Anda di halaman 1dari 48

Program Gizi Nasional

Masa kehamilan & menyusui


oleh
Yesi gusti
Silmi Aulia Gusti
Try Maya Syafputri
Fitri Suryani Hadi
Outline
1. Pendahuluan 9. Masa Emas dan Kritis Pertumbuhan
2. Hasil riskesdas 2018 berkaitan dan Perkembangan Anak
dengan status gizi 10. Prioritas intervensi
3. Kekurangan Gizi dapat pada periode “emas” dan
Memiskinkan Masyarakat 11. Program perbaikan gizi
4. Siklus Gangguan pertumbuhan 12. Sasaran gerakan nasional
Intergenerasi percepatan perbaikan gizi
5. Penyebab masalah gizi saling 13. Intervensi gizi sensitif
berkaitan 14. Indikator sasaran utama rpjmn
6. Kerangka pikir penyebab masalah 15. Indikator hasil
gizi pada 1000 hari HPK
7. Mengatasi masalah gizi
8. Mengapa 1000 hari pertama
kehidupan, penting?
1. Pendahuluan

• Permasalahan gizi masyarakat merupakan salah satu isu


kesehatan masyarakat yang menyita perhatian sektor
kesehatan.
• Status gizi juga merupakan salah satu penentu kondisi
derajat kesehatan masyarakat.
• Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan melakukan
upaya perbaikan gizi masyarakat dalam rangka merespon
permasalahan gizi yang sering ditemukan seperti anemia gizi
besi, kekurangan vitamin A, dan gangguan akibat
kekurangan yodium.
UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan BAB VIII Tentang Gizi
Pasal 141-143:
• Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk peningkatan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat.
• Upaya perbaikan gizi dilakukan pada seluruh siklus kehidupan
sejak dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan
prioritas kepada kelompok rawan :
a. bayi dan balita;
b. remaja perempuan; dan
c. ibu hamil dan menyusui.
• Pemerintah bertanggung jawab menetapkan standar angka kecukupan gizi,
standar pelayanan gizi, dan standar tenaga gizi pada berbagai tingkat
pelayanan.
• Pemerintah bertanggung jawab atas pemenuhan kecukupan gizi pada
keluarga miskin dan dalam situasi darurat.
• Pemerintah bertanggung jawab terhadap pendidikan dan informasi yang
benar tentang gizi kepada masyarakat.
• Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan upaya untuk
mencapai status gizi yang baik.
• Pemerintah bertanggung jawab meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya gizi dan pengaruhnya terhadap peningkatan
status gizi.
Kebijakan Nasional Perbaikan Gizi
UU Nomor
Kebijakan 17 Tahun 2007
dan Strategi tentang
Program RPJP 2005-2025
Gizi
Pembangunan pangan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi
produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi yang
cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya

UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


Arah perbaikan gizi adalah MENINGKATNYA MUTU GIZI perorangan dan masyarakat.
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat bersama-sama menjamin
tersedianya bahan makanan yang bergizi secara merata dan terjangkau

Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019


RPJMN dapat menjadi acuan bagi masyarakat berpartisipasi dalam pelaksanaan
pembangunan nasional.
Kebijakan Nasional Perbaikan Gizi (lanjutan)

Inpres No. 3 Tahun 2010


Perlunya disusun dokumen Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2011-
2015 dan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) 2011-2015 di 33 provinsi

UU Pangan No. 18 Tahun 2012


Pemerintah menetapkan kebijakan di bidang Gizi untuk perbaikan status gizi masyarakat.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyusun Rencana Aksi Pangan dan Gizi setiap 5
(lima) tahun

Perpres No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional


Percepatan Perbaikan Gizi
Upaya penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara
terencana dan terkoordinir untuk percepatan perbaikan gizi pada 1000 hari pertama
kehidupan.
HASIL RISKESDAS 2018
BERKAITAN DENGAN STATUS GIZI
Slide Title
• Make Effective Presentations
• Using Awesome Backgrounds
• Engage your Audience
• Capture Audience Attention
3. Kekurangan Gizi dapat Memiskinkan Masyarakat

perlambatan pertumbuhan dengan pengurangan


jumlah dan pengembangan sel-sel tubuh
termasuk sel otak dan organ tubuh lainnya

janin melakukan reaksi penyesuaian (tumbang


tdk optimal, termasuk sel otak dll)

