Sifat fikokoloid yang dapat membentuk gel dan menghasilkan larutan kental
digunakan dalam pengolahan pangan untuk menghasilkan sifat pangan yang
diinginkan. Tiga jenis fikokoloid yang telah ditemukan yaitu agar, alginat, dan
karagenan. Di samping itu, polisakarida seperti Carboxyl Methyl Cellulose (CMC) dan
gelatin juga dapat memberikan sifat pengental dan pembentuk gel. Meskipun agar,
alginat, karegenan, CMC, dan alginat sama-sama dapat memberikan sifat pengental
dan membentuk gel, namun terdapat perbedaan karakteristik dari kelima senyawa
tersebut, antara lain komposisi kimia, proses pembentukan gel, proses ekstraksi,
dan sifat-sifat lain yang membedakan kelima jenis polisakarida tersebut.
Topik Tugas Khusus dalam laporan Praktek Kerja Lapang ini yaitu mengenai
perbedaan kharakteristik agar dengan alginat, karagenan, CMC, dan gelatin. Topik
tugas khusus tersebut memiliki relevansi dengan Praktek Kerja Lapang yang
dilakukan di PT. Srigunting yang bergerak di bidang produksi tepung agar-agar.
Dengan mengetahui perbedaan kharakteristik tersebut, diharapkan dapat dipilih
dan digunakan perlakuan proses yang sesuai untuk mengolah rumput laut menjadi
tepung agar yang memiliki sifat yang diinginkan dalam pengolahan pangan yaitu
pengental, pembentuk gel, dan penstabil.
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Air bersih 15000 L Pencucian 3x (10 -15 menit) Air cucian NaOH
Pemanasan 30 menit
Penyaringan Ampas
Pembekuan
25-37˚C, 16 jam
Penghancuran
Pengepresan I
(dengan batu beton)
Pengepresan II
(dengan Hydrolic Press, 125 kgf, 12 jam) Air
Pengeringan
(Sinar matahari 6-8 jam atau oven 70-80˚C, 6-8 jam)
Agar-agar kertas
Serpihan agar-agar
kertas
Tepung agar-agar
Penanganan Bahan Baku
Bahan baku : rumput laut Gracilaria sp.
bentuk kering
berkualitas baik kadar air 12% - 18%
masa tanam 25 – 35 hari
Sumber daerah Palopo (Sulawesi Selatan), Bekasi,
dan Pasuruan.
Kualitas Rumput laut dari Palopo lebih baik
daripada rumput laut dari Bekasi dan Pasuruan
(lokal).
Penggunaan :
100% RL Palopo
Palopo : Lokal = 60 : 40
Perendaman NaOH
rumput laut dicuci terlebih dahulu dengan air bersih sebanyak
5000L dalam tangki pemasakan
perendaman dengan larutan NaOH 48% (196 kg NaOH +
408.33 L air bersih)
dipanaskan dengan suhu 100˚C selama 45 menit dan diaduk.
dibiarkan dingin dalam suhu ruang selama 1 jam.
Tujuan untuk mengelupas kulit ari rumput laut dan
menghilangkan kotoran yang masih tersisa dari proses
pencucian sebelumnya
dicuci dengan air sebanyak tiga kali pencucian
Perendaman Kaporit (Pemucatan)
Larutan kaporit 7 kg kaporit bubuk (60%) ke dalam
1100 L air bersih
pengadukan beberapa kali sampai kaporit tercampur
rata
didiamkan 40 menit
Pencucian 1 kali
menghilangkan bau kaporit yang tajam
Tujuan perendaman kaporit:
◦ memucatkan warna rumput laut (hitam kemerahan putih
bening)
◦ mematikan binatang kecil dan bakteri yang menyebabkan rumput
laut menjadi berlendir dan menimbulkan bau yang kurang sedap
Perendaman Asam (H2SO4)
Larutan asam 20 kg H2SO4 98% + 1000 L air bersih
diaduk 2-3 kali untuk meratakan larutan asam
selama 10-20 menit
Pencucian sebanyak 3 kali
◦ untuk menghilangkan asam, H2SO4 asam kuat yang berbahaya
◦ apabila tidak dicuci kadar asam rendah mengganggu proses
produksi berikutnya rumput laut menjadi terlalu hancur bahkan
dapat menjadi bubur
Tujuan perendaman asam:
◦ memecah dinding sel rumput laut dapat diperoleh ekstrak agar dari
rumput laut
◦ menghancurkan dan melarutkan kotoran
◦ menetralkan pH rumput laut menjadi pH 6-7
Pemasakan (Ekstraksi)
dengan 5000 L air bersih
1 jam
suhu steam 100˚C
menghasilkan :
◦ ekstrak agar
◦ dinding sel rumput laut yang hancur
◦ garam-garam mineral dan bahan-bahan selain agar-agar
ditambahkan filter aid (dekalit) 2.5 – 3.5 sak dengan berat satu sak 20 kg
pemanasan 30 menit
suhu steam 100˚C
Penambahan filter aid mempermudah proses penyaringan pada filter
press karena hasil ekstraksi rumput laut mempunyai viskositas yang tinggi
Penyaringan (Filtrasi)
penyaringan hasil ekstraksi dengan alat filter press
yang menggunakan kain belacu sebagai media
penyaring memisahkan ampas dan filtrat agar
Filtrat agar dialirkan ke cooling bed untuk
didinginkan dan dipadatkan
Ampas
dinding sel rumput laut yang hancur, garam-garam
mineral, dan bahan selain agar-agar
diolah menjadi pupuk, pakan ternak, dll.
