Anda di halaman 1dari 57

Penyusunan Instrumen Penilaian

USBN

Disampaikan oleh

Asep Yogas Kustijaman


Beban Kerja Guru
PP 19/2017 Perubahan atas PP 74/2008
Tentang Guru
• Pasal 52

(1) Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok:


a. merencanakan pembelajaran atau pembimbingan;
b. melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan;
c. menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan;
d. membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokoksesuai dengan beban kerja Guru.

(2) Beban kerja Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit
memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat
puluh) jam tatap muka dalam I (satu) minggu
Beban Kerja Kepala Satuan Pendidikan
PP 19/2017 Perubahan atas PP 74/2008
Tentang Guru
• Pasal 54

(1) Beban kerja kepala satuan pendidikan sepenuhnya untuk


melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan
supervisi kepada Guru dan tenaga kependidikan.

(2) Dalam keadaan tertentu selain melaksanakan tugas sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) kepala satuan pendidikan dapat
melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan untuk
memenuhi kebutuhan Guru pada satuan pendidikan.
Jam Kerja ASN/Fungsional Umum
PP No. 53/2010

• Jam Kerja : 37,5 Jam/Minggu


• 5 hari kerja : 7,5 Jam/hari
7.30 – 15.30 (istirahat 30 menit)
8.00 – 16.30 (istirahat 30 menit)

• 6 hari kerja : 6,25 Jam/hari


RUANG LINGKUP PENILAIAN
 Observasi  Tes Tulis
 Penilaian Diri  Tes Lisan
 Penilaian Antarpeserta Didik  Penugasan
 Jurnal
Sikap Pengetahuan

Keterampilan

•Tes Praktek
• Projek
• Portofolio
PENILAIAN SIKAP
1. Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Sikap Sosial
Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku
antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan
negara.
RANAHKATA KERJA OPERASIONAL RANAH SIKAP
AFEKTIF
Menerima Merespon Menghargai Mengorganisasikan Karakterisasi Menurut Nilai
MENJALANKAN (Menghayati) MENGAMALKAN
A1 A2 A3 A4 A5
Mengikuti Mengompromikan Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
Menganut Menyenangi Meyakini Menata Mengubah perilaku
Mematuhi Menyambut Meyakinkan Mengklasifikasikan Berakhlak mulia
Meminati Mendukung Memperjelas Mengombinasikan Mempengaruhi
Menyetujui Memprakarsai Mempertahankan Mengkualifikasi
Menampilkan Mengimani Membangun Melayani
Melaporkan Menekankan Membentuk pendapat Membuktikan
Memilih Menyumbang Memadukan Memecahkan
Mengatakan Mengelola
Memilah Menegosiasi
Menolak Merembuk
Bersyukur
TEKNIK PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN PENGETAHUAN

Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara menguji


penguasaan peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses
berpikir.
TEKNIK PENILAIAN PENGETAHUAN
PENILAIAN KETERAMPILAN

Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik penilain


kinerja, penilaian proyek, dan portofolio. Penilaian keterampilan
menggunakan angka dengan rentang skor 0 sampai dengan 100,
predikat, dan deskripsi.
TEKNIK PENILAIAN KETERAMPILAN
SISTEM PENILAIAN KURIKULUM 2013
1. Penilaian Otentik
Waktu: terus menerus 1. Ujian Tingkat Kompetensi
2. Penilaian Projek (yang bukan UN)
Waktu: Akhir Bab/Tema
Waktu: Tiap tingkat kompetensi
3. Ulangan Harian
Waktu: Sesuai rencana 2. Ujian Sekolah
4. UTS/UAS Waktu: Akhir jenjang sekolah
Waktu: Semesteran

Guru Sekolah

Pemerintah Siswa
1. Ujian Tingkat Kompetensi (UN)
Waktu: Akhir jenjang sekolah
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi
Penilaian Diri
Waktu: Tiap akhir tingkat Waktu: Sebelum ulangan harian
kompetensi

