Anda di halaman 1dari 47

Dasar-dasar K3

Lembaga Pengembangan Manajemen Indonesia


Outline Materi :

1. Pengenalan K3
2. Peraturan dan perundang-undangan K3
3. Manajemen Resiko
4. Teori kecelakaan
5. Alat Pelindung Diri
6. PAK dan Kesehatan Kerja
7. Keselamatan Kerja
8. Lingkungan kerja
 Pengenalan K3 - Sejarah K3
• Di mulai pada masa pemerintahan Hammurabi
• Bangsa babilonia kuno 2000 tahun sebelum masehi
• Prinsip yang diterapkan adalah berhubungan dengan “injuries”
dan biaya atas kerugian
• “Bila penglihatan seseorang menyebabkan cidera pada
penglihatan orang lain, maka penglihatan seseorang tersebut
adalah bagian dari cidera itu sendiri “
• LaDou, J. (1986). Introduction to Occupational safety and Health. Chicago:
National Safety Council, p.28.
 Pengenalan K3 - Sejarah K3
• Hippocrates (470 – 410 sebelum masehi)
• Bapak kedokteran dan orang pertama yang menekankan
pentingnya berolah raga dan diet
• Orang pertama yang melakukan observasi keracunan timbal
(Lead) yang terjadi pada penambang

• Plany the Elder ( 23 – 79 setelah masehi)


• Orang pertama yang membahas bahaya dari zat kimia “zinc
(seng)” dan “sulfur (belerang)”
• Orang yang pertamakali merekomendasikan penggunaan
pelindung pernafasan
 Pengenalan K3 - Sejarah K3
• Georgius Agricola (1494 – 1555)
• Orang pertamakali memperkenalkan teknik manajemen “shift
work” dan ergonomi
• Paracelsus (1493-1591)
• Orang yang pertamakali menjelaskan mekanisme racun hingga dijuluki
sebagai Bapak ilmu Racun (Father of Toxicology)
• Alice Hamilton
• Peletak dasar-dasar Higiene Industri
 Pengenalan K3 - Sejarah K3
• K3 di Indonesia dimulai pada abad ke – 17 ketika kolonial
Belanda memasuki tanah air
• Tahun 1853 – UU Ketel Uap pertamakali disahkan oleh
pemerintah kolonial Belanda
• Tahun 1907 – Peraturan tentang pengangkutan obat,
senjata, petasan, peluru, dan bahan-bahan mudah meledak
milik angkatan bersenjata Belanda yang diangkut oleh
kereta api
• Tahun 1927 – Peraturan tentang larangan mendirikan
perusahaan yang membahayakan
• Tahun 1940 – Peraturan tentang biaya pemeriksaan
keselamatan kerja
 Pengenalan K3 - Sejarah K3
• Tahun 1957 – Pemerintah RI membentuk lembaga
kesehatan dan keselamatan kerja
• Tahun 1970 – UU RI tentang K3 lahir
• Tahun 2003 – UU tentang Tenaga Kerja yang mendukung
pelaksanaan K3 bagi pengusaha lahir
 Peraturan dan perundang-undangan K3
• UUD 45 Pasal 28d ayat
• UU No. 14 Thaun 1969
UU No. 13 Tahun 2003
Undang – Undang
Undang – Undangan UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Tentang 11 Bab, 18 Psl
VR. 1910 Psl 18
Keselamatan Kerja
Ruang Lingkup
Psl 2 (1), (2) & (3)

Berlaku di Tempat Kerja


Psl 13
Pasal 1
Syarat-syarat
Psl 7 Pengurus Psl 2 Keselamatan Kerja
Dirktur 1(4) Psl 8 kewajiban Psl 3, Psl 4
Pgws
Pengusaha Psl 3
PP1(5) Psl 9
Psl 5
AK31(6) Psl 11
Psl 14
P2K3
Psl10 Psl 16

Tujuan
Pelanggaran Penerapan
Psl 15 Undang2
Psl 17
8
 Peraturan dan perundang-undangan K3
PPK/ Pengawasan Kondisi Perusahaan
Ahli K3 Obyek Khusus K2
Pengawasan

Hasil Pengawasan

Peraturan Perundang-
Dianalisa undangan K3
Standar &
Pedoman Dikaji
Bentuk-bentuk/
Dikaji/ Laporan Formulir tertentu
dianalisa Yg telah ditetapkan
Pengawasan
Oleh Menteri/ Pejabat
Nota Yg ditunjuk
Kajian/
Rekomendasi Pimpinan
Stastistik
Tujuan
Keputusan/Tindakan
• Aktivitas dan Kemampuan Trd Pengusaha/
• Pencegahan Kecelakaan & PAK Tempat Kerja
• Klasifikasi Kecelakaan & Sebab Akibat Masyarakat
• Masukan  Bahan Kebijakan
 Manajemen Resiko (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko

Tenaga Kerja

Bahaya Bahaya
Kesehatan Keselamatan
PROSES

Bahan / Material Peralatan

Bahaya Lingkungan
 Manajemen Resiko (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit mendadak,
 Fatal menahun, kanker dan dampak terhadap
 Assets  Damage masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd bahaya
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) tersembunyi
• Process • Titik berat pd kerusakan
• Exposure • Sepertinya kurang urgent
• Equipment, facilities, tools asset, fatality
• Work hours (laten)
• Working practices • Sepertinya urgen (bahaya
• PPE • Prinsip pendekatan
• Guarding mendadak)
• Pendidikan • Pengkajian kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
• Karir jab. Sesuai pendidikan • Utk memperkecil
• Karir lapangan + pelatihan • Pengkajian resiko
kepaparan
• Utk memperkecil resiko
 Manajemen Resiko (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
► SUATU KEADAAN YANG MEMUNGKINKAN ATAU DAPAT
MENIMBULKAN KERUGIAN BEBERAPA CEDERA, PENYAKIT,
KERUSAKAN ATAUPUN KEMAMPUAN MELAKSANAKAN
FUNGSI YANG DITETAPKAN
RINGKAS: HAZARD ADALAH SUATU
KONDISI YANG
BERPOTENSI UNTUK
Bahaya fisik
TERJADI
NYAKECELAKAAN /
KERUGIAN

Bahaya
Bahaya kimia
ergonomi
Bahaya /
Hazards

Bahaya
Bahaya biologi
psikologis
 Manajemen Resiko (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
PERSIAPAN
PERSIAPAN
Terdiri dari :
1. Ruang lingkup kegiatan :
IDENTIFIKASI BAHAYA a. Rutin / bukan rutin (cth : rancang
ulang, perbaikan)
b. Aktivitas oleh internal / eksternal
ANALISA RISIKO c. Fasilitas oleh internal / eksternal

AKIBAT KEMUNGKINAN 2. Personil yang terlibat

3. Standar dalam penentuan kriteria resiko


EVALUASI RISIKO
Penilaian Resiko 4. Prosedur dan dokumentasi terkait,
seperti :
PENGENDALIAN RISIKO a. Prosedur manajemen resiko dan
komunikasi
b. Daftar bahaya dan resiko
c. Form rencana / program
pengendalian
 Manajemen Resiko (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
IDENTIFIKASI BAHAYA
PERSIAPAN
Organisasi perlu menetapkan cara untuk
membantu proses identifikasi bahaya,
IDENTIFIKASI BAHAYA antara lain dengan cara :
1. Diskusi / Brain storming
2. Mereview catatan K3 organisasi :
ANALISA RISIKO a. Laporan kecelakaan kerja
b. Laporan bahaya
AKIBAT KEMUNGKINAN c. Hasil audit
3. Studi literatur
a. MSDS
EVALUASI RISIKO b. Statistik industri
Penilaian Resiko
4. Wawancara dengan pekerja
5. Inspeksi dan observasi tempat kerja
PENGENDALIAN RISIKO 6. Regulasi dan standar K3

Identifikasi Sumber Bahaya Dengan Mempertimbangkan :


1. Kondisi dan tindakan yang menimbulkan
potensi bahaya Hazard?
2. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja
3. Siapa yang berpotensi terkena sumber
bahaya Location
 Manajemen Resiko (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Metode Identifikasi Bahaya :

1. Sistem Monitoring / Checklist


2. Safety Review
3. Preleminary Hazard Analysis (PHA)
4. Hazard Operability Studies (HAZOPS)
5. Fault Tree Analysis (FTA)
6. Safety Inspection Pemilihan Metode Tergantung dari :
7. Human Error Analysis
1. Maksud & tujuan Identifikasi
8. Job Safety Analysis (JSA), dll
2. Kapan / pada tahapan apa
3. Informasi yang diperlukan
4. Kebutuhan tenaga kerja
5. Waktu dan biaya
 Teori Kecelakaan Kerja
(Model Penyebab Kerugian HW. Heinrich 1931)

Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor


Kekurangan Penyebab Penyebab Accident Kerugian
Manusia Manusia Manusia Manusia Manusia
Kontrol Dasar Langsung
& & & & &
- Faktor
Program -Faktor
Faktor Faktor
- Tindakan -Faktor
Kontak - Faktor
Manusia
Pekerjaan
tidak sesuai Pekerjaan
Manusia / Pekerjaan
tidak aman / Pekerjaan
dengan energi Pekerjaan
- Peralatan
- Standart Pribadi tidak standar / bahan - Material
tidak sesuai - Lingkungan
- Kepatuhan - Faktor Kerja - Kondisi tidak
terhadap aman / tidak
standar standar

Pre-Contact Contact Post Contact


 Teori Kecelakaan Kerja
Penyebab Faktor Manusia

Overload Inappropriate Inappropriate


Response Activities
•Environmental
Factors (noise, •Detecting a
•Performing tasks
distractions hazard but not
without the
correcting it
•Internal Factors requisite training
(personal problems, •Removing
•Misjudging the
emotional stress) safeguards from
degree of risk
machines and
•Situational Factors involved with a
equipment
(unclear instructions, given task
risk level) •Ignoring safety
 Teori Kecelakaan Kerja
Petersen’s Accident/Incident Theory

Overload Ergonomic Traps Decision to Err


•Pressure •Misjudgment of
•Incompatible
•Fatigue workstation (i.e. the risk
•Motivation size, force, reach, •Unconscious
feel) desire to err
•Drugs
•Incompatible •Logical decision
•Alcohol expectations based on the
•Worry situation

Human Error
Systems Failure
Policy Inspection Accident
Responsibility Correction
Training Standards Injury/Damage
 Teori Kecelakaan Kerja
Epidemiological Theory

Predisposition Situational
Characteristics Characteristics
•Risk assessment by
•Susceptibility of people individuals
•Perceptions •Peer pressure
•Environmental factors •Priorities of the
supervisor
•Attitude

