Anda di halaman 1dari 43

RELASI REKURSIF

Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd., M.Si.

Pendidikan Matematika
ITSNU PASURUAN
Outline

1 BARISAN REKURSIF

2
2 PENYELESAIAN REKURSIF

5
5

MATDIS Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Barisan yang didefinisikan Rekursif

Sebuah barisan dapat dinyatakan dalam beberapa cara.

- dengan menuliskan beberapa suku pertama barisan itu


misalnya: 3, 5, 7, …

- menyatakan barisan dalam rumus eksplisit dalam suku-sukunya


misalnya: an = 2n + 1

- menyatakan barisan secara rekursif


suatu barisan dinyatakan secara rekursif jika kondisi awal
barisan ditentukan, dan suku-suku barisan selanjutnya
dinyatakan dalam hubungannya dengan sejumlah suku-suku
yang sudah dinyatakan sebelumnya
misalnya: ak = ak-1 + 2 (relasi rekurensi) dan a0 = 3 (kondisi awal)

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 1 Barisan yang didefinisikan Rekursif

Suatu barisan c0, c1, c2, … didefinisikan secara rekursif sbb:


Untuk semua bilangan bulat k ≥ 2,
ck = ck-1 + k ck-2 + 1
Dengan kondisi awal: c0 = 1 dan c1 = 2. Hitunglah c5.

Penyelesaian:
Karena barisan didefinisikan secara rekursif, maka c5 tidak bisa
dihitung secara langsung, tetapi harus terlebih dahulu menghitung c2,
c3, dan c4.
c2 = c1 + 2 c0 + 1 = 2 + 2.1 + 1 = 5
c3 = c2 + 3 c1 + 1 = 5 + 3.2 + 1 = 12
c4 = c3 + 4 c2 + 1 = 12 + 4.5 + 1 = 33
c5 = c4 + 5 c3 + 1 = 33 + 5.12 + 1 = 94
Jadi c5 = 94

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 2 Barisan yang didefinisikan Rekursif

Misalkan a1, a2, …; b1, b2, … dan c1, c2, … adalah 3 barisan
yang semuanya memenuhi relasi rekurensi: Nilai suatu suku
sama dengan 3 kali nilai suku sebelumnya.
Jadi ak = 3 ak-1; bk = 3 bk-1; ck = 3 ck-1
Tetapi kondisi awal ketiga barisan tersebut berbeda:
a1 = 0; b1 = 1; c1 = 2
Nyatakan barisan-barisan tersebut dengan cara menuliskan
beberapa suku awal barisan tersebut! Apakah ketiganya
merupakan barisan yang sama?

Penyelesaian:
Barisan ai adalah: 0, 0, 0, …
Barisan bi adalah: 3, 9, 27, …
Barisan ci adalah: 6, 18, 54, …
Tampak bahwa ketiga barisan tersebut berbeda

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 3 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Bilangan Fibonacci
Pada tahun 1202, Leonardo of Pisa yang dikenal dengan Fibonacci
mengemukakan masalah sbb:
Misalkan mula-mula ada sepasang kelinci (jantan dan betina) yang baru lahir.
Setiap bulan, kelinci-kelinci yang sudah berumur 2 bulan akan beranak 2 ekor
kelinci (jantan dan betina). Carilah banyaknya kelinci setelah 12 bulan (dan
secara umum setelah n bulan)
Penyelesaian:
Pada bulan ke-0, ada 1 pasang kelinci (sebut pasangan A)
Pada bulan ke-1, tetap masih ada 1 pasang kelinci (A) karena belu cukup
umur untuk beranak
Pada bulan ke-2, pasangan A mempunyai sepasang anak (sebut pasangan B).
Jadi total ada 2 pasang kelinci.
Pada bulan ke-3, pasangan A mempunyai sepasang anak lagi (sebut pasangan
C), tetapi pasangan B belum punya anak krn belum cukup umur. Total 3
pasang.
Pada bulan ke-4, pasangan A mempunyai sepasang anak lagi (sebut pasangan
D), pasangan B juga mempunyai sepasang anak (sebut pasangan E). Total 5
pasang kelinci). Dan seterusnya …
MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.
Contoh 3 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Jumlah Pasangan

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 3 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Misalkan Fn menyatakan banyak pasangan kelinci yang hidup pada
bulan ke-n (n ≥ 0)
Maka: F0 = 1,
F1 = 1,
F2 = 2,
F3 = 3,
F4 = 5,