Penilaian Proses dan Hasil Belajar


SISTEM PENILAIAN KURIKULUM 2013
No Jenis Penilaian Pelaku Waktu

1 Penilaian otentik Guru Berkelanjutan


2 Penilaian diri Siswa Tiap kali sebelum ulangan harian.
3 Penilaian projek Guru tiap akhir bab atau
tema pelajaran
4 Ulangan harian (dapat berbentuk Guru terintegrasi dengan proses
penugasan) pembelajaran
5 Ulangan Tengah dan Akhir Guru (di bawah koord. Semesteran
Semester satuan pendidikan)
6 Ujian Tingkat Kompetensi Sekolah (kisi-kisi dari Tiap tingkat kompetensi yang tidak
Pemerintah) bersamaan dengan UN
7 Ujian Mutu Tingkat Kompetensi Pemerintah Tiap akhir tingkat kompetensi (yang
bukan akhir jenjang sekolah)

8 Ujian Sekolah/USBN Sekolah (sesuai dengan Akhir jenjang sekolah


peraturan)
9 Ujian Nasional sebagai Ujian Pemerintah (sesuai Akhir jenjang sekolah
Tingkat Kompetensi pada akhir dengan peraturan)
jenjang satuan pendidikan.
PENILAIAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN
1. Penilaian Akhir Semester
Penilaian Akhir Semester (PAS) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester gasal.
2. Penilaian Akhir Tahun
Penilaian Akhir Tahun (PAT) adalah kegiatan yang dilakukan di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester
genap.
3. Ujian Sekolah/USBN
Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan
penyelesaian dari satuan pendidikan. Muatan/ mata pelajaran yang diujikan adalah
semua muatan/mata pelajaran
PENILAIAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
Pengembangan Bank Soal Puspendik
PENYUSUNAN SOAL
UJIAN TERTULIS DAN PRAKTIK USBN

1. Ujian Tertulis untuk menguji Kompetensi Pengetahuan (KI 3)


• PG
• Uraian/Jawaban Singkat
2. Ujian Praktik untuk menguji Kompetensi Keterampilan (KI 4)
TAHAPAN PENYUSUNAN SOAL TERTULIS USBN

1. Penyusunan kisi-kisi Soal berdasarkan Kisi-kisi


USBN dari BSNP
2. Penulisan soal
3. Review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan)
4. Perakitan soal
KISI-KISI UJIAN TERTULIS

1. Kisi-Kisi USBN/UN: Dibuat oleh Pemerintah/BSNP


2. Kisi-Kisi Penulisan Soal: Disusun oleh Guru/Satuan
Pendidikan dengan acuan berdasarkan Kisi-kisi dari
BSNP
Dimensi Proses Kognitif

