jumlah besar secara cepat kemudian diikuti dengan perilaku kompensatori seperti muntah, puasa atau olahraga secara berlebihan untuk mencegah bertambahnya berat badan. Individual tersebut memulai dengan memasukkan jari tangan atau barang ke dalam mulut atau minum laxative (obat pencahar). Faktor keturunan Jika salah satu anggota keluarga inti (orang tua atau saudara kandung) menderita atau memiliki riwayat bulimia, maka risiko seseorang untuk menderita kelainan yang sama akan meningkat. Faktor emosional dan psikologis Risiko terkena bulimia makin tinggi jika seseorang mengalami gangguan emosional dan psikologis, seperti depresi, rasa cemas, gangguan stres pascatrauma (PTSD). Faktor lingkungan sosial Bulimia dapat muncul akibat pengaruh tekanan dan kritik dari orang-orang sekitar mengenai kebiasaan makan, bentuk tubuh, atau berat badan. Faktor pekerjaan Beberapa jenis pekerjaan menuntut pekerjanya untuk tetap menjaga berat badan ideal, misalnya model atau atlet. Tuntutan ini dapat menyebabkan pekerja tersebut mengalami depresi atau bulimia Bulimia merupakan salah satu kelainan mental, penyebab bulimia belum diketahui secara biologis, para ahli meyakini ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan penyakit ini: - masalah keluarga - perilaku maladaptif - pertentangan identitas diri - budaya yang terlalu menitikberatkan kepada penampilan fisik. Masalah penampilan serta berat badan merupakan faktor utama yang penyebab bulimia pada seorang wanita. Seorang penderita bulimia biasanya mempunyai ketahanan mental yang kurang, kurang percaya diri dan memiliki masalah dengan berat badan dan ini yang membuatnya menjadi terobsesi dengan penurunan berat badan. Hal-hal seperti di atas juga bisa menjadi akibat bulimia yang mengerikan. Pengalaman mempunyai masalah dengan berat badan membuatnya selalu merasa gemuk. Hal ini mendorong diet yang tidak terkontrol, olahraga berlebih dan akhirnya menderita bulimia. Penelitian baru menunjukan bahwa kelainan mental ini juga disebabkan oleh proses kimiawi yang ada di dalam otak. Para ahli menduga bahwa kelainan neurotransmitter dalam otak, utamanya neurotransmitter serotonin merupakan pemicu terjadinya penyakit bulimia nervosa ini. Namun dugaan awal ini masih belum bisa dijelaskan secara spesifik karena kompleksnya penyakit.