban dan diimbangi dengan
tanaman yang rentan secara kuantitatif akan mengubah
tingkat keparahan penyakit (Sopualena, 2017).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian potensi ekstrak tanaman randu
SARAN
dalam mengendalikan penyebab penyakit kanker sulur N. dimidiatum Berdasarkan penelitian yang telah
pada tanaman buah naga, kesimpulan yang dapat diambil dilakukan, diharapkan penelitian ini
berdasarkan tujuan dan hasil percobaan yang telah dilakukan sebagai dapat menjadi rekomendasi dalam
berikut : menekan penyakit kanker sulur pada
1. Interaksi ekstrak daun randu dengan konsentrasi 40 mg/ml (K4D) mampu tanaman buah naga. Serta perlu adanya
menghambat pertumbuhan diameter koloni dan pembentukan spora patogen N. uji lanjutan mengenai kombinasi
dimidiatum, namun tidak berpengaruh terhadap luas serangan dan keparahan dengan mikroorganisme atau campuran
penyakit. bahan aktif lain agar dapat
2. Pemberian ekstrak daun tanaman randu (D) mampu menghambat pertumbuhan meningkatkan efektifitas dari ekstrak.
patogen N. dimidiatum berdasarkan diameter koloni, pembentukan spora, dan luas
serangan, namun tidak berpengaruh terhadap keparahan penyakit.
3. Pemberian konsentrasi ekstrak 40 mg/ml (K4) mampu menghambat pertumbuhan
patogen N. dimidiatum berdasarkan diameter koloni, pembentukan spora, luas
serangan, dan keparahan penyakit.
TERIMA KASIH