Anda di halaman 1dari 89

KEGAWAT DARURATAN PADA PASIEN DG

GIGITAN ULAR & BINATANG BERBISA

Oleh : Purbo Kuncoro.


filegadarpoerbo 04/02/2020 1
Kelas Arthropoda yg melakukan gigitan & sengatan pd
manusia terbagi atas :

I. Kelas Arachnida ;
A. Acarina
B. Araneae (Laba-Laba)
C. Scorpionidae (Kalajengking)
II. Kelas Chilopoda dan Diplopoda
III. Kelas Insecta ;
A. Anoplura (Phtirus Pubis, Pediculus humanus, capitis et
corporis)
B. Coleoptera (Kumbang)
C. Diptera (Nyamuk, lalat)
D. Hemiptera ( Kutu busuk, cimex)
E. Hymenoptera (Semut, Lebah, tawon)
F. Lepidoptera ( Kupu-kupu)
G. Siphonaptera ( Xenopsylla, Ctenocephalides, Pulex ).

filegadarpoerbo 04/02/2020 2
 Merp binatang tanah,melakukan kegiatan
pd waktu malam hari.
 Tdd 650 spesies & hanya bbrp saja yg
berbahaya ;Centruroides suffusus
(mexico), Tityus serrulatus ( Brazilia),
Leirus quinquestriatus (Afrika Utara)tms
kardiotoksik, syok, hipotensi & edema
paru ), Centruruides sculputuratus(USA )
yg banyak menyebabkan kematian.

filegadarpoerbo 04/02/2020 3
Centruruides
sculputuratus ( amerika )

Leirus quinquestriatus
( afrika utara )
filegadarpoerbo 04/02/2020 4
Kalajengking di Indonesia

filegadarpoerbo 04/02/2020 5
1. Lokal : nyeri spt terbakar, tdp tanda2
peradangan, parestesi lokal. Gejala akan
membaik dlm waktu bbrp jam.
2. Sistemik :
◦ Pada anak < 10 th ; gelisah, keringat
berlebih,diplopia,nistagmus,hipereksitabilitas,fasikulasi,
epistotonus,salivasi,HT,takikardia dan kadang2
kejang,paralisis dan henti nafas.
◦ Bisa di sertai; edem paru, shock,
koagulopati,DIC,pankreatitis,gg fungsi ginjal,
hemoglobinuria dan ikterus.

filegadarpoerbo 04/02/2020 6
1. Stabilisasi ; ABC
a. jalan nafas,fungsi pernafasan ( ventilasi &
oksigenasi ), sirkulasi ( infus kristaloid ).
2. Dekontaminasi :
a. Cuci luka
b. Tetanus profilaksis jk indikasi +
c. Perhatian :
Jgn diberi es pd luka dan
Jangan di incisi lokal serta pengisapan.

filegadarpoerbo 04/02/2020 7
 Terapi spesifik ; tx antivenin berupa serum
scorpion ( polivalen )
 Thx lanjutan ;
Lakukan pengobatan hipertensi, takikardi,
konvulsi jk tdp gx tsb.
Jangan di berikan sedative berlebih.

filegadarpoerbo 04/02/2020 8
SCROMBO

TUNA
MAKAREL

filegadarpoerbo 04/02/2020 9
 Sumber : ikan tuna, bonita dan makarel.
 Terjadi ; jk pengolahan tdk tepat, ikan tsb
mengalami penguraian bakteri, dmn histidin
berubah mjd histamin (yg berbentuk racun
skrombo).
 Histamin ini bersifat stabil baik suhu panas
atau suhu dingin.

filegadarpoerbo 04/02/2020 10
Reaksi alergi muncul stlh 30- 60 mnt makan
ikan yg rusak/ berbau tajam dan terasa pedas
al:
1. Kulit memerah, pruritus, diaforesis, sp di
wajah/ muka.
2. Konjungtiva iritasi.
3. Edema anghioneurotik.
4. Gusi dan kerongkongan spt terbakar.
5. CV ; palpitasi, takikardi, hipotensi dan
shock.

filegadarpoerbo 04/02/2020 11
6. Pernafasan ; dyspnoe,bronkospasme,distres
respirasi & gagal nafas.
7. Neuropskiatri; nyeri kepala
berdenyut,pusing,lemah,ketakutan,tingling
dan cemas.GI; mual,nyeri perut,kolik muntah
dan diare.
8. Kulit; rash eritem dan urtikaria.
9. Pem penunjang; Lab ; DL,elektrolit,LFT-RFT

filegadarpoerbo 04/02/2020 12
1. Stabilisasi : Jk perlu thx supportif: ABC
2. Dekontaminasi ;
◦ Induksi muntah : stimulasi mekanis pd faring.
◦ Dengan obat perangsang : sirup ipekak dewasa 30 ml, anak : 15
ml ½ jam stl kejadian.
◦ Aspirasi dan kumbah lambung
◦ Arang aktif ; 10-25 gr ( dewasa-remaja), 25-50 gr 9 1-12 TH),
1gr/KgBB untuk anak < 1th. Encerkan dg 240 ml air tiap 30 gr
AA.
3. Thx lanjutan;
 Bronkodilator jk bronkospasme +
Hipotensi ; IVFD dengan posisi trendelenberg. Jk tak
berespon berikan dopamin 2-5 mikrogram/Kg/mnt,atau
norefinefrin 0,1mg/kg/mnt dan titrasi sesuai respon.
 Diphenhidramin ; dewasa dan anak ; 1.0 mg/kg/dosis IV
sp max 50 mg/dosis ( dewasa ) atau 5 mg/kg/24 jam
untuk anak2.
filegadarpoerbo 04/02/2020 13
TETRODOTOKSIN/IKAN
GEMBUNG/BUNTEK/BOLA/BUNTAL

filegadarpoerbo 04/02/2020 14
 Sumber tetrodoksin ; ikan buntek ( 100
spesies ikan buntek baik tawar atau laut )
terutama pd kulit dan isi rongga perut, hati
dan gonad dan mungkin jg otot.

Gambaran klinis;
 Gx muncul 10 mnt sp 3 jm stlh tertelan.

filegadarpoerbo 04/02/2020 15
4 tahap intoksikasi tetrodoksin ;
I : parestesi ( kebas, baal ) skitar
mulut, hipersalivasi, mual
muntah,diare dan nyeri kepala
II : parestesi pd lidah dan skitar mulut,
paralisa otot, disfagia dan susah
bicara.
II : paralisis otot meluas, dispnea,
susah bicara dan kehilangan suara.
IV: paralisa menyeluruh, hipotensi,
bradikardia dan henti nafas bs tjd 6
– 24 jam.
filegadarpoerbo 04/02/2020 16
1. Stabilisasi : ABC
2. Dekontaminasi GI :
◦ Induksi muntah
◦ Aspirasi lambung dan kumbah
◦ Arang aktif

filegadarpoerbo 04/02/2020 17
 Merp binatang yg hidup di laut/daerah pantai
berbentuk spt lonceng/ bell dg jari2 nya yg di
sebut tentakel.
3 type ubur2 :
1. Klas Scyposa/Schypozoan, tersebar seluruh
dunia,tentakel di selurug tubuh ubur ubur
berbentuk spt lonceng/ bell.
2. Klas Cuboza dg tentakel di bag sudut sudutnya,
tdp di daerah tropis dan subtropis, sangat
berbahaya dan menyebabkan kematian.
3. Klas Hidrozoa : bukan ubur ubur sejati
( physalia/ portuguesse atau bluebottle ).

filegadarpoerbo 04/02/2020 18
Cyanea capillata (class Scyphozoa)

filegadarpoerbo 04/02/2020 19
Klas Cuboza

filegadarpoerbo 04/02/2020 20
Klass hidrozoa

filegadarpoerbo 04/02/2020 21
filegadarpoerbo 04/02/2020 22
Yang berakibat fatal :
 Venom dari dalam sel nematocyt
masuk ke kulit korban dan pemb
darah di bw kulit dan
sirkulasidarah. Gejala akan
muncul dlm bbrp menit dan
berakibat fatal.

filegadarpoerbo 04/02/2020 23
Yang menyebabkan efek envenomasi berat dan gx
sistemik : jenis box jellyfish.
 Nyeri, LBP,kramp otot ke 4 extrimitas, abdomen
dan dada.
 Efek katekolamin : berkeringat, cemas, tak
tenang,nyeri kepala,mual
muntah,takipnu,tremor,pucat sianosis.oliguri
takikardi dan HT.
 Kardiotoksik efek : edem paru ( tjd 15 18 jam
stlh trsengat )
 Edema serebral
 Lokal : eritem papula,vesikel ( 24 jam ) jenis
physalia tjd nekrosis lokal,vasospasme dan
ganggrena. filegadarpoerbo 04/02/2020 24
Pemeriksaan penunjang :
 Lab : DL LFT RFT.
 Oxymetri
 EKG
 FT stl 12 jam serangan
 Pindahkan pend ke tempat yg aman,
 Stabilisasi : ABCD
 Dekontaminasi : ⇒

filegadarpoerbo 04/02/2020 25
Skin scraping : dengan skalpel atau selotype
 Hindari benturan,garukan,goresan atau
gerakan tanpa perasaan yg dapat membuka
penyengat.
 Cuci dg cuka atau baking soda selama 30 dtk
utk daerah yg terefek dan hati2 mengambil
tentakel dg gunting, diikuti dg mengiris pd
area utk mengeluarkan sengat tanpa
mengeluarkan darah.

filegadarpoerbo 04/02/2020 26
 Pada sengatan Chrysora quinquecrrha,pelagia
nocticula dan Cyanea captilata jgn
menggunakan cuka tp dengan baking soda.
Thx spesifik : antivenom boxjellyfish(australia)
 Nyeri : morfin IV 5 – 10 mg dewasa.
 Atasi penyulit2.

filegadarpoerbo 04/02/2020 27
GIGITAN ULAR filegadarpoerbo 04/02/2020 28
Informasi Umum :
 “Bisa” ular merp suatu polipeptida bersifat
enzimatik yaitu : fospolipase A, hialuronidase,
ATP-Ase, 5-nukleotidase, kolinesterase,
protease, fosfomonoesterase, RNA-ase, dan
DNA – ase.
 Efek “bisa” bersifat
neurotoksik,hemoragik,trombogenik,hemolitik
,sitotoksik,antifbrin, antikoagulan,kardiotoksik
dan gg vaskuler.
 “Bisa” ular merangsang jaringan utk
menghasilkan zat zat peradangan lain spt
kinin,histamin dan slow reacting substance.
 Ular menggigit saat aktip ( pagi & sore)

filegadarpoerbo 04/02/2020 29
Tdp >2000 spesies ULAR.
4 (Empat ) famili utama ular :
1. F. Elapidae : ular weling/welang, ular
sendok, ular anang dan ular cabai.
2. F. Cratalidae : ular tanah, ular hijau, dan
bandotan.
3. F. Hidripidae : ular laut.
4. F. Colibridae : ular pohon.

filegadarpoerbo 04/02/2020 30
Bandotan Puspo

Bandotan Bedor

KEKUATAN RACUN 86 %
filegadarpoerbo 04/02/2020 31
mematikan dan sifatnya agresif

KEKUATAN RACUN, 92 %

King Cobra,
Hamadryad, Ular
Tedung, Ular anang
filegadarpoerbo 04/02/2020 32
filegadarpoerbo 04/02/2020 33
KEKUATAN RACUN 89 %

Ular sendok/Naja-
naja sputatrik/
kobra

filegadarpoerbo 04/02/2020 34
Ular Sendok

filegadarpoerbo 04/02/2020 35
Gadung Pari (Jawa), Ular Daun

Tingkat Bahaya :43 %

filegadarpoerbo 04/02/2020 36
KEKUATAN RACUN 90 %

Truno Bamban (Jawa), Ular gadung;


Ular hijau; Oraj bungka (Java) ,
bandotan

filegadarpoerbo 04/02/2020 37
filegadarpoerbo 04/02/2020 38
ula bangka-laut atau ula gadung luwuk (Jw.)

kasus gigitan ular terbanyak, yakni


sekitar 50% kasus di Indonesia

filegadarpoerbo 04/02/2020 39
Ular Weling (Jawa), Oraj weling (Java), Ular biludah
(Padang) KEKUATAN RACUN 85 %

filegadarpoerbo 04/02/2020 40
Ular Welang (Jawa), Ular Belang,
Oraj welang (Java)

KEKUATAN RACUN 85 %

filegadarpoerbo 04/02/2020 41
Mangrove Snake, Ular Cincin Emas,
Ular Taliwongso

Tingkat Bahaya :48 %

filegadarpoerbo 04/02/2020 42
Seasnake/ ular laut

filegadarpoerbo 04/02/2020 43
 Hematotoksik :
◦ Trimeresurus albolaris ( ular hijau )
◦ Ankristodon rhodostoma ( ular tanah ).
 Neurotoksik :
◦ Bungarus fasciatus ( ular welang )
◦ Naya sputatrix ( ular sendok )
◦ Ular kobra
◦ Ular laut.

filegadarpoerbo 04/02/2020 44
Ciri-ciri ular tidak berbisa:
1. Bentuk kepala segiempat panjang
2. Gigi taring kecil
3. Bekas gigitan: luka halus berbentuk leng
kungan

Ciri-ciri ular berbisa:


1. Bentuk kepala segitiga
2. Dua gigi taring besar di rahang atas
3. Bekas gigitan: dua luka gigitan utama gigi taring

Gambar 1. Bekas gigitanan ular.

(A) Ular tidak berbisa tanpa bekas


taring, (B) Ular berbisa dengan bekas
taring
filegadarpoerbo 04/02/2020 45
filegadarpoerbo 04/02/2020 46
Taring veperidae

Taring dan
kelenjar ludah/
bisa/venom

filegadarpoerbo 04/02/2020 47
filegadarpoerbo 04/02/2020 48
 Gerakannya cepat, takut  Gerakannya lambat, tenang,
pada musuh, agresif penuh percaya diri
 Beraktifitas pada siang hari  Beraktifitas pada malam
(diurnal) hari (nocturnal)
 Membunuh mangsanya  Membunuh mangsanya
dengan membelit dengan menyuntikkan bisa
 Bentuk kepalanya
 Bentuk kepalanya bulat cenderung segitiga
telur (oval) sempurna
 Tidak memiliki taring bisa  Memiliki taring bisa, racun
 Gigitannya tidak mematikan mematikan
 Setelah menggigit langsung  Kanibal
lari  Setelah menggigit, masih
tinggal ditempat
a. Ular berbisa rendah b. Ular berbisa tinggi

filegadarpoerbo 04/02/2020 49
 Berikut ini yang tidak sesuai dg ketentuan, berbisa
tinggi/rendah, tetapi kepalanya oval (bulat telur),
agresif, keluar siang, juga malam :
1. Ular King Kobra - Ophiophagus hannah
2. Ular Kobra Naja naja sputratix berbisa tinggi,
tetapi kepala oval, gerakan tenang
3. Ular weling - Bungarus candidus
4. Ular welang - Bungarus fasciatus
5. Ular picung/pudak seruni
6. Semua jenis ular laut tidak berbisa, keluar malam
hari, gerakan lamban
7. Semua jenis ular phyton dan ular boa
8. Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

filegadarpoerbo 04/02/2020 50
 Gx lokal : edem, nyeri, nyeri tekan, ekhimosis
( dalam 30 mnt sp 24 jam ).
 Gx sistemik : hipotensi, kelemahan,
berkeringat, menggigil, mual muntah dan
nyeri kepala.

filegadarpoerbo 04/02/2020 51
1
2
filegadarpoerbo 04/02/2020 52
filegadarpoerbo 04/02/2020 53
 Hematotoksik : perdarahan di temat gigitan,
pulmo, jantung, ginjal, peritoneum, otak, gusi,
hematemisis et melena, kulit ( ptekie @
ekimosis ), hemoptoe, hematuria, DIC.
 Neurotoksik : hipertonik, fasciculasi, parese,
paralise pernafasan, ptosis, ophthalmoplegi,
paralisis otot laring, refleks abnormal, kejang
dan koma.
 Kardiotoksisk : hipotensi, henti jantung dan
koma
 Sindroma kompartemen : edema tungkai dg
tanda 5 P ( paint, Pallor, paresthesia, paralysis,
pulselessness )
filegadarpoerbo 04/02/2020 54
Klasifikasi luka gigitan ular (
Schwartz )
Derajat Vene Luka Nyeri Edema/eritema sistemik
rasi

0 0 + +/- < 3 cm/ 12 jam 0

I +/- + - 3-12cm/12 jam 0

II + + +++ >12-25cm/12 jam +


Neurotoksik,mual,pusing
,
shock

III +++ + +++ >25cm/12 jam ++


+ Pteki,shock.ekimosis

IV + +++ > extrimitas ++


GGA, coma, perdarahan
filegadarpoerbo 04/02/2020 55
1. Derajat 0 3. Derajat II
- Tidak ada gejala sistemik  Sama dengan derajat I
setelah 12 jam  Petechie, echimosis
- Pembengkakan  Nyeri hebat dalam 12
minimal, diameter 1 cm jam
2. Derajat I 4. Derajat III
 Bekas gigitan 2 taring  Sama dengan derajat I
 Bengkak dengan dan II
diameter 1 – 5 cm - Syok dan distres nafas
 Tidak ada tanda-tanda / petechie, echimosis
sistemik sampai 12 jam seluruh tubuh
5. Derajat IV
- Sangat cepat
memburuk

filegadarpoerbo 04/02/2020 56
1. Gigitan Elapidae :
 Efek lokal (coral snakes dan beberap kobra ): Sakit
ringan, sedikit atau tanpa pembengkakan, kerusakan
kulit dekat gigitan.
 Semburan kobra pd mata : sakit berdenyut, kaku pd
kelopak mata, bengkak sekitar mulut,kerusakan pd
lapisan luar mata.
 Gx sist : 15 menit stl gigitan @ muncul stl 10 jam
kemudian spt : paralisis dari urat urat di wajah, bibir,
lidah dan tenggorokan shg sukar bicara,kelopak mata
menurun,disfagi,otot lemas,sakit kepala,kulit
dingin,muntah,pandangan kabur,mati rasa skitar
mulut,selanjutnya paralisis otot leher dan angg gerak
badan,otot pernafasan shg sukar bernafas,TD
rendah,bradikard,koma. Kematian tjd dalam 24 jam.
filegadarpoerbo 04/02/2020 57
2. Gigitan Viperids :
Efek lokal dlm 15 mnt @ bbrp jam : bengkak
dekat gigitan dmn cepat menyebar ke seluruh
angg badan, sakit dekat gigitan.
Gx syst : 5 mnt setelah @ bbrp jam :
muntah, berkeringat, kolik,diare,perdarahan
pd gigitan,lubang dan luka yg di buat taring
ular, hidung berdarah, darah dalam
muntahan,urin dan tinjak.

filegadarpoerbo 04/02/2020 58
 Beberapa hr kmd, timbul memar, melepiuh,
dan kerusakan jaringan, kerusakan
ginjal,edem paru,TD rendah dan takikardia.
3. Gigitan hydrofids :
 Gx segra muncul : sakit kepala, lidah terasa
tebal, berkeringat dan muntah.
 Setelah 30 mnt, biasanya kaku dan nyeri
menyeluruh, spasme otot rahang, paralisis
otot, urin warna coklat gelap, ginjal rusak dan
henti jantung.

filegadarpoerbo 04/02/2020 59
4. Gigitan Rattlesnake dan Cratalidae ;
 Efek lokal ; tanda gigitan/taring,
pembengkakan, ekimosis, nyeri daerah
gigitan. Indikasi minimal perlu di
pertimbangkan utk memberikan polivalen
Crotalidae Antivenim.
5. Ggt Coral Snake : jk tdp toksisitas
neurologis dan koagulasi, beri antivenim
Micrurus Fulfius Antivenim.

filegadarpoerbo 04/02/2020 60
 Lab ; Hb, leuko,trombo,ureum creatin,BTCT
dll.
 EKG
 TF

filegadarpoerbo 04/02/2020 61
 Tujuan :
◦ Menghalangi/menghambat/memperlambat absorsi
bisa
◦ Menetralkan bisa yg sudah masuk sirkulasi
◦ Mengaasi efek lokal dan sistemik.
 Tindakan :
1. Stabilisasi : ABCD
2. P3K pada luka gigitan : verban ketat dan
luas di atas luka, immobilisasi dengan bidai
(gambar 5)

filegadarpoerbo 04/02/2020 62
Penggunaan torniket tidak dianjurkan
karena dapat mengganggu aliran darah
dan pelepasan torniket dapat
menyebabkan efek sistemik yang lebih
berat. filegadarpoerbo 04/02/2020 63
3. Ambil spesimen lab : DL dll
4. Apus tempat gigitan dg venom detection
5. Berikan SABU ( merp serum kuda yg di
kebalkan), polivalen, 1 ml berisi :
◦ 10-50 LD50 bisa ankystrodon
◦ 25-50 LD50 bisa bungarus
◦ 25-50 LD 50 naya sputatrix
◦ Fenol 0,25 v/v.

filegadarpoerbo 04/02/2020 64
 2 vial @ 5 ml IV dalam 500 cc NaCl 0,9% atau
Dextrose 5% dengan kecepatan 40-80
gtt/mnt.Maksimal 100 ml ( 20 vial ).
 Infiltrasi lokal pada luka tidak di anjurkan.

Indikasi SABU :
 Gejala venerasi sistemik
 Adanya edema hebat pada luka.

filegadarpoerbo 04/02/2020 65
 Derajat 0 dan I : SABU TIDAK diperlukan, nilai
dalam 12 jam, bl derajat me↑,berikan SABU.
 Derajat II : 3-4 vial SABU
 Derajat III : 5-15 vial SABU
 Derajat IV : berikan penambahan 6-8 vl SABU.

filegadarpoerbo 04/02/2020 66
Pedoman thx SABU ( Luck )

Derajat Venerasi Fang or edema Gx Kebut


tooth sistemik SABU
marks

0 Tak ada + < 2 cm - 0

I Minim + 2-15 cm - 5

II Sedang + 15-30 cm + 10

III Berat + > 30 cm ++ 15

IV Berat + < 2 cm +++ 15

filegadarpoerbo 04/02/2020 67
6. Monitor balans cairan dan elektrolit.
7. Periksa ulang darah 3 jm paska SABU.
Jk koagulopati tdk membaik, fibrin tdk me↑,
waktu pembekuan ttp memanjang, ulangi pemberian
SABU. Ulangi lg pem darah 1 sp 3 jam berikutnya,
8. Thx supportiv lainya :
Gg koagulasi berat, fresh-zen plasma ( dan anti venin ).

filegadarpoerbo 04/02/2020 68
 Perdarahan : transfusi darah segar dan Vit K.
 Hipotensi : IVFD kristaloid
 Rabdomiolisis : cairan dan Na-bic.
9. Monitor / jam pembengkakan lokal dg
ukuran lilitan lengan @ angg badan.
10. Sindroma kompartemen : fasciotomi
 Gg neurotoksik : neostigmin (
asethylcolinesterase ), di awali sulfas Atropin
 Beri ATS propilaksis
11. Antibiotika spektrum luas

filegadarpoerbo 04/02/2020 69
Pengkajian
1. Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal )
2. Prinsip kegawatdaruratan
A. Kaji jalan napas pasien, pada beberapa binatang yang mensekresikan protein
tinggi, seperti serangga berpotensi menimbulkan bronkospasme yang dapat
membuat klien sesak napas.
B. Kaji pola napas, apakah ada perubahan pola napas akibat pasien mengalami nyeri
yang sangat akibat gigitan tersebut. Kaji pula kecukupan oksigennya, awasi
perubahan sirkulasi perifer.
C. Kaji penurunan sirkulasi akibat kemungkinan adanya perdarahan.
D. Kaji bagian tubuh yang mendapat gigitan dan seberapa besar potensi untuk
mengalami disability
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang,Kapan terjadi gigitan, Bagian tubuh mana yang
tergigit
Jenis binatang yang menggigit, Tindakan apa saja yang telah di lakukan untuk
pertolongan pertama
b. Riwayat kesehatan dahulu, Apakah klien pernah mengalami luka gigitan
sebelumnya
Jika ada, kapan dan apa jenisnya serta pengobatanya
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga ada penyakit keturunan seperti DM,hipertensi
Apakah ada riwatay alergi keturunan terhadap gigitan hewan tertentu

filegadarpoerbo 04/02/2020 70
Pemeriksaan Fisik
a. Kaji jenis luka, luas dan keparahannya. Apakah terdapat
perdarahan, luka robek,atau luka beracun
b. Untuk luka gigitan serangga ,kaji adanya bronskospasme, gatal
- gatal, benjolan atau bintik - bintik pada kulit sekitar,
tanyakan juga adanya reaksi alergi keturunan.
c. Untuk luka gigitan ular tentukan letak atau daerah gigitan dan
efek yang di timbulkannya.
• Locak efek seperti bengkak, melepuh,perdarahan, memar
sampai nekrosis jaringan. Yang harus diwaspadai adalah adanya
kemungkinan syock hipovolemik sekunder yang diakibatkan
oleh perpindahan cairan vaskuler ke jaringan akibat pengaruh
bisa ular tersebut.
• General efek menghasilkan efek sistemik efek sistemik yang
non-spesifik, seperti : nyeri kepala,mula,muntah,nyeri
perut,diare,sampai pasien menjadi kolaps.
• Spesifik sistemik efek, dapat berupa perdarahan terus
menerus,gangguan pernapasan, nyeri otot.
d. Untuk gigitan binatang buas seperti anjing,harimau,singa dan
hewan- hewan yg memiliki gigi taring serta berpotensi menjadi
vector atau perantara bakteri perlu dikaji adanya tanda- tanda
infeksi, rabies, atau tetanus

filegadarpoerbo 04/02/2020 71
Head to toe
Kesadaran, keadaan umum,dan tanda- tanda
vital ( TD, nadi,suhu,RR).
Mata : ada tidaknya ikterik, anemis atau
kemerahan
Mulut : ada tidaknya tanda keracunan, mukosa
kering,keluar busa.
Leher: ada tidaknya kaku kuduk, pembesaran
kelenjar thyroid.
Dada :
Inspeksi : kesimetrisan , gerakan dada, ada
tidaknya retraksi dada.
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan
Perkusi : ada tidaknya perubahan suara
Auskultasi : ada tidaknya suara tambahan
Integument : kulit lembab atau kering, turgor
kulit ( kaji tanda- tanda dehidrasi )

filegadarpoerbo 04/02/2020 72
INTERVENSI
Diagnosa 1 : nyeri akut b/ d diskontinyuitas jaringan (
trauma jaringan akibat gigitan atau koyakan )

Intervensi :
Kaji jenis luka dan efek yang timbul
Kaji skala, frekuensi,likasi ( PQRST ).
P : yang menyebabkan nyeri bertambah atau berkurang
Q ; kualitas nyeri
R : region , lokasi dan peyebaran nyeri
T : waktu atau frekuensi nyeri.
Lakukan penekanan untuk mencegah penyebaran bisa atau
racun
Jaga luka agar tetap bersih, bersihkan juga luka sangat
kotor.
Lakukan perawatan luka
Anjurkan klien napas dalam dan relaksasi
Kolaborasi pemberian analgesic sesui indikasi

filegadarpoerbo 04/02/2020 73
 Dx keperawatan 2 : Resti tjd Infeksi menyeluruh b/ d proses
penyebaran racun

Tujuan : Infeksi yang lebih parah tidak terjadi


Kriteria hasil : Tanda tanda infeksi tidak muncul, TTV dalam
batas normal
Intervensi :
1. Pantau tanda tanda vital dan keadaan umum klien
R/ perubahab TTV dapat mengindikasikan terjadinya
keracunan
2. Hindarkan kontak luka dengan asam, yodium, dan benda
panas
R/ dapat mempercepat sirkulasi racun
Kolaborasi :
3. Berikan injeksi anastetik pada sekitar luka bukan pada luka
R/ menurunkan nyeri saat dilakukan insisi,injeksi pada luka
dapat mempercepat jalanya racun
4. Kolaborasi untuk dilakukan immobilisasi pada area gigitan
R/ untuk memperlambat persebaran pada racun.

filegadarpoerbo 04/02/2020 74
Diag. 3 : resiko pe↓ CO b/ d tidak adekuatnya peredaran darah
ke jaringan

Tujuan : Menangani penyebab, memperbaiki suplai darah ke


jaringan
Intervensi

1. Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat di


atasi(perdarahan luar)
R/: Mengurangi keparahan
2. Pasien dibaringkan kepala lebih rendah.
R/: Kepala lebih rendah supaya pasien tidak hilang kesadaran
3. Kaki di tinggikan dan di topang
R/: Meningkatkan suplai darah ke otak
4. Longgarkan pakaian yang ketat atau pakaian yang menghalangi
R/: Sirkulasi tidak terganggu
5. Periksa dan catat pernapasan nadi dan tingkat reaksi tiap 10
menit
R/: Mengetahui tingkat perkembangan pasien

filegadarpoerbo 04/02/2020 75
Diag 4 : gg kenyamanan (Rasa gatal, bengkak dan
bintik – bintik merah b/d proses inflamasi )

Tujuan : Mencegah peradangan akut


Intervensi
1. Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun
dan air untuk menghilangkan partikel yang
terkontaminasi oleh serangga (seperti nyamuk).
R/: Untuk menghindari terkont aminasi lebih lanjut
pada luka
2. Pasang verbanketat pada daerah di atas gigitan
R/: Mencegah tersebarnya racun ke seluruh tubuh
3. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin dan
serum Anti Bisa Ular (ABU) polivalen i.v dan disekitar
luka. ATS dan penisilin procain 900.000 IU
R/: Mencegah terjadinya infeksi

filegadarpoerbo 04/02/2020 76
 Diag 5 : Bersihan Jalan napas tidak efektif b/d reaksi
endotoksin

Intervensi
1. Auskultasi bunyi nafas
2. Pantau frekuensi pernapasan
3. Atur posisi klien dg nyaman & atur posisi kepala
lebih tinggi
4. Motivasi / Bantu klien latihan nafas dalam
5. Observasi warna kulit dan adanya sianosis
6. Kaji adanya distensi abdomen dan spasme otot
7. Batasi pengunjung klien
8. Pantau seri GDA
9. Bantu pengobatan pernapasan (fisioterapi dada)
10. Beri O2 sesuai indikasi (menggunakan ventilator)

filegadarpoerbo 04/02/2020 77
Insect Bite

filegadarpoerbo 04/02/2020 78
 Kelainan akibat gigitan atau tusukan
serangga yg disebabkan reaksi terhadap
toksin atau alergen yg dikeluarkan artropoda
penyerang.
 Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan
utk pertahanan. Gigitan serangga biasanya
utk melindungi sarang mereka.

filegadarpoerbo 04/02/2020 79
Gigitan/ sengatan lebah dibagi : 2 grup yaitu
Venomous (beracun) dan Non Venomous (tidak
beracun).
Yg beracun menyerang dg cara menyengat,
misalnya tawon atau lebah, ini merupakan suatu
mekanisme pertahanan diri yakni dg cara
menyuntikan racun atau bisa melalui alat
penyengatnya.
Yang tidak beracun menggigit dan menembus
kulit dan masuk mengisap darah, ini biasanya
yang menimbulkan rasa gatal.

filegadarpoerbo 04/02/2020 80
 Gigitan atau sengatan
→ kerusakan kecil pada kulit, (oleh respon imun
tubuh terhadap antigen yang dihasilkan
melalui gigitan atau sengatan serangga)
→ lewat gigitan “antigen” akan masuk→direspon
oleh sistem imun tubuh.( Racun dari serangga
mengandung zat-zat yang kompleks ). → Reaksi
thd antigen (melepaskan histamin, serotonin,
asam formic atau kinin) →Nekrosis jaringan luas
karena trauma endotel yang dimediasi oleh
pelepasan neutrofil. Spingomyelinase D adalah
toksin yang berperan dalam timbulnya reaksi
neutrofilik

filegadarpoerbo 04/02/2020 81
MANIFESTASI KLINIS
respon berbeda pada masing-masing individu,
reaksi lokal atau generalisata.
 Reaksi lokal : papular urtikaria, biasa disertai dg
rasa gatal, dan lesi berkelompok /menyebar pada
kulit. Pada awalnya, muncul perasaan yang
sangat gatal disekitar area gigitan dan kemudian
muncul papul-papul. Papul yang mengalami
ekskoriasi dapat muncul dan akan menjadi
prurigo nodularis. Vesikel dan bulla dapat
muncul yang dapat menyerupai pemphigoid
bullosa, Infeksi sekunder bermanifestasi sebagai
folikulitis, selulitis atau limfangitis.
 Pada orang yg sensitif, sengatan serangga
menimbulkan reaksi alergi /anafilaktik

filegadarpoerbo 04/02/2020 82
Terapi :
antihistamin oral seperti diphenyhidramin 25-50 mg.
Steroid topikal
Infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik topikal maupun
oral, dan dapat juga dikompres dengan larutan kalium
permanganat.

Jika terjadi reaksi berat dg gejala sistemik, lakukan pemasangan


tourniket proksimal dari tempat gigitan
Epinefrin 1 : 1000 dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB SC,diulang
sekali atau dua kali dalam interval 20 menit. Epinefrin dapat juga
diberikan intramuskuler jika syok lebih berat.
hipotensi : injeksi intravena 1 : 10.000 dapat dipertimbangkan.
Untuk gatal dapat diberikan injeksi antihistamin seperti
klorfeniramin 10 mg atau difenhidramin 50 mg.
Pasien dengan reaksi berat danjurkan untuk beristirahat dan
dapat diberikan kortikosteroid sistemik.

filegadarpoerbo 04/02/2020 83
filegadarpoerbo 04/02/2020 84
Pengertian
- Luka adalah suatu keadaan
ketidaksinambungan jaringan tubuh yg terjadi
akibat kekerasan (Mansjoer, 2000)
- Jejas gigit (Bite Mark) dapat berupa luka lecet
tekan berbentuk garis lengkung terputus-putus
hematoma atau luka robek dengan tepi rata, luka
gigitan umumnya masih baik strukturnya sampai
3 jam pasca trauma, setelah itu dapat beruba
bentuk akibat elastisitas kulit (Mansjoer,2000)
- Vulnus morsum merupakan luka yang tercabik-
cabik yang dapat berupa memar yg disebabkan
o/gigitan binatang atau manusia (Morison
J,2003)

filegadarpoerbo 04/02/2020 85
1. Gigitan Anjing, terdiri dari beberapa stadium :
- Stadium Prodromal
Pada stadium ini gejalanya tidak spesifik, nyeri kepala,
demam, diikuti anoreksia, mual muntah, malaise, kulit
hipersensitif, suara serak dan pembesaran kelenjar limfe
regional
- Masa Perangsangan Akut (Agitasi),
adanya kecemasan, berkeringat, gelisah oleh suara atau
cahaya terang, salivasi, insomnia, nervouseness, spasme
otot kerongkongan, tercekik, sukar menelan cairan atau
ludah, hidrofobia, kejang-kejang, kaku
- Masa Kelumpuhan,
kerusakan sel saraf, menjadi kebingungan, sering kejang-
kejang, inkontinensia urin, stupor, koma, kelumpuhan
otot-otot dan kematian.

filegadarpoerbo 04/02/2020 86
- Diagnosis Gigitan anjing pada manusia
ditegakkan dengan tes antibodi netraslisasi
rabies yang positif dan
- Diagnosis pada hewan ditegakkan dengan
pemeriksaan otak secara otopsi.
 Pada otopsi otak ditemukan badan
inklusivirus (Negri’s bodies) didalam sel saraf.

filegadarpoerbo 04/02/2020 87
Penatalaksanan dan Perawatan luka Gigitan
anjing :
1. Luka dibersihkan dg sabun dan air
berulang-ulang,
2. Irigasi dg larutan betadine, bila perlu
lakukan debridement,
3. Jangan melakukan anestesi infiltrasi local
tetapi anestesi dengan cara blok atau umum
4. Balut luka secara longgar dan observasi luka
2 kali sehari
5. Berikan ATS atau
6. Bila luka gigitan berat berikan suntikkan
infiltrasi serum anti rabies disekitar luka

filegadarpoerbo 04/02/2020 88
filegadarpoerbo 04/02/2020 89

Anda mungkin juga menyukai