Anda di halaman 1dari 50

TEORI AKUNTANSI

KELOMPOK 2 :
EKA LESTARI 1602015014
DEVY PURWANINGSIH 160201501
HILYAH GOSSANI 160201501
NADYA SHAFIRA R 1602015060
BAB 7
1.4. AKUNTANSI SYARIAH
Akuntansi Syariah adalah produk dari sistem bisnis Syariah Islam.
Sistem bisnis Syariah Islam dibangun berdasar pada landasan spiritual
iman, ilmu, dan amal. Sistem Akuntansi Syariah dibangun pada landasan
materiil sistem ekonomi Islam dan landasan spiritual AI-Quran.

Dalam sistem ekonomi Islam mengandung tiga unsur penting yaitu


tauhid, praktik bisnis Islami, dan etika.

Akuntansi Syariah itu dibangun berdasar landasan spiritual Al-


Quran (iman), pemikiran rasional (llmu), praktik mengelola alam dan
sosial (amal). Iman, Ilmu, dan Amal merupakan basis, diatasnya dibangun
Filsafat Akuntansi Syariah, kemudian dirinci menjadi filsafat humanis,
filsafat emansipatoris, filsafat transendental, dan filsafat teleological.
Dari pemikiran filsafat ini dibangun teori Akuntansi Syariah, sebagai
dasar berpikir dan berperilaku "Khalifatullah fil Ardh".
Teori Akuntansi Syariah itu dikemas dalam bentuk
"Syariah accounting Statement” yang terdiri dari:
 Laporan komitmen tauhid atau LKT
 Laporan Rahmat Allah atau LRA
 Laporan Amanah Allah atau LAA. (Triyuwono, 2012:
16).
Tujuan akuntansi Syariah adalah Humanis, Emansipatoris,
transcendental dan teleologikal (Triyuwono,2012:16).
Tujuan akuntansi syariah yang di atas konsekwensinya
akuntan harus membebaskan diri dari cengkeraman
kapitalisme yang mengabdi kepada pemilik kapital,
menjadi akuntan yang religius yang mengabdi kepada
Allah. Triyuwono menyebutnya itu adalah ontologi tauhid
(Triyuwono, 2012: 16).
Filsafat Akuntansi Syariah adalah hasil berpikir
kontemplatik, intuitif, holistik, dialektik, imajinatif,
kreatif, rasional, dan radikal atas fakta bisnis islami,
praktik akuntansi bertauhid dan etika. Fakta bisnis
Islami adalah praktik bisnis berdasar Wahyu Allah
dan Hadis Nabi. Praktek akuntansi bertauhid adalah
kerja akuntan yang berdasar rukun iman (percaya
kepada Allah, Malaikat, Kitab, Nabi, Hari Akhir, Takdir
Allah) sebagai infrastruktur untuk membangun teori
Akuntansi Syariat. Itu artinya akuntansi adalah
dibentukn oleh lingkungan, selanjutnya ia
mempengaruhi perilaku manusia dan lingkungan
(Triyuwono, 2012:219).
1.5. AKUNTANSI TAREKAT
Akuntansi Tarekat mengkaji Perilaku Akuntan
spiritualisme Islam yang dikemas dalam etika islam.
Etika Islam dibangun berdasar Al-Qur’an dan Hadis
Nabi Muhammad. Etika Islam adalah penafiran Al-
Qur'an dan Hadis sebagai Pedoman bertindak Harus
disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan
masyarakat Islam. Etika Islam harus menjadi dasar
perilaku akuntan dalam menyajikan informasi
akuntansi. Diri manusia yang bertauhid, hukum-
hukum Allah, norma dan nilai social merupakan
landasan perilaku manusia. Disamping itu etika
Syariah juga sebagai basis membangun ilmu
pengetahuan Islami yang berbeda dengan akuntansi
kapitalisme dan marxisme.
 Fondasi Akuntansi Tarekat adalah praktik
bisnis Islami: bertauhid dan beretika. Inti dari
Akuntansi Tarekat adalah penyajian informasi
yang jujur karena didasarkan pada tauhid, di
mana Akuntan menyadari ia makluk ciptaan
Tuhan yang akan kembali pada Tuhan, semua
perbuatannya harus dipertanggungiawabkan
kepada Tuhan. Paradigma ini tidak sama
dengan paradigma akuntansi kapitalisme,
Dalam akuntansi kapitalisme, "kejujuran itu
relatif sedikit” karena penyajian informasi
didasarkan pada kepentingan pemilik kapital.
karakter Akuntan Tarekat yaitu :
 Akuntan Trekat adalah orang-orang yang tidak mendustakan agama, tidak sombong, suka
menolong anak yatim, orang miskin, dan bersedia mengorbankan harta berguna yang
dimilikinya.
 Akuntan Tarekat harus beriman, beramal saleh, menasehati untuk mentaati kebenaran,
dan sabar.
 Akuntan Tarekat memiliki pendirian teguh, tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan.
 Akuntan Tarekat adalah orang belajar sepanjang hayat.
 Akuntan tarekat harus bekerja sungguh-sungguh (profesional) untuk mengatasi kesulitan.