Hasil reaksi: bentuk tubuh yang pendek,


rendahnya kemampuan kognitif (dewasa), juga
meningkatkan risiko PTM

bermuara pada menurunnya tingkat pendapatan


dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat
4. Siklus Gangguan pertumbuhan Intergenerasi
J5. Penyebab Masalah Gizi Saling Berkaitan
Kementeri,
Bappe

Kurangnya
- Kurangnya
PELAYANAN
- Kurangnya akses
terhadap
-
akses untuk SARANA
KESEHATAN Untuk
PANGAN ibu & anak, termasuk
mendampingi
KESEHATAN
sanitasi & penyediaan
yang bergizi ibu dalam menyiapkan
MP-ASI air bersih

BERAKAR DI
Lingkungan Kemiskinan Pemberdayaan
Politik & Budaya Perempuan 9
6. KERANGKA PIKIR PENYEBAB MASALAH GIZI PADA 1000
HPK

Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi


penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya intervensi
gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif
7. MENGATASI MASALAH GIZI

“Scaling Up Nutrition (SUN Movement)”


Di Indonesia
respon negara-negara di dunia
terhadap kondisi status pangan Gerakan Nasional Percepatan
dan gizi di sebagian besar Perbaikan Gizi dalam Rangka
negara berkembang dan akibat Seribu Hari Pertama Kehidupan
lambat dan tidak meratanya  Gerakan 1000 Hari Pertama
pencapaian sasaran Tujuan Kehidupan –Gerakan 1000 HPK.
Pembangunan Milenium/MDGs
8. MENGAPA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN, PENTING?

Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang

Perkembangan Kognitif dan


otak Prestasi belajar

Gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan Pertumbuhan
Kekebalan
(janin dan massa tubuh
bayi 2 tahun) Kapasitas kerja
dan komposisi badan

Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Mati kanker, stroke,
Hormon/receptor/gen
dan disabilitas lansia

Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000) 27
9. Masa Emas dan Kritis
Pertumbuhan
MASA “EMAS dan”Perkembangan
DAN “KRITIS Anak

Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak

Pertumbuhan otak
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
Membangun Membangun berat
badan optimal
tinggi badan badan potensial
potensial

Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro dan mikro)


Butuh gizi
secara seimbang, diperoleh dari menyusui
mikro & protein Butuh Kalori eksklusif sampai 6 bulan, diteruskan dengan
ASI dan MP-ASI

Konsepsi 20 mg LAHIR 2 TAHUN


28
10. PRIORITAS INTERVENSI
PADA PERIODE “EMAS” DAN KRITIS
11. Program Perbaikan Gizi
REMAJA IBU HAMIL
• Pemberian tablet Fe • Tablet Fe 90 tablet
• PMT pada Bumil KEK

PROGRAM
GIZI
BAYI & BALITA IBU NIFAS & MENYUSUI

• Vitamin A • Vitamin A
• ASI Eksklusif 6 bulan • ASI Eksklusif 6 bulan
• PMT pada Balita Gizi Buruk
12. SASARAN GERAKAN NASIONAL
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
(pencapaian pada tahun 2025)

a. Menurunkan proporsi anak balita yg stunting sebesar


40%
b. Menurunkan proporsi anak balita yg menderita kurus
(wasting) kurang dari 5%
c. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah
sebesar 30%
d. Tidak ada kenaikan proporsi anak yg mengalami gizi
lebih
e. Menurunkan proporsi ibu usia subur yg menderita
anemia sebesar 50%
f. Meningkatkan persentase ibu yg memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan paling kurang 50%
13. Intervensi gizi spesifik
• Ibu Hamil
– Suplementasi besi folat
– Pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK
– Penanggulangan kecacingan pada ibu hamil
– Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan bagi
ibu hamil yang positif malaria
• Kelompok 0 –6 Bulan
• Promosi menyusui (konseling individu dan kelompok)
• Kelompok 7 –23Bulan
– Promosi menyusui
– KIE perubahan perilaku untuk perbaikan MP –ASI
– Suplementasi Zink
– zink untuk manajemen diare
– Pemberian Obat Cacing
– Fortifikasi besi
– Pemberian kelambu berinsektisida dan malaria
Intervensi gizi sensitif
• Penyediaan air besih dan sanitasi
• Ketahanan pangan dan gizi
• Keluarga Berencana
• Jaminan Kesehatan Masyarakat
• Jaminan Persalinan Dasar
• Fortifikasi Pangan
• Pendidikan gizi masyarakat
• Intervensi untuk remaja perempuan
• Pengentasan Kemiskinan
14. INDIKATOR SASARAN UTAMA
RPJMN
BUKU RPJMN 2015-2019
BUKU I, II & III SALING TERKAIT