Fn terbentuk dari 2 hal yaitu: Fn-1 pasang kelinci dari bulan
sebelumnya ditambah dengan jumlah pasangan anak yang
dilahirkan. Karena kelinci yang mempunyai anak adalah yang
berumur minimal 2 bulan, maka jumlah pasang anak yang
diperoleh sama dengan jumlah kelinci pada 2 bulan sebelumnya
yaitu Fn-2. Maka didapat relasi;
Fn = Fn-1 + Fn-2 dengan F0 = 1; F1 = 1.
Relasi ini dikenal dengan relasi Fibonacci.
Fi yang terbetuk disebut Bilangan Fibonacci.
MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.
Contoh 4 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Menara Hanoi (The Tower of Hanoi)
Menara Hanoi adalah sebuah puzzle yang terkenal pada akhirabad 19. Puzzle
ini ditemukan oleh matematikawan Perancis, Edouard Lucas
Menurut legenda, ada sebuah kuil Budha yang di dalamnya terdapat 3 tiang
berdiameter kecil terbuat dari permata. Pada waktu dunia diciptakan, Tuhan
menciptakan 64 buah cakram dengan ukuran berbeda-beda pada salah satu
tiang. Cakram-cakram tesebut ditumpuk satu di atas yang lain, sedemikian
hingga semakin ke atas, diameter cakram semakin mengecil.
Biksu-biksu kuil tersebut berusaha memindahkan cakram satu demi satu dari
satu tiang ke tiang lain, sehingga semua cakram berpindah dari tiang A ke
tiang C. Syaratnya: pemindahan hanya boleh dilakukan satu persatu, dan pada
setiap keadaan, cakram dengan diameter yang lebih kecil harus berada di atas
cakram dengan diameter yang lebih besar.
Menurut legenda, setelah pemindahan tersebut selesai, maka tiang, cakram,
dan semua yang ada akan hancur menjadi debu. Bersamaan dengan itu, akan
terdengar halilintar yang menggelegar dan dunia akan hilang (kiamat).
Misalkan biksu-biksu tersebut dapat memindahkan sebuah cakram dalam satu
detik, berapa lama dunia akan kiamat sejak diciptakan?

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 4 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Menara Hanoi (The Tower of Hanoi)

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 4 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Menara Hanoi (The Tower of Hanoi)

Pemodelan

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 4 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Menara Hanoi (The Tower of Hanoi) Kasus untuk n = 3 cakram

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 4 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Penyelesaian:
Suatu cara penyelesaian yang efisien adalah secara rekursif.
Misalkan kita tahu tentang memindahkan (k-1) cakram dari
tiang ke tiang lain. Maka cara paling efisien untuk
memindahkan k cakram dari tiang A ke tiang C adalah sbb:
Langkah 1. pindahkan (k-1) buah cakram dari tiang A ke tiang
B. Jika k > 2, eksekusi langkah ini memerlukan sejumlah proses
untuk memindahkan cakram satu per satu.
Langkah 2. pindahkan cakram yang terletak paling bawah dari
tiang A ke tiang C.
Langkah 3. pindahkan (k-1) buah cakram dari tiang B ke tiang
C. seperti langkah 1, jika k > 2, langkah 3 juga memerlukan
sejumlah proses di dalamnya.

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 4 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Penyelesaian:
Misalkan mn = jumlah langkah minimal untuk
memindahkan n buah cakram dari satu tiang ke tiang lain.
Perhatikan bahwa mn tidak dipengaruhi oleh asal dan tujuan
tiang. mn juga tidak tergantung dari banyaknya cakram yang
terletak di bawah n buah cakram yang dipindah tersebut.
Langkah 1 memerlukan mk-1 kali perpindahan. Langkah 2
memerlukan 1 kali perpindahan. Langkah 3 memerlukan mk-1
kali perpindahan. Jadi jumlah keseluruhan perpindahan minimal
adalah: mk = mk-1 + 1 + mk-1 = 2mk-1 + 1
Kondisi awal terjadi jika k = 1
Diperoleh persamaan rekursif m1, m2, …, sbb:
mk = 2 mk-1 + 1 (relasi rekurensi)
m1 = 1 (kondisi awal)
MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.
Contoh 4 Barisan yang didefinisikan Rekursif
Penyelesaian:
Maka untuk memindahkan:
2 cakram, dibutuhkan m2 = 2 m1 + 1 = 2.1 + 1 = 3
langkah
3 cakram, dibutuhkan m3 = 2 m2 + 1 = 2.3 + 1 = 7
langkah
4 cakram, dibutuhkan m4 = 2 m3 + 1 = 2.7 + 1 = 15
langkah, dst
64 cakram, dibutuhkan m64 = … = 1,844674.1019 detik ≈
5.84542.1011 tahun / 584
milyar Tahun
Karena itu, legenda yang menyatakan bahwa dunia akan
kiamat bila orang berhasil memindahkan 64 cakram di
menara hanoi ada juga benarnya,karena 584 milyar tahun
adalah waktu yang sangat lama dunia semakin tua dan
akhirnya hancur, Wallahualam
MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.
Contoh 5 Barisan yang didefinisikan Rekursif
(Perhitungan bunga bank)
Jika kita menyimpan uang di bank, biasanya bank
memberikan bunga yang dihitung per tahun, misal i.
Jika bunga diberikan per periode tertentu dan dalam
satu tahun ada m kali periode, maka besarnya bunga
per periode = i/m.
Sebagai contoh, suatu bank memberikan bunga 12% =
0,12 per tahun dan bunga diberikan secara bulanan.
Maka besarnya bunga per bulan = 0,12/12 = 0,01.
Untuk tiap bilangan positif k ≥ 1, misalkan:
Pk = jumlah tabungan pada akhir periode ke-k (tanpa
ada transaksi).
Nyatakan Pk sehingga relasi rekurensi suku-suku
sebelumnya!