 Akuntan Tarekat adalah Akuntan yang pandai bersyukur, memahami bahwa akhir itu lebih
baik daripada permulaan, menikmati kepuasan yang diterima dari Tuhan, menikmati
perlindungan Tuhan, memahami petunjuk tuhan, merasa cukup atas nikmat Tuhan,
berkorban untuk anak yatim dan orang yang meminta-minta.
 Akuntan Tarekat tidak bisa merahasiakan transaksi-transaksi yang dicatatnya. seperti
diamanahkan dalam Surat At Aghaabun (64), ayat 4.
 Akuntan Tarekat dalam menyajikan rujukan yang telah diamanahkan dalam Surat Ar
Rahmaan [55) ayat 7, 8 dan 9.
 Akuntansi Tarekat berbuat berdasar pada Surat (2) Al-Baqarah ayat 282, di dalamnya
tersurat kata adil atau benar.
1.6. AKUNTANSI HAKEKAT
Akuntansi Hakekat merupakan proses pembangunan ilmu akuntansi
yang bersumber pada Sunnatullah (hukum-hukum Allah) yang luasnya
meliputi alam dan social. Perpaduan hakikat dan syariat melahirkan
ilmu. Ilmu dapat diperluas dua sudut, yaitu:
a. sudut subjektivitas, ide melahirkan paradigma ilmu idealisme
berbasis pemikiran rasional; ide itu primer dan materi itu
sekunder,
b. sudut objektivitas, materi melahirkan paradigma ilmu materialisme
berbasis perilaku praktis; Materi itu primer dan ide itu sekunder.
Perpaduan subjektivitas dan objektivitas juga melahirkan konsep
humanism seperti keyakinan, kemerdekaan, keadilan, kebebasan,
kebenaran, dan sebagainya. Secara subjektif kita yakin kebenaran Al-
Qur'an. Keyakinan itu harus berhubungan dengan kemampuan kita
memahami makna Al-Qur'an sebagai kebenaran objektif yang
melahirkan manusia muslim yang dikagumi dan dicintai orang lain.
Dunia objektif-empiris itu berciri relatif, akan memiliki makna jika dipikirkan
atau diabtraksikan secara subjektif yang disinari oleh hati yang bersih
(menyatunya Ruh Allah di hati manusia). Ruh Allah di hati manusia itu mencipta
makna, dan merupakan kesadaran manusia. Kesadaran adalah akal tertinggi
dalam Islam, ia merupakan aqli awwal, sadar diri bahwa manusia itu berdimensi:
1. empirisme
2. empiris-rationalisme,
3. Rational-empirisme,
4. spiritual-rasionalismespiritualisme-religius,
Akuntan Hakekat beriman (yakin) dan bertaqwa (berpikir dan bekerja)
berdasarkan iman (spiritual quotient). Iman merupakan infrastruktur untuk
membangun kehidupan (adversity quotient, creativity quotient dan social quotient)
dan suprastruktur (emotional quotient and intellectual quotient),
1.7. AKUNTANSI MAKRIFAT
 Akuntan Makrifat itu "sufi” informasi Akuntansi Makrifat yang disajikan
dapat digunakan untuk memprediksi kondisi ekonomi dan bisnis masa
mendatang yang penuh ketidakpastian. Di samping itu informasi yang
disajikan oleh Akuntan Makrifat itu diolah menjadi informasi yang relevan
untuk mengambil keputusan, baik Keputusan rutin maupun keputusan
khusus.
 Keputusan rutin itu keputusan yang berhubungan dengan kegiatan setiap
hari, keputusan ini relatif mudah. Sedangkan keputusan khusus adalah
keputusan yang jarang dilakukan, misalnya membangun bisnis. Keputusan ini
membutuhkan informasi yang handal, dan itu hanya bisa dilakukan oleh
Akuntan Makrifat.
 Berdasarkan uraian di atas, hakikatya Akuntansi Makrifat adalah Akuntansi
Pengambilan Keputusan. Informasi disajikan oleh Akuntan Makrifat itu
akurat untuk melihat kondisi sosial masa mendatang. Para pengambil
keputusan menggunakan informasi ini untuk mengambil keputusan karena
keakuratannya. Akuntansi makrifat merupakan bidang yang sangat sulit
dilakukan, karena akuntan makrifat harus memiliki pengetahuan yang luas,
dan berkeyakinan mereka dituntun oleh Tuhan dalam menyajikan informasi
akuntansi sebagai alat untuk mengambil keputusan.
Bab 8
FILSAFAT AKUNTANSI IDEALISME
1.1. PARA PEMIKIR IDEALISME
 Parmenides (540-475 SM)
Parmenides manyatakan bahwa ada dua jenis pengetahuan yaitu khusus dan umum.
Pengetahuan khusus adalah pengetahuan inderawi dan pengetahuan umum adalah pengetahuan
akal budi. Akuntansi adalah pengetahuan akal budi, karena akal menentukan pengertian-
pengertian atau makna-makna atas akun-akun atau rekening-rekening (accounts).

