Anda di halaman 1dari 11

HASIL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
 
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji
hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum Kimia ini.
 
Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada  Guru Kimia saya yaitu Bapak Agus yang telah
memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,
semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
 
Meskipun saya berharap isi dari laporan praktikum saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu
ada yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah
praktikum kimia ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan praktikum saya ini bermanfaat.
Surabaya, 28 Februari 2013
Penyusun
 
 
 
 
 
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………..…………………..…………….         i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..    ii
DAFTAR ISI …………………………………………………   iii
BAB I 
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………
1.2 Rumusan Masalah …………………………….
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………
Bab II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian …………………………………………….
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………..
3.2 Saran ………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………… iv
 
 
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah Garam telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas. Garam di dalam kimia Di dalam
kehidupan sehari-hari, garam dikenal sebagai bumbu masak yang memberi rasa asin pada masakan. Sementara
itu, di dalam konsep kimia, garam merupakan senyawa ion yang terbentuk dari penggabungan ion negatif sisa
asam dengan ion positif sisa basa. Karena merupakan gabungan dari ion-ion sisa asam dan sisa basa, maka
garam umumnya berbentuk larutan. Dalam konsep kimia, dikenal tiga jenis garam yaitu: 1. Garam yang bersifat
netral, berasal dari asam kuat dan basa kuat. 2. Garam yang bersifat asam, berasal dari asam kuat dan basa
lemah. 3. Garam yang bersifat basa, berasal dari asam lemah dan basa kuat. Selain itu, juga terdapat garam
yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Hidrolisis garam Berdasarkan reaksi hidrolisis, yaitu reaksi zat dengan air, garam-garam bila direaksikan dengan
air akan menghasilkan beberapa zat. Hidrolisis garam yang bersifat asam akan menghasilkan ion H3O+ yang
bersifat asam. Sementara hidrolisis garam yang bersifat basa akan menghasilkan ion OH- yang bersifat basa.
Hidrolisis garam netral tidak menghasilkan zat apapun. Garam dapur yang telah banyak dikenal juga merupakan
senyawa ion dengan rumus kimia NaCl. Bentuk padat garam ini diperoleh melalui proses kristalisasi. Garam ini
berasal dari asam kuat HCl dan basa kuat NaOH, sehingga termasuk garam netral. Karena hidrolisis garam
netral tidak menghasilkan zat apapun, maka garam ini (NaCl) bisa dikonsumsi karena tidak mengubah
keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
1.2 Rumusan Masalah

 Apa Pengertian Hidrolisis..?


 Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
 Bagaimana Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
 Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Kuat
 Bagaimana Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah

 
1.3 Tujuan

 memahami pengertian garam yang mengalami hidrolisis


 menentukan ciri-ciri garam yang dapat terhidrolisis
 menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah kuat
 menetunkan pH larutan garam yang berasal dari asan kuat dan basah lemah
 menetukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan asam kuat
 menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam dan basah lemah

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB II

PEMBAHASAN
Pengertian Hidrolisis
Hidrolisis berasal dari kata hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian, berarti hidrolisis garam adalah penguraian
garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya kembali.
Jadi ketika garam dilarutkan di dalam air, maka akan terjadi suatu reaksi kesetimbangan yang bersifat reversibel.
Serta menghasilkan suatu zat baru dan ion-ion bebas H+ dan OH-
 

1. 1. GARAM DARI ASAM KUAT DAN BASA KUAT

Larutan garam ini bersifat NETRAL. Sebagai contoh, reaksi netralisasi antara NaOH dan HCl menghasilkan
garam NaCl. Didalam air, NaCl terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan Cl-.
NaOH (aq) + Hcl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l)
basa asam netral
kuat kuat
NaCl (aq) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
ion Na+ berasal dari basa kuat dan ion Cl- juga berasal dari asam kuat, jadi kedua ion tersebut merupakan asam
dan basa Bronsted-Lowry lemah sehinga keduanya tidak bereaksi dalam air (tidak terhidrolisis). Oleh karena itu
larutan bersifat netral atau pH = 7.

1. 2. GARAM DARI ASAM KUAT DAN BASA LEMAH

Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah ini bersifat ASAM. Sebagai contoh adalah NH4Cl,
garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan didalam air terionisasi sempurna
menghasilkan ion NH4+ dan Cl-
NH3 (aq) + HCl (aq) → NH4Cl (aq)
basa lemah asam kuat asam
NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl- (aq)
ion Cl- berasal dari asam kuat, merupakan Bronsted-Lowry lemah sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak
mampu menarik ion H+), sedangkan ion NH4+ berasal dari basa lemah, jadi merupakan asam Bronsted-Lowry
kuat sehingga dapat bereaksi dengan air (terhidrolisis) atau memberikan ion H+ kepada air.
NH4+ (aq) + H2O (l) ↔ NH3 (aq) + H3O+ (l)
karena ion NH4+ dapat memberikan dapat memberikan ion H+ kepada air maka larutan menjadi bersifat ASAM
dan diketahui harga Ka (konstanta ionisasi asam) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10-10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, perhatikan contoh berikut ;
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO = 1,8 x 10-5, maka di dalam air garam NaCH3COO terionisasi
sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) → Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
karena koefisian NaCH3COO dan CH3COO- sama, maka [CH3COO- ] = [ NaCH3COO] = 0,1 M
ion CH3COO- mengalami hidrolisis sebagai berikut,
CH3COO- (aq) + H20 (l) ↔ CH3COOH- (aq) + OH (aq)
persamaan hidrolisisnya adalah sebagai berikut,
Kh = [ CH3COOH][OH-] / [CH3COO-]
 
 
 

1. 3. ASAM LEMAH DAN BASA KUAT

Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat ini bersifat BASA sebagai contoh adalah
NaCH3COO, garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NaOH dan CH3COOH dan didalam air
terionisasi sempurna menghasilkan ion Na+ dan CH3COO-.
NaOH (aq) + CH3COOH (aq) → NaCH3COO (aq) + H20 (l)
CH3COOH (aq) → Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
ion CH3COO- berasal dari asam lemah, jadi merupakan basa Bronsted-Lowry kuat sehingga dapat bereaksi
dengan air (terhidrolisis) atau menarik ion H+, sedangakan ion Na+ berasal dari basa kuat, jadi merupakan asam
Bronsted-LOwry lemah sehingga tidak dapat bereaksi dengan air (tidak dapat memberikan ion H+).
CH3COO- (aq) + H20 (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
karena ion CH3COO- dapat menarik/menerima ion H+ dari air dan membentuk ion OH-maka larutan menjadi
bersifat BASA dan diketahui harga Kb (konstanta ionisasi basa) dari kesetimbangan diatas adalah 5,6 x 10 -10.
Penentuan pH
untuk memahami penentuan pH garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, perhatikan contoh berikut,
jika diketahui 0,1 M NaCH3COO dan Ka CH3COO = 1,8 x 10 -5, maka
didalam air garam NaCH3COO terionisasi sempurna dengan persamaan reaksi berikut,
NaCH3COO (aq) Na+ (aq) + CH3COO- (aq)
karena koefisien NaCH3COO dan CH3COO- sama, maka [CH3COO-]=[ NaCH3C00]=0,1M,
CH3COO- (aq) + H2O (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH (aq)
persamaan tetapan hidrolisisnya adalah sebagai berikut ;
Kh = [CH3COOH][OH-]/[CH3COO-]
 

1. 4. ASAM LEMAH DAN BASA LEMAH

Konsep
Larutan garam yang berasal dari asam lemah ini dapat bersifat ASAM, BASA, atau NETRAL. Ini bergantung
pada kekuatan relatif asam atau basa dari garam yang terbentuk.
Untuk jenis garam ini baik kation maupun anion dapat bereaksi dalam air (terhidrolisis) maka garam ini dapat
dikatakan dapat mengalami hidrolisis total. Sebagai contoh : garam NH4CH3COO. Dalam air garam ini terionisasi
sempurna menjadi ion NH4+ dan CH3COO-. Baik ion NH4+ maupun ion CH3COO- berasal dari basa lemah dan
asam lemah sehingga kedua ion tersebut berturut-turut sebagai asam dan basa Bronsted-Lowry yang kuat dan
keduanya terhidrolisis.
NH4CH3COO (aq) → H4+ (aq) + CH3COO- (aq)
NH4+ (aq) + H2 (l) ↔ NH3 (aq) + H3+ (aq)
CH3COO- (aq) + H20 (l) ↔ CH3COOH (aq) + OH- (aq)
sifat larutan garam ini bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan, jika Ka <>3COO-)
akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa ; jika Ka > Kb, maka kation (NH4+) yang terhidrolisis
lebih banyak dan larutan bersifat asam. Sedangkan jika Ka = Kb, maka larutan akan bersifat netral.
Penentuan pH
untuk dapat menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, secara kuantitatif
sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrasi garamnya. pH yang tepat hanya dapat
ditentukan dengan cara pengukuran.
Namun pH larutan garam ini dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus
[H+] = Kw.Ka ; Kh = Kw
Kb Ka.Kb
Dasar Teori Hidrolisis Garam
Hidrolisis adalah reaksi peruraian suatu garam dalam air. Reaksi hidrolisis terjadi antara ion-ion garam (dalam
air) dengan air sehingga ion (+) dan ion (-) dari garam bereaksi dengan air membentuk asam dan basa asalnya.
Hidrolisis garam pada dasarnya merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry.
Pencampuran larutan asam dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Namun demikian, garam
dapat bersifat asam, basa maupun netral. Sifat garam bergantung pada jenis komponen asam dan basanya.
Garam dapat terbentuk dari asam kuat dengan basa kuat, asam lemah dengan basa kuat, asam kuat dengan
basa lemah, atau asam lemah dengan basa lemah. Jadi, sifat asam basa suatu garam dapat ditentukan dari
kekuatan asam dan basa penyusunnya. Sifat keasaman atau kebasaan garam ini disebabkan oleh sebagian
garam yang larut bereaksi dengan air. Proses larutnya sebagian garam bereaksi dengan air ini
disebut hidrolisis (hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian).
Ada dua macam hidrolisis
1. Hidrolisis parsial/sebagian
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada hidrolisis sebagian hanya salah
satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak)
2. Hidrolisis total
(jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah).
Beberapa jenis garam berdasarkan komponen asam basa pembentuknya
Catatan: Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dan bersifat netral.
Di dalam air garam ini mengalami ionisasi sempurna menjadi anion dan kation.
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit
kuat yang tidak terhidrolisis, sehingga larutan ini bersifat netral, pH larutan ini sama dengan 7.
Contoh
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi
menjadi H + dan Cl - . Masing-masing ion tidak bereaksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.
KCl (aq) → K + (aq) + Cl - (aq)
K + (aq) + H 2 O (l) →
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air.
Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl
akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl -sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian
membentuk NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation
NH 4+ berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3 (aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH4+) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium
(H 3O+) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O → B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini
mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3 COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan
terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat
terhidrolisis, sedangkan kation Na +berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) →
CH 3 COO - (aq) + H 2 O (l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH3COO-) merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH - yang
bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA + OH -
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik
kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral.
Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH4CN. HCN terionisasi
sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+
dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH 4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
– Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat
basa.
– jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan
bersifat asam.
– Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral.
GAMBAR
 
 
 
 
 
 
 
UJIAN PRAKTEK SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
MATA PELAJARAN    : KIMIA
KELAS/PROGRAM     : XII IPA 4
HARI/TANGGAL                   : RABU, 27-02-2013
WAKTU                        : 30 MENIT
 
G. REAKSI HIDROLISIS LARUTAN GARAM
I. Tujuan : Mengelompokkan larutan garam yang bersifat asam, basa                dan netral
II. Alat dan Bahan :

1. Pelat Tetes (1)


2. Pipet Tetes (1)
3. Kertas Lakmus Merah
4. Kertas Lakmus Biru
5. Larutan yang diuji sesuai tabel
III. Cara Kerja :

1. Letakkan sepotong kertas kecil kertas Lakmus Merah kedalam ke 6 cekungan pelat tetes.
2. Teteskan berturut-turut larutan 1,2,3 sampai 6 sesuai tabel kedalam cekungan pelat yang berisi kertas
Lakmus Merah.
3. Amati perubahan yang terjadi pada setiap kertas Lakmus Merah dan catat hasil pengamatan pada
kolom tabel yang tersedia.
4. Ulangi langkah kedua pada Lakmus Biru
5. Ulangi langkah ketiga, catat pada kolom tabel yang tersedia

IV. Tabel Pengamatan :


No. Cairan yang Perubahan Warna  
Diuji/diteskan Lakmus Merah Lakmus Biru Sifat
1 KCl Tetap Tetap Netral
2 NH4Cl Merah Merah Asam
3 CH3COONa Biru Biru Basa
4 Na2SO4 Tetap Tetap Netral
5 Pb(NO3)2 Merah Merah Asam
6 Na2CO3 Biru Biru Basa
 
V. Pertanyaan :

1. Larutan yang bersifat asam adalah …

Yaitu larutan garam yang berasal dari basa kuat/lemah atau asam kuat/lemah ?

1. Larutan garam yang mengalami Hidrolisis Anion adalah …


2. Tuliskan reaksi Hidrolisi larutan NH4Cl !

 
 
 
 
 
 
 
 
 
JAWAB !