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 5 Barisan yang didefinisikan Rekursif
(Perhitungan bunga bank)
Penyelesaian:
Besarnya bunga selama periode ke-k adalah jumlah tabungan
pada akhir periode ke (k-1) dikalikan dengan bunga untuk
periode tersebut.
Jadi, bunga selama periode ke-k adalah (Pk-1) (i/m).
Jumlah uang tabungan pada akhir periode ke-k (=Pk) didapat
dengan cara menjumlahkan uang tabungan pada akhir periode
ke(k-1) (=Pk-1) dengan bungan yang didapat selama periode ke-k
tersebut.
Maka jumlah uang tabungan pada akhir periode ke-k adalah:
Pk = Pk-1 + Pk-1 (i/m)
= Pk-1 (1 + i/m)
Kondisi awal (P0) adalah jumlah uang tabungan mula-mula.

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan Iterasi

Prinsipnya: dihitung suku-suku barisan secara berurutan


terus menerus sehingga diperoleh suatu pola tertentu.

Misalnya:

n(n  1)
1  2  3  ...  n 
2
n(n  1)(2n  1)
1  2  3  ...  n 
2 2 2

6
n(n  1)(n  2)
1.2  2.3  3.4  ...  n(n  1) 
3
n 1
r 1
1  r  r  ...  r 
2 n
, r 1
r 1

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 6 Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan Iterasi

Carilah rumus eksplisit barisan m1, m2, … yang menyatakan masalah


menara Hanoi.
mk = 2 mk-1 + 1 untuk bilangan bulat k ≥ 2
m1 = 1

Penyelesaian:
mk = 2 mk-1 + 1
= 2 (2mk-2 + 1) + 1 = 22 mk-2 + 2.1 + 1
= 22 (2mk-3 + 1) + 2.1 + 1 = 23 mk-3 + 22.1 + 2.1 + 1
= 23 (2mk-4 + 1) + 22.1 + 2.1 + 1 = 24 mk-4 + 23.1 + 22.1 + 2.1 + 1
=…
= 2k-1 mk-(k-1) + 2k-2.1 + … + 23.1 + 22.1 + 21 + 1
= 2k-1 m1 + 2k-2 + … + 23 + 22 + 21 + 1
Karena m1 = 1 maka: mk = 2k-1 + 2k-2 + 2k-3 + … + 23 + 22 + 21 + 1
mk merupakan deret geometri dengan r = 2 yang besarnya = 2^k -1
Jadi mk = 2^k -1 untuk bilangan bulat k ≥ 1

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 7 Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan Iterasi

Misalkan Kn adalah graf dengan n buah titik dan setiap pasang titik
dihubungkan dengan sebuah garis (Graf Lengkap).
Jika Sn menyatakan jumlah garis dalam Kn, maka:
a. Buktikan bahwa Sn memenuhi relasi rekurensi Sn = Sn-1 + (n-1)
dan kondisi awal S1 = 0
b. Selesaikan relasi rekurensi Sn tersebut.
Penyelesaian:
a. Kn untuk n = 1, 2, 3, 4, dan 5

K1 K2 K3 K4 K5

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Contoh 7 Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan Iterasi

Banyaknya garis dalam K4 adalah banyaknya garis K3 ditambah


dengan banyaknya garis baru yang harus dibuat akibat penambahan
satu buah titik.
Banyaknya garis baru yang ditambahkan pada K4 sama dengan
banyaknya titik pada K3. Jadi S4 = S3 + 3.
Secara umum: Sn = Sn-1 + (n-1)
Kondisi awal S1 = 0 jelas benar karena tidak mungkin membuat
garis dari satu buah titik.