 Plato (427-347 SM)


seorang filsuf Yunani Kuno yang Iegendaris dengan tesisnya Idea atau Idealisme; ide itu
primer dan materi itu sekunder, tesis ini terus hidup dan berkembang sampai saat ini. Menurut
Plato semua yang ada di dunia ini adalah hasil pikiran manusia; pikiran menentukan pengertian
atas segala objek dunia; ide menentukan materi; ide itu primer dan materi itu sekunder. Ide itu
bertingkat, yang paling tinggi adalah ide kebaikan. kemudian ide jiwa dunia yang menggerakkan
dunia, dan selanjutnya adalah ide keindahlan yang melahirkan seni, politik, dan ilmu.

Pola piker Plato dapat diterapkan di bidang Akuntansi, karena menurut Plato dalam masyarakat
itu terdapat kaum pengusaha atau pedagang, Pikiran pedagang adalah untung-rugi, dan itu
memerlukan pencatatan. Di samping itu dalam masyarakat terdapat kaum penguasa negara.
Pikiran penguasa adalah mempertahankan dan mengembangkan kekuasaan, dan mengumpulkan
harta untuk membiayai pemerintahannya, termasuk membiayai para penjaga dan para filsuf dan
rohaniawan, dan itu memerlukan pencatatan. Ide tentang pencatatan-pencatatan itu lahir
karena kebutuhan kekuasaan politik dan ekonomi. Pencatatan-pencatatan transaksi sosial dan
bisnis itu harus tunduk pada IDEA ABSOLUT.
 RENE DESCARTES (1596-1650)
Descartes seorang filsuf Perancis melanjutkan idealisme Plato dengan pernyataannya yang
sangat terkenal yaitu Cogito Ergo Sum. Konsep ini merupakan awal perkembangan ilmu
pengetahuan di era modern. Metode berpikir yang digunakan Descartes adalah menyangsikan
segala yang ada; kesangsian atau keraguan adalah metode untuk semua kebenaran, termasuk
kebenaran adanya Akuntansi
Descartes menerima tiga subtansi dalam diri manusia yaitu:
 Pikiran (res cogitan), yaitu kesadaran manusia setelah indera manusia menangkap, objek,
termasuk dirinya sendiri (aku).
 Materi (res extensa), yaitu sesuatu yang ada dalam Ruang dan waktu tertentu yang selalu
berubah dan berkembang, merupakan objek berpikir.
 Tuhan, sebagai penyebab adanya pikiran dan materi.
Pikiran dan materi itu kedua-duanya primer, maka Descartes adalah penganut paham
dualisme; pikiran adalah materi (otak) yang berpikir, dan materi adalah pengertian atau
konsep hasil pikiran; keduanya satu kesatuan. Pola pikir Descartes dapat diterapkan di
BidangAkuntansi. Akuntansi itu ilmu praktis dan juga spekulatif, karena konsep akun-akun
dalam laporan akuntansi itu produk ide, dan praktik akuntansi itu disimpan dalam ide yangt
merupakan data psikologis. Dalam akuntansi juga terdapat dua jiwa dan raga; jiwa adalah isi
laporan akuntansi dan raga adalah bentuk laporan akuntansi.
 IMMANUEL KANT (1724-1804)
Kant seorang filsuf Jerman. Karyanya yang termasyur adalah Kritik der Reinen
Vermunft (1781). Kant Ingin memadukan rasionalisme dan empirisme melalui
kritik. kritik terhadap kaum rasionalisme adalah bahwa penalaran itu bersifat
analitik apriori, artinya penalaran yang didasarkan pada pikiran saja tanpa
bukti, sedangkan kritik terhadap kaum empirisme adalah bahwa penalaran itu
bersifat sintetik aposteriori, artinya penalaran yang di dasarkan pada
pengalaman subjek saja yang baru bersifat sepotong-sepotong. Kedua tesis itu
dipadukan oleh Kant menjadi sintetik apriori, artinya penalaran yang umum
dan pasti.
Pola pikir Kant dapat diaplikasikan dalam bidang akuntansi. Akun-akun kas,
piutang, dan seterusnya adalah hasil analitik apriori, karena konsep kas itu
produk dari ide; ini penalaran berdasarkan pikiran. Dokumen transaksi sosial
dan bisnis adalah hasil dari sintetik apostereori, karena dokumen itu
pencatatan transaksi atau prakek sosial dan bisnis; ini penalaran berdasarkan
kenyataan. Neraca, laba-rugi, dan arus kas, perubahan ekuitas itu adalah hasil
dari sintetik apriori, karena konsep itu dibangun berdasarkan konsep
penggolongan akun; ini penalaran berdasarkan pikiran dan praktik.
HEGEL (1770-1831)
Filsafat Hegel adalah dialektika idealisme, yaitu ide yang berubah dan
berkembang secara dialektik: thesa - antithesa - sinthesa. Yang nyata adalah
sama yang dipikirkan, atau pikiran adalah sama dengan kenyataannya.
Seluruh kenyataannya adalah penampakan diri yang dilakukan oleh akal
yang tak terbatas. Akal adalah pikiran yang memikirkan dirinya sendiri
dan mengaktualisasikan dirinya dalam proses sejarah. Dalam kesatuan
proses sejarah itu, semua pertentangan dapat disesuaikan (Anton Bakker,
1984: 100).
Pola pemikiran Hegel melalui tiga langkah yaitu:
 Pengertian dan pernyataan itu harus empiris-inderawi kehidupan
sehari-hari yang diabtraksi, dirumuskan dengan jelas sehingga identik
dengan dirinya sendiri.
 menyangkal semua pengertian yang lainnya, dan
 disesuaikan.
Pola pikir Hegel dapat diterapkan di bidang akuntansi. Konsep double
entry book keeping Pacioli itu adalah konsep kontradiksi, dimana harta
(debit) ditandingkan dengan utang dan model (kredit), sehingga
melahirkan konsep baru (sintesis) yang disebut laba atau rugi. Kedua
konsep, perubahan ekuitas dan laba-rugi merupakan sintesis atau konsep
baru yang sudah lengkap.
