Anda di halaman 1dari 36

Asesmen Kondisi Peralatan

(Konsep)

1
Tujuan Pembelajaran
• Peserta Memahami Konsep Condition
Assessment
• Peserta Memahami Kegunaan Condition
Assessment dalam Pemeliharaan
• Peserta Memahami FMEA dan FMECA serta
kegunaannya dalam Condition Assessment

2
Apa itu Pemeliharaan (1)?

Secara singkat:
“Mempertahankan kondisi dan kehandalan
asset sesuai yang diharapkan”

Pemeliharaan: Serangkaian aktivitas


yang dilakukan untuk
mempertahankan performa dan
fungsi suatu peralatan sama atau
mendekati kondisi awal, termasuk
pemeriksaan dan perbaikan.
Cigre 175: Management of Existing Overhead
Cigre 309: AM of Transmission Systems and Associated CIGRE Transmission Lines
Activities

3
Apa itu Pemeliharaan (2)?
Pemeliharaan (Maintenance):
Semua tindakan yang tepat untuk mempertahankan item/bagian/peralatan ,
atau mengembalikan ke kondisi tertentu.

(B.S.Dhillon, Engineering Maintenance, 2002)

Do Condition Follow
Assessment Up

4
STRATEGI PEMELIHARAAN

CORRECTIVE PREVENTIVE
MAINTENANCE MAINTENANCE

STRATEGI
PEMELIHARAAN

CONDITION
REABILITY BASED
BASED
MAINTENANCE
MAINTENANCE
STRATEGI PEMELIHARAAN

CORRECTIVE MAINTENANCE
• strategi pemeliharaan yang paling
sederhana dan paling awal dilakukan.
Pada strategi ini, pemeliharaan
dilakukan setelah terjadi kerusakan
• Kelemahan strategi ini adalah
peralatan harus berhenti tanpa
terencana sehingga mengganggu
performance sistem dan pelayanan
STRATEGI PEMELIHARAAN

PREVENTIVE MAINTENANCE
• Pemeliharan berbasis waktu (time based).
Pemeliharaan dilakukan setiap periode yang telah
ditentukan
• Pemeliharaan berbasis performance (performance
based). Pemeliharaan dilakukan dengan
mempertimbangkan beberapa parameter operasi,
seperti jam operasi, jumlah kerja, jumlah
gangguan, dan sebagainya
STRATEGI PEMELIHARAAN

CONDITION BASED MAINTENANCE

• Pemeliharaan diinisiasi dari kondisi peralatan yang


dinilai telah sampai pada batasan yang ditentukan.

Siklus hidup suatu peralatan


STRATEGI PEMELIHARAAN

REABILITY BASED MAINTENANCE


• setiap peralatan telah ditentukan untuk memiliki
reliability tertentu yang nilainya ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan kebijakan manajemen
aset perusahaan.
• Pemeliharaan dilakukan berdasarkan analisa
kemungkinan kerusakan komponennya yang
diperoleh melalui Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA).
Pemeliharaan SUTT/SUTET di PLN
Preventive Time Based Ground Patrol Inspection Mingguan/ Triwulan
Maintenance Routine
Climb Up Inspection 5 tahun/ sesuai kondisi
lingkungan

Condition Based In Service Measrement


“Predictive”
Maintenance Thermovisi 6 bln/ kondisional
Methods
Ranging Meter Kondisional

Puncture Insulator/
5 th/ kondisional
Electric Field Distr.

Pengukuran
Tahunan
Resistansi Tanah

Download TLA Kondisional

Shutdown Testing

Uji Mekanis/ Elektris Kondisional


Konduktor
Pemeliharaan Pasca
Gangguan Uji Mekanis/ Elektris Kondisional
Kondisional Insulator
Uji Mekanis/ Elektris
Corrective Kondisional
Planned “Follow Up” Junction-Struktur
Maintenance

Unplanned
SKDIR 520-1-1
10
Metode Pengawasan dan Asesmen SUTT/SUTET
Metode Ground Patrol  SRINTAMI
Pengawasan
Climb Up

Asesmen Asesmen Ancaman


Ancaman Kondisi Lingkungan

Oleh:
Asesmen Asesmen Ancaman Fungsi Pemeliharaan Jaringan/
Kondisi Pondasi Tower Lattice Sipil
atau
Fungsi Evaluasi Jaringan/ Sipil

Asesmen Ancaman Setiap 5 tahun atau berdasarkan


Kondisi Pondasi Steel Pole temuan Petugas Ground Patrol

Asesmen Kondisi
Komponen  APLIKASI CBM

SKDIR 520-1-3
11
Konsep Pemeliharaan

Do Asesmen Follow
Up

Kondisi-Komponen
(hasil routine
maintenance)
Penggantian
Time Based Ancaman Eksternal & Dan Perbaikan
Routine Pondasi
Pemangkasan
Condition Based SKDIR 520-1-3 Penebangan
“Predictive”

Investigasi Pasca Dll ….


Gangguan Kondisi-Komponen
(hasil predictive
SKDIR 520-1-1 maintenance)

SKDIR 520-1-1

Risk Asesment Work


Prioritization
12
Apa itu Condition Assessment?
Assess (verb):
1. Untuk membuat penilaian tentang sifat atau kualitas dari seseorang / sesuatu
2. Untuk menghitung jumlah atau nilai sesuatu

Assessment (noun):
1. Pendapat atau penilaian tentang seseorang / sesuatu yang telah berpikir tentang sangat
hati-hati
2. Tindakan menilai atau menyatakan pendapat tentang seseorang / sesuatu.
(Oxford – Advanced Learner’s Dictionary, 2010)

Condition Assessment
Pemeriksaan, penilaian, pengukuran dan interpretasi data yang dihasilkan , untuk menunjukkan
kondisi komponen tertentu sehingga dapat ditentukan kebutuhan untuk beberapa tindakan
pencegahan atau perbaikan

(International Infrastructure Management Manual, NAMS-New Zealand, 2011)

13
Condition Assessment
Pemeriksaan, penilaian, pengukuran dan interpretasi data yang dihasilkan , untuk menunjukkan
kondisi komponen tertentu sehingga dapat ditentukan kebutuhan untuk beberapa tindakan
pencegahan atau perbaikan

(International Infrastructure Management Manual, NAMS-New Zealand, 2011)

Inspeksi
Asesmen Dapat ditentukan
Untuk mengetahui indikasi
Pengukuran kegiatan pencegahan
kondisi komponen/ peralatan
atau perbaikan
Interpretasi
Data-data

14
Bagaimana Kondisi Orang ini ?

Inspeksi - Cek Symptomp/ Gejala


- Cek kondisi visual

- Tes Darah
Asesmen
- Cek Tensi
Pengukuran - X-Ray, CT-Scan, MRI

Interpretasi Contoh:
Data-data - Bila hasil tes darah
menunjukkan nilai
kolesterol tinggi, maka

- Bila tensi
menunjukkan
140/100, maka …

15
Parameter Apa Saja yg dibutuhkan
dalam Condition Assessment?

1. Digunakan metode FMEA dan FMECA


untuk mengetahui parameter apa
saja yang perlu diukur/ di-asesment.

2. FMEA dan FMECA merupakan salah


satu metode “Root Cause Analysis”
(RCA).

3. Metode lain dalam RCA, diantaranya:


Pareto Analysis, Fault Tree Analysis,
Ishikawa Diagram/ Diagram Tulang
Ikan, 5 Whys.

Sumber: intland .com

16
FMEA dan FMECA (1)
FMEA: Failure Mode and Effect Analysis
FMECA: Failure Mode, Effect and Criticality Analysis

FMEA adalah prosedur yang sistematis untuk


menganalisa failure modes (gejala kegagalan),
penyebab (cause) dan efeknya terhadap kinerja sistem.

FMECA: FMEA dan analisis kekritisan (Level Risk)


(IEC 60812-2006)

17
FMEA dan FMECA (2)
DENGAN MEMBUAT FMEA DAN FMECA, KITA DAPAT
MENGETAHUI BESARAN/ PARAMETER APA YANG
PALING SENSITIF UNTUK MENANGKAP SYMPTOMP
FAILURE SUATU ITEM.

Karena FMEA dan FMECA terkait dengan


pengoperasian dan fakta di lapangan, maka perlu
direvisi secara rutin dalam periode tertentu.

18
MULAI
FMEA/FMECA Alur FMEA dan
DEFINISIKAN FUNGSI UTAMA
DARI SISTEM
PERKIRAAN TINGKAT
KEKERAPAN/PROBABILITAS (FREKUENSI FMECA
FAILURE (F)) KEMUNCULAN FAILURE MODE
TENTUKAN SUBSISTEM, FUNGSI & TSB DLM KURUN WAKTU TERTENTU
FUNCTIONAL FAILURENYA
APAKAH PERLU
PILIH SUBSISTEM YANG AKAN TINDAKAN KRN
DIANALISIS RESIKONYA TINGGI: TIDAK
RESIKO=
IDENTIFIKASI FAILURE MODE PROBABILITASXEFFECT
DARI SUBSISTEM TSB ?
PILIH FAILURE MODE YANG YA
AKAN DIANALISA USULAN METODE MITIGASI, TINDAKAN
KOREKTIF, GANTI RUGI, IDENTIFIKASI FMECA SELESAI,
IDENTIFIKASI EFEK LANGSUNG TENTUKAN WAKTU
TINDAK LANJUT & PENANGGUNG JAWAB
DARI FAILURE MODE REVISI BERIKUTNYA
DOKUMENTASIKAN CATATAN,
TENTUKAN TINGKAT KEPARAHAN REKOMENDASI, TINDAK LANJUT,
(EFFECT=CXSXOXE) DARI BIAYA KETERANGAN
PERBAIKAN (C), HILANGNYA
FUNGSI SISTEM (O), PENGARUH
TERHADAP SAFETY PERSONAL (S),
GANGGUAN TERHADAP MASIH ADA
MASIH ADA
LINGKUNGAN (E) FAILURE MODE
TIDAK KOMPONEN YG TIDAK
DARI KOMPONEN
AKAN
IDENTIFIKASI PENYEBAB YG YG AKAN
DIANALISA
PALING MUNGKIN DARI DIANALISA
?
FAILURE MODE ?
YA
YA
19
Sub system SUTT/SUTET
Current Konduktor, Jumper Konduktor, Jumper
Carrying joint, midspan compression joint

Insulation Insulator, Isolasi udara / ROW

Primary
Member besi siku, Cat/Galvanis tiang,
Structure Chimney, Halaman Tower, Mur Baut, Plat
Sambungan, Stub

Box joint OPGW, Fitting Insulator, Ikatan


Junction Insulator, Sealing End
Sub System
Dari GGN Petir, (GSW, OPGW, Arching Horn,
Protection Jumper GSW, Down Conductor, Kawat
Grounding, TLA).
Dari Getaran / Stres Mekanis (Spacer, Armour
Rod, Damper)
Dari GGN Manusia (ACD, Plat Bahaya)
Secondary Dari GGN Luar (Bola rambu, Aviation Lamp,
Lampu Indikator, Vangnet).
Dari Urat konduktor putus (Repair sleeve,
Armour Rod span)

Plat informasi Tower, Baut panjat, patok


Monitoring batas
Istilah dalam FMEA/FMECA (1)

• SISTEM : sekumpulan elemen yang saling berelasi dan


berinteraksi dan memiliki fungsi/ tujuan. Struktur dari
suatu sistem bersifat hirarki.
• ITEM : bagian/ komponen/ peralatan/ subsistem/ unit yang
memiliki fungsi/ peralatan/ sistem yang dapat berdiri
sendiri.
• PROSES : mengubah suatu inputan menjadi bentuk lain/ output
melalui sejumlah aturan/ prosedur baku di mana di
dalamnya ada sejumlah tahapan dan pengambilan
keputusan yang harus diambil serta sejumlah
hambatan yang harus diatasi.
21
Istilah dalam FMEA/FMECA (2)

• FAILURE : hilangnya kemampuan suatu item untuk


melakukan fungsinya.
• FAULT : keadaan di mana suatu item kehilangan
kemampuannya untuk melakukan fungsinya
KECUALI saat item sedang mendapatkan
pemeliharaan yang bersifat pencegahan atau
pemeliharaan terencana atau hilangnya sumber
daya eksternal.
• FUNCTIONAL : ketidakmampuan suatu item untuk dapat bekerja
FAILURE sesuai fungsinya sesuai standar unjuk kerja yang
dapat diterima pemakai.
22
Istilah dalam FMEA/FMECA (3)

• FAILURE : cara suatu item mengalami kegagalan.