b. Sn = Sn-1 + (n-1)
= (Sn-2 + (n-2)) + (n-1) = Sn-2 + (n-2) + (n-1)
= (Sn-3 + (n-3)) + (n-2) + (n-1) = Sn-3 + (n-3) + (n-2) + (n-1)
=…
= Sn-(n-1) + (n-(n-1)) + …+ (n-3) + (n-2) + (n-1)
= S1 + 1 + 2 + … + (n-2) + (n-1)
Karena S1 = 0 maka
Sn = 1 + 2 + … + (n-2) + (n-1) = ½ n (n-1)
MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.
Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat Persamaan Karakteristik
Suatu cara penyelesaian relasi rekurensi yang dapat menentukan rumus
eksplisit dengan pasti adalah melalui persamaan karakteristik.
a. Relasi Rekurensi Linier dengan Koefisien Konstan
Misalkan n dan k adalah bilangan-bilangan bulat tidak negatif dengan
n ≥ k. Relasi rekurensi linier derajat k adalah relasi berbentuk:

c0(n) an + c1(n) an-1 + … + ck(n) an-k = f(n), c0(n) dan ck(n) ≠ 0

Jika c0(n), c1(n), …, ck(n) semuanya konstanta, maka relasi rekurensi


disebut relasi rekurensi linier dengan koefisien konstan.

Jadi relasi rekurensi linier dengan koefisien konstan adalah:


c0 an + c1 an-1 + … + ck an-k = f(n)

Apabila dalam persamaan tersebut, f(n) = 0, maka disebut relasi


rekurensi homogen linier dengan koefisien konstan.
MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.
Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Contoh 8 Persamaan Karakteristik
Tentukan apakah persamaan di bawah ini merupakan
relasi rekurensi linier, linier dengan koefisien konstan
atau homogen linier dengan koefisien konstan. Jika
demikian tentukan derajatnya!

a. an – 7 an-1 + 10 an-2 = 0
b. bk = bk-1 + bk-2 + bk-3
c. ck = 2 ck-2
d. dk = dk-12 + dk-2
e. ek = ek-1.ek-2
f. fk – 2 fk-1 + 1 =0
g. hk = -hk-1 + (k-1) hk-2

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Contoh 8 Persamaan Karakteristik
Penyelesaian:
a. Relasi rekurensi homogen linier dengan koefisien konstan derajat
2.
b. Relasi (b) dapat dinyatakan dengan bk – bk-1 – bk-2 – bk-3 = 0, yang
merupakan relasi rekurensi homogen linier dengan koefisien
konstan derajat 3.
c. Relasi rekurensi homogen linier dengan koefisien konstan derajat
2.
d. Bukan relasi rekurensi linier karena memuat suku kuadratis dk-12.
e. Bukan relasi rekurensi linier karena memuat pergandaan suku (ek-
1.ek-2)
f. Relasi rekurensi linier dengan koefisien konstan derajat 1 (f(n) = -
1)
g. Relasi rekurensi linier dengan derajat 2 (koefisien tidak konstan)

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Persamaan Karakteristik
b. Relasi Rekurensi Homogen Linier dengan Koefisien Konstan

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Persamaan Karakteristik
b. Relasi Rekurensi Homogen Linier dengan Koefisien Konstan

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Persamaan Karakteristik

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Contoh 9 Persamaan Karakteristik

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Contoh 9 Persamaan Karakteristik

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Persamaan Karakteristik

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Contoh 10 Persamaan Karakteristik

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi lewat
Contoh 11 Persamaan Karakteristik

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan
fungsi pembangkit

• Selain dapat diselesaikan dengan metode akar karakteristik,


relasi rekursif linear homogen dengan koefisien konstanta
juga dapat diselesaikan dengan fungsi pembangkit.

Koefisien konstanta:
 Metode akar karakteristik
 Fungsi Pembangkit Biasa

Koefisien nonkonstanta:
 Fungsi Pembangkit Eksponensial

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan
Contoh fungsi pembangkit

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan
Contoh fungsi pembangkit

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan
Contoh fungsi pembangkit

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan
Contoh fungsi pembangkit

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan
Contoh fungsi pembangkit

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan
Contoh fungsi pembangkit

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan
Contoh fungsi pembangkit

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


TUGAS

1. Pelajari secara mandiri/berkelompok materi


tentang Penyelesaian Relasi Rekurensi dengan
fungsi pembangkit

2. Kerjakan soal - soal latihan BAB 3 halaman 106 -


107 untuk nomor 1(d,e,f,g) dan nomor 5 (a,b,c)

3. dikumpulkan pada saat UAS Matematika Diskrit

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


KISI - KISI UAS

1. Menyelesaikan soal - soal yang berhubungan dengan


Permutasi atau Kombinasi

2. Menyelesaikan soal - soal yang berhubungan dengan


fungsi pembangkit

3. Menyelesaikan soal - soal yang berhubungan dengan


relasi rekursif

MATEMATIKA DISKRIT Isnawati Lujeng Lestari, S.Pd, M.Si.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai