Anda di halaman 1dari 12

Strategi Pelaksanaan Pada

Contoh Kasus Waham


Almaniera Athaya L. Z 1606885252
Alifa Putri 1606885795
Christian Leonardo 1606885712
Dwi Priyanto 1606892466
Hanny Aurelya A.M 1606881802
Khamarudin 1606825770
Mifta Rizki Putri 1606834516
M. Adriel Ghifary 1606879501
Nabila Selma Herliani 1606891015
Outline
• Pengertian
• Jenis
• Tanda Gejala
• Pohon Masalah Kasus
• Hasil Pengkajian dan Masalah Keperawatan
• Strategi Pelaksanaan
Pengertian Waham
• Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan
(Keliat, 2011)
Jenis Waham

Waham
Waham Somatik
Kebesaran
Waham
Curiga

Waham Waham
Nihilistik Agama
Tanda & Gejala Waham
• Klien dapat mengungkapkan hal-hal yang diyakininya, , kecurigaan, dan
mengenai keadaan dirinya dan mengenai keadaan dirinya secara berulang kali
dan diungkapkan secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
• Klien lebih suka menyendiri dan terkadang dapat merusak dirinya, orang lain,
dan lingkungan.
• Klien tampak takut, cemas, curiga, dan sangat waspada
Pohon Masalah Kasus

Depresi

WAHAM

HDR Situasional
Hasil Pengkajian & Masalah Keperawatan
Symptom Etiologi Problem
DS: Ketika kecil sampai remaja sering di Gangguan proses berfikir
-Tn Bambang (25 th) berbadan kecil bully oleh teman-temannya
dan kerempeng, sejak kecil ia
sering diejek lemah

-Tn Bambang kerap mengatakan


bahwa dirinya adalah ninja yang
sedang menjalankan misi untuk
memberantas orang jahat.
DO:
-Tn Bambang mengenakan pakaian
hitam dan ikat kepala

-Tn Bambang sering menirukan


jurus-jurus ninja

-Tn. Bambang nampak murung dan


kesal
Strategi Pelaksanaan
A. Proses Keperawatan
• Kondisi Klien
• Diagnosa Keperawatan
• Tujuan Umum
• Tujuan Khusus
• Tindakan Keperawatan

B. Strategi Komunikasi
1. ORIENTASI
• Salam Terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ns. H. Saya perawat di rumah sakit
ini. Saya akan merawat bapak dengan melakukan kunjungan rutin ke ruang
ini”
Con’t
• Evaluasi/validasi
“Nama bapak siapa? Senengnya di panggil apa pak ?”
“Baik pak, disini saya dapat lihat di catatan nama bapak bambang ya.. jadi saya akan panggil bapak
bambang”

• Kontrak
“Bagaimana kalau kita berbincang bincang tentang apa yang bapak rasakan sekarang ?”
“Kalau kita berbincang selama 15 menit bagaimana pak?”
“Okey kalau begitu, kita berbincang-bincang untuk saling mengena;
“Maunya kita ngobrol-ngobrol dimana? Ok baik kursi taman itu ya”
• Topik: saling mengenal
• Waktu: 15 menit
• Tempat: kursi taman
2. KERJA
“ya bapak saya mengerti bapak merasa bahwa bapak adalah ninja, tetapi saat ini kita
sedang di RS sehingga yang ada hanya pasien, perawat, dan dokter”
“bapak kenapa ko bapak nengok-nengok kanan kiri..? boleh bapak ceritakan kepada saya
apa yang bapak rasakan?”
“Jadi bapak takut ya sama orang-orang lain, karena dulu bapak sering dianggap lemah ya
pak?” “Disini tidak ada yang berbuat jahat pak, dan semua orang memiliki kekuatannya
masing-masing”
“nah tadi kira sudah saling berkenalan bisa bapak sebutkan nama saya” “Baik bagus sekali
bapak mengingat nama saya” “Sekarang agar lebih mengenal bisa tidak bapak megenalkan
diri bapak, dan hobi bapak” “wah hebat hobinya bapak bermain sudoku, wa sudah sejak
kapan pak” “oh jadi semasa kecil bapak suka pelajaran menghitung ya” “wa dulu pas
sekolah bapak sering mengajarkan anak-anak diperumahan bapak ya wa berarti banyak ya
yang kenal sama bapak hebat-hebat”.
“Nah kita sudah saling berbincang, bapak juga sudah menceritakan hobi dan cerita bapak,
nah sekrang bagai mana kalau bapak mengenalkan diri bapak jadi kita saling berkenalan”
“wa baik sekali bapak, sekarang bapak dapat mengenalkan diri bapak kepada saya”
“Jadi bapak sekarang bagaimana pendapat bapak kepada saya? Apakah saya orang jahat”
“baik bapak, jadi bapak tidak perlu merasa takut dan saya juga tidak menganggap bapak
lemah”
3. TERMINASI
Evaluasi
• Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang hari ini?”
• Objektif
“bapak bisa menyebutkan nama saya? Bagaimana dengan nama bapak”
Rencana Tindak Lanjut
“Serkarang kita sudah saling berkenalan, dan saya udah menjadi teman bapak, jadi saya harap ibu
dapat cerita kepada saya dan tidak takut untuk berteman dengan orang lain”
Kontrak
“Bagaimana kalau nanti kita mengobrol lagi? Kita mengobrol lebih jauh tentang hobi bapak dan
aktivitas yang bapak sukai”
Waktu
“Bagaimana kalau setelah makan siang?”
Tempat
“Tempatnya di sini bagaimana? Baik kalau begitu saya pamit dulu, sampai ketemu nanti siang ya
pak, setelah makan siang”
Daftar Pustaka
• Keliat, B. A. et al. (2011). Keperawatan kesehatan jiwa komunitas:
CHMN (basic course). Jakarta: ECG.

Anda mungkin juga menyukai