 ADAM SMITH (1723-1790)
Sesungguhnya Adam Smith adalah "Bapak Akuntansi Modern"
karena ia mendiskusikan tentang laba dan peran swasta (kaum
kapitalis) dalam perekonomian. Kaum kapitalis yang progresif
dalam mencari laba merupakan motor penggerak
perekonomian. Tidak hanya itu, kaum kapitalis juga progresif
dalam mengubah sistem ekonomi dari system ekonomi
feodalisme ke system ekonomi kapitalisme melalui revolusi, yang
diawali oleh “Revolusi Borjuis di Perancis 1789”.
Pemikiran Adam Smith tentang sistem ekonomi kapitalisme
liberal membuka cakrawala baru di abad I8 di Inggris, Eropa ,
dan di seluruh dunia. Itu adalah “Revolusi Pemikiran" dari sistem
ekonomi feodalisme yang berbasis pada upeti atau pajak
menjadi sistem ekonomi kapitalisme liberal yang berbasis
kapital, produksi barang dagangan, pasar, persaingan,
dan laba.
1.2. MANUSIA IDEALIS
MEMBANGUN ILMU AKUNTANSI
Manusia idealisme, manusia yang menempatkan rasio atau pikiran
merupakan factor primer yang menentukan materi atau kenyataan.
Para pemikir Yunani Kuno, Plato menyatakan bahwa manusia percikan
dari Ide Absolut atau Ide Alam Semesta.
 Manusia berpikir adalah primer, melahirkan berbagai konsep,
termasuk konsep akuntansi. Pikiran itu menentukan perilaku,
termasuk perilaku bisnis dan perilaku pencatatan, pengklasifikasian,
dan pengkomunikasian transaksi bisnis. Beberapa konsep akuntansi
itu dikemas menjadi teori dan ilmu akuntansi. Kemudian ilmu itu
digunakan untuk pedoman praktik akuntansi, atau menentukan
perilaku akuntan, dan untuk mengembangkan konsep-konsep
akuntansi.
 Hakikatnya filsafat akuntansi idealisme adalah bahwa ide
menentukan makna angka-angka dan akun-akun. Semuanya itu
adalah produk ide. Dampak negatifnya, akuntan yang berparadigma
idealisme dapat merekayasa laporan keuangan untuk pihak tertentu,
yang dapat menyesatkan masyarakat umum sebagai penggunanya.
BAB 9
FILSAFAT AKUNTANSI MATERIALISME
Materialisme, atau empirisme-rasional
disebut juga realisme atau objektivisme.
Kondisi objektif atau materi menentukan
pikiran (ide). Paham ini yang menjadi dasar
ilmu pengetahuan kuantitatif, dimana semua
objek yang diteliti dinyatakan dalam bentuk
angka, kemudian diolah secara matematika
dan statistika.
Para Pemikir Materialisme
Thales (625-545 SM)
Segala sesuatu yang didasarkan pada pikiran rasional atas pengamatan objek. Pola pikir Thales
itu dapat diterapkan dibidang akuntansi. Penyebab lahirnya akuntansi adalah kebutuhan
informasi bagi kaum kapitalis, yaitu kaum pencari laba. Praktik kaum kapitalis dalam mencari
laba melahirkan pengalaman, kemudian pengalaman itu disimpan dalam otak manusia dan
diolah menjadi berbagai konsep bisnis, keuangan dan akuntansi. Dengan demikian praktik bisnis
melahirkan konsep bisnis, kemudian dikembangkan menjadi konsep keuangan, kemudian
dikembangkan selanjutnya menjadi konsep akuntansi, yang melahirkan informasi akuntansi
(keuangan). Tanpa informasi akuntansi, seluruh praktik bisnis bisnis tidak bermakna.
Heraklitos (540-475 SM)
Filsafat menjadi. Segala sesuatu yang ada itu sedang menjadi dan berubah, “pantai rei”, segala
sesuatu itu mengalir. Hakikat segala sesuatu adalah menjadi. Konsep “pantai rei” Heraklitos itu
dalam bidang akuntansi adalah proses transaksi sosial dan bisnis menjadi informasi. Dari
praktik bisnis mengalir menjadi dokumen, terus mengalir menjadi jurnal, dan bermuara pada
informasi laba bisnis. Aliran bisnis menjadi aliran akuntansi itu dikemas dalam “sistem informasi
akuntansi”. Pelaku bisnis harus menempatkan aliran akuntansi menjadi pedoman praktik, atau
ideologi. Pada negara-negara Kapitalis, akuntansi diposisikan sebagai ideologi untuk menguasai
bisnis diseluruh dunia melalui konsep GAAP.
Anaximenes (538-480 SM)
Prinsip alam semesta adalah udara. Manusia bagian dari alam semesta;
manusia adalah mikrokosmos dan alam semesta adalah makrokosmos.
Konsep mikrokosmos Anaximenes itu dapat diterapkan dibidang
akuntansi. Akuntansi adalah adala mikrokosmos seua aktivitas sosial
dan bisnis. Sebagai mikrokosmos, akuntansi memiliki peran sebagai : (1)
pencatat, pengklasifikasian, pengkomunikasian praktik bisnis, (2)
pengarah perhatian kepada praktik bisnis, dan (3) alat pemecah
masalah praktik bisnis.
Empedokles (492-432 SM)
Kejamakan dan perubahan yang disaksikan oleh pancaindera itu adalah
karena penggabungan dan perceraian empat unsur yaitu api, udara,
tanah, dan air(Berten 1981). Konsep kejamakan dan perubahan
Empedokles itu dalam akuntansi adalah jamaknya atau akun-akun yang
terdiri dari lima kelompok besar yaitu harta, utang, modal, pendapatan,
dan beban. Perubahan dan penggabungan kelima kelompok itu
melahirkan akuntansi yaitu sebagai suatu sistem.
OBJEK ILMU AKUNTANSI
MATERIALISME
Menurut pengertian filsafat materialisme,
materi itu adalah sangat luas, sedang
menurut ilmu alam, materi itu adalah
terbatas. Dalam pengertian filsafat
materialisme, materi ialah segala sesuatu
yang ada secara objektif, ada diluar ide atau
diluar kemauan manusia. Materi adalah
segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh
pancaindera manusia, yang kemudian dapat
melahirkan ide (pikiran).
Berdasarkan paradigma materialisme, materi
akuntansi melahirkan dan mengembangkan ide
(pikiran) tentang akuntansi. Otak sebagai materi
memproduksi ide, karena otak mempunyai daya
(energi); tangkap, simpan, seleksi, kombinasi, dan saya
simpul (menyimpulkan). Sedangkan ide aakuntansi
ialah tercermin daripada materi atau praktik
akuntansi. Tetapi ide akuntansi itu tidak sama percis
seperti praktik akuntansi atau materi yang
dicerminkan. Ide akuntansi itu ada (berada) diatas
atau didepan materi atau praktik akuntansi. Ide
akuntansi bisa menjangkau jauh didepan materi atau
praktek akuntansi.
DIMENSI MANUSIA
MATERIALISME-DIALEKTIKA
Pemikir materialisme-dialektika adalah Karl Marx (1818-1883).
Pemikiran Marx merupakan antitesis pemikiran Hegel. Hegel
membangun “idealisme-dialektika”. Berdasarkan paradigma
materialisme-dialektika, setiap materi atau objek terdiri dari unsur-
unsur yang saling hubungan; dalam saling hubungan terjadi kontradiksi;
dalam kontradiksi terjadi negasi dan perubahan objek. Marx
membangun teori berdasar praktik atau praxis menggunakan metode
dialektikanya Hegel dengan meniadakan idealismenya; materi
menentukan teori atau keadaan objektif menentukan kesadaran
(sindhunata, 1982:40).
Jika paradigma materialisme-dialektika diterapkan dalam bidang
akuntansi, praktik akuntansi itu berubah dan berkembang mengikuti
perubahan dan perkembangan masyarakat. Semua unsur dalam praktik
akuntansi itu saling hubungan sehingga menimbulkan kontradiksi; dalam
kontradiksi unsur-unsur praktik akuntansi itu terjadi negasi dari negasi,
selanjutnya menimbulkan perubahan. Praktik sosial dan bisnis dinegasi
oleh dokumen, dokumen negasi oleh jurnal, jurnal dinegasi olehbuku
besar, buku besar dinegasi oleh laporan akuntansi (keuangan), laporan
keuangan dinegasi oleh laba rugi.
BAB 10
FILSAFAT AKUNTANSI POSITIVISME
Positivisme adalah paham yang menyatakan
bahwa berpikir harus didasarkan pada fakta
alam dan sosial. Positivisme mengacu pada
pola pikir August Comte (1798-1857),
seorang filsuf Prancis, pendiri sosiologi
positivisme. Ia mengatakan bahwa masalah-
masalah yang dihadapi oleh manusia dan
masyarakat dipecahkan melalui penelitian
model induktif.
AKUNTANSI BERDASAR
PARADIGMA POSITIVISME
siklus pola pikir positivisme itu dimulai dari
berpikir itu dimulai dari berpikir induktif
kededuktif, atau berpikir dari fakta ke teori.
Dalam pemecahan masalah harus ada teori
pendukungnya sebagai basis untuk
menyusun hipotesis, kemudian hipotesis itu
divertifikasi melalui penelitian melalui
penandingan hipotesis dengan fakta.
AKUNTANSI KONVENSIONAL
 Konvensional artinya kesepakatan, atau sesuatu kebiasaan.
Dalam ranah keyakinan dan keilmuan, konvensional
melahirkan “orthodoxy dan heterodoxy”. Yang sesuai
konvensi itu orthodoxy, atau main stream, atau mengikuti
arus besar pemikiran, sedangkan yang tidak mengikuti
konvensi itu hetodoxy, atau tidak mengikuti arus besar
pemikiran, dan dianggap menyimpang. Hal itu berlaku
sepanjang sejarah perkembangan masyarakat.
 Pada sebagian praktisi dan akadeisi akuntansi mengikuti
paradigma maistream atau orthodoxy, atau arus pemikiran
besar, karena mudah untuk melaksanakan pekerjaan, dan
mudah memasukan karya ilmiah dalam jurnal-jurnal akuntansi,
karena jurnal-jurnal itu dikuasai oleh kelompok yang
berparadigma main-stream. Pengikut paradigma mainstream
adalah pihak yang diuntungkan oleh sistem ekonomi dan
politik dewasa ini, khususnya dinegara-negara yang
mengadopsi sistem ekonomi kapitalisme.
Aliran Filsafat Positivisme
dalam Akuntansi
Aliran ini pada umumnya diterapkan dalam perilaku
pengguna dan penyaji informasi akuntansi.
Postivisme dalam akuntansi dapat diaplikasi dalam
tiga bidang, yaitu :
1. Pasar modal; membahas bagaimana sucurities
market bereaksi atas informasi akuntansi
2. Teori keagenan; membahas bagaimana insentif
ekonomi yang mengarahkan pemilihan metode
akuntansi
3. Akuntansi keperilakuan; membahas bagaimana
masyarakat sebenernya memproses dan
menggunakan informasi akuntansi
Objek Akuntansi Positivisme
Objek yang dipikirkan oleh filsuf positivisme adalah
objek yang bisa diukur dengan angka-angka. Karena
melalui angka-angka itu dapat diketahui saling
hubungan dan Saling berpengaruh antar objek.
Paradigma ini harus menekankan metodologi
berpikir, jika metodologi berpikir benar, hasil pikiran
akan benar. Jika paradigma ini diaplikasikan pada
angka-angka laporan keuangan, laba bersih setelah
pajak dapat digunakan untuk memprediksi return
dan harga saham, dan rasio-rasio keuangan dapat
digunakan untuk memprediksi EAT dan return yang
akan datang.
FILSAFAT AKUNTANSI BISNIS
Kegiatan bisnis adalah kegiatan mencari laba.
Laba sebagai anak kandung modal atau
kapital, sebab tanpa modal tidak akan lahir
laba. Dalam sistem ekonomi kapitalisme,
kapital itu primer dan semua di luar kapital
itu sekunder termasuk tenaga kerja
manusia. Semua kegiatan dapat diukur