Can cause or prevent


accident conditions
 Teori Kecelakaan Kerja

Systems Theory Model

Machine Person Task to be


Collect Weigh risks
Make
performed
information decision
Environment

Interaction
 Pengenalan Alat Pelindung Diri (APD)
 Pengenalan Alat Pelindung Diri (APD)
 Helmet
 Standar : ANSI Z89.1-1986
 Tipe Helm :
 Helm tipe 1 - mengurangi daya tumbuk benda yang jatuhnya dari sisi
atas kepala
 Helm tipe 2 – memberikan perlindungan dari daya tumbuk sisi atas dan
daya gores dari sisi samping helm
 Klas Helm
 Class G (old A) – General : Tested to withstand 2200 volts
 Class E (old B) – Electrical : Tested to withstand 20,000 volts
 Class C (old C) – Conductive : No electrical protection
 Pengenalan Alat Pelindung Diri (APD)
 Pelindung Mata (spectales and goggles)
 Standar : ANSI Z87.1-1989
Karyawan di wajibkan menggunakan pelindung mata untuk
menghindari :
 Debu
 Serpihan besi
 Uap bahan-bahan kimia
• FORSubtitles
EXAMPLE…
&
 Radiasi cahaya
Transitions
 Pengenalan Alat Pelindung Diri (APD)
 Pelindung kaki (safety shoes)
Setiap karyawan wajib menggunakan pelindung kaki dengan
tujuan untuk menghindari :
 Benda yang terjatuh atau berguling
 Benda tajam
 Paparan dari bahaya sengatan arus listrik
 Pelindung kaki harus mengikuti standar : ANSI Z41-1991
 PAK dan Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja
Persyaratan :
1. Pengurus melakukan pemeriksaan awal, berkala, dan khusu
2. Harus ada dokumen rencana pemeriksaan kesehatan
3. Hasil pemeriksaan paling lambat 2 bulan dikirim ke disnaker
setempat
4. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dilaporkan 2 x 24 jam ke disnaker
setempat
5. Dokter perusahaan harus bersertifikat Hyperkers dari disnaker
setempat
6. Harus selalu tersedia kotak P3K berjumlah dan berisi cukup serta
tanda
 PAK dan Kesehatan Kerja
Definisi
Penyakit akibat kerja – Occupational Disease:
“Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau
asosiasi kuat dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri
dari satu agen penyebab yang sudah diakui”
 PAK dan Kesehatan Kerja

• Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan – Work Related


Disease:
“Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana
faktor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor
risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai
etiologi yang kompleks”
 PAK dan Kesehatan Kerja
Faktor – faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja
1. Faktor Fisik  Bising, Suhui Tinggi
2. Faktor Kimia  Terhirup, Tertelan
3. Faktor Biologi  Mikroorganisme
4. Faktor Ergonomi  Posisi/cara kerja yang salah
5. Faktor Psikologi  Monoton dan Job Description
 PAK dan Kesehatan Kerja
Penyebab Penyakit akibat kerja:

• Golongan fisik:
• Bising, Radiasi, Suhu
ekstrem, Tekanan
udara, Vibrasi,
Penerangan

• Golongan Kimiawi:
• Semua bahan kimia
dalam bentuk debu, uap
, gas, larutan, kabut
 PAK dan Kesehatan Kerja

• Golongan biologik:
• Bakteri, virus, jamur dll.
• Golongan Fisiologik/ergonomik:
• Desin tempat kerja, beban kerja
• Golongan Psikososial:
• Stress psikis, monotoni kerja,
tuntutan pekerjaan dll

Di negara maju faktor fisik, biologi dan kimiawi sudah


dapat dikendalikan – sehingga golongan fisiologik
dan psikososial yang menjadi penyebab utama
 PAK dan Kesehatan Kerja
Kriteria umum Penyakit Akibat Kerja (PAK)

• Adanya hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit


• Adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit pada populasi
pekerja lebih tinggi daripada pada masyarakat umum

• Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di


tempat kerja
 Keselamatan Kerja

K3 Pesawat Uap

Yang termasuk adalah :


1. Ketel Upa
2. Pemanas Air
3. Pengering Uap
4. Bejana Uap
 Keselamatan Kerja
K3 Pesawat Uap
Yang diawasi adalah :
1. Proses pembuatan (design, mulai dibuat, pemeriksaan dengan
X-Ray, Uji Hidrostatic)
2. Prosedur perakitan
3. Prosedur pemakaian
4. Prosedur Reparasi
5. Prosedur Mutas
6. Prosedur penelitian bahan
 Keselamatan Kerja
K3 Bejana Tekan
Adalah :
Bejana selain pesawat uap yang didalamnya terdapat
tekanan yang melebihi dari tekanan udara luar, dan
dipakai untuk menampung gas atau fluid

Yang termasuk
1. Storage gas • Diperiksa 5 tahun sekali
2. Tabung gas • Harus ada sertifikat asli
3. Pesawat pendingin bahannya
 Keselamatan Kerja
K3 Listrik
Bertujuan untuk :
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai fungsinya
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik :
• Bahaya sentuh langsung
• Bahaya sentuh tak langsung
• Bahaya Kebakaran
 Keselamatan Kerja
K3 Listrik

Sebab Bahaya pada Listrik :


1. Bahaya sentuh langsung, dapat diatasi dengan :
 Proteksi pada bagian aktif
 Proteksi dengan penghalang / selungkup
 Proteksi dengan rintangan
 Proteksi dengan penempatan diluar jangkauan

2. Bahaya sentuh tak langsung


 Keselamatan Kerja
K3 Mekanik
Sumber bahaya :
1. Pesawat Tenaga dan Produksi : Penggerak mula, mesin
perkakas, mesin produksi, dapur/tanur
2. Pesawat alat angkat dan angkut : Peralatan angkat, pita
transport, pesawat angkutan diatas landasan dan permukaan,
alat angkutan jalan riil
3. Operator
 Keselamatan Kerja
K3 Mekanik

Potensi Bahaya: Insiden yang dpata ditimbulkan:


 Bagian bergerak  Terjungkit/terguling
 Bagian yang mempunyai peran  Terjepit/terpotong
 Bagian yang menanggung beban  Peledakan/kebakaran
 Gas buang dan suhu tinggi  Tertimpa/tertimbun
 Kebisingan dan debu  Roboh
 Kemampuan/ketrampilan  PAK
 Keselamatan Kerja
K3 Mekanik
Ruang Lingkup :
1. Penggolongan / kualifikasi operator
2. Syarat-syarat operator tiap kelas
3. Sertifikasi Operator
4. Kewenangan operator
5. Kewajiban operator
6. Sanksi
 Keselamatan Kerja
K3 Mekanik
A. Kualifikasi Operator:
1. Operator kelas 1  > 50 Ton
2. Operator kelas 2  > 25 Ton
3. Operator kelas 3  < 25 Ton

B. Kualifikasi Operator:
1. Operator kelas 1
2. Operator kelas 2 Permen 01/1989
3. Operator kelas 3
 Keselamatan Kerja
K3 Mekanik
C. Sertifikasi Operator:
 Sertifikasi diterbitkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk
 Lisensi sesuai kelas (berlaku 5 tahun dan dapat diperpanjang)
 Sertfikasi / Lisensi dapat dicabut bila operator dinilai tidak
berkemampuan lagi

D. Kewenangan Operator
E. Kewajiban Operator Permen 01/1989
F. vSanksi
 Kurungan maks. 3 bulan atau
denda maksimal Rp. 100.000
LingkunganKerja
Lingkungan Kerja

Latar Belakang :
 Potensi bahaya lingkungan kerja dapat mengakibatkan
kecelakaan / PAK
 Faktor fisika di tempat kerja, faktor kimia, faktor biologi,
psikologi dan fisiologi dapat menyebabkan PAK
 Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja
Obyek Pengawasan :

Lingkungan Kerja : Identifikasi dan evaluasi faktor lingkungan yang


memberikan dampak pada kesehatan kerja
Higiene : Bagian dari kesehatan kerja yang mempelajari tentang
identifikasi evaluasi dan pengendalian berbagai risiko kesehatan
dalam lingkungan kerja, terutama yang bersifat kimiawi-fisik
 Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja
Obyek Pengawasan :

Alat Pelindung Diri : Suatu alat yang mempunyai kemampuan


untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan yang fungsinya
mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja

Sanitasi : Usaha kesehatan masyarakat lingkungan industri dengan


mengadakan pencegahan penyebaran penyakit menular atau
gangguan kesehatan tenaga kerja
 Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja
Obyek Pengawasan :

Limbah indutri : Buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan


tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak
mempunyai nilai ekonomis
 Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja
Ruang Lingkup :
1. Faktor fisika
2. Faktor kimia
3. Ergonomi
4. Kebersihan tempat kerja termasuk sanitasi
5. Penerangan / pencahayaan
6. Penanganan Bahan Kimia
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai