Anda di halaman 1dari 21

KRITIK TERJEMAHAN

(A Textbook of Translation, Peter Newmark Bab 17 halaman 184-192)

PEBRI PRANDIKA PUTRA, S.PD.,M.HUM


Kritik Terjemahan Penting karena
beberapa alasan:
Dapat meningkatkan kompetensi Anda sebagai
penerjemah

Memperluas pengetahuan dan pemahaman bahasa


Anda dan bahasa asing dari topik yang diberikan

Membantu Anda untuk memilah-milah ide Anda


tentang terjemahan
Sastra komparatif

Sebagai disiplin ilmu, kritik


terjemahan seharusnya Literatur-literatur
menjadi kunci dari setiap dalam terjemahan
pembelajaran :

Komponen dari setiap kursus


penerjemahan profesional dengan
teks-teks yang sesuai dengan
bidangnya (hukum, ekonomi,
kedokteran)
Terjemahan dapat di Evaluasi oleh
berbagai otoritas, yaitu:

1. Seorang revisionis yang dipekerjakan oleh


perusahaan penerjemah

2. Kepala seksi atau Quality Control dalam


perusahaan

3. Klien

4. Kritikus profesional terjemahan

5. Pembaca karya yang diterjemahkan


Sikap dalam
mengambil topik
tersebut

ANALISIS Karakterisasi
pembaca
TEKS
Indikasi kategori
dan jenis
TUJUAN PENERJEMAH

Langkah kedua dalam kritik terjemahan adalah


dengan melihat teks dari sudut pandang
penerjemah, Anda mungkin salah dalam menafsirkan
maksud penulis.
RENCANA KRITIK
1. Analisis sekilas atas TSu: maksud & fungsi

2. Memahami dan menjelaskan: penafsiran


penerjemah atas TSu, pelbagai metode
penerjemahan, publik pembaca

3. Pembandingan bagian-bagian penting antara TSu


dan TSa

4. Evaluasi dari sudut pandang: penerjemah dan


kritikus

5. Asesmen atas relevansi TSa bagi: pembaca target,


masyarakat, dan bidang
Just bring it on = coba saja kalau berani !
Dream on = jangan harap !
I bet you will = saya berani taruhan
‘fuck’ = very
She is fucking beautiful
11. Efek bunyi 1. Judul
(mis., onomatope 2. Struktur
teks

10. Anekdot,
lelucon 3. Pergeseran

Pembandingan
9. Metabahasa TSu dan Tsa 4. Metafora

5. Kata
8. Neologisme budaya

7. Nama 6. Translationese
diri
Sudut pandang penerjemah

EVALUASI
TERJEMAHAN
Sudut pandang kritikus

Mengevaluasi bukan
“menyalahkan” melainkan
“memahami”
TERJEMAHAN MASA DEPAN

Dalam kasus teks yang lebih serius, seperti novel,


sastra, buku-buku penting, Anda bisa menilai
pentingnya penerjemahan dalam budaya bahasa
sasaran.
MARKING TRANSLATION

adalah pendekatan umum, yaitu


1. Pendekatan Fungsional upaya untuk menilai keberhasilan
dan kegagalan terjemahan atau
penerjemah.

yaitu pendekatan yang terbentuk


2. Pendekatan Analitis pada asumsi bahwa sebuah teks
dapat dinilai dalam bagian
tersebut.
Pendekatan dalam Penilaian

Meihat secara garis besar di mana keberhasilan dan di


FUNGSIONAL mana kegagalan pada terjemahan/penerjemah

1. Penerjemahan sebagai ilmu

2. Penerjemahan sebagai kriya (Craft)

ANALITIS
3. Penerjemahan sebagai seni

4. Penerjemahan sebagai masalah selera


Penerjemahan Sebagai Ilmu

1. Referensial: fakta, dunia nyata,


proposisi (kesalahan dapat berasal
dari penulis yang disalin oleh
penerjemah)
Mencari kesalahan
dalam terjemahan: dua
kesalahan “ilmiah” 2. Linguistis: penerjemah tidak
menguasai bahasa sumber (asing):
tata bahasa, leksikon, kolokasi,
idiom.
Penerjemahan Sebagai Kriya (Craft)

Penerjemah mampu mengikuti (atau menyimpang


dari) adat bahasa (kewajaran)

“benar” harus dibedakan dari kejanggalan dari


sudut pandang adat bahasa demi keberterimaan
yang sesuai dengan konteks
Penerjemahan Sebagai Kriya (Craft)-- Sambungan

1. Tidak Mampu Menulis

2. Salah Menggunakan Kamus

Pelanggaran Adat
Bahasa Karena 3. Tergelincir deceptive cognates
Penerjemah

4. Terpaku pada pencarian padanan satu lawan satu

5. Kurang akal sehat


Penerjemahan Sebagai Seni
Faktor positif (dibandingkan dua yang pertama):
“penciptaan kembali (re-creation) yang kontekstual”

Memahami maksud penulis bukan makna kata-kata


yang ditulisnya

Penerjemah memperjelas inferensi dan implikasi TSu


Penerjemahan Sebagai Seni (Sambungan)

1. Penerjemahan di tataran “lahiriah” tidak mungkin

Ciri
Penerjemahan 2. Banyak pilihan solusi
Kreatif

3. Penerjemahan maksud penulis bukan kata penulis

Terjemahan terdekat dengan aslinya secara pragmatis paling diutamakan


terhadap keakuratan referensial, dan tidak ada versi yang jelas-jelas
superior.
Faktor subjektif

Kritikus harus menggunakan


seleranya sendiri atau
pilihannya antara terjemahan
Penerjemahan “harfiah” dan “bebas”
sebagai Masalah
Selera
Nilai bagus atu buruk

Penilaian tidak dogmatis


KUALITAS TERJEMAHAN

Dalam teks informatif dapat menyampaikan fakta-fakta yang dapat


diterima

Dalam teks vokatif, keberhasilannya dapat diukur, setidaknya dengan


teori.

Dalam teks iklan, dapat ditinjau dari hasil terjemahan iklan tersebut.

Dalam teks ekspresif, keberhasilannya dapat dilihat dari ekspresi,


bentuk sama penting dengan isi teks tersebut.

Anda mungkin juga menyukai