dengan uang dan diperlakukan sebagai
barang dagangan untuk tujuan laba.
Standar Akuntansi
 Standar adalah prosedure atau aturan untuk melakukan
kegiatan. Dalam akuntansi, standar prosedure atau aturan
untuk mencatat, mengklasifikasi, dan mengomunikasikan
transaksi-transaksi terhadap para pemangku kepentingan.
 Di Indonesia, standar akuntansi dalam Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI), kemudian berkembang menjadi Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), kemudian berkembang menjadi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dibuat oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Di Amerika Serikat. General
Accepted Accounting Principle (GAAP), dibuat oleh Financial
Accountin Standard Board (FASB). Standar akuntansi, dan
"dipaksakan penggunaannya. Orang yang tidak sesuai standar
yang disebut orang menyimpang.
Di Amerika sebagai badan kapitalisme dunia, dalam
penyusunan standar akuntansi, Akuntansi Keuangan
Dewan Standar (FASB), kantor akuntan publik besar
, pencetak ijazah profesi akuntan publik (American
Institute Certifiea Akuntan Publik AICPA,
pemerintah (Badan Standar Akuntansi Pemerintahan
GASB), pasar modal (Sekuritas dan Komisi Bursa-
SEC) .Jika saja yang disebut adalah SEC sebagai
organisasi kaum kapitalis global, dan dapat
mencelakang standar Yang bisa dilakukan itu akan
menguntungkan dirinya. Setidak-tidaknya KAP dapat
mempengaruhi pembuatan standar akuntansi.
REKAYASA AKUNTANSI
Manajemen melakukan rekayasa akuntansi untuk kepentingan pribadinya yang lazim disebut
income smoothing atau creative accounting dengan cara:
 Mengatur kejadian transaksi
 Memilih prinsip akuntansi atau metode alokasi
 Mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba operasi yang bukan dari
operasi normal
Rekayasa akuntansi itu dapat dijumpai dalam perubahan akuntansi, yaitu perubahan akuntansi
yang dapat mempengaruhi laba rugi tahun berjalan dan tahun lalu. Perubahan itu antara lain:
 Perubahan dalam prinsip akuntansi, misalnya perubahan metode penyusutan dari LIFO ke
FIFO dan sebagainya
 Perubahan dalam menaksir umur aktiva, misalnya dulu ditaksir 5 tahun, sekarang ditaksir
10tahun
 Perubahan organisasi bisnis, misalnya dari firma menjadi perseroan terbatas atau
perusahaan terbuka (tbk), dan adanya akuisisi dan merger
Hakikat rekayasa akuntansi itu ditentukan oleh salah satu dari kedua faktor yaitu:
 Kondisi ekonomi inflasi, deflasi, stagflasi, krisis, dan sebagainya
 Kondisi manajemen, adanya konflik kepentingan antara agent dan principal
MEMBANGUN DAN MENGUJI
TEORI AKUNTANSI
 Membangun teori akuntansi adalah proses
berpikir, sedangkan menguj teori akuntansi adalah
proses berpikir deduktif.
 Catatan : berpikir induktif atas praktik akuntansi
melahirkan berbagai makna dari unsur-unsur
akuntansi, kemudian berbagai makna akuntansi itu
digunakan untuk membangun teori akuntansi. Ini
adalah proses berpikir subjektif-kualitatif. Setelah
menjadi teori akuntans, kemudian teori itu diuji
melalui praktik akuntansi; jika teori itu sesuai
dengan praktik akuntansi, maka menjadi ilmu
akuntansi
BAB 11
11.4. Akuntansi Berbasis Paradigma
Akuntansi Kritis Radikal Strukturalis
Radikal strukturalis adalah paradigma tentang perubahan
sistem sosial melalui revolusi, yaitu merebut kekuasaan politik,
kemudian melanjutkan revolusi ekonomi dan budaya. Jika
dikaitkan dengan akuntansi, paradigm radikal strukturalis ingin
mengubah sistem akuntansi, dari akuntansi laba ke akuntansi
kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan alam, sosial, dan
budaya.
Di zaman masyarakat pemilikan budak, ilmu akuntansi sangat
sederhana, hanya mencatat transaksi sosial. Kemudian akuntansi
berkembang di zaman feodalisme, dimana peran kaum borjuis
dalam masyarakat tersebut mulai dominan dibidang ekonomi
dan bisnis. Di zaman kapitalisme ini, akuntansi sangat komplek
dan rumit mengikuti perkembangan sistem ekonomi kapitalisme.
Akuntansi berkembang menjadi alat spekulasi dan manipulasi
seperti yang terjadi pada kasus Enron di Amerika Serikat pada
tahun 2001.
11.5. Akuntansi Berbasis Paradigma
Hermeneutik dan Interpretif
Paradigma Hermeneutik
Hermeneutik berasal dari bahasa Yunani ‘hermeneuein’
artinya menafsirkan. Hermeneutik berhubungan erat
dengan bahasa, karena pesan dewa itu berupa ucapan.
Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peran
penting bagi kehidupan manusia. Menurut Gadamer
bahasa merupakan modus operadi dari cara kita berada
di dunia dan merupakan wujud yang seakan-akan
merangkul seluruh konstitusi tentang dunia ini. Oleh
sebab itu, bahasa harus dipahami, setiap kata itu
mempunyai maksud atau tujuan dan mempunyai makna.
Makna kata dalam suatu teks merupakan kesepakatan
bersama (konvensi). (Sumaryono (2006:26))
Makna teks dapat dicari dari mana teks yang berdekatan dengan
melalui :
1. Fonologi, makna kata, misalnya kata homo, logi, dst.
2. Konteknya, yaitu kehidupan nyata manusia yang terus
menerus berubah dan berkembang mengikuti perubahan
dan perkembangan masyarakat.

Dalam kontek akuntansi, annual report, financial statement,


audit report, harus dicari maknanya :
1. Makna terbatas, terbatas pada kata, dalam akuntansi
misalnya kas, piutang, dan sebagainya
2. Makna luas, konteknya luas, dalam akuntansi misalnya,
laporan posisi keuangan, perhitungan laba-rugi, perhitungan
arus kas, dan sebagainya.
11.6. Akuntansi Berbasis Paradigma
Interpretif
Menurut Chua (1988) interpretif adalah salah satu cabang
filsafat idealisme Jerman yang dikaji oleh Emmanuel Kant, Hegel,
Dilthey, Weber, Husserl, Heidegger, Schutz, Gadamer, and
Habermas. Interpretif merupakan upaya mengkontruksi dan
menafsirkan perilaku sosial yang bertujuan untuk menemukan
makna dibalik perilaku sosial melalui dialog antara peneliti dan
pihak yang diteliti.
Interpretasi teks berbasis filosofi bahwa manusia dapat
dikategorikan : (1) tidak mempunyai tujuan, itu body, dan (2)
manusia mempunyai tujuan, itu mind. Teks dipahami berdasar
filsafat :
1. Idealisme, pemahaman teks berdasar “Teocentris”, manusia
menafsirkan Wahyu yang dihubungkan dengan kondisi alam,
sosial, dan manusia.
2. Realisme, pemahaman teks berdasar “Antropocentris”,
manusia menafsirkan teks berdasar kemampuan pikirannya.
11.7. Akuntansi Berbasis Paradigma
Interpretif Idealis-Spiritualisme
Teks merupakan produk zaman atau keadaan sosial. Teks
dapat didekati dari sudut :
1. Bahasa, yaitu bahwa teks itu berbicara sendiri akan
dirinya, dari kata itu diyakini bahwa orang akan
paham, kata dan kalimat dapat dicari maknanya
melalui hubungannya dengan kata dan kalimat
lainnya.
2. Perkembangan zaman mempengaruhi penafsiran
kitab suci.
Dalam akuntansi, dalam memahami informasi akuntansi
harus berpartisipasi aktif, artinya harus mengikuti pola
piker dan perilaku masyarakat dalam mengadakan
transaksi sosial dan bisnis untuk memperoleh makna
pada setiap transaksi sosial dan bisnis yang dilakukan.
11.8. Akuntansi Berbasis Paradigma Interaksi Simbolik
Realitas sosial itu adalah interaksi antar individu dalam masyarakat. Paradigma
interaksi simbolik memposisikan manusia sebagai makhluk yang memiliki kesadaran,
kemampuan, dan kemauan bebas. Dalam akuntansi yang penuh dengan simbol-simbol yang
memiliki saling hubungan untuk mencipta makna.

11.9. Akuntansi Berbasis Paradigma Dramaturgi


Dalam kajian dramatugi, interaksi antar individu dalam kehidupan masyarakat dalam
dianalisis dengan model teater atau panggung sandiwara (Appelrouth dan Edles, 2007). Dalam
akuntansi, praktisi dan akademisi akuntansi harus peka menganalisis peristiwa sosial yang
berkaitan dengan akuntansi yang retorik dan dramatik, seperti kasus BLBI, kasus Bank Century,
Privatisasi BUMN, fair value, dan sejenisnya.

11.10. Akuntansi Berbasis Paradigma Fenomenologi


Noumena (bahasa Latin) artinya gejala yang bisa dipahami oleh pikiran manusia.
Phenomena artinya hasil penangkapan Noumena dengan panca indera manusia. Logi atau logos
artinya ilmu atau penalaran. Jadi fenomenologi artinya ilmu tentang gejala alam, sosial, dan
manusia, yang harus dicari hakikatnya atau maknanya.
Dalam akuntansi, yang Nampak adalah laporan keuangan, akuntan atau pengguna
laporan keuangan harus mengetahui isi laporan keuangan itu.
11.11. Akuntansi Berbasis Paradigma Ethnomethodology
Ethnometodologi : etno = suku bangsa; metode = cara; logos =
rasional atau ilmu; jadi ethnometodologi adalah cara rasional suatu suku
bangsa untuk menyelesaikan masalah hidupnya berdasar local wisdom, kearifan
local, atau adat-istiadat.
Dalam akuntansi, adat istiadat masyarakat harus dijadikan dasar untuk
menyajikan informasi akuntansi. Dengan cara ini, informasi akuntansi mudah
dipahami oleh masyarakat lokal, dan akuntansi memiliki berbagai konsep
berdasar kondisi riil kehidupan sosial; akuntansi menjadi ilmu multi-paradigma.

11.12. Akuntansi berbasis Paradigma Modernisme


Modernisme diawali dengan adanya paham antroposentrisme, dimana
manusia menjadi puasat segala peristiwa sosial. Rasio manusia dijadikan alat
untuk mengelola alam dan sosial. Dalam zaman ini akal manusia menjadi pusat
untuk menyelesaikan masalah.
Namun dalam proses perkembangannya, akal manusia berhenti
aktivitasnya ketika dihadapkan dengan masalah hati nurani, perasaan, dan
keyakinan. Akal tidak mampu menjawab masalah-masalah tersebut, kemudian
lahir paradigma posmodernisme.
11.13. Akuntansi Berbasis Paradigma Posmodernisme
Posmodernisme adalah antetis modernisme. Ia menjawab masalah-
masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh akal manusia, dan ia sangat anti
dengan kemapanan (status-quo). Hal ini demikian itu paradigma
posmodernisme kurang disukai oleh pihak-pihak yang mempertahankan
kemapanan, termasuk dalam bidang akuntansi.

