Anda di halaman 1dari 32

MINISTRY OF FINANCE

INSPECTORATE GENERAL

Risk Based Internal Audit

Ari Sufianto
Inspektorat VII
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan
Latar Belakang
 SAIPI Definisi Audit Intern
Audit intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif
dalam bentuk pemberian keyakinan (assurance activities) dan
konsultansi (consulting activities), yang dirancang untuk
memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional sebuah
organisasi (auditi).
Kegiatan ini membantu organisasi (auditi) mencapai tujuannya
dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur
untuk menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses
manajemen risiko, kontrol (pengendalian), dan tata kelola
(sektor publik).

@2018 Inspektorat VII 3 of 32


Latar Belakang
 SAIPI 3010 - Menyusun Rencana Kegiatan Audit
Intern
Pimpinan APIP harus menyusun rencana strategis dan rencana
kegiatan audit intern tahunan dengan prioritas pada kegiatan yang
mempunyai risiko terbesar dan selaras dengan tujuan APIP.
 SAIPI 3100 - Sifat Kerja Kegiatan Audit Intern
Kegiatan Audit Intern harus dapat mengevaluasi dan memberikan
kontribusi pada perbaikan tata kelola sektor publik, manajemen
risiko, dan pengendalian intern dengan menggunakan
pendekatan sistematis dan disiplin.

@2018 Inspektorat VII 4 of 32


Latar Belakang
Internal Audit Capability Model

@2018 Inspektorat VII 5 of 32


Latar Belakang
 IACM Level 3 Praktik Profesional
Key Process Area – Adanya perencanaan audit berbasis risiko.
Terlaksananya penilaian risiko secara sistematis dan fokus pada
prioritas rencana kegiatan periodik APIP atas gambaran risiko
organisasi IP secara keseluruhan.
Outputs:
• Audit Universe/Peta Auditan termasuk identifikasi dan
penanganan risiko.
• PKPT berbasis risiko.

@2018 Inspektorat VII 6 of 32


Latar Belakang
 IIA – Guide to Risk Based Internal Audit
 Mengelola risiko dikenal sebagai suatu hal yang mendasar dalam praktik
tata kelola yang baik.
 Kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan risiko merupakan perwujudan
peran yang mendasar dalam memelihara sistem pengendalian intern.
 Tanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko berada
pada manajemen
 Salah satu peran audit intern adalah memberikan keyakinan (assurance)
bahwa risiko-risiko telah dikelola secara memadai.
 Suatu kegiatan audit intern yang profesional dapat mencapai misinya
sebagai pondasi tata kelola dengan memposisikan kegiatannya dalam
konteks kerangka manajemen risiko organisasi.

@2018 Inspektorat VII 7 of 32


Definition

 IIA – Definition
 Risk Based Internal Auditing (RBIA) adalah suatu metodologi yang
mengaitkan antara kegiatan audit intern dengan kerangka
manajemen risiko organisasi.
 RBIA digunakan oleh unit audit intern untuk memberikan
keyakinan (assurance) kepada manajemen bahwa manajemen
risiko organisasi telah berjalan efektif.

@2018 Inspektorat VII 8 of 32


Assurance provided by RBIA

@2018 Inspektorat VII 9 of 32


Is the organisation ready?

 RBIA pada setiap tahapannya akan mendorong


tanggung jawab manajemen dalam mengelola
risiko.

 Apabila kerangka manajemen risiko belum kuat atau bahkan


belum ada, maka organisasi belum siap untuk menggunakan
RBIA.
 Ini berarti sistem pengendalian intern organisasi masih lemah.
 Untuk organisasi yang seperti ini, unit audit intern harus
mempromosikan praktik-praktik manajemen risiko yang baik
guna meningkatkan sistem pengendalian intern.
@2018 Inspektorat VII 10 of 32
RM Maturity vs IA Role

@2018 Inspektorat VII 11 of 32


Is the organisation ready?

@2018 Inspektorat VII 12 of 32


Alur Kegiatan Assurance

@2018 Inspektorat VII 13 of 32


Risk based Audit Planning

Pentingnya Perencanaan Audit Berbasis


Risiko
 Terbatasnya sumber daya yang tersedia.

Perlu mengidentifikasi dan memeriksa


area-area yang memiliki risiko tinggi.

@2018 Inspektorat VII 14 of 32


Risk based Audit Planning
PKPT
Makro Berbasis
Risiko
Perencanaan
Audit Berbasis
Risiko
Risk Program
Mikro Control Kerja
Matrix
Audit

@2018 Inspektorat VII 15 of 32


Audit Universe
Pengertian
 Segala sesuatu yang dapat diperiksa oleh auditor intern.
 Audit Universe terdiri dari area-area pengawasan.
 Area pengawasan dapat berupa entitas, lokasi, sistem,
program, proyek, proses, kegiatan, atau lini layanan.
 Suatu area pengawasan harus:
a. Dapat menghasilkan temuan yang berarti untuk dipahami dan
dikelola oleh manajemen.
b. Memiliki ukuran dan ruang lingkup tertentu sehingga kegiatan
pengawasan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang
memadai.
@2018 Inspektorat VII 16 of 32
Audit Universe

@2018 Inspektorat VII 17 of 32


Audit Universe

@2018 Inspektorat VII 18 of 32


Identifikasi Risiko
 Tujuannya adalah agar audit intern mendapatkan pemahaman
yang menyeluruh atas risiko-risiko yang dihadapi organisasi.
 Identifikasi risiko dan analisis risiko (risk scoring) sebaiknya
dilakukan pada tahapan yang berbeda.
 Fokus pada kejadian-kejadian yang akan berdampak pada tujuan
organisasi.
 Pendekatannya akan berbeda apabila organisasi telah menerapkan
manajemen risiko.
 Sangat disarankan dilakukan melalui workshop bersama dengan
manajemen.

@2018 Inspektorat VII 19 of 32


Analisis Risiko

 Bertujuan untuk menentukan Level Risiko.


 Level Risiko diukur berdasarkan Level Kemungkinan terjadinya
risiko dan Level Dampak apabila risiko terjadi.
 Perlu ditetapkan Kriteria Risiko yang terdiri dari:
a. Kriteria Kemungkinan terjadinya risiko,
b. Kriteria Dampak risiko dan
c. Level Risiko

@2018 Inspektorat VII 20 of 32


Kriteria Kemungkinan

Penggunaan Kriteria Kemungkinan ditentukan dengan pertimbangan:


 Persentase digunakan apabila terdapat populasi yang jelas atas kegiatan tersebut.
 Jumlah digunakan apabila populasi tidak dapat ditentukan.
@2018 Inspektorat VII 21 of 32
Kriteria Dampak

@2018 Inspektorat VII 22 of 32


Kriteria Dampak

@2018 Inspektorat VII 23 of 32


Kriteria Dampak

@2018 Inspektorat VII 24 of 32


Kriteria Dampak

@2018 Inspektorat VII 25 of 32


Matriks Analisis Risiko, Level Risiko
dan Selera Risiko

@2018 Inspektorat VII 26 of 32


Contoh Penilaian Risiko

@2018 Inspektorat VII 27 of 32


Faktor Risiko
 Penilaian risiko dalam rangka penyusunan PKPT berbasis risiko
dapat juga menggunakan Faktor Risiko, apabila:
a. Area pengawasan terlalu banyak
b. Risiko terlalu banyak
 Umumnya menggunakan 5 – 8 faktor risiko
 Perlu ditetapkan kriteria penilaian untuk setiap faktor risiko.
 Karena setiap faktor risiko memiliki tingkat kepentingan yang
berbeda, maka perlu dilakukan pembobotan.

@2018 Inspektorat VII 28 of 32


Faktor Risiko

@2018 Inspektorat VII 29 of 32


Faktor Risiko

@2018 Inspektorat VII 30 of 32


Faktor Risiko

@2018 Inspektorat VII 31 of 32


Thank You

Anda mungkin juga menyukai