K DENGAN
ABSES SEREBRI DIRUANG EDELWEIS RSUD ARIFIN
ACHMAD PROVINSI RIAU
Faktor predisposisi dapat menyangkut host, kuman infeksi atau faktor lingkungan :
Faktor tuan rumah (host)
Daya pertahanan susunan saraf pusat untuk menangkis infeksi mencakup kesehatan
umum yang sempurna, struktur sawar darah otak yang utuh dan efektif, aliran darah
ke otak yang adekuat, sistem imunologik humoral dan selular yang berfungsi
sempurna.
Faktor kuman
Kuman tertentu cenderung neurotropik seperti yang membangkitkan meningitis
bacterial akut, memiliki beberapa faktor virulensi yang tidak bersangkut paut dengan
faktor pertahanan host. Kuman yang memiliki virulensi yang rendah dapat
menyebabkan infeksi di susunan saraf pusat jika terdapat ganggguan pada sistem
limfoid atau retikuloendotelial.
Faktor lingkungan
Faktor tersebut bersangkutan dengan transisi kuman. Yang dapat masuk ke dalam
tubuh melalui kontak antar individu, vektor, melaui air, atau udara.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Komplikasi meliputi :
Retardasi mental
Epilepsi
Kelainan neurologik fokal yang lebih berat.
Komplikasi ini terjadi bila AO tidak sembuh sempurna.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
CT Scan
Mengidentifikasi dan melokalisasi abses besar
dan abses kecil disekitarnya
Arteriografi
Menunjukkan lokasi abses di lobus temporal
atau abses cerebellum
PENATALAKSANAAN
KEADAAN UMUM
Kesadaran/GCS: somnolen : E:4 V:3 M:5
Tanda-tanda vital (Pukul : 10 : 00 WIB)
TD : 120/60 mmHg , N : 74 x/menit
RR : 22 x/menit S : 36,7 °C,
BB/TB : 50 kg/ 160 cm LILA : 20 cm
IMT : 19,53
PENGKAJIAN HEAD TO TOE
Kepala
Rambut& Kulit Kepala:Pertumbuhan rambut merata, bentuknya simetris, bentuk muka oval,
nyeri tekan (+), ada bekas luka operasi dibagian kepala sebelah kanan
Mata: mata simetris, tidak ada edema, distribusi alis merata, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, refleks pupil baik, refleks kornea baik
Telinga: ada bekas luka operasi pada telinga kanan
Hidung: ukuran dan bentuk hidung tidak simetris, ketajaman penciuman
Mulut: kesimetrisan lipatan nasolabia tidak simetris, mulut kotor dan bau, ada karies pada
gigi, kualitas suara sengau.
Leher: Rom leher normal, palpasi trakea simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Dada
Paru-Paru
Inspeksi : simetris, tidak ada abnormalitas, retraksi dinding dada normal
Palpasi : taktil fremitus normal
Perkusi : Sonor/ rensonan dikedua sisi paru
Auskultasi : Vesikuler dikedua sisi
(Jantung)
Inspeksi : Tidak tampak adanya pembesaran jantung
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 s2 terdengar regular
Irama jantung : regular
Payudara dan Aksila: Pada payudara dan aksila pasien simetris dikedua sisi/ tidak
tampak adanya edema, pembengkakan, massa ataupun nyeri
Tangan: Bentuk tangan simetris/ tidak tampak adanya kelainan pada bentuk
tangan pasien/ CRT> 2 detik/ rentang gerak sendi pasien lemah/ tidak terdapat
massa, edema, atapun luka pada kedua tangan pasien/ terpasang infuse dibagian
tangan sebelah kanan/ tidak terdapat clubbing finger pada kuku tangan pasien.
Abdomen
Inspeksi : Simetris , Tidak tampak adanya pembesaran
Palpasi : Hangat, Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian 4 kuadran abdomen
pasien
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus 14x/ menit
Genitalia dan Perkemihan: Tidak terdapat pembengkakan dan massa pada area
genetalia pasien, Produksi urine (warna nya kuning terang)
Rektum dan Anus: Keluarga Pasien mengataan tidak memiliki ambeyen
(hemoroid)/ tidak terdapat perdarahan pada bagian anus dan rektum pasien
Kaki: Warna kulit kaki kecoklatan, Tidak ada edema
Punggung:Tidak tampak adanya kelainan pada bentuk punggung pasien/ tidak
terdapat adanya luka tekan
POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR
Keluarga Pasien mengatakan Lama tidur tidak teratur
Frekuensi tidur tidak teratur
Kebiasaan tidur tidak teratur
Pola tidur saat ini : tidak bisa dikaji
POLA AKTIVITAS HARIAN (ADL)
Pola mandi : selama dirawat belum pernah mandi hanya dilap saja
Oral hygiene : tidak ada
Cuci rambut : tidak ada
Kenyamanan (lokasi: cukup nyaman)
CAIRAN, NUTRISI,DAN ELIMINASI
Intake Oral/Enteral
Jenis diit : Makanan Lunak
Intake Makanan : 3 Kali/ hari (±200 cc/ 1x makan)
Makanan Selingan : - Kali/hari-shift
Minum : air putih 4x/hari * (±820 cc/ 1 x makan)
Parenteral : RL 20 ml/ shift* ( Jumlah ± 1000ml/hari)
Eliminasi
Urin : 4 kali/ hari pipis
BAB : 1 Kali/hari
Balanca Cairan
Per shift
Cairan masuk : 2100 ml/ shift
Cairan Keluar : 1.700 ml
IWL : 23 ml
Balan cairan : 37,7 ml
PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
Pasien hidup bermasyarakat dengan baik, taat beribadah kadang pasien shalat dimesjid bersama
jamaah yang lainnya
Pasien berinteraksi dengan masyarakat sebelumnya dengan baik dan ramah serta suka
menolong orang lain
Lingkungan tempat tinggal cukup ramai, sarana prasarana cukup baik
PENGKAJIAN REFLEKS DAN SARAF KRANIAL
Refleks
Biseps : Ka (+) / Ki (+)
Triseps : Ka (+) /Ki (+)
Brakioradialis : Ka (+) / Ki (+)
Patella : Ka (+) / Ki (+)
Achiles : Ka (+) / Ki (+)
Babinski : Ka (-) / Ki (-)
No Saraf Kranial Hasil
1 Olfaktorius (+) pasien dapat mencium bau sesuatu
2 Optikus (+) persepsi penglihatan pasien bagus
3 Okulomotor (+) pasien dapat menggerakkan otot bola mata
Setelah membaca dan memahami tinjau teori terkait abses serebri, dapat
disimpulkan bahwa pasien dalam kasus mengalami masalah nyeri akut akibat bekas
luka operasi. Hal ini dibuktikan dengan pengkajian yang telah dilakukan dan
diperoleh. Dari hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran pasien somnolen, pasien
tampak lemah dan pucat, dan pasien juga merasa tidak nyaman dengan kondisi
yang sedang dialaminya saat ini dan pasien tampak menangis.
Dari segi diagnosa keperawatan penulis mengangkat diagnosa yang berbeda pada
askep teori. Dari diagnosa teori dapat ketahui bahwa diagnose yang diangkat adalah
Ganggguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka insisi, Sedangkan pada
askep kasus penulis mengangkat diagnosa utama yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera biologis dengan DO DS yang ada pada analisa data. Hal ini
dilakukan berdasarkan gejala – gejala yang di alami pasien pada pasien setelah
dilakukannya pengkajian.