11.14. Akuntansi Berbasis Antropologi


Antropologi adalah ilmu manusia yang membahas peradaban dan
kebudayaan. Dalam antropologi tanda atau sign itu ada tiga jenis, yaitu :
1. Ikon, tanda yang mempunyai hubungan dengan makna secara material,
tanda yang sebentuk dengan maknanya, contohnya patung Sudirman.
2. Indeks, tanda yang mempunyai hubungan makna secara alamiah.
Contohnya asap gunung. Dalam ekonomi, indeks itu dapat dinyatakan
inflasi tinggi, pengangguran tinggi dan sebagainya.
3. Simbol, tanda yang mempunyai hubungan dengan makna hasil rekayasa
pikiran manusia. Simbol tidak ada hubungan secara formal dan tidak ada
hubungan secara alamiah.
11.15. Sejarah Akuntansi Berbasis Multi-paradigma
Akuntansi telah ada sejak 8.000 SM sampai dengan 3.000 SM
(Sukoharsono, 2002:12). Ditandai dengan ditemukan angka dan huruf.
Dalam kondisi sosial waktu itu manusia sudah mampu menabstraksi
kondisi nyata kehidupannya dalam simbol angka dan huruf, sehingga
manusia bisa mencatat kegiatan-kegiatannya.perkembangan angka itu
diawali dengan ditemukan angka nol Hindu-Arab sehingga angka
menjadi lebih dominan sebagai alat hitung yang lebih luas.
Angka atau arimetik Hindu-Arab itu lahir melalui para pemikir Arab
Khwarizmi berkembang ke Eropa Barat melalui Spanyol pada abad 12
(Sukoharsono, 2002:13).
Akuntansi itu merupakan produk interpretasi kondisi sosial yang
berubah dan berkembang. Sejarah perkembangan masyarakat
merupakan ibu kandung yang melahirkan ilmu termasuk ilmu
akuntansi. Oleh sebab itu, ilmu akuntansi tidak bisa diklaim oleh satu
paradigma saja. Ilmu akuntansi hakekatnya adalah multiparadigma.
BAB 12
MAKNA LABA BERDASAR PANDANGAN
KAPITALISME
12.1. Makna Laba Menurut Adam Smith
Smith (1723-1790) adalah seorang tokoh ekonomi
kapitalisme liberal, pemikirannya merupakan anti tesis atas
sistem ekonomi feodalisme, merkantilisme, para pisiokratisme.
Aktivitas ekonomi harus digerakkan oleh pambagian kerja dan
capital untuk mencipta barang dagangan, kemudian dipasarkan
untuk memperoleh laba. Laba diakumulasi menjadi capital baru
kemudian di investasikan dalam produksi barang dagangan baru
untuk mencipta laba baru melalui persaingan dalam pasar bebas.
Makna kapitalisme berdasar pandangan Adam Smith
adalah hasil dari pembagian kerja, capital, pasar bebas, dan harga
pasar. Disamping itu, laba dipengaruhi oleh tingkat upah buruh,
bunga, kolonialisme, kepastian kondisi ekonomi, dan ukuran
perusahaan, kebijakan pemerintah.
12.2. Makna Laba Kapitalisme Menurut John Maynard Keynes
Pemikiran Keynes (1883-1946) merupakan antithesis
pemikiran Adam Smith. Sistem ekonomi kapitalisme liberal yang
dikenal dengan sebutan “sistem ekonomi pasar bebas atau sistem
ekonomi klasik” yang digerakkan oleh tangan ajaib dan dilawan dengan
tangan nyata yaitu campur tangan pemerintah dibidang ekonomi.
Pemikiran Keynes lahir dari krisis ekonomi kapitalis liberal tahun
1930an, dimana barang mencari konsumen. Menurut Keynes
permintaan efektif adalah pendapatan masyarakat yang digunakan
untuk konsumsi dan tabungan. Permintaan efektif ditentukan dengan
pendapatan masyarakat, bukan ditentukan dengan penawaran.
Di era Keynes, harga pokok produksi menjadi topic sentral
diskusi dalam ekonomi perusahaan. Harga produksi terdiri dari biaya
bahan baku dan upah buruh (factor cost) dan biaya peralatan produksi
(user cost). Laba adalah harga pasar lebih besar daripada factor cost
ditambah user cost. Laba ditentukan oleh konsumen.
12.3. Makna Laba Menurut Milton Friedman
Inti dari pemikiran Milton Friedman adalah kebijakan moneter,
merupakan sintesis atas antithesis pemikiran Keynes yang intinya
adalah permintan mencipta penawaran dan kebijakan fiskal, pemikiran
Keynes merupakan antithesis atas tesis pemikiran Adam Smith yang
intinya adalah penawaran mencipta permintaan.
Peran pemerintah itu penting dalam sistem kapitalisme liberal
karena kebebasan itu akan melahirkan konflik antar individu (Friedman,
2002:25-26). Campur tangan pemerintah itu untuk mengatasi konflik
sosial, termasuk konflik perusahaan dalam bersaing.
Pemikiran Friedman tersebut bertolak dari cara berpikir
filsafat idealisme. Ide Friedman berdialektik sehingga melahirkan
konsep kebijakan moneter. Ia melihat kegiatan ekonomi dari sudut
pemikiran, bukan dari sudut perilaku manusia. Pemikiran semacam itu
sunggu sangat idealis seperti pemikiran Keynes dan Adam Smith.
Kebijakan moneter harus dikaitkan dengan perdagangan dan
pembayaran internasional atau neraca pembayaran (Friedman,
2002:56-57).

Anda mungkin juga menyukai