1. Larutan yang bersifat asam dari praktikum diatas adalah NH4Cl dan Pb(NO3)2

Larutan Garam tersebut dari Asam kuat dan Basa lemah

1. Larutan yang mengalami hidrolisis anion adalah CH3COONa


2. Reaksi NH4Cl à

NH4Cl         NH4+4  + Cl-


NH4 + H2O        NH3 + H3O
Cl-  + H2O         tidak ada reaksI
Jadi, Hidrolisis parsial menghasilkan ion H3O+  sehingga bersifat asam
 
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM

HIDROLISIS GARAM
A.    Teori
Hidrolisis merupakan istilah untuk beraksinya suatu zat dengan air. Pada bagian ini,
akan dibahas hidrolisis larutan garam. Larutan garam ada yang bersifat netral, asam ataupun
basa. Sipat asam-basa suatu garam bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa
penyusunnya. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat dalam air tidak mengalami
hidrolisis dan larutannya bersifat netral, contoh garam jenis ini adalah NaCl, KCl, dan
Na2SO4. Dalam air, ion-ion garam tersebut tidak bereaksi satu sama lain. Contoh reaksi
ionisasinya:
NaCl → Na+ + Cl-
H2O  → H+ + OH-
Larutan tersebut bersifat netral karena konsentrasi ion H+ dan OH-sama. Garam yang
berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam larutan akan bersifat basa karena mengalami
hidrolisis sebagian. Contoh garam ini adalah CH3COONa dan KCN. Dalam air, ion negatif
dari garam akan bereaksi dengan ion H+ membentuk asam lemah sehingga kesetimbangan
terganggu. Contoh reaksi ionisasinya:
KCN  → K+ + CN-
CN + H2O → HCN + OH
Ion H+ bereaksi dengan ion CN- membentuk HCN, sedangkan K+tidak bereaksi
dengan OH- sebeb KOH basa kuat. Karena terjadi kelebihan ion OH-, menjadikan larutan
tersebut bersifat basa.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air akan bersifat asam
karena mengalami hidrolisis sebagian, contohnya adalah NH4Cl. Dalam air, NH4Cl akan
terionisasi dan ion NH4+ yang dihasilkan akan bereaksi dengan air, sedangkan ion Cl - tidak
akan bereaksi dengan air sebab berasal dari asam kuat. Reaksi ionisasinya adalah:
NH4Cl → NH4+ + Cl-
NH4+ + H2O → NH4OH + H+
Kelebihan ion H+ dalam larutan NH4Cl menyebabkan larutan bersifat asam.
Garam-garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, misalnya NH 4CN di
dalam air akan mengalami hidrolisis total. Reaksi yang terjadi adalah:
NH4CN → NH4+ + CN-
NH4+ + H2O → NH4OH + H+
CN + H2O → HCN + OH-
Banyaknya ion H+ dan ion OH- bergantung pada harga Ka dan Kbasam lemah dan basa
lemah pembentuknya.
B.     Alat dan Bahan

No
. Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Pelat Tetes 1
2 Pipet Tetes 4
3 Larutan NH4Cl  1M 10 mL
Larutan CH3COONa
4 1M 10 mL
5 Larutan Na2CO3 1M 10 mL
6 Larutan NaCl 1M 10 mL
C.     Cara Kerja
1.      Siapkan terlebih dahulu pelat tetes yang bersih dan larutan yang akan diuji, kemudian
teteskan larutan-larutan NaCl, Na2CO3,CH3COONa, dan NH4Cl masing-masing ke dalam
pelat tetes (setiap larutan ditempatkan dalam 2 lubang pada pelat tetes).
2.      Masukan ke dalam masing-masing larutan kertas lakmus biru. Perhatikan gambar berikut,

Apa yang terjadi setiap kertas lakmus merah dan biru? Bagaiman warnanya sekarang!

D.    Data Pengamatan
Isikan hasil pengamatan ke dalam tabel berikut ini!

Larutan
Garam Lakmus Merah Lakmus biru pH Sifat Larutan
NaCl Tetap Tetap =7 Netral
Na2CO3 Biru Tetap >7 Basa
CH3COONa Biru Tetap <7 Basa
NH4Cl Tetap Merah >7 Asam
E.     Pertanyaan dan Bahan Diskusi
1.      Larutan garam-garam manakah yang bersifat:
a.       Netral  :  NaCl
b.      Asam   : NH4Cl
c.       Basa    : Na2CO3, CH3COONa
2.      Tulislah rumus basa atau asam pembentuk garam-garam tersebut dan golongkan ke dalam
asam kuat dan basa kaut atau asam lemah dan basa lemah.

Basa Pembentuk Asam Pembentuk


Garam Rumus Golongan Rumus Golongan
NaCl NaoH 1 NaCl 1
Na2CO3 NaoH 1 Na2CO3 2
CH3COONa NaoH 1 CH3COOH 1
NH4Cl NaoH 1 HCl 3
3.      Buatlah kesimpulan dengan menghubungkan sifat larutan garam dalam air dan asam-basa
pembentuknya.
a.       Garam yang berasal dari basa kuat dan asam kuat larutannya dalam air bersifat netral
b.      Garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah larutannya dalam air bersifat basa
F.      Evaluasi Praktikum
1.      Larutan garam-garam berikut asam, netral, atau basa, jelaskan!
a.       (NH4)2 SO4
b.      NH4NO3
c.       Na2CO3
d.      K2SO4
2.      Tuliskan rekasi ionisasi untuk garam-garam pada soal nomor 1!
3.      Apakah sifat larutan (NH4)2 CO3 dalam air jika harga Ka kation 5,6 x 10-10 dan harga Kb anion
1,8 x 10-4?
4.       Tidak semua garam bersifat netral, mengapa demikian? Banyak sekali garam-garam yang
bersifat asam maupun basa yang digunakan dalam memperbaiki unsur harga dalam tanah atau
digunakan sebagai pupuk. Garam-garam apakah yang dugunakan sebagai pupuk untuk
memperbaiki tanah yang banyak mengandung kapur? Dan garam-garam apakah yang
digunakan pada tanah gambut?

Jawab:

1.         a.   (NH4)2 bersifat Asam,


b.      NH4NO3 bersifat Basa, karena Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam
larutan akan bersifat basa karena mengalami hidrolisis.
c.       Na2SO3 bersifat Basa, karena Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam
larutan akan bersifat basa karena mengalami hidrolisis.
d.      K2SO4 bersifat Netral, karena garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat dalam air
tidak mengalami hidrolisis dan larutannya bersipat netral.

2.      a. (NH4)2 SO4 → (NH4)2 SO4 + 2 H2O → 2 (NH4) OH + H2SO4


  b. NH4NO3 → NH4NO3 + H2O →  NH4 + H2NO4
  c. Na2CO3 → Na2CO3 + 2 H2O → 2NaOH + H2CO3
  d. K2SO4 → K2SO4 + H2O → K2O + H2SO4

3.       Diketahui:            pH= ½ (14 + pka - pkb)


                                                Ka kation = 5,6 x 10-10 = 56 x 10 -9
                                                Kb anion = 1,8 x 10-4 = 18 x 10 -3
                        Ditanyakan: sifat larutan ?
                    Jawab:                 pH= ½ (14 + pka - pkb)
                                                     = ½ (14 + 9 log 56 – 3 log 18)
                                                     = ½ (14 + 6 log 36)
                                                     = ½ (20 + log 36)
                                                     = 10 + log 18 = 11,25
                                    Jadi larutan tersebut bersifat basa karena pHnya >7.
           
4.         Karena sifat asam basa suatu garam bergantung pada kekuatan relatif asam basa
penyusunnya. Misalnya: garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat dalam air tidak
mengalami hidrolisis dan larutannya bersifat netral. Garam yang berasal dari asam lemah dan
basa kuat dalam larutan akan bersifat basa karena mengalami hidrolisis, sedangkan garam
yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air akan bersifat asam karena mengalami
hidrolisis sebagian.
Garam-garam yang dugunakan sebagai pupuk untuk memperbaiki tanah yang banyak
mengandung kapur adalah garam yang bersipat asam, sedangkan garam yang digunakan pada
tanah gambut adalah garam yang bersifat basa.

G.    Kesimpulan
           Garam dalam air akan terurai membentuk kation dan anion seperti dari asam basa
semulanya.
           Asam merupakan basa yang lemah akan terhidrolisis.
           Jika terjadi hidrolisis sempurna, sifat tergantung pada harga Kb atau Ka.
           pH kurang dari 7 mempunyai sifat asam.
           pH lebih dari 7 mempunyai sifat basa.
           Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian
(parsial).
           Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis sebagian
(parsial).
           Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah akan mengalami hidrolisis sempurna
(total).
           Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis.
           Garam bersifat basa karena dalam reaksi menghasilkan ion OH-.
           Garam bersifat asam karena dalam reaksi menghasilkan ion H+.

Lampiran

Keterangan:
A.  Lakmus yang ditetesi larutan
      NaCl.

B.  Lakmus yang ditetesi larutan


      Na2CO3.

C.  Lakmus yang ditetesi larutan


     CH3COONa.

D.  Lakmus yang ditetesi larutan


      NH4CL.
Diposkan oleh Jalu Prayoga di Rabu, Mei 23, 2012 

Anda mungkin juga menyukai