MODE
• FAILURE : efek langsung/ konsekuensi yang ditimbulkan oleh
EFFECT suatu failure mode terhadap pengoperasian, fungsi
atau status dari suatu item.

23
Istilah dalam FMEA/FMECA (4)

• FAILURE : kombinasi dari tingkat keparahan (severity) suatu


CRITICALITY efek dengan tingkat kekerapan kemunculan dari
suatu failure sebagai ukuran perlu tidaknya
perhatian dan mitigasi.
• FAILURE : penjenjangan EFEK failure mode terhadap
SEVERITY pengoperasian item, lingkungan sekitar item atau
atau TINGKAT operator item. Tingkat keparahan dari efek failure
KEPARAHAN mode bergantung pada batasan sistem yang
FAILURE dianalisa.

24
Perhitungan Risk dalam FMECA
• Frekuensi / Probabilitas
• Efek = Cost x Safety x System Out of Service x Environment
→ dikenal juga dengan “Tingkat Severity”
• Risk= Frequency x Efek
• Risk= F x ( C + S + O + E )

25
Level dari Frequency (1)
• Level dapat ditentukan secara KUALITATIF maupun
KUANTITATIF.

• KUALITATIF: jika data yang dimiliki amat minim atau


memang besarannya cenderung bersifat kualitatif.

• KUANTITATIF: jika data yang dimiliki cukup banyak, misal


kekerapan terjadinya gangguan.

26
Level dari Frequency (2)
• Contoh KUALITATIF menurut IEC 60812-2006 :
– data bersifat kuantitatif tapi jumlahnya minim, misal kekerapan terjadi
gangguan:
• (Level) 1: hampir tidak pernah
• (Level) 2: jarang
• (Level) 3: sering
• (Level) 4: sangat sering

• Contoh KUANTITATIF menurut IEC 60812-2006:


– jika data yang dimiliki cukup banyak, misal kekerapan terjadinya gangguan:
• (Level) 1: 1% dari total gangguan
• (Level) 2: 5% dari total gangguan
• (Level) 3: 15% dari total gangguan
• (Level) 4: 30% dari total gangguan

27
Level dari Efek
• Efek = Cost x Safety x System Out of Service x Environment
• Contoh kriteria level dalam Asesmen di PLN P3B Jawa Bali :
• Cost : Biaya perbaikan diluar ENS (Energy Not Saved)
1 < 5 Jt
2 5 Jt< cost < 50 Jt
3 50 Jt< cost < 500 Jt
4 500 Jt< cost < 5 M
5 > 5M
• Safety : Ada atau tidak ada dampak ke Person
1 no impact
6 impact

• System Out of Service : Berapa lama alat tersebut keluar dari Sistem
1 No system impact
2 < 4 Jam
3 < 40 Jam
4 < 400 Jam
5 < 4000 Jam
6 > 4000 Jam

• Environment : Ada atau tidak ada dampak ke lingkungan


1 no impact
4 impact
28
Contoh FMECA (1): Sub system Current Carrying
TENTUKAN KEY COMPONENTS DAN FUNGSINYA
KEY COMPONENTS FUNGSI

1. Bare Conductor OHL Sebagai media pembawa arus pada level


tegangan 500 kV/ 150 kV atau 70 kV
dengan kapasitas arus sesuai spesifikasi/
ratingnya*
2. Conductor Joint (Mid Span Joint)