BUKU III
BUKU I BUKU II Pembangunan
Prioritas Prioritas Berdimensi
Pembangunan Pembangunan Kewilayahan
Nasional Bidang
Sasaran Utama RPJMN 2015-2019
(Buku 1 RPJMN)

Sasaran/Indikator Status Awal Target 2019


Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat

 Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 346 (SP 2010) 306
hidup

 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012) 24

 Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada 19,6 (2013) 17


anak balita (persen)

 Prevalensi stunting (pendek dan sangat 32,9 (2013) 28


pendek) pada anak baduta (dibawah 2 tahun)
(persen)
Sasaran Utama RPJMN 2015-2019
(Buku 2 RPJMN)
Sasaran/Indikator Status Awal Target 2019
1. Meningkatnya Kesehatan Ibu dan Anak
 Menurunnya angka kematian ibu per 100.000 359 (SDKI) 306
kelahiran hidup 346 (SP 2010)
 Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 32 24
kelahiran hidup
2. Status Gizi Masyarakat
• Menurunnya prevalensi anemia pada ibu hamil 37,1 28
(persen)
• Menurunnya bayi dengan Berat Badan Lahir 10,2 8 *)
Rendah (BBLR) (persen)
• Meningkatnya persentase bayi usia kurang dari 6 38,0 50
bulan yang mendapat ASI eksklusif
• Menurunnya prevalensi kekurangan gizi 19,6 17
(underweight) pada anak balita (persen)
• Menurunnya prevalensi stunting (pendek dan 32,9 28
sangat pendek) anak baduta (persen)
• Prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus) 12 (2013) 9,5
anak balita (persen)
Indikator Kinerja Program (IKP) Gizi KIA – RPJMN

TARGET Keterkaitan
Program/
No Sasaran Indikator dengan
Kegiatan Base
2015 2016 2017 2018 2019 Nawacita
line
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
3 Program Meningkatnya 1 IKP: Persentase 70,4% 75% 77% 79% 82% 85% 3.2; 4,8; 5.2
Bina Gizi ketersediaan dan persalinan di
dan keterjangkauan fasilitas
Kesehatan pelayanan pelayanan
Ibu dan kesehatan yang kesehatan (PF)
Anak bermutu bagi 2 IKP: 71,3% 75% 78% 81% 85% 90% 3.2; 4,8; 5.2
seluruh Persentase
masyarakat kunjungan
neonatal
pertama (KN1)
3 IKP: 24,2% 24,2% 22,7% 21,2% 19,7% 18,2%
Persentase ibu
hamil Kurang
Energi Konik
(KEK)
Pembinaan Gizi Masyarakat – RPJMN
Target Keterkaitan
Program/
No Sasaran Indikator dengan
Kegiatan
Base 2015 2016 2017 2018 2019 Nawacita
line
3,1 Pembinaan Meningkatnya 1 Jumlah ibu hamil - 13% 50% 65% 80% 95% 3.2; 4,8; 5.2
Gizi pelayanan gizi KEK yang
Masyarakat masyarakat mendapatkan
PMT

2 % ibu hamil yang 82% 82% 85% 90% 95% 98% 3.2; 4,8; 5.2
mendapatkan (2013)
Tablet Tambah
Darah (TTD) 90
tablet selama
masa kehamilan
3 % Bayi usia 38% 39% 42% 44% 47% 50% 3.2; 4,8; 5.2
kurang dari 6 (2013)
bulan yang
mendapat ASI
Eksklusif
4 % Balita kurus - 70% 75% 80% 85% 90% 3.2; 4,8; 5.2
yang mendapat
makanan
tambahan
Indikator Kinerja Program (IKP)
Gizi KIA - RENSTRA

Target
Keterkaitan
Program/
No Sasaran Indikator dengan
Kegiatan
Nawacita
2015 2016 2017 2018 2019

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


3 Program Meningkatnya 1 IKP : % Persalinan 75% 77% 79% 82% 85% 3.2; 4,8; 5.2
Bina Gizi ketersediaan dan di fasilitas
dan keterjangkauan pelayanan
Kesehatan pelayanan kesehatan (PF)
Ibu dan kesehatan yang
Anak bermutu bagi
2 IKP : % Ibu hamil 24,2% 22,7% 21,2% 19,7% 18,2% 3.2; 4,8; 5.2
seluruh
kurang energi
masyarakat
kronik.
Pembinaan Gizi Masyarakat - RENSTRA
Target Keterkaitan
Program/
No Sasaran Indikator dengan
Kegiatan
Nawacita
Baseline 2015 2016 2017 2018 2019
3,1 Pembinaan Meningkatnya 1 Persentase ibu hamil N/A 13% 50% 65% 80% 95% 3.2; 4,8; 5.2
Perbaikan pelayanan gizi KEK yang mendapat
Gizi masyarakat makanan tambahan
Masyarakat
2 Persentase ibu hamil 82% 82% 85% 90% 95% 98% 3.2; 4,8; 5.2
yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD) 90
tablet selama masa
kehamilan

3 Persentase bayi usia 38% 39% 42% 44% 47% 50% 3.2; 4,8; 5.2
kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif

4 Persentase bayi baru 35% 38% 41% 44% 47% 50% 3.2; 4,8; 5.2
lahir mendapat Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)

5 Persentase balita kurus N/A 70% 75% 80% 85% 90% 3.2; 4,8; 5.2
yang mendapat
makanan tambahan

6 Persentase remaja puteri N/A 10% 15% 20% 25% 30% 3.2; 4,8; 5.2
yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD)
Indikator Gizi KIA
No Indikator Sasaran Utama RPJMN Indikator Matriks RPJMN Indikator Renstra
(Buku 1 dan Buku 2)

I Pembinaan Pelayanan Kesehatan


Ibu dan Reproduksi

1 Menurunnya Angka Kematian Ibu IKP: % Persalinan di fasilitas 1.IKP: % Persalinan di fasilitas
per 100.000 kelahiran hidup pelayanan kesehatan (PF) pelayanan kesehatan (PF)
IKP: % Ibu hamil kurang energi 2. IKP: % Ibu hamil Kurang Energi
kronik Kronik (KEK)

IKK: % Ibu hamil yang 3. IKK: % Ibu hamil yang


mendapatkan pelayanan mendapatkan pelayanan
antenatal ke empat (K4) antenatal minimal 4 kali (K4)

4. IKK: % puskesmas yang


melaksanakan kelas ibu hamil

5.IKK: % Puskesmas yang


melakukan orientasi program
perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K)
Indikator Gizi KIA (Buku 1 RPJMN)
No Indikator Sasaran Utama RPJMN Indikator Matriks RPJMN Indikator Renstra
III Pembinaan Gizi Masyarakat
1 IKK1: % Ibu hamil KEK yang IKK1: % Ibu hamil KEK yang mendapat
mendapatkan PMT makanan tambahan
2 IKK2: % Ibu hamil yang IKK 2: % Ibu hamil yang mendapat TTD
mendapat TTD 90 tablet 90 tablet selama masa kehamilan
selama masa kehamilan IKK 3: % Remaja puteri yang
mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

3 IKK3: % Bayi usia kurang dari IKK 4: % Bayi usia kurang dari 6 bulan
6 bulan yang mendapatkan yang mendapat ASI eksklusif
ASI Eksklusif IKK 5: % Bayi baru lahir mendapat
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
4 Menurunnya prevalensi kekurangan
gizi (underweight) pada anak balita
(persen)
5 Menurunnya prevalensi stunting
(pendek dan sangat pendek) anak
baduta (persen)
6 IKK4: % Balita kurus yang IKK 6: % Balita kurus yang mendapat
mendapat makanan makanan tambahan
tambahan
Indikator Gizi KIA (Buku 2 RPJMN)
No Indikator Sasaran Utama RPJMN Indikator Matriks RPJMN Indikator Renstra
III Pembinaan Gizi Masyarakat
1 Menurunnya bayi dengan Berat IKK1: % Ibu hamil KEK yang IKK1: % Ibu hamil KEK yang
Badan Lahir Rendah (BBLR) (persen) mendapatkan PMT mendapat makanan tambahan

2 Menurunnya prevalensi anemia IKK2: % Ibu hamil yang IKK 2: % Ibu hamil yang mendapat
pada ibu hamil (persen) mendapat TTD 90 tablet TTD 90 tablet selama masa
selama masa kehamilan kehamilan
IKK 3: % Remaja puteri yang
mendapat Tablet Tambah Darah
(TTD)
3 Meningkatnya persentase bayi usia IKK3: % Bayi usia kurang dari 6 IKK 4: % Bayi usia kurang dari 6
kurang dari 6 bulan yang mendapat bulan yang mendapatkan ASI bulan yang mendapat ASI eksklusif
ASI eksklusif Eksklusif IKK 5: % Bayi baru lahir mendapat
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
4 Menurunnya prevalensi kekurangan
gizi (underweight) pada anak balita
(persen)
5 Menurunnya prevalensi stunting
(pendek dan sangat pendek) anak
baduta (persen)
6 Prevalensi wasting (kurus dan sangat IKK4: % Balita kurus yang IKK 6: % Balita kurus yang
kurus) anak balita (persen) mendapat makanan tambahan mendapat makanan tambahan
Usulan
Indikator Kegiatan Pembinaan Gizi
1. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan;
2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya;
3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif;
4. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium;
5. Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A;
6. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet
selama masa Kehamilan;
7. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat Makanan Tambahan;
8. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan;
9. Persentase remaja puteri mendapat dan mengonsumsi TTD;
10. Persentase ibu nifas mendapat kapsul vitamin A;
11. Persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD;
12. Persentase bayi lahir dengan berat badan rendah (berat badan < 2500 gram);
13. Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS;
14. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya;
15. Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya (T);
16. Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T);
17. Persentase balita di Bawah Garis Merah (BGM);
18. Persentase ibu hamil anemia.
KEGIATAN
Kegiatan Pusat
1. Penyusunan NSPK Bidang Gizi PEMBINAAN GIZI
2. Peningkatan Kapasitas dan Orientasi SDM Gizi (penilaian
pertumbuhan balita, Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Konseling
Menyusui, Pencegahan & Penanggulangan Gizi Lebih Anak
Sekolah, Manajemen pemberian TTD, Kapsul Vit.A dan Taburia
dll)
3. Sosialisasi dan advokasi terpadu (Gernas Perbaikan Gizi, PGS,
ASI, Taburia, Vit.A dan TTD, Rakor LS/LP) Kinerja
4. Penyediaan dan Manajemen Distribusi Makanan Tambahan (MP- Kegiatan:
ASI, PMT Bumil dan PMT-AS)  % D/S
5. Pengadaan alat penunjang (antropometri kit, konseling menyusui  Ʃ kasus
Target
kit, Iodina test, Buku Pedoman, Leaflet/Poster Gizi) gibur
RPJMN dan
6. Surveilans Gizi, Monev dan Bimtek ditangani
MDGs:
 % TTD
 % gikur
Kegiatan Daerah  % Vit A
 % stunting
1. Peningkatan kapasitas SDM Gizi (penilaian pertumbuhan balita,  % ASI
Tatalaksana Anak Gizi Buruk, Konseling Menyusui, Pencegahan Eksklusif
& Penanggulangan Gizi Lebih Anak Sekolah, dll  % Garam
2. Sosialisasi dan advokasi terpadu (Gernas Perbaikan Gizi, PSG, Beriodium
ASI, Taburia, Vit.A dan TTD, Rakor LS/LP)
3. Pemantauan Status Gizi (PSG)
4. Pengadaan dan Pendistribusian Makanan Tambahan
5. Surveilans Gizi Provinsi dan Kab/Kota
6. Monev dan Bimtek Kab/Kota & Puskesmas
7. Pelacakan Kasus Gizi Buruk
Monitoring Kegiatan Proses
Indikator hasil
REFERENSI
• ___________. 2013. Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi. www.kgm.bappenas.go.id.
Diakses tanggal 17 Desember 2019
• Kemenkes.2018. Hasil Utama Riskesdas tahun
2018. http://www.kesmas.kemkes.go.id Diakses
tanggal 17 Desember 2019
• Kebijakan nasional perbaikan gizi
(indikator rpjmn dan renstra kemenkes 2015-2019

Anda mungkin juga menyukai