Penampungan dan Pendinginan
filtrat agar hasil penyaringan dialirkan dengan
pompa ke dalam bak penampungan (cooling bed)
Cooling bed mixer, blower, dan keran air
dibekukan pada suhu ruang (25-37˚C), 16 jam
blower mempercepat pembekuan
agar-agar dialiri dengan sedikit air sebelum
didorong ke arah mixer mempermudah
pergerakan agar-agar menuju tempat mixer.
Penghancuran
Agar-agar yang telah membeku
dihancurkan agar-agar berbentuk
butiran.
mixer 1400 rpm
Pembungkusan
Butiran agar-agar dibungkus kain katun
(140 cm x 140 cm)
sebanyak satu timba (±10 liter)
ke atas kain pada kotak stainless steel (72 x
60 x 25 cm)
sampai mencapai delapan kotak
Lubang-lubang kecil di sisi kotak jalan
keluarnya air rembesan agar-agar
Pengepresan
pengepresan I
◦ batu beton
◦ memberi beban dua batu beton seberat 300 kg di atas tumpukan kotak
stainless steel
◦ delapan kotak dua kotak
pengepresan II
◦ hydrolic press
◦ mengurangi kadar air dari pengepresan I
◦ Hasil lembaran agar-agar yang siap untuk dikeringkan
Pengepresan bertahap
agar air dapat keluar dari bungkusan agar secara perlahan
dan lembaran agar yang didapatkan tidak rusak atau hancur
meringankan kerja hydrolic press.
Pengeringan
2 metode :
1. Pengeringan sinar matahari
2. Pengeringan oven
Hasil agar-agar kering dan siap giling
Pengeringan sinar matahari :
◦ meletakkan lembaran agar-agar pada tiang-tiang bambu
◦ lima lembar agar untuk setiap bambunya
◦ disusun pada rak miring
◦ dijemur di bawah sinar matahari langsung, 6 jam
◦ lebih kering dan keras
kelemahan peluang terkena kontaminasi dari
lingkungan sekitar
Pengeringan (cont.)
Pengeringan oven :
cuaca mendung atau hujan.
6 – 8 jam, 70 – 80˚C, tekanan 2 – 4 kPa
Lembaran agar-agar lebih terlihat gelap (gosong)
pengaruh pada warna tepung hasil
penggilingan
lebih lunak dan kadar airnya masih tinggi
lebih bersifat higienis
Penggilingan
Lembaran agar-agar kering disortir
mesin penggiling (crusher) chip
mesin penggiling kedua tepung agar-
agar diayak (mesh 0,4 mm)
Tepung agar-agar : 12% dari massa bahan
baku awal
Peralatan
Ketel Uap (Steam Boiler)
Softener Unit
Tangki Pemasakan
Filter Press
Cooling Bed
Blender
Batu Pengepres
Hydraulic Press
Alat Pengeringan
Crusher
Mesin Penggiling Tepung
Mesin Pencampur Tepung
Pengendalian Mutu
Tepung agar-agar yang memenuhi syarat Gel
Strength (GS) 800-1000.