Level 1: mengingat (C1) dan memahami (C2),


Level 2: mengaplikasikan (C3),
Level 3: menganalisis (C4), mengevaluasi (C5),
dan mencipta (C6)
Level Kognitif
Level kognitif merupakan tingkat kemampuan peserta didik secara
individual maupun kelompok yang dapat dijabarkan dalam tiga level
kognitif.
• Level 1 menunjukkan tingkat kemampuan yang rendah yang
meliputi pengetahuan dan pemahaman (knowing),
• level 2 menunjukkan tingkat kemampuan yang lebih tinggi yang
meliputi penerapan (applying), dan
• level 3 menunjukkan tingkat kemampuan tinggi yang meliputi
penalaran (reasoning). Pada level 3 ini termasuk tingkat kognitif
analisis, sintesis, dan evaluasi.
KATA KERJA OPERASIONAL DIMENSI PROSES KOGNITIF
KATA KERJA OPERASIONAL ANDERSON
RANAH KOGNITIF
Mengingat (Remember) Memahami (Understand) Mengaplikasikan (Apply) Menganalisis (Analyze) Mengevaluasi (Evaluate) Mencipta
(Create)
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Memasangkan Melakukan inferensi Melaksanakan Melatih Membuktikan Memadukan
Membaca Melaporkan Melakukan Memadukan Memilih Membangun
Memberi indeks Membandingkan Melatih Memaksimalkan Memisahkan Membatas
Memberi kode Membedakan Membiasakan Membagankan Memonitor Membentuk
Memberi label Memberi contoh Memodifikasi Membeda-bedakan Memperjelas Membuat
Membilang Membeberkan Mempersoalkan Membuat struktur Mempertahankan Membuat rancangan
Memilih Memperkirakan Memproses Memecahkan Mempresiksi Memfasilitasi
Mempelajari Memperluas Mencegah Memerintah Memproyeksikan Memperjelas
Menamai Mempertahankan Menentukan Memfokuskan Memutuskan Memproduksi
Menandai Memprediksi Menerapkan Memilih Memvalidasi Memunculkan
Mencatat Menafsirkan Mengadaptasi Menata Menafsirkan Menampilkan
Mendaftar Menampilkan Mengaitkan Mencerahkan Mendukung Menanggulangi
Menelusuri Menceritakan Mengemukakan Mendeteksi Mengarahkan Menciptakan
Mengenali Mencontohkan Menggali Mendiagnosis Mengecek Mendikte
Menggambar Mendiskusikan Menggambarkan Mendiagramkan Mengetes Menemukan
Menghafal Menerangkan Menggunakan Menegaskan Mengkoordinasikan Mengabstraksi
Mengidentifikasi Mengabstraksikan Menghitung Menelaah Mengkritik Menganimasi
Mengulang Mengartikan Mengimplementasikan Menetapkan sifat/ciri Mengkritisi Mengarang
Mengutip Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mengaitkan Menguji Mengatur
Meninjau Mengekstrapilasi Mengklasifikasi Menganalisis Mengukur Menggabungkan
Meniru Mengelompokkan Mengkonsepkan Mengatribusikan Menilai Menggeneralisasi
Mentabulasi Mengemukakan Mengoperasikan Mengaudit Menimbang Menghasilkan karya
Menulis Menggali Mengurutkan Mengedit Menugaskan Menghubungkan
Menunjukkan Menggeneralisasikan Mensimulasikan Mengkorelasikan Merinci Mengingatkan
Menyadari Menggolong-golongkan Mentabulasi Mengorganisasikan Membenarkan Mengkategorikan
Menyatakan Menghitung Menugaskan Menguji Menyalahkan Mengkode
Menyebutkan Mengilustrasikan Menyelidiki Menguraikan/mendiskripsikan Mengkombinasikan
Mereproduksi Menginterpolasi Menyesuaikan Menjelajah Mengkreasikan
Menempatkan Menginterpretasikan Menyusun Menominasikan Mengoreksi
Mengkategorikan Meramalkan Mentransfer Mengumpulkan
Mengklasifikasi Menjalankan Menyeleksi Mengusulkan hipotesis
Mengkontraskan Mempraktekkan Merasionalkan Menyiapkan
Mengubah Memilih Merinci Menyusun
Menguraikan/mendiskripsikan Memulai Merancang
Menjabarkan Menyelesaikan Merekonstruksi
Menjalin Merencanakan
Menjelaskan Mereparasi
Menterjemahkan Merumuskan
Mentranslasi Memperbaharui
Menunjukkan Menyempurnakan
Menyimpulkan Memperkuat
Merangkum Memperindah
Meringkas Mengubah
Mengidentifikasi
KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN
Satuan Pendidikan : SMPLB
Kekhususan : Tunagrahita
Mata Pelajaran : IPA
Kurikulum : K-13
Alokasi waktu : 120 menit
Jumlah Soal : 25 butir
Bentuk Soal : Pilihan Ganda No. 1 s.d. 20/ Uraian No. 21 s.d.25
Tahun Ajaran : 2017/ 2018

BAHAN
CAKUPAN KELAS LEVEL NOMOR
NO. KOMPETENSI DASAR MATERI INDIKATOR SOAL
MATERI KOGNITIF SOAL

1 3.1. Mendiskripsikan daur Mahluk hidup Daur hidup hewan L1  Disajikan pernyataan tentang daur 1
hidup beberapa jenis hewan Satuan Pendidikan : SMPLB
Kekhususan : Tunagrahita hidup hewan, peserta didik dapat
Mata Pelajaran : IPA mendeskripsikan daur hidup hewan
2 Kurikulum : K-13 L2  Disajikan gambar seri tentang daur 2
Alokasi waktu : 120 menit hidup hewan, peserta didik dapat
Jumlah Soal : 25 butir menyusun gambar tahapan daur
Bentuk Soal : Pilihan Ganda No. 1 s.d. 20/ Uraian No. 21 s.d.25
hidup hewan
Tahun Ajaran : 2017/ 2018
3 3.2. Mengidentifikasi cara Mahluk hidup Perkembangbiakan L1  Disajikan jenis gambar hewan 3
perkembangbiakan hewan hewan bertelor/ melahirkan, peserta didik
(bertelur dan melahirkan) dapat mengidentifikasi
perkembangbiakan hewan
bertelor/melahirkan

4 L2  Disajikan prtnyataan tentang ciri- 4


ciri makhluk hidup, peserta didik
dapat mengurutkan 3 ciri-ciri
makhluk hidup
Soal Pilihan Ganda (PG)
Setiap soal PG terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban
(option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh
(distractor).
Kaidah Penulisan Soal Bentuk PG: Materi, Konstruksi, Bahasa
❑ Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang
paling benar.
❑ Konstruksi
1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relative sama.
6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban
di atas salah” atau “Semua pilihan jawabandi atas benar”.
7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau kronologisnya.
8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
9. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
❑ Bahasa
1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.
2. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat jika soal akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional.
3. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
4. Setiap pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian.

Hal-hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal:


1. Soal tidak boleh menyinggung suku, agama, ras, antargolongan (SARA).
2. Soal tidak boleh bermuatan politik, pornografi, promosi produk komersil
(iklan) atau instansi (nama sekolah, nama wilayah), kekerasan, dan bentuk
lainnya yang dapat menimbulkan efek negatif atau hal-hal yang dapat
menguntungkan atau merugikan kelompok tertentu.
Contoh Soal PG
Soal Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang menuntut peserta didik untuk
mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya.
Jawabannya dikemukakan dalam bentuk uraian tertulis.
Berdasarkan penskorannya soal bentuk uraian diklasifikasikan menjadi:
objektif.
❑ Soal bentuk uraian objektif adalah rumusan soal atau pertanyaan yang
menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep tertentu sehingga
penskorannya dapat dilakukan secara objektif.
❑ Soal bentuk uraian non objektif adalah rumusan soal yang menuntut
sehimpunan jawaban berupa pengertian/konsep menurut pendapat masing-
masing peserta didik sehingga penskorannya sukar dilakukan secara objektif
(penskorannya dapat mengandung unsur subjektivitas).
Kaidah penulisan soal uraian:
❑ Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator.
2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup)
harus jelas.
3. Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran, misalnya soal Matematika
harus menanyakan kompetensi Matematika, bukan kompetensi
berbahasa atau yang lainnya.
4. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah,
atau tingkat kelas. Tingkat kompetensi yang diukur harus disesuaikan
dengan tingkatan peserta didik, misalnya kompetensi pada jenjang
SMP tidak boleh ditanyakan pada jenjang SD, walaupun materinya
sama, atau sebaliknya soal untuk tingkat SD tidak boleh ditanyakan
pada jenjang SMP.
❑ Konstruksi
1. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata
tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa,
uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah.
Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut jawaban uraian,
misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga kata-kata tanya yang
hanya menuntut jawaban ya atau tidak.
2. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis dengan cara
menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskorannya,
besar skor bagi setiap komponen, atau rentang skor yang dapat diperoleh
untuk setiap kriteria dalam soal yang bersangkutan.
4. Hal-hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau
yang sejenisnya harus disajikan dengan jelas, berfungsi, dan terbaca,
sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus
bermakna.
❑ Bahasa
1. Rumusan butir soal menggunakan bahasa (kalimat dan kata-kata)
yang sederhana dan komunikatif sehingga mudah dipahami oleh
peserta didik.
2. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat
menyinggung perasaan peserta didik atau kelompok tertentu.
3. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian.
4. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Rumusan soal sudah mempertimbangkan segi bahasa dan budaya.
6. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
4. Kaidah Penulisan Pedoman Penskoran
❑ Uraian Objektif
1) Tuliskan semua kemungkinan jawaban benar atau kata kunci
jawaban dengan jelas untuk setiap nomor soal.
2) Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu).
3) Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa
subpertanyaan, rincilah kata kunci dari jawaban soal tersebut
menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-kata kunci ini
dibuatkan skornya (masing-masing 1).
4) Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan
pada soal. Jumlah skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.
❑ Uraian Non objektif
1) Tuliskan garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan
pedoman atau dasar dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun
sedemikian rupa sehingga pendapat/pandangan pribadi peserta didik yang
berbeda dapat diskor menurut mutu uraian jawabannya.
2) Tetapkan rentang skor untuk tiap garis besar jawaban. Besarnya rentang
skor terendah 0 (nol), sedangkan rentang skor tertinggi ditentukan
berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal itu sendiri. Semakin
kompleks jawaban, rentang skor semakin besar. Untuk memudahkan
penskoran, setiap rentang skor diberi rincian berdasarkan kualitas jawaban,
misalnya untuk rentang skor 0 - 3: jawaban tidak baik 0, agak baik 1, baik 2,
sangat baik 3. Kriteria kualitas jawaban (baik tidaknya jawaban) ditetapkan
oleh penulis soal.
3) Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan.
Jumlah skor dari beberapa kriteria ini disebut skor maksimum dari satu soal.
Prosedur Penskoran Soal Uraian
1. Pemberian skor pada jawaban uraian sebaiknya dilakukan per nomor soal yang sama untuk semua
jawaban peserta didik agar konsistensi penskor terjaga dan skor yang dihasilkan adil untuk semua
peserta didik.
2. Untuk uraian objektif: periksalah jawaban peserta didik dengan mencocokkan jawaban dengan
pedoman penskoran. Setiap jawaban peserta didik yang sesuai dengan kunci dinyatakan “Benar” dan
diberi skor 1, sedangkan jawaban peserta didik yang tidak sesuai dengan kunci dianggap “Salah” dan
diberi skor 0. Tidak dibenarkan memberi skor selain 0 dan 1. Apabila ada jawaban peserta didik yang
kurangsempurna, kurang memuaskan, atau kurang lengkap, pemeriksa harus dapat menilai seberapa
jauh hal itu terjadi. Dengan demikian dapat diputuskan akan diberi skor 0 atau 1 untuk jawaban
tersebut.
3. Untuk uraian non objektif: periksalah jawaban peserta didik dengan mencocokkan jawaban dengan
pedoman penskoran. Pemberian skor disesuaikan antara kualitas jawaban peserta didik dan kriteria
jawaban. Di dalam pedoman penskoran sudah ditetapkan skor yang diberikan untuk setiap tingkatan
kualitas jawaban.
4. Baik soal uraian objektif maupun soal non objektif, bila tiap butir soal sudah selesai diskor, hitunglah
jumlah skor perolehan peserta didik pada setiap nomor butir soal.
5. Apabila dalam satu tes terdapat lebih dari satu nomor soal uraian, setiap nomor soal uraian diberi
bobot. Pemberian bobot dilakukan dengan membandingkan semua soal yang ada dilihat dari
kedalaman materi, kerumitan/kompleksitas jawaban, dan tingkat kognitif yang diukur. Skala yang
digunakan dalam satu tes adalah 10 atau 100 sehingga jumlah bobot dari semua soal adalah 10 atau
100. Pemberian bobot pada setiap soal uraian dilakukan pada saat merakit tes.
6. Kemudian lakukan perhitungan nilai dengan menggunakan rumus:

Keterangan:
Ni = Nilai untuk satu nomor soal tertentu setelah dikalikan dengan bobot.
ai = Skor perolehan peserta didik pada satu nomor soal tertentu.
c = Skor maksimum untuk nomor soal itu.
b = Bobot soal dari soal itu.

7. Jumlahkan semua nilai (Ni) yang telah diperoleh peserta didik dalam perangkat
tes. Jumlah ini disebut nilai akhir dari satu perangkat tes uraian yang disajikan.
Contoh Soal Uraian
KISI-KISI:
Pemberian Bobot dan Penilaian Soal Uraian
Contoh Pemberian Nilai Akhir USBN Tertulis (PG dan Uraian)
Salah Satu Mata Pelajaran
PENYUSUNAN SOAL PRAKTIK
1. Mengukur KI 4
2. Guru/ Satuan Pendidikan Menyusun 100% Kisi-Kisi Soal
Praktik
3. Penulisan soal Praktik
4. Review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan)
5. Perakitan soal Praktik
RANAH PSIKOMOTOR
KATA KERJA OPERASIONAL RANAH
KETERAMPILAN

Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi


P1 P2 P3 P4 P5
Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan, Menunjukkan, Menggabungkan Koordinat, Mengelola
Mengulangi Melaksanakan, Menyempurnakan Mengintegrasikan
Mematuhi Menerapkan Mengkalibrasi Beradaptasi
Mengendalikan Mengembangkan
Merumuskan,
Memodifikasi
Master
Contoh Pedoman Penskoran Soal Praktik
LATIHAN

Buatlah:
1. kisi-kisi soal tertulis (PG, Jawaban Singkat) dan intrumen
soalnya!
2. Kisi-kisi Soal Praktik, Soal dan pedoman penskoran!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai