Man & Kebijakan Inventory (R1)
Man & Kebijakan Inventory (R1)
INVENTORY
Persediaan
Informasi Penjadwalan Konsumen
Arus Kas
Pemasok Arus Pesanan
Konsumen
Perusahaan
Persediaan Persediaan
Distributor Konsumen
Pemasok
Persediaan
Arus Kredit
Arus Bahan baku
Tahapan SCM Secara Umum
Informasi Penjadwalan
Arus Kas
Arus Pesanan
Arus Kredit
Arus Bahan baku
Konsumen
Pemasok
Konsumen
Arus Kredit
Arus Bahan baku Konsumen
Arus produk/jasa
Tahapan SCM Industri Listrik
Informasi Penjadwalan
Arus Kas
Arus Pesanan
Arus Kredit
Arus Bahan baku
Ketersediaan
Material &Jasa
OPERASI Pemasok
&
PEMELIHARAAN
Transaksi
Pengadaan
Perencanaan
Material & Jasa
Kebutuhan
Material & Jasa
Perencanaan
Persediaan
Material
Material
& Jasa
Materi
Material Jadi
(Finish Good)
MANAJEMEN
MATERIAL
USER
KEUANGAN
(O & M)
Keberhasilan Manajemen Material sangat ditentukan
adanya sinergi, keselarasan pemahaman, komunikasi
dan koordinasi yang baik antar bidang/fungsi
Issue Strategis ....
• Adanya transaksi keuangan yang cukup besar
karena ± 85 % anggaran biaya pemeliharaan
setiap tahunnya adalah “Biaya Material”,
• Sangat rawan adanya muatan kepentingan
• Sangat rawan adanya intervensi
• Sangat rawan terjadinya praktek KKN
• Untuk itu sangat diperlukan suatu sistem
manajemen yang transparan, akuntabel dan
fairness serta didukung oleh adanya integritas
dan kejujuran bagi para pelaku /
penyelenggaranya
Symptom Asset Wellness 2008
Plant Performance dapat digunakan sebagai dianostik awal adanya
kelemahan / kekurangan dalam Tata Kelola Pengusahaan
PLTU SURALAYA
100
90 84.79
80 74.7
70
60
SLA
50
NERC
40
29
30
19
20
7.8 8.09 6.79 8.71
10
v
0
EAF
1 SOF
2 EFOR
3 SdOF
4
60 60
TJB PITON
50 50
NERC NERC
40 40
30 30
20 15
12 8.71 20
8.09 6.79 8.71
10 4.9 7.5 8.09 5.2 6.79
10
2
0 0
EAF
1 SOF
2 EFOR
3 SdOF
4 EAF
1 SOF
2 EFOR
3 SdOF
4
Business Process Maturity
PLN TJBs Plant Audit Result – October 2008
Proses Bisnis Manajemen Material
GOAL MATERIAL
` LEVEL
SERVICE MANAGAMENT
Service
On Quality
On Schedule
TIME For“Receiving” On Quantity
Inventory Level On Cost
INVENTORY
OPERATION & MAINTENANCE
MATERIAL QUALITY
DEMAND LEVEL
QUANTITY
PLANING &
Issue CONTROLING
“PROCUREMENT”
Recommended
Management
PLANING & PLANING &
Order
Supplier
CONTROLING CONTROLING
“REQUIREMENT” “INVENTORY”
LTSA
NON LTSA
Planning
• INDIVIDUAL STOCK
WH
• ALIANCE STOCK
• CONSIGNMENT STOCK
• CENTRAL STOCK
Materi
AKUNTANSI : MAINTENANCE :
“TURUNKAN NILAI INVENTORY!” “BARANG HARUS TERSEDIA!”
Materials:
Minimum Inventory
Membatasi nilai seluruh investasi
Membatasi jenis dan jumlah material
Aplikasi SIT
Business Impact Analysis
Adalah analisis dampak yang ditimbulkan akibat rusaknya (failure)
suatu item material saat “unit normal operasi”, terhadap bisnis suatu
perusahaan.
No Production Loss
C
No Threat to Operation Unimportant
Performance
Availability Analysis
Adalah analisis tehadap waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses
pengadaan mulai dari usulan pengadaan sampai dengan barang diterima dan
ditransaksikan sebagai barang persediaan.
Analisa ini
menggunakan
komponen Lead Time
yaitu jumlah waktu
yang dibutuhkan
untuk melakukan
proses pengadaan
setelah Purchase
Order dibuat dan
disampaikan kepada
Vendor/Supplier.
Lead Time:
External ead Time
Internal Lead Time
Usage Value Analysis
Adalah analisis tehadap jumlah biaya pemakaian suatu item material dalam satu
tahun periode
Yaitu harga satuan dikalikan dengan jumlah item pemakaian, dengan satuan
biaya (IRD atau USD)
CODE TOTAL USAGE CHARACTERISTICS
Jumlah item low 100
A ≥ 500 Juta Harga satuan high
Hight Priority 80
Percentage of Value
Jumlah item medium
≥ 100 Juta 60
B Harga satuan medium
< 500 Juta
Medium Priority
40
Jumlah item high
C < 100 Juta Harga satuan low 20
Low prioity A B C
Item Material
X1 X2 X3
A B C A B C A B C D
Contoh :
Suatu Part mempunyai kriteria ACB, artinya part tersebut mempunyai
criticality A, availability C dan usage value B
Terminilogi Umum
Terminologi Inventory Control
Reorder Point (ROP)
Titik stock level setup dimana dilakukan proses replenishment (pengadaan)
kembali.
Reorder Quantity (ROQ)
Jumlah dari item material yang akan dipesan kembali
Maximum
Jumlah maksimum dari item stock yang akan disimpan
Max = ROP + ROQ
Max
ROQ
Max-LT
Usage
ROP
Safety
Stock
Lead Time
Terminilogi
Terminologi Umum Control
Inventory
Order Quantity (OQ)
Order Quantity lebih berorientasi kepada “Penghematan Stock”
dibandingkan EOQ yang berorientasi kepada penghematan biaya.
Rumus:
OQ = U x L/T
Dimana:
OQ = Order Quantity
U = Pemakaian (Usage) untuk satu tahun
L/T = Lead Time
Terminilogi Umum
Terminologi Inventory Control
Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ disebut juga Optimum Order Size
Dihitung berdasarkan Total Cost = Order Cost + Holding Cost
Order Cost meliputi biaya-biaya:
- Gaji personil Puchasing
- Seluruh biaya Administrasi untuk proses Procurement
- Seluruh biaya kebutuhan dibagian Procurement (telpon, listrik dll)
Holding Cost meliputi biaya-biaya:
- Gaji personil Warehousing
- Kebutuhan Warehouse (rak, material handling, listrik dll)
- Kebutuhan biaya Administrasi Warehouse
Terminologi Inventory
Terminilogi Umum Control
Safety Stock
Suatu jumlah yang ditetapkan sebagai buffer untuk mengantisipasi
adanya ketidakpastian dari jumlah pemakaian (usage) atau Lead
Time
Safety Stock dapat ditambahkan dalam perhitungan karena:
- Adanya variabel pemakaian dalam masa Lead Time
- Frekuensi Reorder
- Lamanya periode Lead Time
Materi
– Tingkat B : Kritis
Pada kondisi operasi normal, kerusakan material akan menyebabkan :
• Pembangkit : Unit Pembangkit turun kapasitas (derated)
• Transmisi : Sistem Transmisi tidak bisa menyalurkan daya secara penuh
• Distribusi : Sistem Distribusi tidak bisa mendistribusikan daya secara penuh
> 90 hr
Tingkat ke”Kritisan” 30 ~ 90 hr
A
Unit /Sistem Trip
B < 30 hr
Unit /Sistem derated
A C
B Tidak ada
pengaruh
C
Tabel Kriteria Kebijakan
Service
Level Turnover Strategi pengendalian persediaan
Kriteria (%) (tahunan) yang direkomendasikan Strategi Pengadaan
Dan seterusnya……………
Monitoring
Approval Manajemen Berwenang Analisa, Evaluasi
dan Improvement
Secara periodik Setiap 6 bulan
Contoh Implementasi