Prinsip kerja alat pengukur GS ≈ penetrometer
larutan agar-agar 15% ( 9gram tepung agar-agar dalam
700 ml air) direbus15 menit dipadatkan dalam
suhu ruang,16-18 jam diletakkan di bawah bandul
alat pengukur GS bandul yang telah diberi beban
ditekankan pada gel agar-agar sampai gel agar-agar
pecah
berat beban yaitu 500 gr, 200 gr, dan 100 gr
Nilai GS : berat beban yang dapat membuat gel agar-
agar pecah (g cm-2)
BAB IV TUGAS KHUSUS
PERBEDAAN AGAR DENGAN
ALGINAT, KARAGENAN, CMC,
DAN GELATIN
AGAR vs. ALGINAT
Agar Alginat
Ganggang Merah : Hypnea, Gracilaria dan Ganggang coklat (Phaeophyceae):
Gelidium Macrocystis pyrifera, Laminaria,
Ascophyllum, dan Sargassum
Struktur Molekul Struktur Molekul
β-D-manuronat (M) dengan epimernya pada C5
D-galaktosa dan 3,6-anhidro-L-galaktosa
asam α-L-guluronat (G)
AGAR vs. ALGINAT
Pembentukan Gel
Agar Alginat
Suhu rendah Suhu ruang
tidak perlu komponen lain atau Perlu ion kalsium
ion stabil terhadap panas
Tidak cocok pada pH asam (<4) Dapat terbentuk pada pH asam
Bersifat reversible Gel asam dan kalsium
pada konsentrasi sangat rendah thermoirreversible
(≤0,2%) Gel thermoreversible kondisi
asam (pH < 4,0, biasanya 3,4)
dengan menggunakan kombinasi
alginat dan pektin dengan gugus
metoksil tinggi (high methoxyl
pectin)
AGAR vs. ALGINAT
Ekstraksi
Agar Alginat
Iota Karagenan
Agar vs. Karagenan
Karagenan
Lambda Karagenan
Agar Karagenan
Suhu rendah Kappa dan iota karagenan : suhu 40 -
70˚C
tidak perlu komponen lain atau Perlu ion kalium dan kalsium
ion
Kappa karagenan ion kalium
Tidak cocok pada pH asam (<4)
Iota karagenan ion kalsium
Bersifat reversible
lambda karagenan tidak membentuk
pada konsentrasi sangat rendah gel
(≤0,2%)
stabil pada suhu ruang tetapi
Sineresis tinggi
Leleh : memanaskan pada suhu 5-
10˚C diatas suhu pembentukan gel
Reversible
Sineresis rendah (terutama lambda
karagenan)
AGAR vs. KARAGENAN
Ekstraksi
Agar Karagenan
rumput laut perendaman Rumput laut penambahan
soda pencucian alkali mendegradasi
pemucatan pencucian selulosa penjernihan dan
perendaman asam pemekatan pengendapan
(pelembutan) pencucian karagenan
pemasakan penyaringan
filtrat agar pemadatan
pengepresan pengeringan
penggilingan tepung
agar-agar
AGAR vs. KARAGENAN
Sifat-sifat fisik-kimia
Agar Karagenan
Kadar sulfat < karagenan tidak Kadar sulfat >agar bereaksi dengan
menunjukkan adanya sinergi dengan protein
protein Seluruh karagenan bersifat larut dalam air
suhu 25°C air dingin : tidak larut panas
air panas : larut Kecuali lambda, hanya bentuk garam
suhu 32-39°C : padat natrium dari iota dan kappa karagenan
larut dalam air dingin
60-97°C : mencair (konsentrasi 1,5 %)
pH netral dan alkali stabil
keadaan kering agar-agar sangat stabil
suhu tinggi & ph rendah agar-agar
pH asam terhidrolisa
terdegradasi Kandungan ester 20-50%
Viskositas agar-agar suhu 45°C, ph 4,5-9, Tidak dapat dihidrolisa oleh enzim
konsentrasi larutan 1% = 2-10 cp agarose dari bakteri Pseudomnas
kandungan ester rendah 5% atlanticum
dapat dihidrolisa oleh enzim agarose dari
bakteri Pseudomnas atlanticum
Agar vs. CMC
Agar CMC
Ganggang Merah : Hypnea, Gracilaria dan Selulosa dari tanaman hijau (algae dan
Gelidium oomycetes)
Struktur Molekul Struktur Molekul
D-galaktosa dan 3,6-anhidro-L-galaktosa β-D glukosa dan β-D-glukopiranosa 2-O-
(karboksilmetil)-garam monosodium yang terikat