3. Jumper Joint

4. Jumper Conductor

29
Contoh FMECA (2)
KEY COMPONENT : Bare Conductor OHL
Functional Failure Mode Failure Mode Failure Mode – Failure Mode Failure Mode – level 5
Failure – level 1 – level 2 level 3 – level 4
S/S Current Ketahanan Ketahanan Korosi pada steel Proses ereksi
mekanis steel core ACSR antara konduktor yang
Carrying mekanis bagian core yang tidak sempurna,
core menurun
tidak konduktor dilapisi galvanis dan menyebabkan
sehingga steel bagian yang tidak kerusakan lapisan
mampu menurun core putus bergalvanis galvanis pada
menghantar sehingga steel core
kan arus bare
Proses galvanic Grease yang Proses fabrikasi yang tidak
conductor corrosion antara tidak merata sempurna
putus aluminum conductor pada permukaan
Overheating akibat pembebanan
dan steel core steel
yang menyebabkan grease
menyebabkan
merembes ke luar (saat suhu
aluminum conductor
konduktor > 80oC - sumber:
rantas di bagian
ESKOM)
dalam
Degradasi Zinc Proses korosi akibat reaksi kimia
Coating pada antara lapisan zinc dengan
steel core polutan garam/ industrial
conductor pollution serta prolonged wetting
of conductor

Ketahanan
mekanis serat
konduktor
aluminum
menurun
sehingga kawat (SLIDE SELANJUTNYA)
aluminum
rantas
30
Contoh FMECA (3)
KEY COMPONENT : Bare Conductor OHL
Functional Failure Failure Failure Failure Failure
Failure Mode - 1 Mode - 2 Mode - 3 Mode - 4 Mode - 5
S/S Current Ketahanan Ketahanan kawat rantas akibat Gangguan alam di sekitar
Carrying mekanis mekanis serat hantaman benda saluran transmisi
konduktor asing
tidak konduktor Gangguan akibat aktivitas
aluminum
mampu menurun menurun manusia di sekitar saluran
menghantar sehingga sehingga kawat transmisi
kan arus bare aluminum kawat rantas akibat Overloading kawat
conductor rantas helai konduktor penghantar
putus meleleh
Corona losses

Gangguan akibat aktivitas


manusia di sekitar saluran
transmisi (contoh:
kebakaran)
kawat rantas akibat
cacat saat proses
ereksi saluran
transmisi
kawat rantas akibat
pemasangan repair
sleeve yang tidak
benar

31
Contoh FMECA (4)
KEY COMPONENT : Bare Conductor OHL
No, Failure Mode Freq Cost Safety Sist Env RISK
Out of
Mode Serv
1
3 3 6 3 1 39
2
3 3 6 3 1 39
3
3 3 6 3 1 39
4
3 3 6 3 1 39
5
3 3 6 3 1 39
6
2 3 6 3 1 26
7
2 3 6 3 1 26
8
3 3 6 3 1 39
9
3 3 6 3 1 39
10
2 3 6 3 1 26
11 32
3 3 6 3 1 39
Contoh FMECA (5):
Sub system Current Carrying
KEY COMPONENTS Total RISK

1. Bare Conductor OHL 390

2. Conductor Joint (Mid Span Joint) 130

3. Jumper Joint 72

4. Jumper Conductor 72

33
Contoh FMECA (6):
SUTT/SUTET
Sub System RISK
1. Current Carrying 651

2. Insulation 289

3. Junction 446

4. Junction 581

5. Protection 312

6. Monitoring 30

34
Referensi
• CIGRE 309, Technical Brochure, “Asset Management of Transmission
System and Associated CIGRE Activities”, Desember 2006
• CIGRE 175, Technical Brochure, “Management of Existing
Transmission Lines”, Desember 2000
• B.S. Dhillon, “Engineering Maintenance”, 2002
• Oxford-Advanced Learner’s Dictionary, 2010
• International Infrastructure Management Manual, NAMS-New
Zealand, 2011
• IEC 60812-2006, “Analysis Techniques for System Reliability –
Procedure for failure mode and effect analysis (FMEA)”
• J. Moubray, “Reliability-Centered Maintenance”, 1997
• “Root Cause Analysis Course”, A. Pharmatrisanti, N. Ukhita, P3B
Jawa Bali, 2015

40
Terima Kasih

41

Anda mungkin juga menyukai